SKINTOUCH - [HUNLISA PART 21 - 23]

7
0
Deskripsi

tatap Aku!." desak Wanita berambut coklat itu membuat Sehun mengangkat wajah dan menatap lamat wajah Wanita berambut coklat yang kini dikuncinya ke dinding.

Wanita itu, cinta pertamanya, kekasihnya. Kim sejeong.

"Sekarang katakan, apa Kamu membuka mata ketika sedang berhubungan dengan Dia? apa kamu menyuruhnya mematikan lampu dan membayangkan wajahku ketika melakukannya? katakan !."

Sehun diam membisu. lidahnya seolah kelu untuk menjawab, pemuda itu malah memandang Sejeong dengan tatapan kosong dan...

Lisa's POV

Jam sudah menunjukkan pukul 11.00 KST, 
 


 

Kini Aku dan Sehun berada diatas kasur. Aku duduk sambil membaca buku sedangkan Sehun merebahkan kepalanya diatas paha ku, entahlah apa yang dilakukannya, yang jelas sekarang Sehun begitu tenang. 
 


 

Kalian tau? dua minggu tinggal dirumah Papa kurasa adalah hal yang paling berat untuk Sehun, Papa benar-benar menghukumnya. mulai dari memberi nya makanan pedas setiap hari dan bahkan menambah pekerjaan Sehun dikantor,  dia bahkan sering tak pulang karna pekerjaannya itu.
 


 

namun dari semua yang terjadi, kurasa tinggal disini juga membawa dampak positif pada pernikahan kami karna Sehun jadi lebih dekat denganku. Aku merasa benar-benar menjadi tameng dan tempat dia pulang, saat Sehun susah tidur dia bahkan berani memintaku memangku kepalanya seperti sekarang. hatiku menghangat, kuharap dinding es diantara kami akan mencair secepatnya. 
 


 

dan Semoga misi ku merebut Sehun dari Sejeong akan lekas usai. 
 

 

Aku menyingkirkan buku yang kupegang dan pandanganku langsung bertemu dengan wajah polos Sehun yang tetidur dipahaku. "tebak siapa yang kelelahan."

ku elus rambut coklat gelapnya perlahan, Melihat wajah damainya yg tertidur membuatku tidak menerima kenyataan bahwa dia adalah milik Kim Sej-ehh STTTT!!!_ aku ini kenapa.

ralat

sehun milik ku, bukan Sejeong. sekian.

Tanganku terulur menyentuh wajahnya..  ini adalah kali pertama Aku menyentuh wajah Sehun ketika dia tidur, Wajah yang sangat terawat huh?. lihat saja, kulit wajahnya begitu bersih dan halus. Benar-benar seperti kulit wanita-wanita yang sering kesalon.

Aku mulai berfikir, apakah kulit wajahnya lebih mulus dari pada aku?

Sibuk dengan pemikiranku sendiri, Akupun baru tau bahwa faktanya tanpa sadar aku sudah terjerat kedalam pesonanya, pesona seorang Oh Sehun. kini Wajahku hanya berjarak beberapa senti saja darinya. Mataku pun langsung terarah kebibir merahnya.

Err.. kecup.. tidak.. kecup.. tidak... kecup...

TIDAK!

Jangan mempermalukan dirimu sendiri Lisa. Hidupmu tidak akan tenang gemilang seperti bulan jika Sehun tiba-tiba bangun dan menemukanmu sedang mencuri ciuman dari bibirnya.

Mengerikan

Aku berniat menjauhkan wajahku, tapi tiba-tiba sebuah tangan menahan tengkukku. Oh Shit! SEHUN TIDAK TIDUR!

Matanya perlahan terbuka, memandangku dengan tajam. Lihat, aku bahkan belum menyiumnya tapi tatapannya sudah seperti akan membunuhku.

Hening, kami berdua sama-sama terdiam.

Hanya saling memandang dengan jarak dekat saja sudah membuat jantungku berdenyut seperti akan melompat dari atas tebing. melihat tatapan sexy Sehun membuat otak sialanku kotor, mari Bayangkan jika Sehun berbuat lebih.. seperti........ menunjukkan tubuhnya (lagi) mungkin, atau menari didepanku tanpa busana... wah aku pasti sudah gila.

Hahaha. Otakku mulai tercemar.

dapat kurasakan tangannya mendorong kepalaku kedepan, membuatku terpaksa merunduk. Dan mendekat kearahnya.

"kau mau apa?."tanyaku gugup. Sehun tidak menjawab. Dia tersenyum tipis dan detik berikutnya aku merasakan lidahnya menyapu permukaan bibirku.. 'yak! Why are you licking me?! ' . Oh sehun sialan! 
 


 

Aku mencoba menjauh. 
 


 

tapi si sialan Sehun masih kukuh memegang tengkuk ku. Tentu saja aku tidak bisa diam dan terus melawan. akibatnya lidahnya itu jadi kemana-mana, kepipi, ke dagu, kehidung, dan bahkan ke kening ku. "OH SEHUN! KAU JOROK SEKALI!!." aku berteriak frustasi sedangkan Sehun terkekeh menyebalkan. "berani sekali kau mendekatkan diri saat aku tidur, huh."
 


 

"AAAAAKK!!! LEPASKAN SEHUN BODOH!."  siapa yg akan menolongku jika sudah seperti ini ya Tuhan.
Sehun bangkit dan terjadilah adegan tarik menarik, gulung menggulung antara aku dan Sehun.
 


dia terus menarikku tanpa menyerah untuk dia jilati sedangkan Aku terus menarik diri agar selamat dari jilatannya. "HUEEEEE JOROK!!!." kami berdua terus bergerak sampai Aku tak sadar bahwa kini posisi ku sudah berada diatas pangkuan Sehun.
 

senyum jenaka terlukis jelas di wajah tampan-nya. "Poppo..." kata Sehun, nyaris seperti memohon. dia bahkan memajukan sedikit bibirnya. Lucuuu! astaga! aku gemas, rasanya tanpa sehun minta pun aku sudah sangat ingin menciumnya detik ini juga.

tapi tidakk. --ah lebih tepatnya jangan.....Lalisa kau harus mengontrol hasrat mu.. sesuatu yang keras sepertinya bangun dibawah sana. Sehun sudah tidak stabil, dan kau tak boleh memancing lebih jauh, bahaya. besok Sehun harus kerja dan ini sudah larut malam.

dengan begitu aku pun menggeleng sebagai jawaban. "no no." kataku. Dia 
merengut. "wae? aku hanya minta dicium." ya Tuhan. berhenti seperti ini kau sehun boDUOh!!. "ayolah Lis...."

"hanya cium?"

"iyaa."

"kau yakin?."  tanyaku ragu. dia terdiam, sepertinya ragu juga. namun tak berapa lama dapat kulihat sehun mengangguk sekilas, terlihat sangat tak ikhlas. bagus Oh Sehun kau membuatku tak yakin, dengan sengaja aku berpindah posisi, menjadi benar-benar menduduki adik-nya membuat Sehun berdesis.

"aisshh,"

"hanya cium katamu kan?." tawaku hampir meledak. Sehun terlihat begitu frustasi, ahahaha tak pernah kulihat dia seperti ini sebelumnya. entah apa yang sedang kupikirkan sekarang, tapi melihat sehun tersiksa membuatku begitu senang. dengan pelan aku bergerak diatasnya membuat Wajah Sehun memerah, dia sudah tak nyaman. "shh jangan bergerak jika kau hanya ingin dicium." katanya begitu tersiksa.

utututu Uri Sehun.

maaf tapi aku tak akan mendengarkan mu kali ini.

"tapi sesuatu dibawah sana menusuk pahaku. tidak enak." Aku tidak berbohong untuk yang ini. "yasudah cepat cium agar kau ku lepas."

itu bukan jalan keluar!

tapi yasudah. berhubung dari tadi aku juga ingin sekali menciumnya jadi ku cium saja.

Aku menciumnya. benar-benar memberi Sehun ciuman tapi bukan untuk beberapa detik. aku tak menyangka dengan respon tubuhku. bukannya mendorong Sehun menjauh , tanganku malah menariknya semakin dekat, sama seperti yang kulakukan Sehun juga memeluk pinggangku erat. saling tak ingin melepaskan.

"mmhp.." mulut ku terbuka untuknya, mengeluarkan suara yang paling memalukan sepanjang masa. aku tidak ingin mendesah seperti ini. tapi sehun, dia...

"kubuka." membuka bajuku tanpa ijin, menyentuh mereka sesuka hati dan membuat ku mengerang. well yeah, aku selalu tau apa yang dia cari jika sudah seperti ini. "nghhh.."

"i know you want me wifey."

brengsek.

"Eungh..." Aku menggeliat saat tangan besar Sehun bermain disana. tanganku yang tak bisa diam perlahan mulai turun membuka satu persatu kancing kemeja yang Sehun pakai. setelah semua kancing itu terbuka langsung saja aku menyelusup masuk mengelus naik perut kotak sampai dada bidang Sehun. omg i adore you, i adore you, Oh Sehun.  dan dengan sekali hentak ku tarik kemeja sehun sampai lepas.

Oh, Ya Shit. mundur! suami ku sangat sexy.


 

Author POV

Sehun memeluk erat pinggang istrinya kemudian membalik posisi mereka, membaringkan Lisa dikasur dengan dirinya berada diatas tubuh istrinya itu.  ciumannya turun ke leher jenjang Lisa kemudian hembuskan nafas disana. membuat Lisa menggelinjang geli, tak lupa kecupan, dan terakhir menyedot leher putih itu hingga meninggalkan bekas .

"Uhm..." desahan yang Lisa keluarkan membuat Sehun kalap tidak bisa menahan gairahnya lagi, kecupan Sehun turun semakin kebawah ia berhenti dihadapan dada Lisa yang kini naik turun akibat ulahnya.

"Hhh... ahhh." Suara nyaring itu semakin menjadi saat Sehun mulai melumat disana. "shit.. you make me up so easy. nasty wifey Lalisa." 

- - -
 


 

Mata hari mengintip dari celah-celah jendela kamar Sehun dan Lisa, tidak seperti biasanya. Hari ini Sehun bangun lebih awal dari pada istrinya, dia memperhatikan wajah cantik Lisa yang tertidur didalam pelukannya, Sehun sedikit menarik selimut menutupi tubuh polos Lisa. otak nya mendadak blank. kenapa dia bisa lepas kendali lagi semalam, disaat Sehun sudah berjanji pada dirinya sendiri kenapa hasrat itu harus selalu datang.
 


 

tangannya bergerak menyentuh helaian rambut yang menutupi wajah cantik istrinya kemudian mengelus pelan pipi wanita itu. Lisa yang terusik hanya menggeliat kemudian membalikkan diri membelakangi Sehun. 
 


 

Dengan begitu Sehun langsung menarik Wanita itu, memeluk Lisa dari belakang dengan bibir menempel dipunggung polos istrinya. bayangan Sehun terlempar saat dimana ia mulai menyakiti istrinya itu, semua yang dia lakukan tampak begitu kejam. 
 


 

termasuk soal menyiram Lisa itu.
 


 

sebenarnya Sehun tau apa yang terjadi. dia tau Lisa bukan membully, melainkan membela Sejeong. Sehun tau. Sehun tau, dia ada disana sejak awal, dia melihat semuanya. 
tapi apa yang Sehun lakukan? dia malah menyiram Lisa. 
 


 

Wanita itu tak bersalah tapi Sehun terus berpikir untuk menyakiti wanita itu dengan berbagai cara. termasuk memarahi nya didepan umum seperti kemarin. Sehun ingin Lisa lekas meninggalkan hidupnya dan Sejeong  
 


 

pelukan Sehun kian erat mengingat Lisa tak mau menceritakan ulang kejadian itu ketika dia minta, entah kenapa sekarang Sehun ingin Lisa melakukan sebuah pembelaan agar Sehun menerimanya. tapi tidak, istrinya tidak melakukan apapun. haruskah Sehun mengaku bahwa sekarang dirinya mulai berharap agar Lisa selalu kukuh untuk berdiri disampingnya. 
 


 

     "maaf." dia berbisik lirih.
 


 

"Lisa maaf." 
 


 

- - -
 


 

Lisa tesentak kaget terbangun dari tidurnya dengan kepala yang pusing luar biasa. tubuh nya sakit dan leher nya seakan ingin patah sekarang. mata bulat coklat nya mulai menjelajah mencari keberadaan Sehun dikamar, tapi sepertinya suaminya itu sudah pergi. "cepat sekali perginya." gumam Lisa, Dia terdiam beberapa saat. Lisa merasa dia baru saja bermimpi. bermimpi tentang Sehun yang meminta maaf padanya.
 


 

"ck apa-apaan." rutuknya. "lagian kenapa dia harus meminta maaf." Lisa merunduk untuk melihat tubuh nya yang naked, kepalanya menggeleng mengasihani diri sendiri. disekitar dadanya terdapat banyak sekali bercak merah. "Lihat apa yang dia lakukan. ck." Lisa langsung menarik selimutnya, kemudian berjalan ke kamar mandi. 
 


 

setelah membersihkan diri Lisa berjalan keluar kamar. suasana rumah sudah sepi, semua orang sepertinya pergi. sekarang apa yang harus Lisa lakukan? Lisa berniat berbalik untuk masuk kembali kekamar tapi Bel rumah tiba-tiba saja berbunyi, membuat Lisa akhirnya malah berjalan mendekati pintu.
 


 

dia mengidupkan monitor cctv kemudian melihat ada seorang pria paruh baya tinggi dengan topi hijau lumut berdiri sambil menenteng sebuah kardus. sepertinya itu tukang pos. 
 


 

"permisi nyonya." sapa pria itu ketika Lisa membuka pintu. "apakah anda adalah Nyonya Oh Lalisa?" 
 


 

"iya benar, Ahjussi." 
 


 

"ini, ada titipan untuk anda." 
 


 

"untukku?." Lisa menatap tukang pos tak percaya. tangannya terjulur menerima kardus itu kemudian menanda tangani surat tanda terima. Lisa masih terheran, bagaimana bisa kardus ini adalah titipan untuknya. Lisa tak merasa baru berbelanja online atau apapun. 
 


 

sesampainya kekamar Lisa langsung membuka isi dus itu. mata bulatnya mengerjap melihat ada sebuah kamera didalam dus, kamera bermerek yang sangat bagus. 
 


 

karna terlalu penasaran, Lisa langsung saja menghidupkan kamera itu. mata bulat nya mengerjap lambat ketika foto pertama yang terpampang adalah foto Sehun dan Sejeong.
 


Lisa menskip satu persatu foto yang ada. 



 

alisnya tertaut tajam.

kemudian Lisa tersenyum mengejek. kenapa kiriman untuk nya malah berisi foto Sejeong dan Sehun? yang benar saja, sebuah kekehan lolos dari celah bibir tebal Lisa. "kekanak-kanakkan sekali." 

satu-satunya nama yang terlintas dibenak Lisa tentang pengirim foto ini adalah sejeong, dari hasil telaah ghaibnya Lisa merasa Sejeong tengah mencoba membuat Lisa sadar bahwa posisi yang sekarang Lisa tempati adalah milik Sejeong. "maaf sekali Kim sejeong."







 

Lisa terus menskip, hampir semua memori camera ini memuat foto Sehun dan Sejeong. hal ini jadi tidak menyakitkan dan malah terkesan lucu sekarang mengingat,mengingat bagaimana Sejeong berjuang sangat keras untuk membuat Lisa cemburu.

tangan Lisa berhenti menskip tepat di sebuah foto yang menampakkan sosok Sehun tengah memangku Sejeong dalam posisi berciuman. Lisa langsung menutup mulutnya .bulir-bulir keringat dingin mendadak mengalir membasahi pelipis wanita itu.

bukan

respon Lisa ini bukan karna foto yang dia liat, tapi karna..

"HOEK!!"

Lisa mual dan ingin sekali muntah.

"HOEKK!"

lagi.

Lisa buru-buru meletakkan kamera itu dikasur kemudian langsung berlari kekamar mandi. pusing yang dia rasakan bertambah parah, bahkan perutnya sekarang seperti diremas dan diaduk tanpa ampun. wanita itu menumpukan tangannya di wastafel kemudian mulai memuntahkan sesuatu dari mulutnya.

itu bukan makanan. Lisa tak memuntahkan makanan, dia hanya mengeluarkan liur beningnya.

"oh sial, asam lambung kah?."

 

________________________________________________

Lisa mendorong piring nasi miliknya kemudian mendekatkan diri pada Noodle pedas Sehun, dia menarik mangkuk Noodle itu lalu memasukkan sumpitnya kesana, mencoba membantu Sehun menghabiskan noodle pedas itu. ini sudah sering Lisa lakukan jika melihat Sehun sudah memasang ekspresi hampir mati seperti sekarang. 
 


 

Yoona dan Siwon hanya tersenyum ditempat mereka duduk. salut akan Lisa yang selalu berusaha meringankan hukuman Sehun.

 

"kau baik-baik saja?." Sehun berhenti mengunyah, fokus nya jatuh kepada wajah sang istri yang terlihat pucat malam ini. 
 


 

Lisa melirik lelaki itu kemudian mengangguk sebagai jawaban. iya, Lisa mengangguk tapi sehun pikir wanita itu tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia sedang baik. Bahkan Sehun dengar Lisa tak masuk kantor pagi ini. 
 


 

Apa itu karna ulahnya semalam? jangan-jangan Sehun terlalu kasar sampai istrinya lecet.
 


 

"sudah cukup."
 


 

"jangan dimakan lagi." kata lelaki itu lalu menarik piring noodle pedasnya dari Lisa. 
 


 

"tapi itu belum habis." .
 


 

"biar aku sendiri yang makan." 
 


 

"kau sudah sangat kepadasan kan?, biar kan aku membantu." Lisa kekeuh, dia kembali menarik mangkuk noodle itu dari Sehun. sungguh istrinya itu sangat keras kepala. 
 


 

Tak ingin memicu pertengkaran hanya karna Noodle itu Alhasil Sehun membiarkan Lisa membantu menghabiskannya, lelaki itu menatap khawatir wajah istrinya. Lisa benar-benar tidak terlihat Sehat. 
 


 

Sehun pun memasukkan begitu banyak noodle pedas kemulutnya agar Lisa hanya memakan sedikit. persetan dengan kepalanya yang hampir meledak, dia tak ingin wanita itu kenapa-kenapa setelah memakan Noodle nantinya. setelah noodle nya habis Sehun buru-buru merampas dua gelas air minum -miliknya dan Lisa- kemudian menegak habis air itu.
 


 

Dia kemudian menatap Lisa, tangannya terulur mengusap sudut bibir wanita itu.  "pedas. mau menemaniku beli bir setelah ini?." 
 


 

- - -
 


 

Disini lah Sehun dan Lisa sekarang, berjalan beriringan menikmati suasana malam. Sehun sengaja tak membawa mobilnya, dia ingin menghabiskan waktu melihat wajah cantik istrinya itu. kapan lagi Sehun mendapat kesempatan emas seperti ini. tak bisa dipungkiri tapi Sehun sangat senang malam ini. tangannya terjulur untuk merangkul Lisa masuk kedalam mantel yang dia pakai. 
 


 

"dingin." kata Sehun. Lisa tersenyum kemudian mengangguk kecil. iya dingin memang, tapi Lisa juga memakai mantel.
 


 

kedua nya terdiam sibuk dengan pemikiran masing-masing. Sehun ingin mengatakan sesuatu kepala Lisa tapi dia sepertinya sangat kesusahan. 
 


 

"Lisa."
 


 

"Sehun." 
 


 

Mereka berdua saling menatap.
 


 

"kau dulu." 
 


 

"kau dulu." 
 


 

Sehun terkekeh. bagaimana bisa mereka terus mengucapkannya secara bersamaan.
 


 

"ladies first." kata Sehun akhirnya. Lisa mempout kan bibirnya kesal, dia berpikir untuk menanyakan soal kamera itu pada Sehun. bukan kah hubungan yang baik diawali dengan kejujuran, jadi dia harus memberi tahu sehun kan? 
 


 

Wanita itu menatap Sehun ragu. 
 


 

katakan atau tidak ya?
 


 

"aku hanya ingin bertanya. hmm maybe this topic will be sensitive a lilbit." 
 


 

"whats about?"
 


 

"about....." Lisa mengigit bibirnya. "you and your girlfriend maybe?."
 


 

Sehun yang awalnya menatap Lisa dengan pandangan lembut kini berubah menjadi pandangan ingin tau. "jadi?" 
 


 

"apa.....dia baik-baik saja?" eh eh, Lisa. sejak kapan kau peduli soal keadaan wanita ular itu. 
 


 

"maksudku, apa kah dia tak masalah dengan kondisi mu sekarang? kau tinggal jauh darinya, dan aku yakin kalian tidak bisa selalu bertemu seperti sebelumnya. ku dengar papa juga memata-matai aktifitas mu diluar jadi...........apakah Sejeong menunjukkan tanda-tanda bahwa dia cemburu?."
 


Sehun terkekeh mendengar pertanyaan Lisa. dari sekian banyak yang wanita itu deskripsikan pertanyannya hanya soal cemburu?. "kau lucu." kata Sehun.

Lisa mendengus. "aku bukan badut."

"cepat jawab Oh Sehun!"

"iya, akan ku jawab. tapi kau pasti punya alasan kan kenapa bertanya begitu?."

Wanita itu memandang Sehun curiga. "Oh Sehun..." Lisa mendekatkan wajahnya pada si tinggi Sehun. "aku tau apa yang ada di pikiranmu sekarang, kau... pasti punya niat untuk bertanya balik kan?." Sehun mengerjap, niat nya cepat sekali terbaca oleh Lisa.

"jangan curang, aku tak akan mengatakan apapun sebelum kau menjawab pertanyaanku!." tekan Lisa dengan nada kesalnya.

Demi apapun dimata Sehun, Lalisa yang sekarang benar-benar seperti sosok anak kecil yang sangat menggemaskan, ternyata begini lah hasilnya jika kau terjerat hubungan dengan seorang gadis yang umurnya terpaut agak jauh dari mu. mengesankan, bisa kah sehun membawa Lisa pulang kemudian memeluk wanita itu semalaman sekarang juga?.

"dia baik. Sejeong tidak terlihat cemburu seperti yang kau fikir karna aku tetap mengunjungi nya ketika aku sempat. tak usah khawatir."

a slap for Lisa.

Sehun sering datang berkunjung jadi Sejeong tak cemburu. HOHOHO, haruskah Lisa senang sekarang?. setidaknya kehadiran dirinya tak membuat orang lain merasa tersisih karna Sehun adalah lelaki yang sangat pintar menempatkan waktu.

"good then, lalu menurut mu siapa yang mengirimkan ku sebuah kamera berisi foto kalian berdua?"

"kamera?" Sehun membeo.

"Ohh itu." sekarang Sehun tau kemana topik pembicaraannya dan Lisa. "Sejeong yang kirim, atas perintahku. aku yang menyuruhnya mengirim kamera itu, atas namamu karna tak ingin mama dan papa menjadi penerima."

Mata bulat Lisa terbuka lebar. "KAU MENYURUHNYA?!." rasanya Lisa ingin sekali meledakkan kepala Sehun sekarang juga, apa sih yang si tiang ini pikirkan. Sehun sedang mencoba mempermainkan Lisa kah?

"iya, ada yang harus ku lakukan dengan foto-foto disana. kenapa nada mu jadi seperti itu?."

"Astaga, Oh Sehun." Lisa berdecak gemas. harusnya dia sadar sebaik apapun perlakuan Sehun padanya, lelaki itu tetaplah orang yang Sama dengan yang menyakitinya tempo hari.

Lagian, untuk apa Sehun repot-repot perduli dengan perasaan Lisa yang mungkin bisa saja sakit ketika melihat foto nya dan Sejeong. ck, untung Lisa adalah wanita pintar, dia tak selalu menaruh perasaan di seluruh belahan bumi yang dia pijak.

"aku rasa jawaban mu cukup clear."

well, tapi tetap saja Lisa merasa tak nyaman ketika melihat foto itu!

buktinya, dia sampe mual.

Sehun memperhatikan istrinya, mencoba menemukan ekspresi yang harus di khawatirkan dari Lisa, tapi nihil. wanita nya itu biasa saja. "sekarang giliranku untuk bertanya kan?."

"hmm." Lisa mengangguk.

Sehun berdehem kemudian memandang Lisa serius. dia memegang bahu wanita itu, memaksa Lisa agar menatap nya.

"apa aku menyakiti mu?."

Lisa mengatup kan bibirnya. pertanyaan macam apa ini. "jawab, iya atau tidak?." paksa Sehun.

"iya." Lisa membeo santai, hatinya bilang Lisa harus jujur pada Sehun, untuk apapun itu.

"aku punya kekasih, aku mengacaukan hidup mu, aku membuat mu cukup sakit. benar kan?

"iya, Sehun." .

"lalu kenapa kau tetap berada disampingku?."

DEG.

Lisa terdiam, pertanyaan yang Sehun berikan bahkan lebih sensitive dari yang Lisa berikan tadi. apa Lisa mencintai lelaki itu. Lisa tak tau.

Memangnya apa itu cinta?

Bukankah Lisa pernah bilang, sejak dia kecil Lisa selalu mengklaim apapun yang orang tua nya berikan adalah miliknya. dan jika sudah menjadi miliknya Lisa tak akan semudah itu mengijinkan orang lain menyentuh atau mengganggu hak nya, termasuk Sehun.

Sehun adalah miliknya sejak mereka saling mengucap janji. soal perasaan, Lisa bingung. sungguh bingung. lagian, dia masih kurang paham tentang apa itu cinta. sepertinya Lisa harus berkonsultasi pada Taehyung dulu setelah ini.

wanita itu berniat membuka mulut untuk menjawab pertanyaan Sehun. "aku---."

"Sehunnie." perkataan Lisa terputus saat suara lain muncul ditengah mereka. keduanya langsung menoleh kearah asal suara kemudian rangkulan Sehun si bahu Lisa terlepas begitu saja.

"hai.." Sehun menyapa si pemilik suara dengan riang. ya, nada riangnya bahkan ketara sekali. Lisa tak perlu repot-repot untuk menebak si pemilik suara karna dari awal juga dia sudah kenal.

wanita itu berlari kemudian memeluk Sehun tepat dihadapan Lisa. "I miss you." katanya.

Malangnya kau Lalisa manoban, harus melihat adegan seperti ini untuk ke sekian kalinya. Lisa benar-benar harus melenyapkan semua harapannya. harus.

"i miss you too Sejeongie."balas Sehun, tangan yang tadi nya merangkul mesra Lisa kini beralih menepuk pundak Sejeong dengan sayang.

serba guna sekali tangan mu itu Oh Sehun. batin Lisa kesal. Lisa menyerngit ketika rasa pusing mendadak kembali menyirgap dirinya. perut Lisa terasa seperti diaduk-aduk.

mie sialan. lagi lagi hatinya mengumpat.

sekarang bukan hanya matanya yang panas, tapi perutnya juga.

"ekhem.." wanita berwajah barbie itu berdeham sangat keras. membuat dua sejoli yang sedang saling peluk itu sadar akan kehadirannya. Sehun adalah orang pertama yang melerai pelukan. "ah ada Lisa."

dan orang yang berseru pertama kali adalah kim Sejeong.

Lisa makin kesal, bersamaan dengan pusingnya yang semakin menjadi.

"Hai Sejeong,lama tidak berjumpa." sapanya sambil menahan nafas.

Bukan. Lisa bukan menahan nafas karna tak tahan dengan bau parfume Sejeong yang terasa asing dihidungnya. tapi dia menahan nafas agar suara 'hoek' tidak keluar ketika dia sedang berbicara.

"lama tak berjumpa juga,Lis. terimakasih telah membawa Sehun kemari."

hah?

terima kasih telah membawa Sehun kemari?

"apa maksud mu?." Lisa bertanya,sepertinya ada yang janggal disini. jelas,Lisa tak membawa Sehun datang. karna satu-satunya orang yang membuat Lisa keluar rumah adalah Oh Sehun sendiri . 

"kau tau kan. Jika tidak pergi bersamamu Sehun tak bisa lepas dari penjagaan papanya. jadi aku harus berterima kasih."

sorry?

kenapa Lisa sama sekali tak tau soal itu?.

pandangannya beralih kepada Sehun, pantas saja Sehun tiba-tiba mengajak nya pergi keluar. ternyata alasannya adalah untuk memperalat Lisa sehingga dia bisa bertemu Sejeong.

dua tanduk kecil tak kasat mata tumbuh di kepala Lisa. hatinya sangat sakit sekarang, nyeri sekali. jika Lisa bertemu ibu nya sekarang maka hal yang pertama yang akan Lisa lakukan adalah menangis.

sayang nya Lisa sedang ada dikawasan asing, dimana dia tak boleh menunjukkan kelemahannya begitu saja.

"Oh begitu." Lisa mengeluarkan suara.

wanita itu tersenyum begitu sinis pada Sehun kemudian senyumnya beralih pada Sejeong. "sama-sama." katanya ringan, sangat ringan sampai Sejeong terkejut tak menyangka respon Lisa akan sesantai itu.

"setelah melihat tontonan gratis dan sedikit salah paham, boleh kah aku pulang sekarang?."

Sepertinya Lisa harus mempause savage words nya dulu untuk malam ini karna perutnya benar-benar sedang tak bisa diajak kompromi.

Sehun tersentak mendengar permintaan pamit Lisa. oh jelas dia tak bisa membiarkan wanita itu pulang sendirian. satu, mereka sudah berjalan agak jauh. dan yang kedua, Dia tak bisa ditinggal berdua dengan Sejeong saja, bisa mati dia jika Siwon tau.

"ehh Lisa, kumohon.. jangan pulang dulu, aku.... masih merindukan Sehun."

"Oh yaampun, itu masalah mu Sejeong-ssi."

Lisa sudah tak tahan lagi, dia harus segera pergi dari sini. "Tapi---."

"Lisa!."

sebelum Sejeong melanjutkan ucapannya Lisa keburu berlari pergi. dia bahkan tak sempat berbalik untuk melihat Sehun yang terus memanggil namanya.

urgent! urgent!

sial sekali, hatinya terus memaki panas. kenapa dia harus mual disaat yang tidak tepat. tak tau kah siperut ini, bahwa Lisa sedang ingin sekali mengeluarkan kata-kata pedasnya tadi.

"HOEKK!!."

Lisa akhirnya mencapai puncak, dia memuntah kan isi perutnya di trotoar jalan.  Lisa belum sampai rumah dan bahkan tak tau dimana dia sekarang. dia sudah tak tahan lagi, sebelah tangannya menumpu kuat pada pagar pembatas trotoar sedangkan sebelah lagi meremas kuat perutnya sendiri.

kebayang tidak ketika kalian baru makan pedas kemudian malah muntah? rasanya sangat panas dan sakit. astaga ini menyiksa sekali.

Lisa menatap nanar jalanan, melihat kendaraan yang berlalu lalang dihadapannya membuat Lisa kembali mual. "hoekk.!

"astag-hoekk."

ugh! pedih sekali. Lisa ingin pulang dan langsung tidur saja. tapi dia tak tau ini dimana. beban nya semakin menjadi-jadi. bagaimana Lisa bisa pulang? bahkan uang untuk naik taxi saja dia tak punya.

Lisa tak mungkin mundur kembali bertemu Sehun. bisa-bisa dia kembali muntah karna melihat Kim Sejeong ada disana. tapi kepalanya sudah sangat pusing, Lisa merasa pasokan udaranya kurang tiba-tiba. setetes cairan panas mengalir dari sudut matanya sebelum akhirnya Lisa merasa dunia nya gelap.

dia tak bisa melihat apapun. "Sehun..... sakit."

- - -
 


 

"bagimana keadaannya?."
 


 

"apa dia baik-baik saja?." 
 


 

"katakan padaku!."
 


 

"YA PARK CHANYEOL!." 
 


 

TAK!!
 


 

Lelaki tinggi dengan jas putih itu menjitak kuat kepala lelaki lainnya yang dari tadi terus berteriak padanya. 
 


 

Dokter Park. atau yang biasanya dipanggil Chanyeol itu membuka kacamata minus nya kemudian menatap Sehun sangar. "apa yang kau lakukan padanya?." tanya Chanyeol dingin pada Sehun.
 


 

jika Chanyeol bukan sahabatnya dan jika saja Chanyeol tidak mempunyai kedudukan yang sama seperti Jongin maka Sehun pastikan dia akan membunuh Si Park ini sekarang juga karna tak menjawab pertanyaan Sehun sama sekali. 
 


 

"apa ini adalah waktu yang tepat untuk sesi tanya jawab?." 
 


 

"katakan padaku bagaimana keadaannya hyung, astaga." Sehun berdecak gemas. dia sudah sangat panik ketika menemukan tubub Lisa terkulai lemah di trotoar tadi. kenapa Chanyeol malah mempermainkan perasaannya lagi astaga. 
 


 

"ck, dia baik-baik saja. tak ada yang perlu kau khawatirkan." jawab Chanyeol akhirnya membuat Sehun menghela nafas lega,beban nya hilang selapis dan dengan begitu Sehun langsung mendudukkan dirinya dikursi tunggu. 
 


 

Lisa tidak apa-apa, Lisa tak apa-apa.
 


 

ucapnya dalam hati. 
 


 

namun tak lama kemudian Chanyeol kembali membuka suara  "tapi Sehun..."
 


 

"bukan kah kemarin kau bilang, kau tak tertarik padanya?." tanya Chanyeol enteng . satu lagi yang harus kalian tau adalah bagi Sehun, 
Chanyeol sama artinya dengan jongin, jadi tak ada rahasia diantara mereka bertiga. "iya aku tidak tertarik." 
 


 

"lalu kapan rencananya kau akan menceraikan dia?."
 


 

Sehun tersedak air liurnya sendiri. oh cerai, Sehun hampir lupa soal itu. "secepatnya. first aku akan membuat Mama menerima Sejeong dulu." 
 


 

Chanyeol terbahak mendengar ucapan ringan Sehun. membuat Mama Yoona menerima Sejeong? bagaimana Sehun bisa berharap terlalu jauh ketika Dia bahkan mengenal sang Mama dengan cukup baik. Chanyeol saja langsung ragu.
 


 

"mulus sekali kata-kata itu keluar dari mulut mu, Oh Sehun." ejek Chanyeol sarkastik. "oke , mari jangan dulu memikirkan soal Nyonya Oh si naga betina. kurasa itu terlalu jauh." 
 


 

"yang dekat-dekat saja, bagaimana jika aku bilang bahwa kau tidak bisa menceraikan istrimu untuk 9 bulan kedepan?."
 


 

"apa maksud mu?."
 


 

Chanyeol lagi-lagi terkekeh. ingin sekali dia menyuntikkan racun pada Sehun agar lelaki itu cepat mati atau sakit dulu kemudian bertobat. Chanyeol melipat kedua tangannya didepan dada kemudian menatap Sehun sengit.  
 


 

"Lisa hamil." katanya. "katakan padaku bagaimana bisa dia hamil jika kau tak tertarik padanya?."
 


 

mendengar rantaian kalimat yang baru saja keluar dari celah mulut ranum Chanyeol, Sehun langsung mendongak kaget. mulutnya ikut terbuka.
 


 

"omong kosong." katanya tak terima. 
 


 

"aku serius, Sehun-ssi."
 


 

"tapi tapi tapi----."
 


 

"4 minggu Tuan Oh."
 


 

Sehun mengatup kan bibirnya rapat-rapat. kepalanya mendadak berdenyut sakit.
 


 

Berbeda dari reaksi Suami lain yang akan langsung berjingkrak senang mendengar berita tentang kehamilan sang istri, Sehun malah termangu kaget tak terima,Dia merasa bahwa ini adalah mimpi buruk. 
 


 

Lisa dan calon bayinya adalah bencana besar bagi Sehun. rencananya bisa hancur berantakan. 
Jika kedua orang tuanya dan orang orang Lisa tau soal kehamilan ini , maka tamat lah kisah cintanya bersama Sejeong. Sehun pastikan, Sejeong tak akan pernah mendapatkan kembali kedudukan yang seharusnya ia dapat dan Sehun tak akan pernah bahagia. 
 


 

"Hyung, tolong sembunyikan berita ini.."
 


 

"kumohon jangan beri tau Lisa soal ini atau siapapun."

 

________________________________________________

 

 

Sehun melangkah kan kaki panjangnya memasuki ruangan serba putih dimana istrinya tertidur dibawah pengaruh obat bius, bau obat-obatan langsung menusuk tajam hidungnya. aneh, adalah hal pertama yang Sehun rasakan ketika dia sudah berdiri disamping kasur rawat Istrinya. 
 


 

Chanyeol bilang dia sudah boleh membawa Lisa pulang ketika wanita itu sadar nanti, karna pingsan memang biasa terjadi jika Lisa tak bisa mengendalikan tubuhnya di trisemester ini. 
 


 

Trismester.
 


 

sudut bibirnya tertarik membentuk senyum mengejek. trisemester? Lisa hamil? lelucon macam apa yang baru saja dia dengar. 
 


 

Sehun mendudukkan dirinya tepat dikursi sebelah Lisa berbaring. tangannya terulur menyentuh perut datar Wanita itu. dia pikir Apakah Chanyeol cukup gila ketika mengatakan bahwa disana sekarang terdapat satu nyawa lagi. 
 


 

Sehun akan menjadi seorang ayah, Oh dia pasti akan sangat senang jika kasus ini terjadi pada nya dan Sejeong bukan Lisa.
 


 

"hai." sapa nya kaku sambil mengelus perut datar Lisa. "apa kau mendengarku?." 
 


 

"Aku Oh Sehun, Ayah mu." Sehun pasti sudah gila sekarang. mengajak Perut Lisa untuk berbicara layaknya orang idiot. well, hati Sehun lah yang mendorongnya untuk melakukan ini. 
Sehun terkekeh buru-buru menarik tangannya kemudian memberi satu tamparan pelan pada pipi nya sendiri. 
 


 

"Hentikan Oh Sehun. dasar bodoh".
 


 

- - - 
 


 

#np  BTS - I Need U
- Teen Top - Be My Girl
 


Taehyung memainkan pulpen warnanya dengan cepat, mencorat coret kertas putih polos yang ada dihadapannya.

Mata indah Taehyung sedari tadi mencuri fokus kedepan, lebih tepatnya ke arah seorang wanita yang terlihat begitu murung beberapa hari belakangan ini. wanita itu tak tersenyum barang sedetik pun dan terlihat begitu pucat. jujur Taehyung sedikit tak suka melihat ada orang yang murung disekitarnya, ditambah orang itu adalah si Wanita ceria, Lisa.

sudut bibir Taehyung tertarik membentuk sebuah senyuman yang sangat manis ketika matanya bertemu dengan mata coklat Lisa.
 

"hey!." panggil nya dari jauh. well, mejanya dan Lisa terpaut jarak tiga meteran mungkin. Taehyung melambai kemudian mengangkat kertas coretannya tunggi-tinggi agar Lisa bisa melihat bagaimana bentuk mukanya yang sekarang jika dipindahkan keatas kertas.

 

Lelaki tampan itu menggeleng kemudian menjulurkan lidah bersamaan dengan jari telunjuk nya yang menarik kantung mata membentuk wajah konyol yang mana artinya Taehyung tengah mengatai orang yang dia gambar. Lisa yang melihat itu langsung mendengus jengkel, dia kira Taehyung sibuk menulis laporan, tarnyata lelaki itu malah melukis wajahnya.

Taehyung kemudian meraih handphonenya mengetikkan sesuatu kemudian kembali menatap Lisa.

Ting!

Lisa mendengar notif handphonenya berbunyi. dia melihat Taehyung sekilas sebelum akhirnya meraih handphone itu.

Kim Taehyung: Tebak aku punya apa?

Lalisa: apa?

Kim Taehyung: dua tiket gratis ke taman bermain.

Lalisa: kau bermain lotre lagi!?

Kim Taehyung: Ayo pergi. 
Kim Taehyung: Aku sudah meminta ijin pada Seokjin hyung untuk membawa mu .

Lalisa: diijinkan?

Kim Taehyung: ya, Aku bilang kita akan mengunjungi market.

Lisa membulat kan matanya melihat Isi pesan Taehyung, matanya sudah ingin keluar, dia sudah berniat memarahi Taehyung, namun notif lainnya langsung masuk bertubi-tubi.

Kim Taehyung: Aku tidak berbohong!
Kim Taehyung: tamannya dekat dengan market
Kim Taehyung: kita bisa sekalian mengunjungi market, kan.

"astaga." Lisa bergumam gemas.

Diseberangnya Taehyung sudah tersenyum begitu manis. mari buat Lalisa Manoban ikut tersenyum sepertinya.

- - -
 


Akhirnya Lisa dan Taehyung pun sampai di taman bermain. Dari tadi Lisa masih saja cemberut, dia merasa Taehyung telah membohonginya karna mengatakan akan mengunjungi market dulu baru taman bermain. tapi nyatanya apa? Taehyung malah menculiknya kemari terlebih dahulu.

Dug

Taehyung menyenggol pelan bahu Lisa kemudian menunjukk sebuah gerobak turkey ice cream yang ada dihadapan mereka. "mau tidak?" tanya nya. "aku traktir." Lanjut lelaki itu.

Lisa terdiam mempertimbangkan tawaran Taehyung untuk beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk. oke, Lisa akan mengikuti permainan Taehyung saja, lagian dia sepertinya butuh hiburan sedikit.

Kebetulan gerobak Ice creamnya sedang sepi, jadilah Lisa dan taehyung mengantri dibarisan pertama.

Rules pertama membeli Ice cream turkey adalah pembeli harus kesal terlebih dahulu. dan itulah yang sedang terjadi pada Lisa sekarang. dia menggerutu sedari tadi karna paman penjual ice cream itu tak kunjung memberi kan ice cream untuknya.

"sial." maki Lisa pelan, haruskah Paman ini membuat Lisa kesal dengan berulang kali tidak jdi memberikan ice creamnya ketangan Lisa!!? Ice cream itu malah berputar-putar dihadapan wajah Lisa meminta untuk direbut saja.

ini tidak adil

batin wanita itu, sibodoh Taehyung telah mendapatkan ice creamnya dengan mudah dan kini tengah menyantap santai tanpa memperdulikan Lisa yang begitu kesusahan mendapatkan jatahnya. Lisa dengan kesal menarik ujung kemeja kerja yang Taehyung pakai.

"Taehyunggg."rengeknya.

"hmm?" Lisa mengumpat didalam hati ketika Taehyung membalas aegyonya dengan wajah datar. "ice cream." balas Lisa sambil menunjuk ice cream yang dipegang Taehyung.

"ini punya ku."

"berbagilah Tae, aku lelah dengan paman ini." lagi-lagi Lisa memasang wajah aegyonya. "mana punya mu hah?"

"paman tidak memberikannya padaku." adu Lisa. Taehyung menatap Lisa dengan senyum kecil nya. Lihat bagimana Ice cream itu merubah Lisa menjadi seperti bocah.

"paman." Lelaki itu mengode si paman penjual ice cream dengan ramah.

"paman, kau tak mau membuatnya menangis kan?" ucap Taehyung sambil tersenyum geli, si paman penjual ice cream pun melakukan hal yang sama, "ahaha. anak muda, aku suka sekali mengganggu pasanganmu. dia sangat lucu ketika kesal." Kata Si paman. "dia sangat cantik jika kesal."

Taehyung terdiam, bukan karna ia memikirkan tentang kenapa paman tua ini tidak memiliki gigi yang lengkap ketika tertawa dan berani sekali menggoda Lisa.

tapi dia memikirkan tentang perkataannya.

'pasangan' ya. ahaha apa Taehyung baru saja senang dipanggil seperti itu.

sayang sekali, dia istri orang paman.

"ini nak. berikan ice cream ini padanya." celetuk si paman,

"paman, aku berada disini! kenapa kau malah memberikannya pada Taehyung?." Lisa yang sedari tadi diam ikut angkat bicara. dia tidak tuli, tentu saja Lisa mendengar semua yang Paman itu jatakan pada Taehyung. tapi dia lebih memilih menskip, tak ingin hubungannya dan Taehyung akward nantinya. "berikan ice cream nya padaku!."

"ini nah."

"dasar galak."

- - -
 


Lisa's POV

Setelah membeli ice cream aku dan taehyung memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, si bodoh Taehyung tadi melihat wahana rumah hantu di Baliho dan sekarang dia tengah memaksaku untuk ikut bersamanya kesana.

"Taehyung-ah. kenapa kau keras kepala sekali? kincir raksasa lebih menarik dari pada rumah hantu ini.." Celotehku,

Takut? iya! aku benar-benar takut untuk masuk ke wahana rumah hantu sekarang. kenapa disetiap taman bermain harus ada wahana terkutuk ini sih! , dan lihat Taehyung, wah dia pasti sudah gila sanking girangnya.

"Tae. aku ini ada penyakit jantung, bukan kah lebih baik naik kincir? kita bisa melihat pemandangan indah disana, bukan wajah monster yang akan menghantui mu tidur." aku berusaha menakuti Taehyung, tapi manusia terong ini kenapa tak takut ya? malah aku yang was-was dengan perkataan kusendiri.

Bagaimana jika Hantunya benar-benar ada nanti malam?!

"Lis, kita sudah terjebak diantrian. kau tau? berada ditengah. maju susah apalagi mundur..tidak ada pilihan lain oke?." celetuknya santai membuatku menatapnya dengan wajah menyedihkan. benar juga, jika dilihat kami hanya tinggal menunggu giliran saja. dengan cepat aku berbalik kedepan jantungku mulai berdetak tak karuan, ayolah Lisa ini tidak akan membuatmu mati konyol.

Detik berikutnya aku merasa kedua bahuku diremas dengan lembut. ketika menoleh hal pertama yang kulihat adalah wajah Taehyung dengan senyum nya. dia tersenyum begitu tenang tanpa menoleh kearah ku.

"berikutnya." ujar sipenjaga wahana langsung membuat jantung ku yang tadinya sedikit relax malah mulai berdetak tak karuan. oke sekarang giliranku untuk masuk, fighting Manoban!

tap

Bunyi langkah pertama ku menggema diruang gelap yang hanya diterangi dengan lampu teplok kecil semeter dari tempat aku berdiri, aku menoleh kearah Taehyung yang kini sibuk memeriksa suasana. kenapa dia terlihat sangat santai dari tadi?

"heh." panggilku setengah berbisik sambil menyingkut lengannya.

"apa?" 
 

"kemana pengunjung lainnya? kenapa hanya kita berdua disini?" tanyaku takut.

"jarak antara pengunjung satu dan dua itu berkisar 15 menit. menurutmu apa mereka akan berdiri disini dan menunggu pengunjung lainnya masuk seperti yang kau lakukan?" ujarnya songong sambil berjalan melewatiku dua langkah.

"ya ya ya! Kim Taehyung! tetap disampingku!!" aku berteriak tertahan, takut jika hantu disini mendengar teriakkan ku.

Bagaimana jika nanti mereka malah datang!? dengan cepat aku berlari mengejar Taehyung dan merangkul lengannya. dapat kurasakan Tubuh Taehyung menenggang ketika aku memeluk lengannya. aishhh persetan, siapa suruh membawa ku masuk.

Aku dan Taehyung pun mulai berjalan lagi, suara-suara aneh mulai menggelitik telingaku.

Perlu kalian ketahui, sedari tadi aku berjalan dengan mata tertutup rapat dan hanya mengandalkan Taehyung sebagai pegangan.

Aku tak perduli dengan apapun yang aku injak atau dimana aku sekarang. atau bagaimana keadaan sekitar ku sekarang.

cukup mendengar saja tidak mau melihat!

Taehyung disampingku terlihat begitu santai. walaupun sesekali aku tersentak karna gerak refleks Taehyung yang terkejut. entah lah apa yang sudah diliatnya dari tadi.

"wow. ahjussi. kau terlihat menyeramkan." samar-samar diantara kerasnya suara mistis yang ada, aku mendengar si bodoh Taehyung memuji sosok hantu yang AKU-TIDAK-MAU-TAU-BENTUK-NYA! 
 

"hey bodoh! jangan berbicara pada mereka!" bisikku takut. Taehyung ini benar-benar lelucon.

"kenapa? mereka kan juga hidup."

"tapi mereka sedang berakting jadi hantu."

"just for joke, benar? lalu apa yang harus kau takutkan?." balasnya. aish, Kim Taehyung terserah mu saja.

Tap.

tiba-tiba aku merasa Taehyung menghentikan langkahnya membuatku ikut berhenti tentu saja.

apa? apa?

ada apa?.

"ini dia permainannya!" serunya bersemangat.

hah? permainan apa.

"apa yang kau bicarakan?."

"buka matamu! dan lari." kata Taehyung membuat ku was-was.

"Hah apa?!"

"lari.."

tap

tap

tap

Aku mendengar suara langkah dari arah belakangku, buluk kudukku yang tadinya sudah meremang kini semakin parah. pegangan ku pada Taehyung juga mengerat.

"LARI LARI. YANG INI MENGEJAR!" Kata Taehyung.

"BHUAHAHAHA." bersamaan dengan itu aku merasa seseorang berteriak dibelakangku. aku benar-benar menyesal karna saat itu Aku malah menoleh dengan mata terbuka.

"KYAAAA KIM TAEHYUNGG!!! WANITA INI MENYERAMKANNN.."

"JANGAN LIHAT KEBELAKANG DASAR BODOH!!."

"PEGANG TANGANKU !!!!"

"ISH KAU INI!! SUDAH KUBILANG LARI!."

- - -
 


Author's POV

Lisa dan Taehyung keluar dari wahana rumah hantu dengan nafas yang rerengah-engah sambil tertawa lepas.

"apa kau melihat wajah mu tadi? ahaha sangat aneh" ejek Taehyung. hatinya bersorak gembira melihat Lisa yang akhirnya tertawa keras sekarang. Wanita itu tampak lebih manusiawi dengan gelak tawa nya.

"yak! kau sendiri juga aneh. kau takut tap-----" Lisa menghentikan perkataannya. ketika melihat sosok Suaminya berdiri dengan wajah merah padam dihadapannya dan Taehyung.

"Sehun?." apa Lisa mendadak mengalami imajinasi akut sekarang, kenapa Sehun bisa ada disini?.

"sudah makan?" tanya sehun dingin, Lisa terdiam, makhluk dihadapannya jelas berbicara dan itu nyata. ia sedikit melirik kearah Taehyung tapi lelaki bermarga Kim itu terlihat biasa saja.

"pukul berapa sekarang?" Tanya Sehun lagi, "ini jam makan siang." Lisa menjawab dengan bingung, dia tak tau harus berkata apa, sungguh seharusnya dia tak gugup seperti ini. toh dia dan Tae tidak selingkuh.

Sehun berjalan mendekat kearah Lisa kemudian mencengkram pergelangan tangan wanita itu. "apa yang kau lakukan?!"

Sehun tidak menjawab, ia menatap Istrinya dengan tajam nafasnya memberat dan rahangnya terkatup rapat. oke Lisa takut. Sebelumnya ia tak pernah takut melihat wajah marah Sehun, tapi apa gerangan Sehun menjadi begitu marah padanya.

Lisa menolak ikut, tapi kakinya terus terseret mengikuti langkah besar Sehun, dia menoleh kearah Taehyung dibelakang, berharap lelaki itu akan menolongnya tapi satu-satunya hal yang Taehyung lalukan hanya tersenyum sambil mengangkat satu jempolnya seolah berkata 'tidak apa-apa. kau akan baik-baik saja'.

Taehyung tersenyum puas.

hari ini dia sudah berhasil membuat Lisa tertawa.

dan membuat Sehun tanpa sadar menunjukkan apa yg dirasakan pada Lisa. Sehun cemburu right?

"ckck, Oh Sehun."

- -
 


 

"pelankan mobilnya." pinta Lisa dengan wajah takut. tangannya bertumpu kuat pada dashboard mobil, sesekali wanita itu menutup matanya kala mobil yang Sehun kendarai seperti hampir menabrak mobil lainnya. 
 


Wanita itu melirik Sehun ngeri, lelaki ini terlihat seperti orang kesetanan.

"Sehun!.." panggilnya lagi, tapi tak ada respon.

"sehun berhenti!." tak ada respon. Lisa memejamkan matanya.

"OH SEHUN!!"

CITTTTTT

Sehun memijak pedal rem tiba-tiba. mobil nya berputar kemudian berhenti dipinggir jalan. Lisa terdiam dengan mata yang terbuka lebar. wanita itu berusaha mengatur nafas dan degup jantungnya

"kau ingun membunuh kita ya?!" sentak wanita itu kemudian menoleh kearah Sehun yang hanya diam sambil menatap jalanan. Lisa membuka seatbelt Sehun kemudian berkata "keluar! aku yang menyetir."

"apa yang kau lakukan dengan Taehyung barusan?" Lisa menyerngit mendengar pertanyaan Sehun. "apa maksud mu? kami hanya jalan-jalan--"

"hanya jalan?." sehun membeo. "bagaimana jika suruhan papa menangkap kalian?."

"aku bisa menjelaskan, dan wajah Taehyung sepertinya tak punya aura perebut."

Sehun menoleh menatap istrinya dengan tajam, "kenapa tidak? bukankah dengan wajah seperti itu dia bisa saja membawamu kesebuah hotel dan bermain sebentar, benar sayang?"

perkataan Sehun barusan membuat Lisa tak bisa berbicara.

"are you crazy?" sentak Lisa. , hatinya begitu sesak. "kau tidak bisa menuduhku seperti itu."

"menuduh? haha aku hanya berucap, jika kau tersinggung berarti itu bsa saja terjadi kan." balas Sehun dingin. apa yang terjadi dengan Sehun? kenapa dia jadi begitu protektif dan curigaan seperti ini.

"ngomong-ngomong jika iya, bagian mana saja yang sudah dijamahnya baby girl?----" Sehun mendekati Lisa yang kini hanya bisa menatap suaminya dengan sorot tak percaya.

"disini?" Sehun menyentuh wajah Lisa dengan jempol menyapu pelan bibir wanita itu,

"disini?" kini tangan besar itu menjelajah dirahang, leher, dan dada istrinya, membuat sang empu risih. oh haha penghinaan yang sangat menakjubkan Oh Sehun.

tangan itu terus turun kebawah. "atau di-----"

"CUKUP!!" akhirnya Lisa tak bisa membiarkan Sehun menghinanya lebih jauh.

"puas? sudah puas menghina ku oh sehun?!." Lisa menepis kasar tangan sehun dari wajahnya. terimakasih oh Sehun karna telah menyulut emosi seorang Lalisa.

"harusnya aku yang berkata padamu seperti itu, suami macam apa yang berani bercinta dengan wanita lain sedangkan dirumah aku menunggu nya pulang dirumah?!"

"suami macam apa yang menomor satukan wanita lain dari pada istrinya?! katakan!"

"ada apa dengan mu sehun, huh?."

"kau tak perlu mencampuri urusanku. lebih baik kau pantau saja sejeong jalang mu itu!"

PLAK

Lisa menutup matanya, rasa panas dan perih menjalar dipipi kanannya. jangan tanya bagaimana kuatnya sudah dia menahan cairan panasnya agar tak keluar membahasahi wajah cantiknya.

"jaga mulut mu itu! dia bukan jalang!."

Lisa diam, masih sibuk dengan rasa panas yang ada dipipinya. hari ini sehun sudah berani menamparnya. apa lagi yang akan Sehun lakukan setelah ini?.

Lisa menggeleng, memegang pipinya yang baru saja sehun tampar. "aku tak pernah melarang mu melakukan apapun Sehun."

"tapi hari ini dengan tegas ku katakan, bahwa aku melarang mu mencampuri urusanku. apapun itu!."

"got it?." kata Lisa penuh penekanan. detik berikutnya dia langsung membuka sealtbet yang dia pakai kemudian keluar dari mobil sehun. Sehun termangu beberapa detik sebelum akhirnya tersadar bahwa Lisa sedang hamil. bodohnya dia malah mencari topik agar mereka bertengkar.

kata Chanyeol wanita hamil itu sangat sensitif, jika sehun ingin bayi nya sehat maka hal pertama yang harus sehun lakukan adalah menjaga perasaan ibu nya.

dengan begitu Sehun ikut keluar dari mobil. berlari kecil menyampari istrinya.

kebetulan Lisa belum jauh untuk sehun raih, dengan cepat dia menahan tangan sang Istri. Lisa memekik karna sehun tanpa babibu langsung menggendong nya seperti karung beras dibahu .

"TURUNKAN AKU!."

"SEHUN!!!."

Wanita itu berteriak, meraung, bahkan memukul-mukul bagian belakang Sehun dengan keras. tapi sehun seolah tuli.

tanpa sehun sadari Lisa sudah menangis sekarang, wanita membenamkan wajah nya dijas kerja yang sehun pakai. menyembunyikan wajahnya agar Sehun tidak melihatnya hancur.

 

 

 

 

 

TO BE CONTINUED. 

 

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya SKINTOUCH - [HUNLISA PART 24]
12
0
when she' pregnant  but he is not ready.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan