BASKARA PART-1

13
20
Deskripsi

Holla guys. cerita Baskara ini akan ada dari Part 1 sampai Part 7 ya. Release setiap hari Sabtu buat nemenin malam minggu kalian yang jomblo atau yang ngga bisa malem mingguan hehee. Kalo penulisnya lupa, tolong ingetin ya ke dm instagramnya mas @galuhdwntr 

Selamat membaca dan Semoga kalian suka…

~SINOPSIS~ 

“Baskara si sisi gelap dan Ibas si sisi terang” ucap mereka yang mengenal silsilah keluarganya. Baskara atau Ibas memiliki dua kepribadian dan hidup seorang diri. Seseorang yg pandai dalam segala...

#PART 1 - AKU ADALAH

Apa benar masa SMA adalah masa tak terlupakan dalam hidup?. ujar Ibas didalam hati.

Duduk dengan santai dibangku kayu panjang tepat dibawah pohon beringin besar, sambil memejamkan mata ditemani suara percikan air dari kolam ikan koi yang berada tepat dihadapannya.

“Ibas” ucap wanita itu sambil melambaikan tangan dan tersenyum kearah Ibas.

Ibas membuka kedua matanya dan merubah posisi duduknya yang santai itu. Perempuan tiga puluh tahun datang menghampirinya. Ibas bangun dan bergeser dari posisinya untuk memberikan duduk wanita itu. 

“Iya bu,” Jawabnya lembut.

Perempuan itu adalah Bu Eva wali kelasnya Ibas. Ia duduk disebelah kirinya Ibas. Beberapa saat dia terdiam dan menatap Ibas. Lalu menghembuskan napas yang sengaja setengah ditahan. Ibas terlihat bingung. Ia mulai menerka apa yang ingin dikatakan wanita itu.

“Mau sampai kapan sih kamu kaya gini, Bas?” tanya wanita itu.

Ibas menatap kearah kolam tepat didepan kelasnya. Tatap matanya begitu tajam. Ditemani angin yang berhembus kencang seakan mampu membuat matanya terpejam sekejap dan melupakan pertanyaan itu. Belum menjawab pertanyaan itu, Suara percikan air di kolam  seolah mengatakan kepadanya. Sudah begitu lama ia tenggelam dalam kesakitan. Pertanyaan wanita itu semakin menegaskan semuanya. Seolah pelarian setahun terakhir ini tidak berarti.  Ia seakan terlihat masih saja menyedihkan. 

Wanita itu sedikit mendekat pada Ibas. Menatap tajam kearahnya seolah menunggu dia memandang balik. Wanita itu meraih tangan Ibas dan menggenggamnya. Ibas menoleh kearah wanita itu dan menatapnya. Wanita itu masih menunggu jawaban. Namun Ibas juga tidak menemukan kata-kata yang pas. Tidak ada kalimat yang mampu ia ucapkan pada wanita itu. Hanya genggaman tangan yang dingin dan suara percikan air yang semakin deras didengarnya.

“Ibu nggak ngelarang kamu untuk melakukan apapun. Tapi kamu juga harus sadar, melarikan diri dari rasa sakit hati tidak akan membuat hati kamu menjadi lebih baik. Terkadang memang patah hati harus dinikmati. Karna rasa sakit akan hilang saat kita berusaha memberikan kebahagiaan pada diri kita sendiri. Bukan memberikan rasa benci di dada,” ucapnya.

Ibas terdiam. Memejamkan mata sejenak. Merasakan genggaman tangan dari wanita itu semakin lama semakin erat. Ditemani jatuhnya dedaunan dari pohon beringin besar yang tepat berada  dibelakang mereka karna hembusan angin yang kencang. Langit terasa mulai gelap. Tak lama Ibas membuka matanya sambil melepaskan perlahan genggaman wanita itu.

“Sepertinya hujan akan turun, aku izin masuk kelas duluan yah Bu” ucap Ibas sambil menatap wanita itu . Ibas bangun dan berjalan menuju kelasnya tanpa memperdulikan jawaban atas pertanyaan yang wanita itu berikan. 

“kriiiingggg” bel sekolahpun berbunyi. Pertanda sekolah akan segera dimulai. Dengan muka bingung, wanita itu pergi.

Bangku kayu panjang tepat dibawah pohon beringin besar yang tingginya hampir setinggi atap lantai dua sekolah. Ditemani bunyi percikan air kolam yang memiliki taman seperti air terjun buatan. Dan diisi beberapa ikan koi cantik didalamnya. Ini adalah tempat favorit Ibas. Karena Ibas merasa tempat ini menenangkan.

Ibas adalah seorang anak SMA kelas 2 yang sangat pandai menggambar. Tetapi ia lebih suka  menggambar gedung, sekolah, perkantoran, dan bangunan-bangunan megah lainnya. Karena menurutnya sifat gedung tidak akan berubah. Tidak seperti sifat manusia yang suka berubah-ubah sesuka hatinya. Itu adalah salah satu alasan mengapa Ibas sekarang menyendiri, dan  tidak memiliki teman dekat dikelas apalagi di sekolahnya. 

Bangku pojok paling belakang adalah bangkunya. Dia duduk sendiri bukan karna tidak ada yang boleh duduk disampingnya. Tetapi, karna tidak ada satupun yang mau duduk bersamanya.

’’Ibas itu menyedihkan”.  Alasan yang tepat bagi mereka, tetapi Ibas tidak peduli akan hal itu. 

“Selamat pagi semua” ucap seorang wanita berkacamata dan berjalan menghampiri kursinya.

Wanita ini adalah salah satu psikolog yang dijadwalkan satu minggu sekali dan sudah ditugaskan disekolah ini selama dua bulan terakhir. Biasanya mereka memang ditugaskan di rumah sakit, klinik-klinik kesehatan mental atau tempat praktik sendiri. Tetapi sekolah ini meminta bantuan mereka untuk memberikan bimbingan konseling dan mungkin secara nggak langsung ingin mendengarkan keluhan mereka bersekolah disini.

“Bagaimana kabar kalian selama satu minggu terakhir ini?.” ucap wanita itu.

“Baik bu.” ucap murid-murid dengan kompak.

“Oke, kali ini saya tidak membawa lembaran survey seperti minggu lalu. Saya ingin mendengarkan jawaban kalian secara langsung didepan teman-teman kalian”. ucap wanita itu sambil memegang buku absen. 

Seketika kelas menjadi lebih hening dari biasanya. Semua terdiam dan semua murid dalam posisi duduk tegak sambil memperhatikan wanita yang sedang memegang buku absen. Rasa ketakutan murid-murid itu muncul ketika seorang guru memegang buku absen yang mungkin nama mereka bisa terpanggil kapan saja. Tak lama wanita itu berdiri sambil memegang spidol dan menulis di papan tulis putih itu.

Ada dua pertanyaan yang dituliskan oleh wanita itu. 

“Apa yang membuat kalian Bahagia ?.” 

“Kapan terakhir kali kalian bahagia?.” 

Kelas mulai ramai. Bisikan dari mulut kemulut sudah terdengar. Ketegangan sudah mulai berkurang. Mereka sudah menyiapkan kata demi kata untuk menjawab pertanyaan itu.

“Ini adalah dua pertanyaan mudah yang saya buat untuk kalian. orang yang saya tunjuk harus menjawab pertanyaan ini.” Ucap wanita itu.

Pandangan wanita itu mengarah kekiri-kekanan sambil memainkan spidol disela-sela jarinya. Semua murid dikelas ini seketika mengalihkan pandangannya. Berharap tidak ditunjuk oleh wanita itu. Seketika wanita itu melihat kearah Ibas yang sedang merapihkan buku catatan diatas mejanya.

“Dia melihat kearahku.” ucap Ibas dalam hati sambil melirik sedikit kearah wanita itu dan berpura-pura memasukan buku catatannya kedalam tas. 

“Kamu yang duduk dipojok sana.” ucap wanita itu sambil menunjuk kearah Ibas.

“Saya ?.” ucap Ibas bingung sambil mengangkat tangan.

“Iya kamu. Siapa namamu?” ucap wanita itu.

“Sial. Kenapa harus aku?. ucap Ibas dalam hati dan bangun dari tempat duduknya.

Tiba-tiba kelas menjadi hening kembali. Bisikan-bisakan itu seketika hilang. 

“Nama saya Baskara dipanggil Ibas” ucap Ibas sambil memainkan pensil tajam seukuran kelingkingnya.

“Oke Ibas, Apa yang membuat kamu bahagia? dan kapan terakhir kali kamu merasa bahagia?.” Ucap wanita itu sambil menaruh spidol itu dimejanya.

Ibas terdiam dengan pandangan kosong. Seakan dia mencoba mengingat kapan terakhir kalinya dia bahagia. Dan mencari hal apa yang membuatnya bahagia. 

“Ada apa denganku? Kenapa aku tidak bisa menjawabnya? Bukankah pertanyaan ini jauh lebih mudah daripada mengerjakan soal matematika tingkat nasional?. ucap Ibas dalam hati dan  membuat pensil seukuran kelilingking itu lepas dari tangannya.

Nafas seperti tertahan. Detak jantungnya terasa semakin cepat. Semua orang dikelas itu menatap tajam kearah Ibas. Itu memperjelas bahwa dia harus menjawabnya. Dia seperti dihipnotis. Tidak bisa bergerak. Dia sadar bahwa Sekeras apapun dia berfikir, itu hanya akan membuat dia semakin sulit untuk menjawabnya. Layaknya seseorang yang dikelilingi beberapa pintu dan berlari karna dikejar oleh sekelompok hewan buas demi mencari pintu yang tepat untuk keluar. 

Mungkin anggapan mereka ini adalah pertanyaan mudah. Tapi kenapa Ibas blm mendapatkan jawabannya?. 

***

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya BASKARA PART-2
9
11
Holla guys. cerita Baskara ini akan ada dari Part 1 sampai Part 7 ya. Release setiap hari Sabtu buat nemenin malam minggu kalian yang jomblo atau yang ngga bisa malem mingguan hehee. Kalo penulisnya lupa, langsung ingetin aja di sosial medianya.Instagram : @galuhdwntrTwitter      : @galuhdewantara2Selamat membaca dan Semoga kalian suka… ~SINOPSIS~“Baskara si sisi gelap dan Ibas si sisi terang” ucap mereka yang mengenal silsilah keluarganya. Baskara atau Ibas memiliki dua kepribadian dan hidup seorang diri. Seseorang yg pandai dalam segala hal salah satunya adalah menggambar bangunan megah. Berasal dari salah satu desa terpecil yang memiliki tekad kuat untuk menjadi Arsitektur handal dan terkenal. Namun, dia tetap harus membalaskan dendam kedua orang tuanya. Tidak peduli sebanyak apa rintangan yang harus dihadapi. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam hidup, yang perlu dilakukan adalah tetap hidup.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan