
Holla guys. cerita Baskara ini akan ada dari Part 1 sampai Part 7 ya. Release setiap hari Sabtu buat nemenin malam minggu kalian yang jomblo atau yang ngga bisa malem mingguan hehee. Kalo penulisnya lupa, langsung ingetin aja di sosial medianya.
Instagram : @galuhdwntr
Twitter : @galuhdewantara2
Selamat membaca dan Semoga kalian suka…
~SINOPSIS~
“Baskara si sisi gelap dan Ibas si sisi terang” ucap mereka yang mengenal silsilah keluarganya. Baskara atau Ibas memiliki dua kepribadian dan hidup seorang...
#PART 3 – PISTOL DESERT EAGLE
Selama dalam perjalanan pulang, Ibas selalu bertanya-tanya dalam dirinya.
Apa yang sudah Aku lakukan? Kenapa Aku bisa semarah itu?
Ini adalah pertama kalinya Dia berkelahi seperti itu seumur hidupnya. Tetapi atas semua yang Dia perbuat disekolah, Dia tidak menyesalinya sedikitpun. Dia terlihat senang, karna Dia merasa bahwa latihannya selama satu tahun terakhir ini tidak sia-sia.
Tapi apakah Derry akan baik-baik saja? Ah lupakan, itu kan hanya perkelahian. Lagi pula itu semua bukan Aku yang memulainya. Ucap Ibas sambil mengelap darah di hidungnya dengan handuk.
Setibanya dirumah, Dia mendengar suara tembakan beberapa kali dari halaman rumah belakang. Walaupun Ibas sudah terbiasa mendengar itu, Dia tetap harus cepat-cepat melihatnya.
Ternyata dugaannya benar, itu adalah om Jo yang sedang melakukan latihan tembak di halaman belakang rumahnya.
Om Jonny namanya. Lelaki kekar dengan tinggi kurang lebih 180 sentimeter, berkulit hitam dan berambut keriting. Layaknya seseorang yang memiliki Ras African Negroid seperti penduduk asli Afrika yang mungkin saat ini sudah banyak tersebar diseluruh dunia. Sampai saat ini Ibas tidak tahu apa pekerjaannya. Dulu tanpa sengaja Ibas pernah melihat Om Jo bersama beberapa orang kerumahnya. Badan mereka sama kekarnya seperti Om Jo, hanya saja tidak semuanya berkulit hitam dan berambut keriting. Mungkin setahun hanya dua kali Dia bisa berkunjung kedesa ini. Semenjak kepergian ayahnya, hampir setiap minggu Dia pulang ke Desa ini. Dia tidak tahu apa maksud dan tujuannya. Tapi satu hal yang Ibas yakini bahwa ada maksud dibalik latihan yang Dia ajarkan kepadanya.
Dengan luas halaman seribu meter, halaman ini dikelilingi oleh beberapa pohon besar serta lampu taman di setiap sudut dan api unggun sebagai penerang tambahannya. Disitu juga terlihat ada lima papan target berjejer yang berjarak lima ratus meter dari titik tembakan, dan berjarak sepuluh meter dari target yang satu ketarget lainnya.
Papan target tersebut bergambar kepala manusia lengkap dengan panca indranya. Papan tersebut terbuat dari kayu Pohon Oak dan Mapple yang dikenal oleh kekuatannya. Ditambah material ini menjadi sepuluh kali lebih kuat terhadap sobekan dan lima puluh kali lebih kuat terhadap tekanan. Karna kayu tersebut sudah diproses dalam cairan sodium hydroxide dan sodium sulfate. Sehingga Kayu ini menjadi salah satu jenis kayu yang dapat menghentikan peluru.
Sedang asik mengintip tiba-tiba;
“Krek”
Tanpa sadar Ibas menginjak ranting pohon didepannya;
“Bodohhh” ucap Ibas dalam hati sambil menutup mulutnya.
Seketika om Jo berhenti dan berbalik sambil mengacungkan pistol kecil yang mengerikan itu kearah Ibas.
Ibas tercengang, sekujur tubuhnya seketika menjadi kaku dan sulit untuk digerakan. Seakan nafas dan detak jantungnya terhenti untuk sekian detik. Dengan tatapan kosong, Ibas mengangkat perlahan kedua tangannya.
Pistol itu adalah Pistol Desert eagle buatan negara Israel. Dengan panjang laras 260 mm dan berat 1,6 kilogram, membuat senjata ini menjadi senjata andalan om Jo. Desert Eagle dilengkapi peluru magnum yang dapat menusuk sekaligus menciptakan ledakkan pada target. Maka tak heran senjata ini dijuluki sebagai Prestige Resolve in the World dan menjadi salah satu senjata mematikan di Dunia.
“Ternyata Kau masih takut, tatapanmu masih kosong seperti kemarin” ucap om Jo sambil menaruh kacamata hitam dan pistolnya diatas meja.
Dengan muka yang murung, Ibas menurunkan kedua tangannya dan masuk kedalam rumah.
“Hey cepat ganti seragammu, Kita akan berlatih satu jam lagi” teriak om Jo sambil melepaskan perlengkapannya.
Kenapa Dia ingin melatihku bela diri sampai sejauh ini? Aku yakin pasti ada maksud dari semua ini, tapi apa alasannya? ucap Ibas di dalam hati sambil melepas seragamnya.
Seketika Ibas teringat saat mendiang Ayahnya meninggal satu tahun lalu. kami semua merasa sangat terpukul termasuk om Jo dan tiga orang rekannya. Ibas terlambat datang karna pada saat meninggal, Ia sedang mengikuti olimpiade matematika di Jakarta. Dia hanya bisa melihat setelah ayahnya sudah di timbun oleh tanah dan bunga-bunga yang bertebaran diatas tanah itu. Om Jo mengatakan bahwa Ayahnya Ibas sakit lalu meninggal.
Ibas memenangkan olimpiade matematika itu dengan perasaan yang menyakitkan. Dia tidak bisa menerima hadiah itu dengan perasaan bangga seperti orang-orang yang berada disana. Karna disatu sisi Dia harus tetap terlihat bahagia meskipun perasaannya sedang hancur. Ibas tidak bisa menahan air matanya dan menangis ditengah sorak-sorakan perasaan bangga mereka kepadanya. Dan hingga saat ini, mereka belum mengetahuinya.
Tiga orang itu adalah rekannya om Jo. Dengan tubuh yang besar dan tinggi yang sama dengan om Jo, menggunakan kacamata hitam, serta memakai gamis dan sorban dikepalanya. Layaknya orang yang memiliki keturunan Arab dengan jenggot dan kumis tipis diwajahnya. Mereka datang melayat kerumahnya Ibas. Satu hal yang selalu teringat adalah mereka memiliki tato yang sama dengan om Jo. Tato yang bergambar sayap kecil berwarna putih keemasan dipergelangan tangannya.
Terdengar suara ketukan pintu kamar.
“Sebentar lagi aku kesana om.” ucap ibas
“Oke”
Sesampainya dihalaman belakang, Ibas sedikit bingung. Karna Dia merasa ini tidak seperti latihan yang biasa Dia lakukan. Om jo sudah menyiapkan semua perlengkapan untuk latihan menembak.
“Itu untuk apa om?”
“Hariini kita akan latihan menembak, sebelum itu kamu harus menggunakan ini” ucap om Jo sambil memberikan kacamata hitam, peredam suara yang seperti headphone, dan sebuah pistol.
Pistol ini hanya pistol biasa, berbeda dengan pistol yang di gunakan om Jo tadi. Tapi bagaimanapun pistol ini tetap mematikan. ucap Ibas di dalam hati
Ini adalah pistol biasa yang akan kamu gunakan untuk latihan hari ini. Sebelum itu, aku akan mengajarkan cara mengisi peluru ini.
Dia mengajarinya, dari caranya mengisi peluru hingga menembakan papan target yang ada di depan. Untuk pertama kalinya Ibas cukup lihai menggunakan senjata ini. Akan tetapi dia masih harus banyak belajar.
Peluru pertama ditembakkan, dan tidak mengenai papan target.
Tak lama peluru kedua menyusul. Dan hasilnya sama, tidak mengenai papan target itu.
“Bodoh, kenapa tidak kena padahal target ini sudah berbanding lurus dengan pistolku” ucap Ibas didalam hati.
Tahan nafasmu sebelum menembak, jernihkan pikiranmu dan fokus ke target di depan itu. Usahakan sebelum menembak untuk kuatkan kuda-kudamu dan otot lenganmu agar tidak goyang.
Peluru ketiga dilepaskan, Ibas tersenyum.
Meskipun peluru itu hanya mengenai ujung papan targetnya, tapi menurutnya itu adalah sebuah kemajuan.
Lebih fokus lagiii !! anggap itu adalah musuh yang telah menghancurkanmu. ucap om Jo sambil berteriak.
“Dor Dor Dor Dor”
Ibas merasa kesal, Dia menembakan semua peluru yang tersisa dipistol itu. Semua pelurunya mengenai papan targetnya lalu melempar pistol itu dan berbalik kearah om Jo.
Kenapa kau ingin melatihku? Selama satu tahun terakhir ini, kenapa Kau tidak pernah memberi tahu alasannya. Dan setiap ku tanya tentang kematian ayahku, kenapa Kau selalu tidak bisa menjawabnya? Apa yang sebenarnya Kau ingin kan dariku?
Dengan tatapan yang penuh amarah, Ibas berteriak dan melepas semua perlengkapan yang Ia gunakan.
Kenapaaaaaa !!!! ucap Ibas sambil menangis kesal.
Om Jo terdiam bukan karna dia tidak bisa menjawabnya, tapi karna ini belum waktunya Ibas tahu.
Taklama Ibas pergi dan masuk kedalam rumah dengan perasaan kecewa. Bagaimanapun Ibas menyangka bahwa dia harus tahu alasannya meskipun itu pahit.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
