Then I See You Again PART 1-2

2
0
Deskripsi

"then i see you again. i can feel butterfly on my stomach fly high, feel my feet want to knee front of you and ask you to stay in my rest of my life."

Anatasia July sangat menyukai Jessa Wijaya, kakak kelasnya di bangku SMA. Gadis itu menaruh rasa diam-diam. Bahkan dari. 3 sahabatnya hanya 1 orang yang ia percaya untuk mengetahui perasaannya terhadap Jessa.

3 tahun sudah dia memendam perasaannya yang dia bawa sampai bangku perguruan tinggi. Meski tidak satu  fakultas Anastasia berhasil masuk...

Part 1

Wajib vote sebelum membaca!!Jangan lupa comment tanggapan kamu tentang part ini!Happy reading😘

Besok pagi jadwal keberangkatan aku dan 3 sahabatku. Berangkat kemana? Jawabnya ke bandung. Meski tidak di terima di satu kampus yang sama, kami berhasil masuk di kampus yang berada dalam satu kota yang sama.

"Gak sabar banget besok ke bandung"

Saat ini aku sedang melakukan sambungan telpon WhatsApp dengan Aurel, British, dan shevina tiga sahabatku semasa putih abu-abu. Nampaknya shevina tidak sabar atas keberangkatan kami besok. Bukan tanpa alasan, di antara kami ber empat shevina paling menantikan bisa ngekost dan hidup mandiri.

"Gue malah ngerasa deg degan. Kenapa ya?" Aku menyahuti shevina sambil membenahi posisi tidurku.

"Gak sabar ketemu mas crush kali." Jawab jahil Aurel

"Aduh siapa sih sebenernya mas crush Ana? Masa aurel aja yang di kasih tau." Shevina bersungut mendengar candaan yang Aurel berikan padaku. Bukan karena tidak mau memberi tahu, tapi Aurel pun tidak sengaja memergoki aku saat sedang melihat potret yang aku ambil secara diam-diam selama ini. Di tambah lagi aku masih belum siap mengungkapkan siap laki-laki itu.

"Main rahasiaan aja terus sampek mampus." British yang ikut kesal karena merasa ada hal yang di sembunyikan dari persahabatan mereka pun akhirnya bersuara.

" Bukan gitu guys, Aurel aja enggak sengaja memergoki gue lihatin hasil jepretan diem-diem gue."

"Oh gue tau! Tapi gue lupa namanya siap. Kakak kelas kita kan? Gue pernah lihat pas mau kirim foto gue di galeri hp lo." British bak mendapatkan jackpot berseru semangat sambil berusaha menajamkan ingatannya.

"Ah apaan udah gue hapus semua, lo lihat artis korea gue paling. Udah sana tidur. Besok kita berangkat jam 10, sebelum jam itu harus udah kumpul di rumah Shevina. Jangan telat kita belum bersihin kamar kos juga." Berusaha tetap tenang, Anastasia mengalihkan pembicaraan dengan se-natural mungkin.

"Oke jam 10 ya, gue tidur dulu guys besok bantuin bunda bikin ayam ungkep biar selama di kos tinggal goreng aja hehe." Aurel mulai pamit, di susul dengan shevina dan British.

"Gue juga deh besok juga mau bantu mamsky masak, sleep tight bby."

"Najis, sleep tight juga guys."

"Yaa bye bye guys"

'tuttt'

"hufttt hampir aja." Anastasia bernapas lega saat sambungan telp mati. Semuanya gara-gara Aurel mengungkit tentang seseorang yang selama ini dia kagumi secara diam-diam.

Anastasia pun tidak menyangka bawa dia mampu menyukai seseorang dalam diam selama 3 tahun lamanya. Seulas senyuman terukir di bibir manisnya. Besok dia akan berangkat ke bandung. Disana dia akan mulai bertemu kembali dengan orang yang sudah ia kagumi selama 3 tahun belakangan ini. Anastasia harap dia memiliki kesempatan bisa dekat dengan Jessa Wijaya, seorang yang telah mencuri perhatian dan hatinya selama ini.

••••

Sudah terhitung 3 hari aku dan sahabatku tinggal di bandung, sengaja kami datang lebih awal demi penyesuaian diri dengan kota kembang. Saat ini aku dan sahabatku sedang menyusuri jalan perumahan, kami berencana sarapan bubur yang terkenal di depan komplek perumahan rumah kos kami.

"Itu bukan stand-nya?"

"Iya rel yang itu, cepet buruan pesen."

Aurel dan British berlari menuju stand jualan bubur ketika melihat 4 motor yang di kendarai 4 laki laki mengambil posisi parkir, katanya biar tidak antri.

"Pak bubur komplit 4, sambelnya boleh ambil sendiri kan pak?"

