Novel Teratai Kedua Part 29-31

0
0
Terkunci
Deskripsi

Novel Teratai Kedua Part 29-31

 *** 

Part 29 (Habitat Cinta)

 

 

“Apa boleh buat, Cil. mungkin begitulah takdir kami,” ucapnya sendu.

Tiba-tiba pandangannya tertuju pada speed boat di belakang rumah tetangga bibinya. Matanya membesar. “Cil, speed boat itu boleh disewa nggak?” 


 

*** 

Terpaan cahaya matahari membuatnya tidak bisa membuka matanya secara sempurna. Sambil menaungi matanya dengan telapak tangan, ia terus saja memandangi sebuah speed boat yang mendekati lantingnya....

4,299 kata

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Karya
1 konten
Akses seumur hidup
50
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya Novel Teratai Kedua Part 32-34
0
0
Novel Teratai Kedua Part 32-34 *** Part 32 (Kembali Bertiga)  Spontan Sanad memeluk tubuh kecil putranya. Napas lega dan bahagia mengalir dalam setiap napas dan air matanya. Ia menciumi wajah Evan, sehingga membuat anak itu sedikit gelagapan.Tera tersenyum. Haru memenuhi ruang hatinya. Iri muncul di permukaan hatinya. Betapa ia ingin menjadi bagian mereka. Ingin disayang juga menyayangi. Matanya mulai mengaca.Tera teringat almarhum bapaknya yang meninggalkannya saat masih kecil, sedang ibunya mendidiknya sangat keras. Tidak jarang ibunya sering membiarkannya bermalam di teras. Tera mengingat-ingat pernahkah dirinya memeluk ibunya?   Part 33 (Razia) Rudi langsung menarik tangan Tera.  “Kamu mengancamku?!”“Tidak. Aku hanya mengingatkanmu. Kalau kamu ingin tetap melanjutkan hubungan ini, kamu harus menerimaku apa adanya, termasuk Evan.” ***   Di dapur Tera harus berhadapan lagi ibunya. Ibunya pun marah besar ketika mengetahui dua malam ini putrinya membersamai Evan. Wajarlah Rudi marah, kamu tunangan dia, sudah seharusnya kamu nggak lagi menemui laki-laki kota itu. Aku menemui Evan, Bu, ralat Tera. Tapi bertemu ayahnya juga kan?    Part 34 (Imbas Tragedi Masa Silam) Sanad mengambil dompetnya, lalu mengeluarkan segepok uang warna merah dan meletakkan di depan orang itu. Ini cukup?Seketika laki-laki itu melongo. Cukup … cukup, jawabnya tanpa dapat mengalihkan perhatiannya dari tumpukan kertas merah itu. ***  Tera membuka pintu muka dan belakang lantingnya. Sayup-sayup terdengar teriakan orang-orang. Ia menajamkan pendengarannya, beberapa detik kemudian terdengar bunyi tembakan. Kembali teriakan saling bersahutan. Matanya membesar. Ia dapat mengira apa yang terjadi. Rupanya pencurian tidak hanya terjadi di mungkurnya, melainkan juga di lahan-lahan warga Bangkau umumnya, sehingga aparat harus turun tangannya.  
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan