
Deskripsi
Novel Teratai Kedua Part 25-28
****
Part 25 (Tatapan Itu Kini Untuknya)
“Mama!”
Tera langsung berjongkok dan memeluk badan mungil Evan. “Mama rindu sekali.”
“Mama?!” lirih Rudi, yang baru saja meletakkan mesin tak jauh dari Sanad. Sanad merasa terusik dengan gumaman Rudi yang bernada protes. Sesaat keduanya saling bersitatap.
Tera melepaskan pelukannya.
“Ya Allah, sudah lama nunggu? Sampai bentol gini?” Tera melotot ke Sanad. “Gimana sih jaganya, sampai bentol gini?”...
6,239 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Novel Teratai Kedua Part 29-31
0
0
Novel Teratai Kedua Part 29-31 *** Part 29 (Habitat Cinta) “Apa boleh buat, Cil. mungkin begitulah takdir kami,” ucapnya sendu.Tiba-tiba pandangannya tertuju pada speed boat di belakang rumah tetangga bibinya. Matanya membesar. “Cil, speed boat itu boleh disewa nggak?”
*** Terpaan cahaya matahari membuatnya tidak bisa membuka matanya secara sempurna. Sambil menaungi matanya dengan telapak tangan, ia terus saja memandangi sebuah speed boat yang mendekati lantingnya. Speed boat melaju sangat pelan, bahkan mesin sudah dimatikan. Ia merasa tidak memiliki hubungan dengan siapa pun, hanya saja kedatangan speed boat ke tengah danau masih merupakan fenomena langka yang mengundang penasaran. Terakhir yang ingat hanyalah speed boat milik polres saat razia ilegal fishing. Matanya membelalak ketika speed boat makin dekat dan orang di atasnya dapat dikenali. “Sanad?”
Part 30 (Kerinduan Evan) “Sanad? Aku tidak salah lihat, kan?” Aditya masih tidak bisa melepas keheranannya. Salwa langsung menjewer lengannya. “Kamu kenapa, Dit?” tanya anita yang datang membawa makanan frozen dan meletakkannya di tengah-tengah mereka. Aditya terkekeh. “Kaget aja. Kok dia bisa sampai ke sini.”Bayu yang duduk di samping Sanad tersenyum. “Dia tadi ke kantor. Ingat dia sepupu kamu, jadi aku ajak ke sini. Mumpung, kan. Siapa tahu kita bisa jadi keluarga besar.”Sanad mengangangkat alisnya. “Tapi, aku perhatikan, dia memang banyak berubah sebelum terakhir aku melihatnya. Kapan ya kita ketemuan sebelum di rumah sakit?” tanya Bayu.
Part 31 (Izinkan Sebentar Saja) Sanad tidak pernah tidur siang, hingga tidurnya kali ini membuat badannya terasa remuk. Ia meregangkan otot-ototnya menarik-narik tangan dan badan. Ia menoleh ke putranya yang masih terlelap. Ia memerhatikan jam di dinding. Hampir dua jam Evan tertidur.“Capek sekali, ya? Maafkan Papa,” lirih sambil menciumnya dahi Evan. Tiba-tiba ia terkesiap. “Evan?!”
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan