SKINTOUCH - [HUNLISA PART 1 - 5]

10
0
Deskripsi

"tatap Aku!." desak Wanita berambut coklat itu membuat Sean mengangkat wajah dan menatap lamat wajah Wanita berambut coklat yang kini dikuncinya ke dinding.

Wanita itu, cinta pertamanya, kekasihnya. Kim sejeong.

"Sekarang katakan, apa Kamu membuka mata ketika sedang berhubungan dengan Dia? apa kamu menyuruhnya mematikan lampu dan membayangkan wajahku ketika melakukannya? katakan !."

Sehun diam membisu. lidahnya seolah kelu untuk menjawab, pemuda itu malah memandang Sejeong dengan tatapan kosong dan...

THE STARTER 

- - - - -
 


"Saudara Oh Sehun, bersediakah kamu menerima Lalisa Manoban sebagai pendamping hidup mu? menemaninya saat suka maupun duka? miskin atau kaya? sehat atau pun tidak untuk selamanya?."

"Saya bersedia."

"Lalisa Manoban, bersediakah kamu menerima Oh Sehun sebagai pendamping hidup mu? menemaninya saat suka maupun duka? miskin atau kaya? sehat atau pun tidak untuk selamanya?.

Lalisa, gadis cantik yang biasa dipanghil Lisa itu terdiam beberapa saat. Gadis itu terlihat mengembuskan nafas pelan seolah jawabannya selanjutnya akan benar-benar mengubah hidupnya, 'well memang akan berubah.' Lisa membatin kemudian menjawab.

"bersedia." dengan senyum manisnya.

"maka dengan ini kalian berdua dinyatakan sebagai pasangan Suami - Istri."

Sehun menunduk setelah ucapan sang Pendeta, ucapan itu seolah menjadi beribu beban yang menghujani tengkuk dan pundaknya.

Dia sudah menikah. dan ini bukan lagi perkara main-main, disebelahnya sekarang sudah berdiri seorang Gadis yang nantinya akan mengisi hari-harinya.

Sehun tidak tau Gadis seperti apa yang telah dinikahi nya saat ini, Sehun tak tau Karakter apa yang dimiliki gadis ini, bahkan wajahnya saja belum bisa ditangkap dengan benar oleh ingatan mengingat dirinya dan Gadis bbernama Lalisa itu baru bertemu SEKARANG.

Ohh astaga, jenis pernikahan macam apa ini. oke, Sehun tak perduli.

sesuatu yang sangat Sehun ingat saat ini adalah , Kim Sejeong. ya Sejeong, Wanita yang harusnya berdiri disebelah Sehun sekarang. seandainya Ibunya tidak menolak Wanita itu mungkin saja Sehun akan Bahagia, bukan malah merasa terbebani seperti ini.

'Aku tidak ada pilihan lain.' pikirnya.

Ayahnya Oh Siwon , bukan lah sekedar pemberi ancaman. Dia akan serius melakukan semuanya.

Untuk yang ini Siwon mengancam akan mencabut semua aset yang sudah diberikannya pada Sehun, termasuk menurunkan jabatan Pemuda itu dikantornya sendiri jjika Sehun mmenikahi Sejeong atau pun menolak perjodohannya dengan Lisa.

sungguh menyedihkan.

ternyat cerita novel picisan yang biasa Sejeong baca malah menimpa kisah cinta mereka.

malangnya Sejeong menjadi pemeran ke 3 disini, dan Lisa adalah Pemain yang sesungguhnya.

"Mr. Oh, kau bisa mencium mempelai wanita mu sekarang." ucap si Pendeta. Sehun mengangguk singkat, dia membalik tubuhnya dan berhadapan langsung dengan Lisa , Gadis itu terlihat sedikit salah tingkah, namun wajahnya yang datar cukup mampu menyembunyikan semua  itu dari Sehun. 

tapi, kenapa Lisa bisa salah tingkah?  oh, bukan kah harusnya dia marah dan jengkel? mengingat dirinya adalah seorang yang juga tengah dihukum oleh kedua orang tua hanya karna ketauan bermain di Bar dan minuman
Dua minggu yang lalu gadis itu menganga tak percaya ketika mengetahui Ayah dan Ibunya langsung mendaftar kan namanya Di TINDERLOVE INTERNET HANYA KARNA KETAUAN KE BAR SEKALI!

SEKALII!!

DIUMUR 23 TAHUN HANYA SEKALI!

LISA BERSUMPAH!

Oke, ini salah nya.

Lisa juga sudah bertekad akan menerima hukuman apapun dasi sang Ayah.

namun hal yang tak Lisa sangka adalah 'hukuman' yang Ayahnya maksud akan seperti ini. yaTuhan, ini mah hukuman seumur hidup namanya.

Dinikahkan. Paksa. Dengan orang yang tak dikenal pula

'untung tampan'

Lisa tersentak dari lamunannya ketika Sehun meletakkan jarinya di dagu Lisa membuat Gadis itu mendongak menatapnya.

'Astaga Ayah-Ibu, Pria ini tidak begitu buruk.' Lisa membatin. detik berikutnya Sehun  mulai merangkul pinggang kecil Lisa dengan posesif 'bagus, ini mulai menggelitik' Lisa kembali membatin. 'posisi ciuman ini akan membuatku sesak!'

Sehun terdiam beberapa saat, memandangi wajah polos Lisa. Sehun tau gadis ini lebih muda 3tahun darinya dan hal itu benar-benar ketara dari wajahnya ternyata.

Sehun berdeham canggung. terlalu ragu untuk melakukan step selanjutnya.

tapi, jika Sehun melewati sesi ini maka entah apa yang akan dilakukan si Naga besar Oh Siwon padanya.

oke, Sehun tak akan menoleh ke kursi dimana Papanya duduk sekarang.

tidak akan!

'baiklah Sehun, lakukan dengan cepat. cukup tutup matamu dan bayangkan bahwa kau tengah menyentuh Sejeong.'

tanpa pikir panjang langsung menutup matanya dan memberi sebuah ciuman dibibir tebal Lalisa Manoban dengan bayangan Kim Sejeong. dia bahkan tak sadar bahwa pemikiran nya barusan bisa saja menjadi awal dari segala masalah yang mereka alami kedepan.

oh oh, tidah usah berkata 'kedepan' , bahkan sekarang pun sudah ada pihak yang tersiksa.

siapa?

Lisa, karna kesusahan mengimbangi ciuman Sehun yang entah kenapa membringas tiba-tiba. 
 

'LAKI LAKI INI AKAN MEMBUNUHKU!!' -Lisa

 

 

LISA'S DRESS

_______________________________________________

PART 1

Lisa menyeret dengan susah payah gaun pengantin yang dia pakai memasuki kamar hotel

mata besarnya menerawang ke seluruh penjuru kamar. kamar ini terlihat sangat luas, bahkan ada sedikit bau bau honeymoon mengingat terdapat pemandian bunga didalamnya.  

cukup bagus, tapi bukankah si Albino itu bilang hanya akan tinggal semalam disini karena kunci villa baru mereka belum diberikan? lalu kenapa harus memilih kamar yang mahal seperti ini? well, pasti mahal kan.

'orang kaya selalu berlebihan' Lisa membatin.

kakinya berjalan mendekati kaca.

"ya Tuhan, gaun ini berat sekali." rutuk Lisa sambil memperhatikan bayangan dirinya sendiri.

Entah berapa kali sudah dia merutuk hari ini tapi Lisa tak berbohong, gaun sialan yang dipakainya memang seperti akan meremukkan badannya.

Lisa harus segera melepaskan benda ini. segera!

mumpung lelaki bernama Sehun itu  masih dibawah mengurus registrasi hotel.

Tangan kecil nya mulai meraba kebelakang, mencari keberadaan kancing gaunnya. Lisa menggelinjang, berjingkrak keatas kebawah, tapi gadis itu tetap tidak menemukan kancing gaunnya.

"sepertinya kau ingin mencari gara gara denganku." Lisa menggeram dan-HAP! dia menemukan kancing gaunnya. "kena kau."

"eh tunggu....tidak mau turun." Gadis cantik itu menyerngit. "aish! ini macet!."

Bagus sekali Annalise Harper, kancing dress mu tak bisa diturunkan.

"sekarang apa yang akan ku laku---"

perkataan Lisa terpotong bersamaan dengan dirinya yang tak sengaja menangkap bayangan Sehun dari kaca.

jadi posisinya Lisa berdiri membelakangi pintu menghadap kaca dan Sehun tengah berdiri didepan pintu sekarang. Sehun bahkan sudah menutup pintu nya. 'kapan dia datang?'

"Aku pikir kau pergi memesan kamar yang  lain." kata Lisa. Tangannya masih bertengger kebelakang atau lebih tepatnya pada kancing gaun.

Sehun tak menyaut kakinya melangkah maju mendekat membuat Lisa was was dan langsung berbalik menghadap pemuda itu.

"mau apa kau?". kini Sehun berdiri tepat di hadapannya. Pemuda dengan tuxedo putih itu menatap Lisa dengan kepala yang dia miringkan seolah meremehkan tentang apapun yang tengah Lisa pikir sekarang.

"berbalik."  titahnya.

"apa?"

"berbalik, Nona."

"tidak mau!"

Sehun menyerngit. "baiklah, maka pakai gaun itu sampai besok pagi." katanya membuat Lisa buru buru meralat ucapannya. "eh tidak!"

"errr.. itu, bisakah kau menolongku membuka gaun ini." Lisa mengucapkan dengan pelan. "tapi jangan macam-macam!"

"ha?."

"jangan macam-macam!. kau mengerti maksudku."

Ayolah Sehun. gadis yang kini berada dihadapanmu memiliki ekspektasi yang berlebihan tentang malam pertama.

'terserah saja.' pikir Sehun. Pemuda tinggi itu menggerakkan telunjuknya isyarat agar Lisa berbalik tanpa membalas ucapan gadis itu.

Perlahan Sehun menarik resleting dress yang Lisa pakai. sedangkan sang empu dress mati-matian menahan nafas. Lisa belum siap mengekspor punggungnya di hadapan pemuda albino bernama Oh Sehun dan

    Crek..

kancing mulai turun sesenti dari tempat awal , Sehun masih berusaha menarik kancing itu namun

"ini macet." kata Sehun.    

"kancingnya macet." ujarnya lagi.

"aisshh ya Ampun. c-coba pisahkan benang-benang yang ada di pinggiran nya, mungkin itu menghalangi." Lisa menjawab gugup.

Tangannya menyatu di depan dada, memegang kuat agar dress itu tak langsung melorot ketika Sehun berhasil membuka habis resleting nya nanti.

"sedang ku lakukan."

1 menit kemudian

kancing itu tak kunjung meluncur ke bawah membuat Sehun jengah.

Pemuda itu tanpa sadar menghembuskan nafas kasar di area leher Lisa, membuat gadis itu merinding dan menaikkan bahunya.

"jangan bernapas disana!" protes Lisa kesal, 'Sehun sialan ini benar-benar.'

"Kenapa benda ini tak kunjung lepas." Sehun melipat kedua tangannya didepan dada dan mulai berpikir keras.

Sedangkan Lisa mulai merengek, rasanya sangat panas dan gatal terjebak di dalam benda putih berat penuh renda yang tengah digunakannya sekarang.

"pikirkan sesuatu Sehun." bahkan sekarang Lisa mulai merengek pada orang asing.

"Aku kepanasann, dan lelah juga. ini berat. Hueee kenapa ibumu memilih baju seperti ini untukku? iya ini memang cantik, tapi tak pernahkah ia berpikir bahwa hal yang cantik bisa saja menyiksa empunya?" Lisa berbicara tanpa henti. merengek, mengeluh, dan menyalahkan semua pihak atas semua hal yang menimpanya hari ini.

'andai saja Aku tidak minum hari itu, ya Tuhan!' batin gadis itu.

"Sehun apa kau mendengarku? kenapa hanya diam?. Aku lelah."

Ingin sekali Sehun menyumpal mulut gadis ini dengan tangannya, dari tadi mengeluh terus membuat Sehun pusing. memangnya dia saja yang lelah? Sehun juga lelah disini.

"pikirkan sesuatu!!"

"hanya ada satu cara." untuk Gadis yang tak sabaran, seperti Mu.

Akhirnya Sehun mengeluarkan suaranya. Lisa langsung antusias

"apa?"

"pastikan kau tidak berteriak." kata Sehun.

"hah?!" bagus, peringatan Sehun barusan tiba tiba membuat Lisa langsung tak enak hati. pikiran buruk mulai menyergapnya. "apa maksudmu?"

    Srak....

Dan setelahnya Lisa benar-benar kaget ketika Sehun menarik paksa resleting dressnya sampai dress malang itu sobek. ditambah lampu kamar hotel yang tiba-tiba saja padam bersamaan dengan kejadian itu.

Refleks, Lsa pun melepaskan suara 13 oktafnya.

   "Oh Sehun!!"

Sehun merasa telinganya berdengung.

"shhh...." pemuda itu berdesis jengkel. jari telunjuknya diletakkan di bibir, jelas tidak bisa dilihat Lisa karna kondisi kamar gelap. Bukan kah Sehun sudah memperingatkan agar tidak berteriak tadi?

Dan kenapa kejadian mati lampu ini bisa terjadi di hotel bintang lima?

" 'shhh'? siapa yang kau shhh kan?! dasar gila!! kenapa lampunya padam?!!" oke, Lisa tetap lah Lisa dengan omelan nya yang tak pernah terkontrol.

"tidak tau, aku bukan tenaga listrik." Sahut Sehun sesantai mungkin, mengapa gadis ini begitu histeris hanya karna lampu hotel padam?. Sehun hampir tuli dibuatnya.

Btw Pemuda itu memilih men-skip setiap makian yang Lisa berikan untuknya. Sehun pikir ini akan berguna untuk membatasi diri mereka. semakin banyak melawan maka semakin banyak komunikasi, itu tak bagus, bisa nyaman.

   "dan.. dan.. tidak kah kau memiliki perasaan ketika menarik gaunku!?."

   "INI TERLALU CANTIK UNTUK KAU SOBEK ! AKU BERNIAT MEMAJANGNYA TAU!" Lisa terus berteriak padanya.

Jika malam pertama pengantin lain adalah mendesah bersama, maka berbeda dengan Sehun yang merasa bahwa malam pertama mereka adalah ajang penghancuran indra pendengarannya.

   "SHUT!" nada bicara Sehun meninggi bersamaan dengan lampu hotel yang tiba-tiba menyala.

Baik Sehun maupun Lisa menyipitkan mata menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina mereka. Setelah matanya benar-benar terbiasa 
Sehun membuka matanya dengan lebar dan mendadak terpaku, rahangnya mengatup rapat melihat pemandangan di hadapannya.

Ternyata Lisa tidak memegangi dress itu dengan benar sehingga dress nya jatuh memperlihatkan tulang selangka dan bahu mulus Lisa dengan jelas di hadapan Sehun.

Mata pemuda itu menggelap, ditambah tubuhnya yang jauh dari tinggi dari Lisa membuat Sehun dengan mudah melihat bagian atas dada istrinya.

Oh Ayolaah, Sehun adalah laki laki normal.

Merasa dipandangi dengan intens Lisa pun mengangkat kepalanya, gadis itu langsung memandang Sehun ngeri. bagi Lisa, Sehun terlihat benar- benar seperti monster sekarang ditambah aura aura hitam yang menguar disisi pemuda itu.

   "kau lihat apa?!" pekikan Lisa sukses melenyapkan aura gelap dan menghancurkan fantasi Sehun dalam sekejap.

Pemuda itu menghembuskan nafas gusar.

   "apa wanita selalu tidak ber Bra ketika memakai gaun seperti ini?."

Lisa melongo.

    "apa kau gila? dimana sopan santunmu?!"

    "Aku hanya bertanya.."

    "KELUAR!!" bentak Lisa berapi-api.

    "keluar sebelum Aku sendiri yang menendang mu menembus pintu."

Alih-alih takut dan keluar Sehun malah mengeluarkan smirk-nya.

'menendangku? dengan badan sekecil itu? hahaha, sepertinya dia merasa sedang bermain drama. Sehun tertawa meremehkan.

   "Tidak mau."

   "Aku tidak sedang bercanda!."

   "Aku juga tidak, kau belum menjawab pertanyaanku..." balas Sehun, wajahnya sengaja ia condongkan ke arah Lisa. "istriku."

Lisa menatap wajah Sehun yang sekarang hanya berjarak beberapa senti darinya dengan ekspresi tak percaya.

   "kau takut padaku, Mrs. Oh ?." sekarang gadis itu benar benar murka setelah sederet kata keluar dari mulut tipis Sehun ditambah dengan memanggilnya dengan marga pemuda itu.

Sehun benar-benar gila, apa pemuda ini sedang bermain dengannya?

oke Lisa, mari membalas.

   "Siapa yang takut padamu? Aku?."

Sehun menaikkan sebelah alisnya. sekarang giliran Lisa yang menatapnya remeh.

   "kenapa Aku harus takut padamu?" Lisa ikut mendekatkan wajahnya menantang Sehun .  "Hubby~"

    Set!!

Sehun tersentak kaget tepat saat Lalisa si gadis (yang dipikirnya) polos menarik kerah tuxedo Sehun hingga tubuhnya menubruk tubuh gadis itu.

   "selama Aku adalah Mrs Oh, Aku tidak akan takut pada apapun." Lisa perlahan mendorong Sehun mundur tanpa melepas cengkramannya di kerah tuxedo Sehun atau menjauhkan dirinya.

Sehun menatap mata Lisa dalam, begitu juga sebaliknya. Lisa bahkan tak peduli dengan dress yang ia pakai, sebelum dress itu benar-benar meluncur jatuh di atas mata kakinya maka aksi Lisa akan tetap berlanjut.

   "Aku tidak akan takut Oh Sehun, bahkan jika Aku akan hancur ditanganmu."

hening.

Sehun terdiam seribu bahasa seakan perkataan Lisa benar-benar menohok dirinya.

    "SEKARANG KELUAR DARI KAMAR INI!!!!"

    BRAKKK!

Sehun merasa pundaknya mati rasa ketika Lisa mendorong nya dengan kuat membentur pintu.

   "CEPAT KELUAR!!"

'OH ASTAGA! KAPAN DIA MEMBAWAKU KE DEPAN PINTU?!'

 

PART 2

 

 

Sehun terlihat jengkel ketika duduk bersebelahan dengan seorang gadis yang berstatus sebagai istrinya di mobil. ia jengkel karena gadis itu terus tersenyum seharian sedangkan Sehun merasa sendinya sakit karena tidur di sofa semalaman.

berbeda dengan Sehun yang jengkel. Lisa malah tersenyum sumringah. hari ini mereka akan datang ke Villa baru dan Lisa sungguh sangat bersemangat.

Semua hal yang berbau baru terdengar begitu menarik baginya. Lisa bahkan sudah membayangkan apa apa saja yg akan dilakukannya di Villa baru itu nanti. .

"Sehun?" panggil Lisa, pemuda di sebelahnya menjawab dengan gumaman saja. "are you fine?"

"menurutmu?"

Lisa menggeleng. "sepertinya tidak."

"bagus jika kau paham."

Lisa memandang Sehun dengan tatapan bersalah, menurut Lisa pemuda disampingnya ini terlalu menyiksa diri. "apa tubuhmu sakit karena tidur di sofa semalam?" mendengar pertanyaan yang Lisa lontarkan membuat Sehun langsung menoleh ke arahnya.

"i-y-a." jawabnya penuh penekanan.

"tapi Aku kan tidak menyuruhmu tidur disofa. kita bisa berbagi ranjang jika kau mau."

"berbagi ranjang?" Sehun tiba tiba tertawa begitu sinis sampai sopir  melirik ke arah mereka melalui kaca. 


"tidak sudi." Lanjut pemuda itu membuat Lisa seketika termangu.

Gadis itu mendadak merasa menjadi wanita murahan.

hey, bukankah niatnya baik? Dia hanya menawarkan ruang untuk Sehun melepas lelah bukan meminta pemuda itu menidurinya, kenapa reaksi Sehun berlebihan begitu?

Lisa mendengus kemudian buru buru membuang muka tak ingin menatap Sehun lagi, dia tersinggung. dan Sehun tidak punya waktu untuk peduli .

"Tuan, Nyonya. kita sudah sampai." kata Kangmin sopir pribadi Sehun.

"terimakasih." kata Sehun tersenyum begitu tulus, hal itu sukses membuat KangMin terkejut, sejak kapan Tuan muda Oh ini bersikap ramah? .

"dan-- ahh Kangmin, kau tidak perlu memanggilnya Nyonya." Sehun berucap sambil menunjuk Lisa dengan ujung matanya.

"kedudukan Dia tidak setinggi itu." Sehun mengakhiri kalimatnya sebelum melangkah turun dari mobil. Lisa merasa seseorang tengah memukul dadanya dengan tongkat baseball. hari ini Sehun sudah dua kali menjatuhkan harga dirinya.

sebenarnya Lisa tak begitu peduli soal panggilan Nyonya itu, namun cara Sehun mengatakannya benar-benar tajam seolah Lisa adalah gadis rendahan yang tak pantas bersanding dengan pemuda itu.

Dengan nafas yang memburu, Lisa langsung turun, membanting pintu mobil dan berjalan cepat untuk mengejar langkah Sehun. "Ya!" Sehun sudah akan membuka pintu namun gerakan  Lisa lebih cepat,  Dia menarik kasar lengan Sehun hingga berbalik menghadapnya.

"apa-apaan kau ini?" Sehun mendelik, tak terima lengannya disentuh. "bisa kau jelaskan apa maksud dari semua perkataan mu dimobil?!." Ucap Lisa menggebu-gebu.

Lisa memang mudah sekali meledak, bahkan dia akan langsung mengeluarkan api untuk hal kecil sekalipun. "Hey Tuan, tidak bisakah kau menghargaiku sedikit saja?"

Senyum remeh kembali terpapar di wajah dingin Sewn. "apa alasanmu mengamuk seperti ini adalah karena tak berhasil mendapat gelar 'Nyonya' disini?" katanya. "jangan terlalu berharap Lisa." lanjut Sehun sarkas.

Sehun berbalik dan memutar knop pintu Villa, kakinya sudah akan melangkah masuk tapi suara Lisa kembali menghentikan langkahnya.

"jadi begini jati diri asli dari seorang Oh Sehun yang terhormat?." kata Lisa pelan.

"kukira dia akan menyembunyikan itu selama beberapa bulan atau minggu. ternyata......ckck." Lisa melangkah mendekati Sehun, berdiri tepat di depan pemuda itu untuk membaca ekspresi Sehun. namun Sehun cukup jago menyembunyikan ekspresi nya.

"Sehun aku istrimu." entah kenapa Lisa ingin mengatakan hal itu, nada bicaranya mulai diturunkan. Lisa tak tau apa yang terjadi pada Sehun sampai pemuda itu menerima pernikahan mereka.

Namun jika benar Sehun merasa dirugikan maka perlu dijelaskan sekali lagi bahwa dirinya tak sendiri, Lisa juga terugikan disini.  

"Aku berusaha menghargaimu dari awal. jadi tolong jangan membuatku berubah pikiran dan melakukan hal sebaliknya Oh Sehun.."

Terdapat jeda setelah Lisa berbicara. Sehun terus menatapnya dingin sedangkan Lisa memandang pemuda itu dengan sedikit harapan terpancar di kedua manik coklat gelap nya.

"Kau cukup berani berbicara padaku ternyata."

bukan, bukan respon seperti itu yang ingin Lisa dapat. astaga, apa pancaran harapannya kurang terlihat atau memang Sehun tak peka?

"minggir! kau menghalangi jalan."

detik berikutnya Lisa merasa tubuhnya terhuyung ke samping dan Sehun langsung melewatinya tanpa babibu. "Aish demi kura-kura ku yang sudah mati dua tahun lalu, Sehun itu menyebalkan!"

"Dia bahkan belum mengenalku sepenuhnya tapi sudah bersikap seperti itu!. tak tau kah Sehun bahwa istrinya ini lulusan terbaik Master  Hubungan Internasional dan banyak digilai para lelaki?. enak saja dia men-skip ku begitu saja." Lisa berceloteh tak terima.

"Lihat saja, akan kubuat kau bertekuk padaku. jika tidak bisa, maka namaku bukan Annalise Harper."

* * *

Lisa tersenyum kecil sambil memainkan ponselnya, sesekali gadis itu memekik girang melihat aktor favoritnya Cha Eunwoo melewati timeline twitter.

"Kenapa kau tampan sekali?!"


"sialan, harusnya Aku menikahi laki-laki ini. bukannya si sombong Ryder, yang bahkan tidak sudi melihat wajahku." Lisa menurunkan ponselnya, sebelum menatap foto Eunwoo membuatnya gila.

ini juga sudah jam 6 sore yang berarti Sehun akan pulang sebentar lagi.

Well, 4 hari tinggal bersama Sehun membuat gadis itu menghafal jam pulangnya. "jadi Lisa, hal apa yang akan kau tawarkan pada si Albino sombong itu kali ini?. teh sudah, susu sudah, kopi sudah, dan tak ada satupun yang dia terima."

yap, memang benar. akhir-akhir ini Lisa terus menempel pada Sehun setiap pemuda itu pulang kerja, bukan menempel seperti apa..... hanya menawarkan minum dan mencoba menjadi istri yang baik kok. ya walaupun jelas Sehun menolaknya.

Miris, tapi Lisa akan terus berusaha. tak ada usaha yang menghianati hasil bukan? lagian Sehun adalah suaminya, pemuda itu akan terjebak bersama Lisa selama 10 jam setiap harinya. Lisa itu pintar dan dia punya banyak waktu.

Lisa buru-buru beranjak dari tempat tidurnya saat mendengar suara pintu utama tertutup. Sehun pulang.


"Hai.." sapa Lisa ramah. tapi Sehun hanya meliriknya tanpa minat. pemuda itu melonggarkan dasinya dan berjalan mendahului Lisa kearah  dapur. "Sehun kau sudah pulang?"

'baiklah Lisa, kalimat macam apa yang baru saja kau keluarkan!? bodoh'
rutuknya dalam hati. masalahnya Lisa kesusahan membuka komunikasi diantara mereka.

Hell, komunikasi itu berisi interaksi antara dua orang atau kelompok. jika sendiri berarti komunikasi dengan makhluk halus namanya. dan Sehun benar-benar akan membuat Lisa berkomunikasi dengan makhluk halus sepertinya.

"Sehun apa kau sudah pulang?!!" tanpa patah semangat Lisa malah melempar pertanyaan bodohnya untuk kali kedua dengan suara yang lebih besar, siapa tau Sehun agak tuli.

"apa kau buta?." Akhirnya si Albino bersuara, walaupun kalimatnya terdengar sarkas tapi Lisa bersyukur setidaknya pemuda itu masih belum bisu.

"hehehe, siapa tau hanya pulang mengambil berkas."

Sehun mendengus mendengar jawaban Lisa. bahkan gadis itu terus mengikuti langkah besar Sehun.
sampai dilihatnya Sehun akan mengambil gelas Lisa buru-buru  menyempil.

"kau mau coklat panas? biar aku yang-----"

prang!!

tanpa sengaja Lisa menyenggol lengan Sehun dan membuat Sehun memecahkan gelas yang dia pegang. baiklah, kali ini Lisa keterlaluan. niat baiknya malah membangunkan singa yang ada didalam diri Sehun

"SEBENARNYA APA YANG KAU INGINKAN?!" gadis itu menutup matanya. kini Sehun benar-benar terlihat murka padanya.

"yya-!!." Lagi, Sehun membentaknya.

"m-maaf maaf. Aku akan membereskannya." buru-buru Lisa berjongkok, tangannya mulai memunguti satu persatu pecahan gelas di bawah kaki Sehun.

"j-jauhkan kakimu. masuklah ke kamar dan istirahat." kata Lisa pelan. Sehun mendengus kasar entah apa yang menarik nya tapi kini pemuda itu sudah ikut berjongkok.

Naas, baru saja menyentuh beberapa serpihan Sehun malah melukai dirinya sendiri. "shh.." pemuda itu mendesis. Lisa yang melihat itu buru-buru mendongak memandang Sehun.

"Apa kau bercanda? kenapa melukai diri sendiri?!" ujar Lisa kesal. sebenarnya dia tak berniat mengatakan hal itu, namun melihat Sehun yang ceroboh membuatnya khawatir.

"Aku tidak sebodoh itu."

"Aku menyuruhmu masuk ke kamar."

"dan kau akan membereskan ini sendiri!? bagaimana jika kau yang terluka?!!." diam.

 

 

PART 3

"Sayang kau baik-baik saja?." Gadis itu menatap kekasihnya khawatir. pasalnya semenjak pemuda itu terjebak dalam ikatan yang namanya pernikahan senyum nya mulai terkikis habis seakan tidak ada satu hal pun yang bisa mengembalikan senyum itu. 
 


 

"Sejeong Aku tidak tahan lagi." pemuda itu menatap lekat sang kekasih, berusaha menyalurkan apa yang dirasakannya. "Gadis itu..... sikapnya terus menuntutku. dia tak sama seperti Gadis lain." 
 

 

Kim Sejeong mengerutkan keningnya menatap Sehun (sang kekasih) dengan khawatir. se murahan apa sebenarnya gadis yang bersanding ddengan Sehun sekarang? sudah jelas Sehun menunjukkan sikap tak sukanya, tapi kenapa gadis itu masih berusaha menempel.
 


 

'murahan, benar benar murahan' dia membatin.
 


 

"dia bahkan tak lekas mundur ketika Aku memarahinya." Sehun menerawang mengingat bagaimana kerasnya usaha Lisa untuk membuat dirinya dipandang, lelaki itu tak bodoh, dia jelas tau bahwa Lisa menginginkan perhatiannya.
 


 

Sehun memegang pipi Sejeong mendekatkan wajahnya pada wanitanya kemudian mengecup lama bibirnya. 
 


 

"Ayo kita pergi dari sini. kita lari saja." 
 


 


* * *
 


 

{ Lisa's POV } 
 


 

Aku membolak balikkan tubuh ku dengan resah diatas tempat tidur. ini sudah jam 1 pagi tapi Si sombong belum juga pulang. kemana dia pergi?! 
 


 

Aishh, bukan kah dia sudah keterlaluan ssat ini? iya keterlaluan karna terlambat selama 7 jam dari biasanya dan membuatku keteteran.
 


 

Jangan salah paham. aku bukannya khawatir padanya, hanya saja karna dia tak kunjung pulang Aku jadi tidak mengunci pintu utama. 
 


 

Takutnya hal itu malah mengundang maling dan membahayakan hidup ku sendiri, tapi jika aku menguncinya nanti Si Tuan besar tidak bisa masuk. Dapat kupastikan dia akan mengamuk dan melemparku keluar dari villa ini. 
 


 

Ngomong-ngomong sepertinya ada yang aneh dari Sehun. aku merasa dia menjaga jarak dariku semenjak kejadian gelas pecah hari itu . 
 


 

Setelah berbicara seolah khawatir padaku dan membuatku melambung begitu jauh si sombong sialan itu malah menghilang. 
 


 

Tidak pernah pulang ketika aku sadar dan selalu pergi sebelum aku sadar. nah itulah mengapa Aku memilih menunggunya hari ini. Akhir-akhir iini Sehun juga tidak mengajak kangMin pergi bersamanya. dia menyetir sendiri. 
 

 

ASTAGA! 
 

 

Apa jangan-jangan dia tidak pulang karena.......
 

Sudah Ma----
 


 

"Tidak mungkin!." 
 


 

Dengan cepat Aku memukul kepala ku sendiri seperti orang gila, kenapa Aku memikirkan hal yang horror seperti...... Sehun kecelakaan?!
 


 

ya Tuhan! aku belum siap menjanda.
 


 

Baiklah, karna aku belum siap menjanda maka mari lupakan soal kecelakaan. sepertinya Aku harus menjernihkan pikiranku. 
 


 

Relax Lisa, reeeelaaaaaax.
 


 

Dia bukan anak kecil yang harus kutanya 24/7 tentang keadaannya, Dia bahkan cukup kuat untuk mencaciku dan membuat KangMin takut padanya. 
 


 

Dia juga memimpin perusahaan cabang Papa, lalu apa yang harus kutakutkan? sekarang Aku harus menutup mataku dan tidur.

Tapii  belum pulang.....
 


 

Aissshh! dasar pemuda sialan, bahkan kau tidak ada disini tapi kenapa masih saja berhasil mengusik ketenanganku. 
 


 

Apa ku telpon saja? 
 


 

Aku kan sempat mencuri nomornya kemarin. untuk kedua kalinya ku katakan jangan salah paham padaku, Sehun tidak memberikan nomor ponselnya makanya aku berani mengambil tindakan.
 


 

Percayalah jika sesuatu yang ku inginkan tidak bisa kuraih maka aku akan tetap memperjuangkannya walaupun dengan sedikit paksaan. 
 


 

I'm sorry. 
 


 

Aku akan minta maaf lain kali. ngomong-ngomong sekarang panggilan ku sedang terhubung pada Sehun. kuharap dia tak akan meledak jika mendengar suaraku nanti karna aku yakin mengganggu tidurnya sekarang.  
 


 

"Ah! Sehun?---ck ini operator." 
 


 

Lihat lah apa yang sisombong itu lakukan padaku! dia bahkan tak mengangkat telponnya! apa dia punya indra keenam sehingga tau bahwa sipenelpon adalah aku? jadi dia mengelak?
 


 

Oke ku telpon lagi! 
 


 

dua panggilan tidak dijawab
 


Aiihh...

Sehun kenapa? kenapa yang kedua juga tidak dia angkat? mustahil jika dia menolak telpon karna tau aku orang yang menelpon. perasaan ku mulai tidak enak, aku terus memikirkan yang macam-macam tentangnya.

Baiklah! aku mengaku! aku khawatir. Sean kau membuatku khawatir.

Jika kau tak ingin pulang ke villa karna masih marah pada ku atau pun karna risih akan sikapku maka aku bersumpah, sekarang jam 2:30 pagi seorang Lalisa tidak akan mengusik Oh Sehun kecuali jika dia membuat Lalisa  jengkel.

Sudah, Aku sudah bersumpah

Sehun pulang lah....

aku sedang tidak mood menangis...

_______________________________________
 


Pagi pun menyapa. matahari mulai menggoda seorang gadis yang kini sedang memejamkan matanya. perlahan Gadis itu membuka matanya  matahari berhasil membangunkan Gadis itu.

Dia mengerang merasa kepalanya pusing.

Lisa kurang tidur. semalaman dia hanya memikirkan tentang suami sombongnya, dimana pemuda itu? bersama siapa? kenapa tidak pulang?

Setelah matanya terbuka lebar dan sadar sepenuhnya, Lisa buru buru bangkit dari ranjang kaki nya berlari keluar kamar, berbelok ke kamar Sehun dan setelahnya mematung didepan kamar pemuda itu.

Oh iya, ngomong-ngomong mereka memang tidak sekamar, Sehun tidak sudi katanya.

Tangan Lisa terjulur ke arah knop pintu dan ternyata benda itu masih sangat dingin, belum ada yang menyentuh knop itu.

Sehun belum pulang. Lisa menelan rasa kecewanya, dia bahkan sudah berjanji untuk tidak menggnggu Sean.

"Bukan kah sudah kubilang aku sedang tidak mood menangis......." ucap Lisa dengan suara yang mulai bergetar.

Lisa benci saat-saat sedang mencemaskan orang lain seperti sekarang, ini menyiksa. tidak enak sama sekali.

Kakinya sekarang melangkah kearah dapur.

Lisa pikir dia butuh minum. mungkin itu akan sedikit membuatnya tenang. baru saja dia ingin menuangkan air kedalam gelasnya tapi suara mobil yang memasuki bagasi membuat Lisa menghentikan kegiatannya dan tersenyum sumringah.

"Sehun?"

Buru-buru Lisa meninggalkan dapur. dia berlari secepat yang ia bisa dan ketika pintu utama itu terbuka jantung nya langsung memompa dua kali lebih cepat dari biasanya tat kala orang yang baru saja masuk adalah Sehun, benar benar Oh Sehun dengan sorot mata tajam dan wajah menyebalkannya. 

 

Lisa tak pernah selega dan sebahagia ini ketika melihat wajah Sehun. namun pagi ini, tak perduli dengan seberapa menyebalkannya ekspresi makhluk bernama Oh Sehunitu sekarang, yang jelas Lisa sangat senang melihatnya.

"Sehun!" Lisa memekik.

Dia mendekati pemuda itu dengan cepat kemudian tangannya langsung menerjang dada Sean tanpa ampun.

"Dari mana saja kau? ya! kenapa kau tidak pulang?! kenapa kau tidak menjawab telpon ku padahal kau tak tau siapa penelponnya!? kenapa kau membiarkan ku tidak mengunci pintu semalaman!? aku tidak bisa tidur!! aku menunggu mu Sehun bodoh! ke...kenapa...hiks.. kenapa kau membuat ku khawatir......"

Lisa tidak menyangka air mata yang ditahannya semalaman malah tidak bisa terbendung tepat saat mata itu menangkap sosok Sehun.

Lisa benar benar tidak bisa mengendalikan dirinya, kepalanya tertunduk dalam, gadis itu terus menangis sambil memukul dada Sehun dan memarahi pemuda itu.

Sehun sendiri hanya diam, matanya membulat melihat gadis sekeras kepala Lisa sekarang tengah menangis di hadapannya. bahkan pukulan-pukulan dari gadis itu sudah tak terasa lagi.

Fokusnya sekarang hanya tertuju pada Lisa bukan pada sakit akibat pukulan gadis itu. 

"Sehun...jika..jika Aku membuat mu risih atau membuat mu marah.... a..aku minta maaf.. tapi tolong... jangan ulangi hal ini..tetap lah pulang."

"Lisa."

"katai saja aku dengan kata-kata kasarmu, aku tak masalah. yang penting kau pulang."

"Lisaa."

"jangan lihat aku ketika kau lewat, jangan mengajak ku berbicara, jangan lakukan apapun, yang penting kau---"

"LISA!!"

"hahh..." suara tangisnya lenyap ketika Sehun mencengkram kuat bahu Lisa dan membuat gadis itu mendongak menatapnya.

Lisa kehabisan nafas, dia memang sudah tidak meraung tapi mata merah nya masih setia mengeluarkan bulir bulir bening.

"sssttt....". Sehun kehabisan kata, as always. Lisa selalu sukses membuatnya kehabisan kata-kata.

Logika Sehun berteriak ketika tangannya bergerak untuk menghapus bulir-bulir bening dipipi Lisa. itu adalah instrupsi dari hatinya Sehun tidak bisa mengelak.

"sstt. jangan menangis." katanya pelan melihat bulir-bulir itu belum juga berhenti mengalir.

Lisa memejamkan mata merasakan hangatnya tangan Sean di kedua pipinya. "Apa yang kau pikirkan hingga sampai seperti ini, hm?."

Lisa menggeleng sebagai jawaban kemudian menjauhkan tangan Sehun dari wajahnya. 
 

"Aku..baik baik saja." katanya.

"Yakin?" tanya Sehun.

Lisa mengangguk sambil berusaha menarik nafas karna hidungnya tersumbat, dia kesusahan bernafas sekarang, bagus sekali. Sehun sepertinya peka, melihat bahu Istrinya yang naik turun tak beraturan membuatnya tertawa kecil.

Lagi-lagi Sehun kehilangan kendali pada hatinya. Pemuda itu memeluk pinggang ramping Lisa membuat tubuh istrinya sedikit terangkat dari lantai dan menempel padanya.

Lisa semakin tertunduk, terlalu malu bertatapan langsung dengan Sehun.

"Hey, bagaimana aku akan memberi mu oksigen jika kau merunduk seperti itu?, tatap aku." Sehun menyelesaikan kalimatnya dengan lembut kali ini, bahkan tidak ada hinaan didalamnya. 

"Aku tidak meminta oksigen padamu"

Ingin rasanya Sehun tertawa sekarang, sepertinya Lisa sudah normal kembali. tapi, hatinya belum selesai, masih ada yang mengganjal.

"Angkat wajahmu." titah Sehun tapi Lisa tak kunjung menurut.

Sehun tersenyum, tangan kanannnya bergerak memegang tengkuk Lisa dan sedikit menekan nya agar Lisa mendongak padanya. dan didetik berikutnya kedua belah bibir mereka bertemu dengan kkedok Sehun yang men-transfer oksigen untuk Istrinya.

T B C 
 


 

 

 

 

 

 

 

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya SKINTOUCH - [HUNLISA PART 6-10]
5
0
tatap Aku!. desak Wanita berambut coklat itu membuat Sehun mengangkat wajah dan menatap lamat wajah Wanita berambut coklat yang kini dikuncinya ke dinding.Wanita itu, cinta pertamanya, kekasihnya. Kim sejeong.Sekarang katakan, apa Kamu membuka mata ketika sedang berhubungan dengan Dia? apa kamu menyuruhnya mematikan lampu dan membayangkan wajahku ketika melakukannya? katakan !.Sehun diam membisu. lidahnya seolah kelu untuk menjawab, pemuda itu malah memandang Sejeong dengan tatapan kosong dan itu sudah sangat cukup membuat Kim Sejeong tersenyum penuh arti. Kau tidak mencintainya.Kau tidak mencintai Istrimu. - - -Kau sudah pulang?Hm.. jawabb Sehun seadanya sambil melempar  Jas dan tas kerjanya ke sofa. lapar tidak?tidak.apa Kau lelah?Hmm..mau coklat panas? akan Ku buatkan.Shhh... Sehun mendengus, menatap tajam Wanita berambut pirang dengan wajah bak Barbie dihadapannya kemudian berkata. jangan lakukan apapun untuk ku dan berhenti mencoba untuk  menjadi istri yang Annalise Harper.Lisa menyerngit heran sambil memasang wajah 'apaan?'  Lisa kemudian melipat kedua tangannya didepan dada.tapi Aku tidak suka ditolak. katanya lantang. jika Ku bilang kau harus minum coklat panas, maka harus. jika Aku bilang harus istirahat, maka harus. bahkan jika Aku bilang CIUM AKU, maka kau juga harus melakukannya.Lisa mengatakannya tanpa jeda dan sukses membuat Sean melotot.Aku memaksa, Suamiku sayang.*[HUNLISA]
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan