
Kalau kita, rakyat jelata, adu sindir via media sosial, bagaimana cara musisi melontarkan sindiran? Betul, lewat lagu. Nah, sindiran para musisi ini lebih dikenal sebagai diss track karena biasanya single tersebut dirilis dalam format album di antara lagu-lagu lain. Penasaran sama cerita soal diss track? Cek artikel ini yaa!
Di 2018, Donald Glover merilis lagu 'This is America' pada debutnya sebagai rapper Childish Gambino. Lagu itu berhasil merebut posisi pertama pada chart Billboard. Single debut pria kelahiran 25 September 1983 itu juga meraih posisi pertama di chart Streaming Songs dan Digital Song Sales.
Baru-baru ini, Childish Gambino mengakui, bahwa single-nya yang membahas tentang gerakan Black Lives Matter awalnya ditulis untuk mengolok-olok single 'God's Plan' milik Drake. Ya, single yang meraih penghargaan Grammy Award for Best Music Video itu awalnya sebuah diss track.
Diss track merupakan single yang dirilis, umumnya oleh rapper, yang bertujuan mengolok-olok atau menyindir rapper lain. Persaingan antara West Coast dan East Coast merupakan contoh nyata dari ‘perang’ diss track antar rapper.
Namun, apakah diss track hanya populer di kalangan musisi rap dan hip-hop?
Sindiran lewat lagu, Joe Tex yang pertama
Lagu pertama yang menjadi diss track berjudul ‘You Keep Her’ milik musisi soul Joe Tex. Single ini dirilis tahun 1962 setelah sebelumnya, istrinya meninggalkan dia untuk menjalin hubungan dengan musisi soul lain, James Brown, yang setelahnya justru meninggalkan wanita tersebut.
Setelahnya, Brown menulis surat kepada Tex yang mengatakan bahwa ia bisa mendapatkan istrinya kembali. Tak terima dengan isi surat tersebut, Tex menulis ‘You Keep Her’ untuk menolak dan mengolok-olok tawaran Brown.
John vs Paul, adu sindir setelah pisah
Permasalahan internal band yang gagal diselesaikan, berujung pada bubarnya The Beatles. Namun, konflik dua frontman, John Lennon dan Paul McCartney tak serta merta berakhir. Semua berawal dari McCartney yang merilis album Ram di tahun 1971.
Pada album tersebut, terdapat single ‘Too Many People’ yang terkesan menyerang John Lennon, yang kemudian diakui McCartney bahwa single tersebut memang ditujukan untuk menyindir mantan teman band-nya. Lennon juga merasa single ‘3 Legs’ juga memiliki maksud serupa.
Tak sampai di situ, pelantun lagu ‘Yesterday’ itu juga menyindir Lennon melalui ilustrasi di cover belakang album Ram. McCartney menaruh gambar dua kumbang rusa di atas satu sama lain, yang menurutnya menggambarkan bagaimana ia diperlakukan oleh penggawa The Beatles yang lain.
Lennon yang tak terima atas sindirian tersebut, membalas McCartney melalui single ‘How Do You Sleep?’ yang menyerang kualitas McCartney sebagai musisi. Lirik “The only thing you done was yesterday/And since you’ve gone you’re just another day” jelas mengarah pada Paul yang menyanyikan lagu ‘Yesterday’ (1965) dan ‘Another Day’ (1971).
Musician vs the world
Umumnya, diss track memang dirilis untuk menyindir musisi lain. Namun, beberapa single yang dianggap sebagai diss track juga menyerang produser, hingga pemilik label rekaman. Contohnya, Lee “Scrath” Perry, musisi reggae yang menyindir produser Coxsone Dodd lewat single ‘Run for Cover’ (1967).
Band rock seperti The Beatles, Queen, dan Sex Pistols juga pernah merilis diss track yang tidak ditujukan pada musisi lain. The Beatles lewat lagu ‘Sexy Saddie’ (1968) yang menyindir Maharishi Mahesh Yogi, lagu ‘Death on Two Legs (Dedicated to…)’ (1975) milik Queen yang ditujukan pada mantan manajer, dan lagu ‘E.M.I’ (1977) yang merupakan sindiran pada label EMI setelah mereka memutus kontrak Sex Pistols.
Kisah musisi vs produser semakin seru di tahun 1980. Musisi Wild Man Fischer merilis album debutnya Evening with Wild Man Fischer (1968) yang diproduseri oleh Frank Zappa. Fischer memang dikenal sebagai musisi yang memiliki penyakit kejiwaan, namun memiliki potensi yang membuatnya dilirik Zappa.
Sukses yang ia dapat bersama Frank Zappa harus buyar karena penyakitnya. Zappa memutus semua kontak dengannya setelah Fischer yang sedang kambuh, melempar botol pada putrinya yang masih bayi. Beruntung, botol tersebut tidak mengenai sang putri.
12 tahun setelahnya, Fischer merilis diss track berjudul ‘Frank’ yang menyerang Zappa secara frontal. Penyiar radio Dr. Demento yang kemudian menyiram minyak pada api. Ia memutar lagu tersebut saat Zappa hadir sebagai bintang tamu. Alhasil, Zappa mengamuk dan mengancam radio untuk tidak pernah memutar lagu itu lagi.
Perang pesisir: East vs West
Membicarakan diss track tentu tak lengkap jika tak membahas perseteruan antara West Coast dan East Coast. Adalah rapper asal Bronx, Tim Dog, yang memulai perseteruan ini. Pria kelahiran 3 Januari 1967 itu merasa label rekaman lebih memilih rapper asal West Coast, terutama skena rap di Compton, California.
Tim Dog merilis diss track ‘Fuck Compton’ (1991) yang menyerang grup N.W.A yang berasal dari Compton. Lagu ini memprovokasi banyak tanggapan, salah satunya dari Dr. Dre melalui single ‘Fuck Wit Dre Day’ yang dirilis di tahun yang sama.
Rivalitas West-East juga terjadi antara 2Pac dan Notorious B.I.G, yang diawali dari single ‘Who Shot Ya?’ (1995) yang dianggap menyindir kejadian di tahun sebelumnya, di mana 2Pac dirampok dan ditembak di New York.
B.I.G dan Puff Daddy menolak pernyataan lagu tersebut menyindir kejadian nahas yang dialami 2Pac. Mereka mengklaim bahwa ‘Who Shot Ya?’ direkam sebelum kejadian tersebut. Namun, 2Pac tetap merilis beberapa diss track sebagai balasan, dan yang paling terkenal adalah single ‘Hit ‘Em Up’ di 1996.
Rivalitas hip-hop kontemporer
Meskipun tidak selalu muncul di skena hip-hop, diss track menjadi signature dari musik hip-hop. Terlihat dari rivalitas yang timbul di dekade 2010-an dan menghasilkan disstrack yang terkenal seperti single ‘Exodus 23:1’ milik Pusha T yang menyindir Lil Wayne yang dibalas melalui single ‘Ghoulish’.
Pusha T yang juga menyindir label Cash Money dan Young Money, menarik rapper Drake pada perseteruannya yang waktu itu dikontrak Young Money. Keduanya berseteru melalui beberapa lagu seperti ‘Tuscan Leather’ milik Drake yang membalas ‘Exodus 23:1’.
Drake juga berseteru dengan Meek Mill yang menuduhnya memiliki tim ghostwriter yang menulis musik untuknya. Di 2015, Drake merilis lagu ‘Back to Back’ yang merupakan diss track untuk membalas tuduhan yang dilayangkan Meek Mill.
Sementara di 2018, Eminem yang terkenal akan perseteruannya dengan banyak musisi, diserang oleh Machine Gun Kelly melalui diss track ‘Rap Devil’. Em, sapaan akrab dari Eminem, membalasnya lewat lagu ‘Killshot’. Dari unggahan YouTube saja, lagu tersebut memiliki 800 juta views per 2023.
Dalam 30 tahun terakhir, diss track memang lebih lekat pada musik hip-hop. Lirik kasar tanpa kiasan yang memang menonjolkan perseteruan menjadi daya tarik tersendiri pada diss track pada hip-hop. Meski demikian, sindir menyindir lewat lagu tak hanya menjadi milik hip-hop.
Banyak musisi pop yang juga menyindir “lawan” mereka melalui lagu, seperti kisah cinta segitiga John Mayer-Taylor Swift-Katty Perry, dan yang terbaru adalah single Miley Cyrus yang merilis single ‘Flowers’ sebagai diss track untuk mantan suaminya, Liam Hemsworth.
Selain memberi kepuasan bagi musisi karena bisa melampiaskan unek-unek mereka, diss track akan tetap menjadi konsep seksi dalam bermusik karena seringkali membawa kesuksesan komersial. Oleh karena itu, sebagai penikmat musik, ada baiknya kita menanti perseteruan antar musisi yang mungkin berakhir dengan adu serang lewat diss track yang bisa kita nikmati.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
