My Boss My Husband Part 36 - Bibir dan Matanya Tersenyum

2
0
Deskripsi

Young Adult Romance [21+]
"Aku bukan tipe orang yang suka berbasa-basi. Aku ingin menawarkan kontrak kerja sama sebagai pasangan suami-istri." 
Pupilku melebar. Apa tadi katanya? Apa aku tidak salah dengar? 
Aku merapatkan kedua tanganku karena mendadak aku merasa sangat dingin.  
Keheningan menyelimuti atmosfer antara kami. Aku menatap Alex tidak percaya dan dia menatapku dengan tatapan khasnya yang meremehkanku. 
"Aku tidak mengerti maksud, Pak Alex." 
"Aku ingin kamu menikah...

                           My Boss My Husband Part 36 - Bibir Dan Matanya Tersenyum

Emily duduk di samping Alex di sofa ruangan Alex yang biasa dipakai untuk koleganya. Alex menyalakan rokoknya, menyesap dalam sembari menatap Emily yang seperti jinak-jinak merpati. 

Pikiran Emily kusut memikirkan hal semalam. Kalau memang Alex datang lalu kapan dia pergi? Thalia tidak melihat Alex. Dan kalau memang Alex datang ke rumahnya berarti semalam bukanlah mimpi tapi dia masih mengenakan pakaian utuh saat bangun. Emily melirik Alex. 

Pria itu menatapnya. Bibirnya tersenyum. Bukan hanya bibirnya yang tersenyum tapi juga matanya. Mata birunya yang menggoda itu menyimpan banyak rahasia yang tidak bisa Emily masuki kedalamannya.  

“Apa... semalam kamu datang ke rumahku?” Tanya Emily menerka-nerka dalam hati. 

“Ya.” 

Kedua daun bibir Emily terbuka. “Lalu kapan kamu pergi? Kenapa saat aku bangun aku tidak melihatmu?” 

“Aku pergi dengan Chris.” 

“Hah?” 

“Apa kamu lupa kalau kita memang sempat bertemu semalam dan nyaris saja bercinta di atas sofa kalau tidak ada para keparat itu?” 

Emily menelan ludah. “Bukan yang itu, apakah setelah pergi kamu datang lagi ke rumahku?” 

Alex menggeleng. Dia kembali menyesap rokoknya dalam. “Tidak. Memangnya kenapa?” 

Emily terdiam beberapa saat. Kalau yang semalam hanya mimpi kenapa sentuhan kulit Alex begitu terasa di kulitnya. 

Alex melepaskan syal di leher Emily. “Apa yang kamu lakukan?” 

“Mengenakan syal di musim panas rasanya aneh.” Alex kembali tersenyum. Kali ini senyuman itu menggoda Emily hingga jantungnya berdetak lebih kencang. 

“Tanpa syal itu aku akan menjadi omongan orang-orang sekantor. Apa yang kamu lakukan padaku itu NORAK!” Setengah kesal dengan Alex yang tidak bisa berpikir jernih.  

Alex mematikan rokoknya dengan kejam. Tatapannya mengarah pada Emily. Fokus pada wanita di hadapannya itu. “Apa kamu bilang?” Lehernya terulur mendekati wajah Emily. 

“Apa perlu aku mengulanginya?!” Emily makin kesal meskipun dia juga tidak yakin kalau dia benar-benar kesal. “Kamu ingin aku dijadikan lelucon orang-orang hingga syal itu dilepaskan begitu saja dari leherku?” 

“Sial! Kenapa aku makin menyukainya.” Derek bergumam dalam hati. 

“Kamu keterlaluan, Emily.” Wajah Derek semakin mendekati wajah Emily hingga indra penciuman Emily dipenuhi bau rokok. 

“Maksudmu? Bukankah kamu yang keterlaluan padaku?” 

“Apa kamu tidak ingat hal yang benar-benar terjadi semalam antara kita berdua?”  

“Hah? Memangnya apa yang terjadi antara kita berdua?” 

“Aku sungguh kecewa kalau kamu tidak mengingatnya.” Sorot mata itu tampak kecewa pada Emily. 

Emily menelan ludah. “Jadi... kamu benar-benar datang ke rumahku setelah pergi dengan Chris.”  

Alex belum menjawab. Mereka hanya saling menatap satu sama lain cukup lama. 

“Ya.”  

Mata Emily membulat, kedua daun bibirnya terbuka. Jadi, Alex datang ke rumahnya lagi, membawanya ke kamar dan mendengarkan ocehan-ocehan Emily yang mabuk. Dan Alex menindihnya. Emily juga melihat dengan jelas saat pria itu melepas pakaiannya dan telanjang di depan matanya. 

“Alex...” 

Sebelah tangan Alex membelai lembut pipi Emily. “Kamu membuatku terluka, Emily. Bagaimana bisa kamu melupakan percintaan kita yang pertama dan begitu panasnya.” 

Tiba-tiba tubuh Emily menjadi kaku sekaku kanebo. Belaian lembut di pipinya membuat pipinya memanas. 

“Kamu benar-benar lupa?” Tanya Alex menatap lebih dalam Emily.  

Emily tahu dalam satu gerakan lagi bibir Alex akan meraih bibirnya. 

“Aku tidak benar-benar lupa. Aku hanya ingat saat kamu melepas semua pakaianmu. Lalu aku lupa apa yang terjadi antara kita, Lex.” Kata Emily dengan suara rendah. 

 “Aku merasa kamu melupakanku begitu saja padahal aku melakukan yang terbaik semampuku.” Alex tersenyum. “Aku bahkan terus mengingatnya sampai aku tidak bisa tidur semalaman. Kamu menyihirku, Emily.” Suara Alex yang hangat, rendah dan dalam  membuat tubuh Emily merinding. 

“Aku saat itu mabuk. Aku pasti berada di luar kendali.” 

“Oh ya? Aku rasa kamu sadar sepenuhnya.” 

“Aku mabuk, Alex.” 

Alex tersenyum. Senyumnya sangat mempesona.  

“Jangan menatapku seperti itu dan jangan pernah memujiku.” 

“Kenapa?” 

“Karena hubungan kita hanya sebatas menitipkan anakmu padaku.” 

Senyum Alex lenyap. Dia hampir melupakan hal yang sebenarnya. Dia melupakan Amanda dan melupakan soal anak yang mungkin akan dikandung Emily sebentar lagi. Namun, benarkah yang diinginkannya pada Emily hanya sebatas itu? 

Dia melepaskan tangannya yang sedari tadi membelai sebelah pipi Emily. 

“Ya, kamu benar, Emily. Tapi...” jeda sejenak. Senyumnya kembali muncul. “Aku benar-benar menginginkanmu lagi.” 

“Ya,” Emily bangkit dari sofa. “Kita akan bertemu nanti malam kan. Aku akan ke apartemenmu nanti malam.” Agaknya Emily mengabaikan perkataan Alex yang menginginkannya lagi lebih dari hubungan di atas ranjang. 

Alex membiarkan Emily pergi. Dia hanya bisa menatap punggung Emily dari belakang hingga punggung itu lenyap. Dia menarik napas perlahan. Mencoba menenangkan diri dan menetralisir hasratnya. Dan mencoba menekan perasaannya pada Emily. Perasaan yang sulit dihentikan. 

*** 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya My Boss My Husband Part 37 - Tidak Bisa Menghindar
4
0
Aku bukan tipe orang yang suka berbasa-basi. Aku ingin menawarkan kontrak kerja sama sebagai pasangan suami-istri.  Pupilku melebar. Apa tadi katanya? Apa aku tidak salah dengar?  Aku merapatkan kedua tanganku karena mendadak aku merasa sangat dingin.   Keheningan menyelimuti atmosfer antara kami. Aku menatap Alex tidak percaya dan dia menatapku dengan tatapan khasnya yang meremehkanku.  Aku tidak mengerti maksud, Pak Alex.  Aku ingin kamu menikah denganku tanpa diketahui siapa pun. Pernikahan ini wajib dirahasiakan. Aku akan memberimu kompensasi setiap bulan sebesar tujuh puluh lima ribu dolar.  Kedua daun bibirku terbuka lebar. Tujuh puluh lima ribu dolar? Astaga? Aku bisa kaya mendadak dengan menjadi istrinya.  Aku yang memiliki hak untuk memulai dan mengakhiri pernikahan kita.  Aku mulai cemas. Tanganku bergetar. Mendengar uang tujuh puluh lima ribu dolar saja membuat detak jantungku berdebar tak keruan.  Aku hanya ingin meminjam rahimmu untuk mengandung anakku nanti.  Jantungku terasa jatuh begitu saja. Ap-apa?  Bayangkan keuntungan yang kamu miliki sebagai istriku nanti. Kamu hanya perlu bekerja seperti biasa sampai kamu hamil. Setelah itu kamu bisa resign dan menikmati harta yang aku berikan. Kamu akan menjadi wanita yang sangat kaya dengan tunjangan uang tujuh puluh lima ribu dolar, Emily.  Mataku menyipit, menatap mata birunya yang sombong itu. Aku meraih tasku dan berdiri. Mataku mulai memerah. Anda pikir saya wanita seperti apa sampai Anda menawarkan hal paling kurang ajar yang pernah saya dengar? Apa Anda kira kehidupan saya bisa dibeli dengan uang Anda? Saya tidak tertarik. Lebih baik Anda cari wanita lain saja yang mau mengandung anak Anda.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan