Gairah Tante Merry Part 1 - 2 (TamaT)

3
0
Terkunci
Deskripsi

Namaku Jacky (teman-teman biasanya memanggilku Jack). Umurku 29 tahun. Postur tubuhku standar bule. Tinggi 185 cm, berat 82 kg. Wajahku biasa-biasa saja. Sekarang aku bekerja di salah satu perusahaan garmen di Medan, bagian marketing. Aku tinggal sendiri di sebuah tempat kost di Medan karena orangtuaku tinggal di Pematang Siantar.

Aku berkenalan dengan seorang cowok sebut saja Hendrik. Kebetulan Hendrik satu kantor denganku dan dia adalah manager saya. Sejak perkenalan itu, akhirnya kami semakin...

2,324 kata

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Paket
4 konten
Akses seumur hidup
450
Karya
1 konten
Akses seumur hidup
130
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya Sial Membawa Nikmat (18+)
4
0
Seharian ini aku tidak karuan bekerja, suntuk benar rasanya hari ini, seharian dimarahi melulu sama boss karena kerjaanku salah terus, Teet.. bel pulang sudah berbunyi, kesempatan ini tidak kusia-siakan, langsung ngacir. Sore itu cuaca masih mendung karena sebelumnya hujan mengguyur dengan sangat deras. Aku berjalan keluar halaman kantor, kulihat jalanan sebagian tergenang air. Aku berdiri di trotoar jalan menunggu angkutan umum yang lewat. Hari ini memang aku tidak naik motor karena motorku sedang ada di bengkel. Entah kenapa hari ini aku sial terus dari rumah pas mau kerja motorku mendadak ngadat tidak mau distater. Sial, mana hari ini aku pagi-pagi sekali harus sudah menyerahkan laporan bulanan kepada boss. Sial benar-benar sial.Saat aku asik melamunkan kesialanku hari ini, tanpa sadar tiba-tiba sebuah Baleno warna silver metalik melintas di depanku dengan kecepatan tinggi, tiba-tiba.. Craasshh..! air genangan menyemprot ke seluruh tubuhku, mukaku, baju, celanaku semuanya basah kuyup. Shiit, sekali lagi shiit, lengkap sudah kesialanku hari ini. Aku memaki-maki tidak karuan. Tiba-tiba Baleno itu berhenti beberapa puluh meter dari tempat aku berdiri dan langsung mundur menuju ke arahku. Cari penyakit, gerutuku. Aku sudah bersiap-siap mau mendampratnya jika orangnya keluar, paling tidak kumaki-maki dulu. Urusan maaf-memaafkan belakangan. Aku sudah bersiap-siap ketika pintu Baleno itu terbuka, aku terkejut ketika sebuah kaki indah terbungkus sepatu kets menapak di aspal yang basah. Sesaat kemudian munculah mahluk yang menurutku sangat cantik. Tingginya kira-kira 165 cm, kulitnya putih, kalau ditaksir-taksir umurnya sekitar 30-an, tetapi penampilannya modis sehingga tidak terkesan dewasa, tapi yang paling menarik perhatianku adalah bentuk bodinya yang sangat proporsional, Gitar Spanyol Cing. Terbalut kaos ketat lengan cekak warna abu-abu dan legging warna hitam selutut menambah tonjolan-tonjolan tubuhnya semakin nampak nyata, sampai-sampai aku meneguk air liurku, Glek.. glek,.M.. ma'af Mas.. katanya menyadarkan aku dari kekagumanku. Oh oh.. tidak pa.. pa.. sahutku (kok jadi aku yang gugup bathinku ). Maafkan saya Mas, saya tidak segaja.. lagi ngelamun jadi tidak sadar kalo ada orang, ujarnya menjelaskan. Mas mau pulang..? tambahnya lagi. Ii.. iya.. jawabku. Oke.. sebagai pernyataan maaf saya, gimana kalo Mas saya antar pulang. Ayo mari masukMas! pintanya tanpa menunggu persetujuanku. Wah kesempatan yang tidak boleh kusia-siakan nih. Bagaimana ya.. kataku. Please.. katanya.Tanpa ba bi Bu lagi aku langsung masuk ke Balenonya yang langsung meluncur. Ngomong-ngomong dari tadi kita belum kenalan, saya.. Conny, katanya memecah kekakuan. Saya Irwan, Mbak, timpalku. Ternyata Mbak Conny enak diajak ngomong tentang apa saja, orangnya supel. Dan sampai aku juga tahu bahwa ia adalah istri kedua dari salah seorang pengusaha sukses yang meninggal karena kecelakaan mobil setengah tahun lalu.. Maaf Mbak, kalau saya mengingatkan, kataku. Tidak.. papa Wan, sahutnya. Wan kamu tidak papa kan ke rumah Mbak dulu. Mandi dulu ya, nanti setelah itu baru kita ke rumah kamu gimana? Terserah Mbak deh, kataku mengiyakan.Kami tiba di rumahnya di salah satu kawasan pemukiman elit yang terkenal. Wah ternyata rumahnya cukup besar dan asri. Masuk Wan! Makasih Mbak. .Wan kamu mandi dulu ya, katanya sambil menunjukkan kamar mandi. Nanti Mbak siapkan pakaian untukmu, kan baju sama celana kamu basah, biar di cuci di sini saja, Mbak juga mau mandi dulu.Mbak mau mandi berdua denganku? tanyaku asal. Mbak Conny tidak menolak dan juga tidak mengiyakan, naluri kelelakianku mulai jalan, kutarik lembut tangannya ke dalam kamar mandi, tanpa menunggu reaksinya lebih lanjut kusentuh wajahnya dengan lembut, Mbak cantik sekali, aku mulai melancarkan rayuan, Masa sih Wan, Mbak kan sudah 30 lebih, kamu bisa saja.Kucium pipinya dengan lembut lalu bergeser ke bibirnya yang seksi. Wan! keluhnya lirih, Mbak saya sangat mengagumi Mbak," bisikku lembut di telinganya, sambil kuletakkan tanganku melingkari lehernya. Kembali kukecup lembut bibirnya, kali ini dia membalas dengan…
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan