
Mata Sheila membulat tatkala menyadari siapa yang datang. Namun, hatinya sudah jauh lebih baik dari kemarin. Menyelesaikan masalah akan lebih baik dibanding memendamnya, pikirnya.
Tanpa janjian, mereka datang di tempat yang sama. Apakah kebetulan?
Arkana Bagaskara. Siapa yang tak mengakui pesonanya. Pria tampan dengan alis tebal, kulit kuning bersih dan bulu halus di wajah yang menampilkan kharisma maskulinnya. Senyum yang selalu mengembang, semakin memperjelas ketampanannya.
Sheila Anindita...
Mata Sheila membulat tatkala menyadari siapa yang datang. Namun, hatinya sudah jauh lebih baik dari kemarin. Menyelesaikan masalah akan lebih baik dibanding memendamnya, pikirnya.
Tanpa janjian, mereka datang di tempat yang sama. Apakah kebetulan?
Arkana Bagaskara. Siapa yang tak mengakui pesonanya. Pria tampan dengan alis tebal, kulit kuning bersih dan bulu halus di wajah yang menampilkan kharisma maskulinnya. Senyum yang selalu mengembang, semakin memperjelas ketampanannya.
Sheila Anindita sungguh beruntung. Dia adalah satu-satunya teman baik Bagas sejak kecil. Dia lah yang paling banyak menghabiskan waktu dengan Bagas selain mama dan papanya. Tapi, sayangnyanya, posisi itu sudah digantikan oleh Nesa.
Sheila tahu, hanya waktu yang dapat menyembuhkan rasa kecewanya. Dia hanya perlu waktu.
“Sudah lama?”
Senyum Bagas masih sama. Kenapa dia bertanya seolah-olah mereka janjian? Padahal tidak sama sekali.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