"Iya neng, sambel, kecap, sama sate telor puyuh dan usus ada di sana, nanti ambil sendiri."

"Makasih pak, kami duduk di sana ya."

Setelah British dan Aurel bertransaksi, kami memutuskan duduk di bangku panjang di bawah pohon rindang. Samar aku dengar 4 laki-laki yang tadi parkiran mulai memesan. Ada satu suara yang aku rindukan di antara suara yang saling bersautan. Belum sempat aku menolehkan kepalaku, laki-laki pemilik suara berat yang memenuhi kepalaku duduk tepat di sampingku. Bagaimana bisa aku tidak menyadari keberadaannya padahal aku melihat jaket yang tidak asing itu.

"Eh, kak Jessa?"

"Hm, sorry apa kita kenal?"

"Aa sorry kak, aku adik kelas kakak di SMA Bina Husada."

"Ohh gitu, lo lanjut kuliah di sini?"

"Iya kak, di Neo Citra Teknologi."

"Jadi adek tingkat gue dong. Wah, selamat diterima di Universitas NCT."

"Hahaha makasih kak."

Percakapan kecil yang berkesan untukku, dia Jessa kakak kelasku semasa SMA sekaligus laki-laki yang aku panggil mas crush. Aku tidak pernah menyangka akan bertemu dengan dia secepat ini. Ada perasaan menggelitik di perutku, rasanya bahagia ketika suara itu kembali menyapa indra pendengaran ku. Aku berharap ini merupakan awal yang indah untukku dan juga kisah cintaku.

Saking berbunganya hatiku, aku sampai hanya mampu tersenyum lebar kepada shevina juga British yang menanyakan tentang siapa lelaki yang baru saja aku ajak bicara, berbeda dengan Aurel yang sudah paham.

'Gue Jelasin nanti.' ku gerakkan bibir ku tanpa suara agar mereka berhenti menendang kaki ku.

Pagi itu rasa bubur ayam hangat yang aku makan di samping kak Jessa terasa lebih nikmat dari bubur manapun yang pernah aku makan, entah karena memang bubur itu legendaris, atau karena aku memakannya di samping seseorang yang aku sukai.

••••

Hari ospek Yang berat, dari mulai hari Senin hingga hari Sabtu aku lalui dengan lancar, sesekali aku mencuri kesempatan agar dapat berpapasan dengan kak Jessa. Tidak sulit untuk menemukannya, karena selama ospek rute tempat kak Jessa berada adalah kelas Garuda tempat dia membimbing, ruang BEM yang tidak jauh dari Toilet dekat kelasku berada, dan di gazebo yang di namai 'Taman Ulung' biasa di gunakan untuk dia dan teman-temannya merokok.

Sesekali aku menyapanya, kami bahkan pernah berbicara panjang mengenai kabar sekolah kami yang dulu, bagaimana keadaannya, apakah ada guru yang sudah pensiun, apakah guru 'A' masih suka berperilaku menyebalkan.

Sore ini, di hari minggu adalah acara terakhir ospek di kampusku, malam keakraban namanya atau lebih sering di sebut makrab. Kegiatan yang bertujuan agar mahasiswa baru dapat berkenalan dengan teman-teman satu angkatannya. Ngomong ngomong tentang makrab, sepertinya aku telat bangun sampai sampai sahabatku menggedor pintu kamar kos milikku dengan kekuatan penuh seperti akan menjebolnya.

Tok tok tok!

"Wah gila Anastasia bangun!" British, Aurel, dan Shevina berusaha membangunkan aku yang tadinya ijin tidur satu jam sebelum kami menghadiri makrab. Meski kami bukan satu kampus namun kebetulan yang sangat tak terduga, yaitu tanggal di adakan makrab kami bersamaan.

Shevina menggedor pintu kamar kosku lebih kencang lagi. "Anastasia kalau lo gak bangun kita biarin lo ngulang ospek tahun depan karena enggak ikut makrab."

Dan bak di sambar gledek aku terlonjak bangun, teringat bahwa aku harus segera siap untuk menghadiri makrab.

Dengan segera aku buka kunci pintu kamar, dan meminta maaf kepada mereka sambil memandang dengan muka bantal setengah shock akibat bangun dengan terkejut.

"Sorry banget gue kayak kesirep tidurnya. Masuk aja. Gue mau mandi dulu."

Setelah mempersilahkan mereka masuk aku segera mengambil baju ganti dan masuk kedalam kamar mandi yang ada di dalam kamar kos. Sebisa mungkin melakukan ritual mandi lengkap dengan cepat, termasuk keramas dan luluran. Aku ingin tampil cantik dimata kak Jessa walaupun aku tidak bisa berdandan terlalu menor.

Kemarin setelah mengobrol dengan Kak Jessa aku sedikit berfikir, apakah setelah ini aku bisa bertemu dengan pemuda itu tapi sepertinya aku memang beruntung karena Jessa mengambil jurusan teknik informatika yang gedung Fakultasnya ternyata bersebelahan dengan gedung Fakultas milikku. Bahkan menurut kating pembimbing kelasku, ada satu kantin yang dipakai bersama dengan anak teknik. Ada kemungkinan aku bisa berjumpa dengan kak Jessa disana.

Setelah 32 menit berlalu aku keluar dari kamar mandi dan mendapati sahabatku itu sedang rebahan sambil memantau hp mereka masing-masing.

Setelah mengeringkan rambut dengan hair dryer, aku membuka percakapan dengan mereka.

"Kalian enggak telatkan, Acara di kampus kalian jam berapa?"

"gue jam 6, British sama shevina jam 5 sore. Ya kan guys?"

"Huum betul. Cepetan dandannya."

Aku mengangguk sambil memoles make up tipis. Di biarkan make up finishku terlihat dewy, agar kesannya tidak menggunakan bedak di wajahku. Setelah selesai, kami segera memesan grab pada ponsel masing-masing dan berpisah di depan gerbang kos.

•••

Saat ini Anastasia telah sampai di gerbang kampus tempat dia akan mengikuti kegiatan Makrab bersama mahasiswa baru lainnya. Di ujung sana dapat gadis itu lihat Jessa dengan dua temannya sedang duduk di pinggir taman. Nampak beberapa mahasiswa menanyakan lokasi berkumpul tempat kegiatan makrab. Anastasia memikirkan apakah dia harus mengambil kesempatan ini agar dia bisa sedikit berbicara dengan Jessa? Saking sibuk dengan pikirannya Anastasia tidak sadar jika dia telah melangkahkan kaki hingga kini berada di depan 3 mahasiswa yang menatap Anastasia bingung.

Anastasia menunduk, kakinya beberapa kali ragu-ragu memberi gesture ingin menghampiri tiga mahasiswa tersebut tapi seperti takut dan dia urungkan. Tiga mahasiswa yang melihat gerak gerik Anastasia terkekeh kecil.

"Bukannya itu adek kelas SMA lo Jes?"

"Kekeke iya, mau apa tu anak?"

"Mau tanya malu kali. Gemes banget adek kita."

"Adek mata lo, ntar lo embat lagi."

Dua laki-laki di hadapan Jessa nampak gemas dengan perilaku Anastasia namun tetap tidak bergeming. Mereka memutuskan menonton Anastasia beserta rasa bimbangannya. Hingga akhirnya salah satu di antaranya bersuara karena merasa Anastasia akan tersesat jika gadis itu memutuskan untuk tidak jadi bertanya karena rasa keraguan dalam dirinya.

"Eh lo maba, sini!"

"Hah? Eh, aku kak?"

Anastasia terlonjak kala mendengar suara dari seseorang, di lihatnya sekeliling hanya ada dia dan 3 kakak tingkatnya. Anastasia juga terkejut karena yang memanggil ternyata Jessa dan posisinya saat ini sudah didekat 3 laki-laki yang merupakan seniornya, padahal tadi dia masih ada jauh di gerbang.

"Iya lo, sini."

Anastasia mendekat perlahan dan dengan perasaan ragu. Namun anehnya di wajah gadis itu menampakkan wajah ketakutan, diantara semua gadis yang bertanya pada mereka hanya wajah Anastasia yang tidak wajar. Bagaimana tidak, Jessa, Sean, dan Dimas yang saat ini ada dihadapan gadis itu adalah 3 orang tampan yang sangat di kagumi di kampus mereka. Dan dari tadi maba yang menanyakan lokasi makrab menatap mereka dengan kagum, berbinar, ataupun salting. Tapi Anastasia malah melihat 3 pemuda itu seolah yang ada di hadapannya itu hantu.

Tanpa 3 pemuda itu sadari, Anastasia menahan mulas di perutnya karena Jessa menatapnya tajam, biasanya dia dan Jessa bisa mengobrol santai. Namun tetap ada saat-saat dimana Jessa mengeluarkan aura menakutkan Khas panitia ospek lainnya.

"Mau tanya lokasi makrab? Gak usah takut-takut kita enggak ada yang gigit. Lo lurus aja di lorong sampek ketemu kantin nanti belok kiri, jalan aja lurus sampai lihat lapangan rame orang. Tempatnya disana. Heran perasaan arahan yang di kasih udah jelas kenapa masih banyak yang bingung."

Makin takut Ana, ketika mendengar kekesalan Jessa kepada mahasiswa yang lainnya termasuk Ana bertanya mengenai lokasi makrab. Jessa memberi tahu Anastasia sambil menatap gelagat Anastasia kesal, gadis itu tidak bisa menatapnya lama. Sesekali dia menunduk dengan tatapan ketakutan. Jessa jadi berfikir, mereka kan sudah beberapa kali berinteraksi dengan santai, tapi kenapa Anastasia tetap terlihat takut dan nampak ragu jika di dekatnya. Apakah benar kalau rupanya itu menakutkan?

"Heh udah jelas apa belum? Kalau ada yang bicara di tatap dong. Masa nunduk terus, ngomong sama sepatu gue lo?" Agak tersulut emosi Jessa meraih dagu Anastasia untuk bisa menatap matanya.

"Lihat! Emang gue nyeremin?"

Ana gelagapan mendapat perlakuan dan pertanyaan dari Jessa, "enggak kak! Kakak ganteng kok." Ahh rasanya gadis itu ingin mengubur dirinya ke inti bumi.

"Pfft, kalau gue ganteng gak dek? Kenalin gue Dimas." Dengan usaha menahan tawa gemas. Dimas menggoda Anastasia yang wajahnya memerah. Sedangkan Jessa sendiri langsung melepas dagu Anastasia, dia sedikit salah tingkah karena di puji dengan tegas di depan mukanya langsung. Ini pertama kalinya bagi Jessa, meskipun banyak gadis yang menyukai dirinya.

"Udah deh mending kita sekalian kelapangan aja. Bentar lagi acara dimulai." Sean memutus tindakan jahil Dimas kepada Adik tingkat mereka. Sean melangkah terlebih dahulu menuju lapangan yang di susul Jessa dan Dimas lalu Anastasia belakang mereka. Sekilas Jessa melirik ke belakang, bibirnya tersenyum tipis saat menatap Ana.

•••

Acara makrab berlangsung dengan seru dan lancar, hampir di penghujung acara ada persembahan musik dari beberapa band kampus, dan beberapa persembahan pentas seni dari UKM Universitas Neo Citra Teknologi. Anastasia sangat menikmati acara yang telah di susun panitia ospek. Gadis itu juga sudah memiliki beberapa teman baru, ada Prisa, Juan, Matthew, Ara, dan Melani.

Di tengah persembahan yang di berikan band kampus, Anastasia ingin ke toilet namun sepertinya teman-temannya sedang sibuk menikmati suguhan pertunjukan. Anastasia jadi memutuskan untuk ke toilet sendirian. Dari kejauhan Jessa menyadari ada satu adik tingkatnya yang berjalan menjauhi kerumunan, dia sedikit berlari menyusul gadis yang setengah berlari juga menuju ke toilet. Menyadari arah gadis itu melangkah, Jessa menunggu adik tingkatnya agak jauh dari lokasi toilet, agar dia tidak di kira mesum. Dia hanya melakukan tugas sebagai panitia memastikan tidak ada mahasiswa baru yang tersesat di kampus pada malam hari.

Setelah buang air kecil Anastasia keluar dari toilet tanpa melihat sekitar. Namun saat dekat dengan Jessa gadis itu di buat terkejut dengan suara Jessa yang mendadak memasuki indra pendengarannya.

"Lain kali minta antar panitia, kan di peraturan udah di kasih tau di larang mencar dari kerumunan tanpa ijin panitia." Jelas Jessa panjang lebar

"Astaga kak kaget banget!" Anastasia yang kaget berbicara dengan nada mengomeli Jessa. Gadis itu mengelus dadanya untuk menetralkan detak jantungnya. Namun sayang gagal saat menyadari yang berbicara tadi adalah Jessa.

"Lu ngomelin gue?" Jessa menatap Anastasia tidak percaya.

"Enggak kak, aku cuma kaget. Sorry banget keceplosan." Anastasia menatap Jessa memelas.

"Yaudah ayo balik kelapangan." Tapi baru empat langkat, Jessa tiba tiba berbalik untuk memastikan suatu hal, naas nya Anastasia sedang menunduk sambil merutuki kebodohannya. Alhasil gadis itu menubruk dada Jessa.

Aroma perfume Jessa menggoda indra penciuman Ana. Tanpa sadar Anastasia dengan polos mengendus aroma perfume Jessa, membuat pemuda itu terkejut dan reflek mundur beberapa langkah. Anastasia yang sadar dengan kelakuannya barusan langsung menatap Jessa sambil melotot. "Astaga kak aku.. aku gak maksud, aku minta maaf kak. Aku beneran gak maksud, aku bukan cewek mesum kok kak." Gadis itu panik, takut image-nya di mata Jessa adalah gadis mesum.

"Ck! Lo.. jangan kayak gitu kecowok lain. Lo bukan anak SMA lagi dan yang tadi itu bahaya." Sebenarnya Jessa masih terkejut dengan tingkah gadis dihadapannya. Tapi di lihat dari gelagat panik Anastasia, sepertinya gadis itu sungguhan tidak sengaja.

Jessa melanjutkan jalannya sambil mengajukan pertanyaan yang tertunda. "Nanti pulang sama siapa?" Anastasia melotot mendengarnya,

"Naik ojol kak, kenapa kakak mau ngasih tumpangan ke aku?"

"Ternyata lo punya sisi yang kayak gini ya. jangan geer, gue cuma nanya." Setelahnya Jessa berjalan lebih cepat meninggalkan Anastasia, membuat gadis di belakangnya harus berlari kecil untuk menyusul pemuda itu.

"Aduh kak! Tungguin."

Entah ada apa dengan hari ini, semua reflek yang keluar entah dari mulutnya atau tindakan lain, rasanya sangat memalukan bagi Ana.

Entah ada apa dengan hari ini, semua reflek yang keluar entah dari mulutnya atau tindakan lain, rasanya sangat memalukan bagi Ana

Part 2
 

Wajib vote sebelum membaca!!Jangan lupa comment tanggapan kamu tentang part ini!Happy reading😘


"Makasih kak tumpangannya, hati-hati di jalan." Ana mundur beberapa langkah dan melambaikan tangan pada Jessa. Ya pada akhirnya, setelah acara selesai Jessa menyuruhnya menunggu sebentar untuk membantu panitia yang lain closing lalu bergegas mengantarkan pulang gadis itu.

"Perasaan gue belum pamit ke lo deh."

"Ada apa kak, ada yang mau kakak obrolin?"

Jessa menggeleng, lalu menyodorkan ponselnya. "Isi nomor hp lo cepet."

"Hah, buat apa?"

"Bawel, cepet isi aja nomor hp lo."

Dengan wajah kebingunan di ketiknya nomor hp sekaligus whatsapp gadis itu di posel Jessa.

"Nih udah kak."

"Oke kalau gitu gue cabut, cepet masuk sana."
"Oh ya, kalau ketemu gue jangan takut lagi."

"Ee iya kak. Hati-hati, aku masuk duluan ya."

Setelah memastikan Anastasia hilang di balik gerbang rumah kosnya, Jessa langsung menyalakan mesin motor dan menjalankan kendaraannya.

••••

Anastasia memasuki pintu rumah kos dengan senyum cerah, kakinya melangkah menuju kulkas untuk mengambil air putih dingin.

"Baru pulang lo? Susah gak cari ojolnya?" Ana terkejut karena suara dari Aurel menyapa.

"Kaget anjir!"

"Hahaha, maaf guys. Marah-marah aja. Gimana cari ojol tadi susah gak?"

"Gue gak naik ojol rel, lo pasti gak percaya kalau gue ceritain."

"Hmm mencurigakan. Ada apa nih?"

"Gue di anterin kak Jessa."

"HAH KOK BISA?!"

"anjir kecilin suara lo, ini udah malam tolol, penghuni kos lain pada tidur."

"Aduh, habis gue kaget. Sorry banget, sorry. Selamat tidur gue gak ganggu." Dengan muka tidak enak Aurel membuat gerakan seolah meminta maaf pada penghuni di balik setiap pintu kamar yang tertutup.

"Semenjak ketemu di tukang bubur depan kompleks, kak Jessa sama gue sesekali ngobrol rel, kebetulan kak Jessa panitia ospek. Sebenernya gue takut, habis gue pernah lihat dia ngehukum anak telat. Galak banget, tapi tetep ganteng hehehe."

"Kebiasaan deh menyimpang dari pembicaraan."

"Eh, hehehe sorry bestie. Jadi.. tadi gue gak ijin ke kamar mandi, tapi di peraturan makrab harus ijin kalau mau mencar dari kerumunan. Ketauan tuh sama kak Jessa terus di omelin."

"Lah terus kok bisa pulang bareng?"

"Kayaknya karena ngerasa bersalah deh makanya dia ngajak pulang bareng. Btw, jangan bilang ke British sama Shevina dulu ya Rel."

"Ohh gitu, ck! Lagian lo mau sampek kapan sih sembunyiin soal kak Jessa dari mereka. Dari ketemu di bubur ayam mereka juga tanya mulu kan. Lo jangan gitu dong Ana, nanti mereka merasa gak di anggap."

"Iya iya, nanti gue cerita ke mereka."

"Yaudah yok tidur, besok ngampus hari pertama."

"Aduh males banget takut dosen gue galak rel."

"Itu mah derita lo."

Kami menaiki tangga di iringi ketawa ejekan Aurel, sesampainya di depan kamar masing masing kami berpamitan untuk beristirahat di dalam.

••••

Ting!

Setelah selesai berdandan tipis Anastasia mendengar ponselnya berbunyi, saat gadis itu buka ternyata pesan whatsapp dari nomor tak di kenal, siapa ya pagi-pagi gini. Ternyata Jessa yang mengirimkan Ana pesan, mimpi apa gadis itu bisa bertukar pesan dengan kakak kelas yang dia sukai selama 3 tahun.

+6281xxxxxxxxxxxxx

"Gue baru sampai, cuma
Mau ngabarin aja sih. good night
ana."
"Semalem lo udah tidur ya? Cepet
bangun kalau lo gak mau telat."
"Seriously, lo belum bangun juga?"

"Astaga kak, sorry aku baru buka
hp."                                                     
"Aku udah bangun kok kak, udah
mandi Juga."                                    

"Akhirnya jawab, mau berangkat
Bareng gue gak?"

"Enggak usah kak ngerepotin, aku
naik ojol aja."                                   

"Enggak ngerepotin, searah soalnya."

"Beneran kak gak usah, aku udah
pesen ojol. Kasian abangnya."      
     
 

"Yaudah kalau gitu, Hati-hati."

"Aaa mama, adek di tawarin berangkat bareng sama kak Jessa"

Anastasia melompat ke kasur dan berguling guling saking bahagianya. Ini lebih dari yang dia bayangkan. Tapi kebahagiannya harus terhenti karena ponsel gadis itu berbunyi disebabkan telp dari tukang ojek pesanannya.

Di hari Senin, hari pertama dimana kegiatan padat perkuliahan Anastasia dimulai, tidak mampu membuat kusut suasana hati Ana. Gadis itu berpamitan dengan sahabatnya sebelum berangkat.

"Morning British cantik. Gue berangkat dulu ya."

"Morning Shevina cutie. Gue berangkat dulu ya."

"Morning Aurel manis, Gue berangkat dulu ya."

Anastasia menuruni tangga dengan riang setelah menyapa dan berpamitan dengan ketiganya, meninggalkan teman-temannya melongok kan kepalanya, menengok kepergian Anastasia melalui jendela dan pintu. Mereka kebingungan karena merasa aura yang di pancarkan oleh Anastasia pagi hari ini sangat menyilaukan. .

"Kenapa si Ana?" British yang cengoh mengeluarkan suara, merasa heran dengan tingkah Anastasia.

"Gak tau deh, kesambet masa?"

Ana meninggalkan British dan Shevina dalam kebingungan sedangkan Aurel diam-diam mencibir.

'dasar, sombong banget yang hubungannya lancar.' yah anggap saja gadis itu iri dan ikut senang dengan perkembangan kisah cinta temannya.
 

••••
 

Mata kuliah pertama dan kedua Anastasia sangat menyenangkan. dosen yang mengampu dasar dasar manajemen dan PPKN bukanlah dosen killer seperti bayangannya. Hari ini dia dengan teman-teman yang berkenalan dengannya saat makrab memutuskan untuk berkumpul di kantin tempat anak Teknik dan manajemen gunakan bersama, minus Ara karena gadis itu masih ada satu mata kuliah lagi.

"Hai cewek-cewek." Juan dan Matthew datang bersamaan karena mereka berada di jurusan yang sama yaitu Tenik Informatika.

"Eh udah dateng, gimana dosen kalian ada yang killer?" Prisa menyambut dua pemuda yang baru datang itu dengan pertanyaan yang sama yang dia tanyakan pada Anastasia dan Melani.

"Enggak malah dosen kalkulus 1 & 2 Gue baik banget, kocak lucu. Gue sama Matthew ternyata juga satu kelas." Juan bercerita sambil menyeruput es teh yang dia beli sebelum menghampiri ketiga teman perempuannya.

"Kalian habis ini mau kemana?" Matthew menatap satu persatu kawannya.

"Habis ngobrol sama kalian rencana gue mau pulang" Anastasia menjawab sambil sesekali mencuri pandang kepada Jessa yang duduk bersama teman-temannya di pojok kantin.

"Gue kencan sih, kalau melani katanya langsung ada tugas kelompok. Sabar ya babe." Setelah Prisa menjawab pertanyaan Matthew dia langsung merangkul Melani yang langsung menunjukkan wajah murung mengingat tugas kelompok di hari pertama perkuliahan.

"Sumpah dosen lu gak asik, baru masuk udah tugas kelompok." Juan malah menertawakan nasib Melani yang mengenaskan.

"Oh iya, Anastasia, hayo lo kemarin pulang bareng siapa? Gue lihat lo di bonceng cowok pas di lampu merah."  Matthew menatap Ana menelisik, menggoda gadis yang menampakkan raut tertangkap basah.  Sebenarnya pemuda itu tau siapa yang menggonceng Ana. Namun sifat jahilnya sedang ingin menggoda gadis berlesung pipi itu.

"Apa deh, gue pulang sama ojol."

"Masa sih?" Juan ikutan menggoda Ana sambil tersenyum tengil

"Dari kemarin kalian gangguin Ana mulu heran. Kasian Ana." Melani merangkul Ana seperti memeluk anak kucing yang lucu

"Hahaha habis dia kemarin merah mulu pipinya."

Akhirnya mereka melanjutkan pembicaraan tentang rumor yang beredar sepanjang masa ospek kemarin, Ana menanggapi teman temannya dengan sesekali melirik ke arah Jessa. Tapi hari ini sungguh hari sial Ana karena Juna menyadari bahwa Anastasia tidak fokus pada percakapan mereka. Jadi pemuda itu menatap arah pandangan gadis itu.

"Oh kak Jessa, lo naksir dia na? Wkwk dia kakak tingkat gue, mau gue kenalin?" Juan tersenyum menggoda Ana yang duduk dengan gelisah karena tertangkap basah.

"Gak naksir, cuma baru tau kakak kelas gue SMA ada yang kuliah disini." Anastasia berusaha mengelak, dan yaa untungnya Juan percaya. Emang Anastasia ini juara 1 ngeles.

"Oh bang Jessa kakak kelas lo? Dia temennya abang sepupu gue na, tuh kak Sean dia abang sepupu gue." Matthew yang sedari tadi menyimak pembicaraan Anastasia dan Juan ikut menimbrung.

"Wah ganteng banget, Ana matanya bagus ya." Kini giliran Melani yang menggoda Ana, Prisa hanya bisa tertawa melihat wajah memerah Anastasia.

"Setau gue jomblo na, cepetan lo pepet sebelum dia dimiliki orang." Juan bersuara sambil melambaikan tangan pada Jessa, Juan mengenal Jessa karena pemuda itu menjadi kakak pembimbing kelasnya selama Ospek kemarin.

Jessa sadar Juan melambai padanya. Jessa dan Dimas lalu membalas lambaian tangan Juan dan menyuruh Juan mendekat. "Jangan aneh-aneh Juan, gue enggak naksir." Anastasia panik Juan di panggil mendekat, gadis itu berbisik tegas kepada Juan yang tidak di hiraukan pemuda itu.

Entah apa yang yang di bicarakan Juan, agak lama pemuda itu disana dan sesekali mereka tertawa. Akhirnya Matthew bergabung dan beberapa saat setelahnya mereka kembali di tempat Anastasia, Melani, dan Prisa berada.

"Ternyata bang Jessa tau lo adek kelas SMA nya Wkwk." itu kata pertama yang Matthew ucapkan saat sampai. Tidak tau saja Matthew jika Anastasia dan Jessa sudah berbincang tentang hal ini saat sebelum ospek dimulai.

"Oh iya?" Anastasia membalas dengan senyum seadanya. Apa yang di bahas Juan, semoga Jessa tidak tau jika dia suka mencuri pandang pada pemuda itu.
 

••••
 

Sore hari setelah menolak ajakan Shevina, British, dan Aurel untuk menemani mereka kencan, Anastasia melakukan jogging. Gadis itu sedang menikmati jogging dengan tenang di taman yang letaknya tidak Jauh dari perumahan tempat Kosnya berada. Gadis 17 tahun itu menyukai suasana jogging track taman tersebut sambil memasang satu AirPods pro generasi 2 miliknya, di salah satu telinganya. Dari kejauhan Anastasia melihat ada dua laki-laki yang sepertinya sedang beristirahat setelah jogging. Tampak dari samping seperti Sean dan entah siap di sisi kanannya karena tertutup tubuh Sean.

Berusaha mengabaikan, Anastasia berpura pura tidak melihat mereka, saat akan berlalu dari hadapan Sean dan seorang yang belum dia ketahui rupanya itu, Anastasia mendapat panggilan dari Sean.

"Heh maba, enggak sopan, minimal sapa kating lo."

Gadis itu berhenti lalu menolehkan kepalanya pada Sean, dan alangkah terkejutnya dia saat mengetahui siapa orang duduk disisi kanan Sean yang mana itu adalah Jessa sang pujaan hati. Meski terkejut akan keberadaan Jessa gadis itu berusaha menormalkan raut wajahnya.

"Eh kak Sean? Aku pikir tadi salah orang. Maunya nyapa takut kena malu." Anastasia cengengesan sambil sesekali melirik Jessa yang tengah menatap lurus Anastasia.

"Halo kak Jessa."

"lo juga jogging di sini?" Jessa membenarkan posisi duduknya dan tersenyum tipis pada Anastasia.

"Iya kak hehe."

"Sini lo duduk dulu, gue mau ngobrol tentang Matthew sepupu gue."

Sean memotong pembicaraan Jessa dengan Anastasia. Ternyata Sean berniat memberikan surprise birthday party kepada Matthew, mereka berdiskusi tentang konsep dan lokasi acara yang masih 1 bulan lagi diadakan. Jessa dan Anastasia banyak bertukar pikiran dan pendapat mereka tentang acara tersebut.

Sore itu Anastasia merasa berbunga-bunga, gadis itu merasa semakin dekat dengan Jessa. Untung saja Anastasia menolak ajakan tiga temannya yang ingin melakukan triple date. Jika tidak, mana tau gadis itu jika kos nya dengan Jessa hanya berjarak 1 block, pantas saja tadi pagi Jessa bilang searah.

"Gue minta nomer lo." Sean menyodorkan ponselnya sebelum di cegah oleh Jessa

"Gak perlu, gue punya. Nanti biar gue yang buat grubnya."

Setelah diskusi yang cukup panjang, mereka memutuskan membentuk grub untuk membahas birthday party Matthew. Mimpi apa Anastasia bisa bergabung dalam misi rahasia bersama Jessa, apakah ini sebuah kesempatan bagi Ana agar bisa mendekati Jessa? Dia harus berterima kasih kepada matthew dan Sean. Gadis itu bertekat akan mendedikasikan semua ke kreatifan dan akal cemerlangnya untuk surprise birthday party ini.

Tepat pukul 5 sore dia di antar pulang oleh Sean dan Jessa. Padahal dia sudah bilang tidak perlu sampai di antar, tapi Sean ngotot dan beralasan karena Anastasia sudah mau di ajak kerjasama. Sekaligus agar Sean tau dimana rumah kos tempat Anastasia tinggal.

"Udah gue bilang gue tau kosnya, kalau lagi butuh bantuan Ana tinggal bilang gue." Jessa menatap Sean sinis sambil berjalan di samping Ana.

"Siapa tau lo sibuk, gue bisa sama Ana cari keperluan sendiri."

"Apaan sibuk, siapa juga yang sibuk."

"Kumat gak jelasnya lo, aneh banget."

"Emm kak udah, jangan berdebat. Aku makasih banget sudah di antar. Hati hati di jalan ya kak." Anastasia tersenyum sambil menatap mereka bergantian.

"Iya, gue juga makasih An, udah gih masuk. Gue sama Jessa balik dulu." Setelah berpamitan dan memastikan Anastasia masuk ke gerbang kos miliknya, Sean dan Jessa mulai berjalan menjauhi rumah itu. Tanpa mereka sadari Anastasia melongokkan kepalanya demi bisa menatap punggung Jessa menjauh.

"Ternyata jatuh cinta semenyenangkan ini ya." Anastasia tersenyum dan masuk kedalam setelah memastikan kedua pemuda itu hilang di belokan menuju kos mereka.

Ah! Anastasia tidak sabar untuk bercerita kepada teman-temannya. Apakah dia juga harus mulai jujur pada British dan Shevina tentang siapa mas crush? Yah, Anastasia akan mempertimbangkan itu dan menceritakan pada kedua sahabatnya. Pokonya sore hari ini sangat menyenangkan seperti permen kapas yang mudah meleleh di mulut.

 Pokonya sore hari ini sangat menyenangkan seperti permen kapas yang mudah meleleh di mulut

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Then I See You Again PART 3-6
1
0
then i see you again. i can feel butterfly on my stomach fly high, feel my feet want to knee front of you and ask you to stay in my rest of my life.Anatasia July sangat menyukai Jessa Wijaya, kakak kelasnya di bangku SMA. Gadis itu menaruh rasa diam-diam. Bahkan dari. 3 sahabatnya hanya 1 orang yang ia percaya untuk mengetahui perasaannya terhadap Jessa.3 tahun sudah dia memendam perasaannya yang dia bawa sampai bangku perguruan tinggi. Meski tidak satu  fakultas Anastasia berhasil masuk di perguruan tinggi yang sama seperti Jessa.Tapi sepertinya perasaannya terhadap Jessa harus dia pendam dalam-dalam saat melihat secara langsung Jessa menembak seorang gadis seangkatan dengannya.Kebetulan Ana dan 5 temannya telah merencanakan liburan bersama ke Jogja. Bermodalkan dukungan dari sahabat SMA dan ke-5 teman dekatnya di Universitas Neo, gadis itu memutuskan Move on dari pemuda yang telah dia sukai selama 3 tahun.Lalu bagaimana Ana menghadapi Jessa yang jauh datang dari Bandung ke Jogja untuk menemui gadis itu.  Bagaimana cara Ana menangani perasaannya terhadap Jessa. Bagaimana pula reaksi Jessa saat melihat Ana dekat dengan Sean sahabatnya, selama mereka tak berjumpa ?Aku sangat berterima kasih padanya, saat melihat sosoknya yang berjalan menuju kedai bubur yang juga inginku tuju. Terima kasih telah datang kepadaku saat aku ragu bisa membuat mu bahagia.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan