Semangkuk Indomie dan Suaramu #CeritadanRasaIndomie

2
3
Deskripsi

Gista yang sudah lama menyukai kakak kelasnya Alex, hanya bisa menyalurkan perasaan nya lewat pesan di radio dimana Alex bekerja sebagai penyiarnya, akahkah suatu hari Alex mengetahui perasaan Gista yang sebenarnya?

          Aku terus menerus menoleh ke arah jarum jam, waktu menunjukan pukul 18.30, dengan segera aku meniriskan Indomie yang sedang ku rebus, ku aduk dengan bumbu yang sudah ku siapkan di mangkok, lalu aku bergegas pergi ke kamar dan menyetel radio di saluran 95.00 FM, belum terdengar suaranya menyapa di radio, santai akupun sambil menyeruput Indomie goreng, tak lama suaranya yang khas mulai terdengar menyapa para pendengar di radio yang sering disebut sobat fama itu, sesekali dia membacakan dan mengomentari isi pesan dari para pendengar di radio, “Hallo kak Alex, saya belakangan ini suka sakit kepala itu kenapa ya?“ Isi pesan salah satu sobat fama yang dia bacakan, “Yaudah kak kalau emang suka lanjutin aja.” Jawabnya asal. Tanpa sadar akupun mulai tersenyum sendiri mendengar celotehannya. Ajaib memang, orang yang dulu aku benci kini dengan mendengar suaranya saja aku bisa tersenyum salah tingkah. Jangan salah paham, dia bukan kekasihku, dia adalah kakak kelasku di sekolah. Tak terasa 3 jam sudah aku mendengarkannya bercerita di radio ditemani dengan semangkok Indomie, tak tau mengapa Indomie yang ku makan menjadi sangat nikmat saat sambil mendengar suaranya. Ku taruh mangkok di dapur dan bergegas tidur, tak sabar untuk bertemu dengannya esok hari.

          Pintu pagar sekolah hampir saja tertutup, untung Pak satpam memperbolehkan aku masuk, “Cepet neng Gista, itu udah pada ngumpul dilapangan.” Kata Pak satpam menyuruhku cepat, “Iyaa makasih pak.” Kataku sambil menundukan kepala saat melewatinya. Akupun menyimpan tasku dipinggir lapangan sekolah dan buru-buru berbaris dibarisan kelasku, “Hayoloh telat muluu, pasti begadang dengerin kak Alex siaran kan?” Tanya Winda sahabatku, “Iyaa donggg, gak boleh terlewat” Jawabku tersenyum malu, “Itu dia Win” Kataku memberi tau Winda sambil menunjuk ke arahnya yang jauh di barisan sana, “Jutek” Lanjutku, “Bukannya kamu naksir dia karna dia jutek kan? Ya udah, nikmatin deh tuh pemandangan muka juteknya.” Balas Winda terkekeh, “Bukan!! Bukan karna itu” Balasku sambil memalingkan wajahku dari arah Winda, ”Iyaa tau, aku masih inget kok karna kak Alex yang pakein kamu syal dan pin waktu pelantikan PMR kan?” Aku diam tak menggubris perkataan Winda, “Oh iya, nanti habis pulang sekolah kita kumpul PMR dulu Gis.” Kata Winda memberi tau, “Ah masaaa Win, kata siapa? Yes, bisa ngeliat ka Alex.” Kata ku bersemangat. “Ka Alex udah kelas 3 kali, udah jarang ikut ekskul.” Balas Winda mengecilkan hatiku, “Tapi kadang dia masih suka ikutan tau.” Kataku penuh harap, “Pokonya pas pulang sekolah kumpul dulu aja, lagian percuma juga ada ka Alex, baru aja ka Alex mendekat, kamu nya udah kabur duluan.” Kata Winda protes, “Hehehe” Akupun hanya tersenyum mengiyakan.

          Bel sekolah berbunyi menandakan jam mata pelajaran telah usai, aku dan Winda buru-buru keluar dari kelas dan menuju lapangan tempat berkumpul, saat kami sampai, hanya ada beberapa orang saja yang tengah berdiri dilapangan, aku pun melihat ke sekeliling untuk mencari keberadaannya, mataku tertuju kepada seorang lelaki yang sedang berjalan menuju ke arah kami bersama dengan seorang temannya, akupun langsung membalikan badanku ke arah Winda, “Winnn, dia kumpul PMR dong Oh My God.” Kataku salah tingkah namun Winda menahanku agar tetap berada disisi nya, saat aku akan kabur ke kamar mandi tiba-tiba terdengar suara lelaki memanggilku, “Gistaaa” Katanya berteriak dari pinggir lapangan, akupun menoleh dan serentak teman-temannya teriak menimpali, “Cieee Dito mau ngajak Gista pulang bareng nih.” Akupun sontak melihat sekelilingku, semua mata tertuju padaku, refleks mataku tertuju kepadanya, iyaa ka Alex, dia sedang melihatku sambil berjalan dengan wajah juteknya, sesekali dia juga melihat ke arah suara geng ka Dito yang sedang menggodaku. “Ihh mau ka Dito apa sih Win, teriak-teriak mulu, gak di kantin, gak pulang sekolah.” Keluhku kesal, “Udah yang sabar Gis, dia gak akan berhenti sebelum kamu terima cintanya.” Balas Winda sambil mengelus-elus pundakku. Malu, kutundukan pandanganku dan tak mengeluarkan sepatah katapun, tak lama ku lihat sepasang sepatu berada tepat dihadapanku, lalu ku luruskan pandangan mataku, ternyata ka Alex kini berdiri tepat dihadapanku, dia menatapku tanpa ekpresi, tanpa sepatah katapun lalu dia memalingkan wajahnya dan duduk dipinggir lapangan sambil sesekali matanya masih memandangku tanpa ekpresi, “Ihh apaan sih maksudnya ngeliatin kaya gitu.” Tanyaku heran, “Kayanya dia juga naksir kamu deh Gis, tapi kamunya setiap ada dia kabur mulu.” Balas Winda asal, “Ihhh sotoy, mana ada jutek gitu naksir.”Kataku, “Ih sumpah ya dia kalau di radio ramah banget Win, tapi kalau aslinya jutek.” Lanjutku sambil berbisik.

          Sesampainya di rumah akupun mandi dan sholat maghrib, masih dengan mood ku yang hancur karna sikapnya tadi, aku pergi ke dapur dan bersiap memasak Indomie rasa soto, ku lihat sekarang sudah pukul 18.45, 15 menit lagi dia akan siaran di radio, namun karena sikapnya tadi aku jadi malas untuk mendengar suaranya, akupun menyeruput Indomie sambil berjalan ke kamar memikirkan apakah hari ini aku akan mendengar suaranya atau tidak, namun tanganku tetap menyalakan radio dan ku dengar suaranya sudah memulai siaran, “Buat yang mau curhat, request lagu atau kirim salam bisa langsung aja chat ke nomer 08xxx, kita siap bacakan dan kasih solusi buat kamu-kamu semua.” Aku yang selama ini hanya menjadi pendengar setianya pun kini inisiatif untuk meminta lagu dan kirim salam, ”Hallo ka, namaku Disty” Pesanku dibacakan dengan nama samaran, “Hallo Disty” Balasnya dengan suara yang riang, tak terasa kini senyum hadir lagi di bibirku meski masih agak sedikit kesal dengannya, “Request lagu agnes mo dong yang judulnya rindu, kirim salamnya buat kakak kelas aku yang udah buat aku kesel hari ini.” Ucapnya membacakan pesanku, “Buat kakak kelasnya Disty, semoga aja lagi denger yaa” Komentarnya atas pesanku, akupun berteriak di kamar “Iyaaa, ELU kakak kelasnya dodol.” Kataku kesal, diapun melanjutkan membaca pesanku “Padahal aku suka sama kakak kelasku itu, tapi dia jutek dan galak banget, kadang dia baik tapi kadang kaya reog.” Lanjutnya sambil tertawa membaca pesanku, “Ko bisa berubah-ubah gitu yaa, mungkin waktu kecil dia aqiqah pakai domba hago kali, saran saya sih kakak kelas kaya gitu mestinya kamu give away aja Disty.” Jawabnya asal, “Okedeh buat Disty biar gak bete lagi, kita puterin aja yaa lagu nya, enjoy”, mendengar lagu diputar dan pesanku yang dia baca meski jawabnya asal membuat mood ku membaik, akupun terlelap dengan ditemani suaranya.

          Pagi ini terasa sangat dingin, kabut menyelimuti sekolahku, mungkin karena aku terlalu pagi datang ke sekolah. Aku berjalan menuju ruang kelasku, terdengar sayup-sayup suara lagu agnes monica – rindu, ku hampiri dimana suara itu berasal, ku lihat seorang lelaki tengah duduk didepan kelas sambil memegang handphone, “Kak Alex?” Kataku menyapanya, dia tersenyum ramah kepadaku, lalu berkata, “Disty?”.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan