Teratai Kedua Part 17-20

0
0
Terkunci
Deskripsi

Teratai Kedua Part 17 -21

****

Part 17 (Kerinduan)

 

Evan tersenyum menatap mereka penuh arti. Ia mengambil sendok baru, lalu menyerahkan ke Tera.

"Heh, Evan mau lagi? Kenapa sendok baru lagi?" tanya Tera sambil menyendok cake, lalu menyodorkan ke mulut Evan. 

Evan mengatupkan mulutnya, lalu menggeleng.

"Lalu?" 

Evan menunjuk Sanad dengan dagunya. Sanad terkejut. Mata Tera membesar.

"Bagaimana kalau Evan yang suapi Papa, ya," bujuk Tera. 

Evan menggeleng. 

Sesaat Tera menoleh ke arah...

6,590 kata

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Karya
1 konten
Akses seumur hidup
50
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya Teratai Kedua Part 21-24
0
0
Novel Teratai Kedua Part 21-24 **** Part 21 (Kembali) Gerakan Sanad terhenti ketika hendak berdiri. Ia menatap ujung piyamanya  yang dipegang Evan. Sanad kembali duduk. “Evan mau ditemani Papa?”Evan mengangguk. Tera duduk. “Kalau begitu Mama tidur ke kamarnya, ya. Papa yang temani Evan,” bujuk Sanad.Evan menggeleng. Seketika keduanya terkesiap.. “Evan tau kan Papa dan Mama Tera tidak menikah,” ucap Sanad pelan.Evan mengangguk. “Hanya dua orang dewasa, laki-laki dan perempuan menikah, boleh tidur bersama,” imbuh Sanad sambil berharap Evan memahami ucapannya.Evan diam. Menatap Sanad tanpa mengerjap. Sanad diliputi cemas. Tera apalagi. Ia tidak bisa membayangkan kalau Evan memaksa mereka tidur sekamar.  Part 22 (Mimpi Buruk Muncul Kembali) “Katakan berapa harga yang kamu inginkan?” ucap Sanad tanpa basa basi. “Aku tidak mengerti mengapa Anda ingin membeli Teratai Kedua? Bisnis yang sangat kecil dan secara penghasilannya mungkin hanya cukup untuk jajan anakmu, dan perkembangannya juga tidak baik.” “Itu untuk Tera.”Rudi mengerutkan keningnya. Mata keruhnya menatap curiga. “Kamu belum tau Tera sudah dijemput ibunya?” tambah Sanad.  Part 23 (Kampung nyamuk) Setelah nongkrong dengan teman-teman di warkop, Rudi sengaja melewati rumah Tera. Terlihat Tera yang duduk termangu di bangku panjang di teras depan sambil mendekap lutut.“Belum tidur?”“Rudi!" bentaknya, lalu mengelus dadanya yang berdebar hebat. Rudi terkekeh. “Asyik banget. Sampai tidak menyadari kemunculanku. Padahal ini halaman papan lo, pasti bunyi kalau diinjak,” ucapnya sambil duduk di samping Tera.Tera hanya merespon dengan rengutan.“Nggak bisa tidur?” tanya Rudi lagi.“Kamu sendiri ngapain sudah jam segini?” Tera malah balik bertanya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan