Lelaki jangkung

0
0
Deskripsi

Sore itu, saat pulang dari kampus aku melihat seorang lelaki jangkung yang tengah berdiri memandangi sesuatu di ujung jalan. Karena penasaran lalu kuputuskan untuk mendekatinya. Aku ingin mengetahui keadaannya, apa dia baik-baik saja? apa dia butuh bantuan seseorang? 

Tapi sayangnya aku terlalu malu untuk sekedar menyapa. Bahkan kelihatannya dia tidak menyadari ada seseorang yang tengah berdiri di sampingnya.

Kuputuskan untuk diam—tidak bersuara. Sembari menunggu keberanianku untuk menyapa, sesekali kuamati tampilan lelaki ini.

Kaos putih lengan pendek bertuliskan FG pada area depan, celana hitam yang kelihatan pola habis disetrika, juga jam tangan silver yang agaknya berharga tiga digit rupiah.

Hmm, sepertinya permasalan bukan pada ekonomi.

Pikirku sih begitu.

Beralih dari pakaian, aku lalu menelisik perawakannya. Seperti deskripsi di awal cerita, dia jangkung tetapi tidak kurus. Dia berkulit tan yang sedap dipandang, rambutnya hitam sedikit ikal dan terlihat agak kusut. sampai pada wajah, dia memiliki garis rahang yang cukup tegas, berhidung mancung, dan alisnya tebal rapi. Sampai pada mata, inilah yang membuatku terkejut sekaligus tersadar.

Orang ini punya banyak hal yang dipendam.

Matanya tajam namun anehnya juga terlihat sayu, tidak merah dan juga tidak berair. benar-benar tidak ada tanda-tanda akan menangis. 

Tapi kenapa dia terlihat sedih?

Itu yang masih kupikirkan.


Tak cukup sampai disana, tiba-tiba aku dikejutkan dengan aksinya yang tiba-tiba menoleh dan berbicara. Masih kuingat sangat jelas, dia tidak tersenyum atau merengut. Lelaki itu berujar

"Terima kasih telah peduli dengan diam"

Dan kemudian semua berakhir, dia pergi tanpa menjelaskan apa yang dipikirkan, yang dilihat diujung jalan, atau semua hal yang masih mengawang.

Setelahnya, lelaki itu menyebrang jalan menuju titik yang ia pandangi sejak tadi, tetapi dia tidak berhenti maupun menoleh ke belakang. 

Apa ia memiliki janji temu dengan seseorang di sana? Begitulah isi hatiku saat itu.

Sekejap kemudian dia telah membaur di kerumunan dan jejaknya hilang dari radarku.


Aku pulang membawa setumpuk pertanyaan yang sangat butuh jawaban. Masih menerka-nerka jawaban yang bahkan bukan berasal dari pertanyaan, namun pernyataan darinya.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan