
Deskripsi
PERLU dan haruskah pers (media massa) ikut memberitakan soal (maaf) kutang alias BH haram atau halal?
Maaf, kalau teman-teman tidak menemukan jawaban saya terhadap pertanyaan di atas. Alasannya begini.
Menurut saya, jurnalisme yang dianut oleh pers di Indonesia sekarang adalah jurnalisme "aya-aya wae".
Padahal, masih menurut saya lho yang pernah menjadi wartawan, jurnalisme yang beretika dan santun, bertatakrama adalah jurnalisme yang para awak redaksinya memegang teguh prinsip seperti ini:
1. Bijaksana...
Post ini tidak mengandung file untuk diunggah/baca ataupun tulisan panjang.
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Peluang Mendapat Cuan dari Tulisan
5
2
DENNY Siregar lebih dari lima tahun yang lalu pernah menggagas akan membuat platform digital yang memungkinkan penulis mendapatkan uang dari tulisannya.Waktu itu ia masih aktif menulis di akun Facebook dan web-nya.Idenya tersebut pernah disampaikan kepada kami yang waktu itu kongkow-kongkow di kedai kopi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.Sebagai penulis gratisan, saya tentu menyambut baik gagasannya, sehingga saya bisa menulis dan diapresiasi bukan saja pujian, melainkan juga uang.Saya matre? Cowok komersial? Terserahlah kalau Anda mau menyimpulkan saya seperti itu.Nggak munafiklah. Saya menulis selain dilandasi idealisme, di dalam hati, saya juga ingin mendapatkan apresiasi dan berwujud bisa menjadi uang.Tak lama kemudian, Denny pun membuat platform berupa web yang diberi nama Baboo. Ia kemudian menyalurkan sebagian tulisannya ke Baboo.Terbuka untuk publik layaknya Kompasiana, Mojok dan sejenisnya, saya pun sesekali menulis di sana. Tapi, bagaimana mekanismenya supaya lewat tulisan, saya dapat cuan, sampai saat ini tidak ada kabarnya.Saat saya menulis artikel ini, Baboo bahkan sudah tiada. Denny sekarang lebih asyik mengungkapkan opini-opininya yang menarik dan menggelitik itu lewat Cokro TV dan 2045 TV.Dia belakangan ini bahkan asyik memburu cuan secara alternatif dengan membuat film Marley yang lumayan sukses di pasar. Di film itu Denny sebagai produser eksekutif.Jadi saya memahami juga dia sudah tidak lagi memikirkan Baboo yang pernah dirintisnya.Berupaya mendapatkan uang dengan menulis buku sudah saya lakukan. Diterbitkan penerbit besar. Royalti cuma dibayar sekali. Setelah itu nggak ada kabar dan laporannya.Belakangan setelah kita sudah memasuki era digital, saya melihat sang penerbit menjual buku karya saya di platform/aplikasi Google Book. Saya tidak mendapatkan kabar soal ini, apakah ada yang membeli.Suatu kali saya berselancar ke mesin pencari Google dengan mengetik nama saya. Muncul informasi tentang buku yang saya tulis. Saya coba klik. Ternyata berupa PDF skripsi mahasiswa S-1 yang menjadikan buku saya sebagai referensi.Ya, bangga saja. Ngga ada efek cuannya. Hehehehe.Pernah suatu kali saya dikontak agen buku digital (mobi). Waktu itu belum ada Whats App. Tapi masih SMS. Mengetahui saya sering nulis di Facebook, ia minta saya menulis buku digital yang dijual per bab lewat HP.Permintaan saya penuhi. Buku berikut covernya jadi. Buku karya saya itu pun sudah di-launching dan bisa dibaca di HP. Sistem pembayarannya dengan cara memotong pulsa. Bagi hasil.Saya dapat uang semacam royalti dari hasil karya tulis tersebut? Tidak. Saya ditinggal kabur. Ya, sampai saat ini.Sungguh ini kabar gembira bagi para penulis -- juga kreator lainnya -- setelah kini ada platform/aplikasi/web seperti Karyakarsa.Lewat Karyakarsa -- ada beberapa lagi -- memungkinkan para kreator (penulis, pembuat komik, artis, pencipta lagu, fotografer, dan lain-lain) mendapatkan apresiasi dan dukungan yang wujudnya berupa uang.Jumlah uang yang diterima (mungkin) memang tidak seberapa. Namun, bagi para konten kreator seperti saya, setidaknya punya harapan baru bahwa menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan bisa mendapatkan cuan. Intelektualitas kita terhargai.Saya menemukan platform Karyakarsa tidak sengaja setelah saya mencari informasi di Google bagaimana menerbitkan produk digital?Setelah saya pelajari, saya mendapatkan informasi ternyata di tengah inflasi informasi dalam bentuk tulisan/gambar dan lain-lain di era media sosial, masih ada pihak yang kreatif dan membuat start-up berbentuk platform digital dengan konsep saling menguntungkan.Karyakarsa merupakan platform untuk menikmati berbagai macam karya dari para kreator. Bahkan sebagai pengguna, warga masyarakat bisa mendukung kreator favoritnya agar terus berkarya.Bagi kreator, penulis seperti saya bisa memanfaatkan platform ini untuk membuat berbagai karya artikel. Para youtuber, ilustrator, fotografer, hingga podcaster bisa memanfaatkan platform ini untuk menyalurkan hobi (karya).Kreator akan mendapatkan 90% dari setiap transaksi yang terjadi pada Karyakarsa sebelum dipotong biaya transfer bank sebesar Rp 3.500 atau pajak yang mungkin berlaku. Karyakarsa mengambil potongan 10%, yang digunakan untuk biaya penyelenggraan platform, termasuk biaya transaksi.Menurut saya, bagi hasil 90:10 yang diberlakukan oleh Karyakarsa lebih manusiawi dibandingkan Google dengan aplikasi Google Buku-nya.
Saya juga menerbitkan buku indie di Google Buku. Pihak Google memberikan bagi hasil 70% buat penulis dan Google mengambil 30% dari setiap transaksi buku digital.Berdasarkan pengalaman saya untuk bisa meloloskan karya tulis ke Google Buku, syaratnya cukup berat dan berbelit-belit. Yang pasti, seorang penulis harus menulis dan mengemasnya menjadi buku hingga puluhan dan ratusan halaman.Tidak demikian dengan platform Karyakarsa. Penulis tidak diwajibkan menulis buku, tapi cukup artikel lepas. Cerpen dan puisi pun bisa.Alhamdulillah. Postingan artikel pertama saya di Karyakarsa, belum juga berusia sehari, sudah mendapat dukungan/apresiasi dari seorang pembaca senilai Rp 15.000.Lumayan. Bisa untuk membeli segelas kopi dan bisa meniru Denny Siregar berkata, Seruput dulu kopinya.Siapa tahu setelah membaca artikel ini, Anda tergerak untuk memberikan dukungan kepada saya dan mentraktir minum kopi di Kopi Kenangan atau Starbucks. Hehehe.[]
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan