Bab 1. Menolak malam pertama

1
0
Deskripsi

Selamat pagi semua.. 

Jangan lupa siapkan kopi sama camilannya buat menyambut bab 1 ini. Karena dijamin bikin kepanasan.. Hehehe

Jangan lupa love dan komentarnya ya.. Dukungan dan kritikan kalian adalah penilian berharga untuk cerita saya 😊😊😊



 

Di dalam kamar hotel yang sudah disulap begitu indah dengan berbagai bunga mawar, rasa sakit hatiku masih terus membara. Wajah ayuku di hadapan cermin tampak begitu dingin. Sementara otakku terus berkelana menyunsun sandiwara malam pertama.

“Capek nggak, Sayang?” Diran mengecupi leher dan pundakku yang polos begitu mendamba. “Aku bantu lepasin gaunnya, ya,” lirihnya dengan embusan napas yang meremang.

Aku tersenyum penuh tersirat menatap sosok bajingannya di cermin. “Iya, nih. Capek banget aku, Sayang. Kita langsung tidur aja, ya,” kataku manja.

“Nggak mau malam pertama, nih?” godanya yang perlahan membuka ritsleting belakang gaun putihku.

“Jangan sekarang ya malam pertamanya. Aku beneran capek banget, Sayang.” Aku menahan gaunku yang akan jatuh ke lantai usai ritsleting di belakangnya terbuka penuh.

“Bentar doang, Sayang. Aku bakalan pelan-pelan mainnya,” rayunya seraya berusaha melepaskan tanganku yang menahan gaunku jatuh.

Aku kembali tersenyum. “Kalau gitu kamu mandi dulu, ya.”

“Mandi bareng aja,” rayu Diran seraya membalikkan tubuhku ke hadapannya.

“Aku mau bersihin make up dulu. Nanti aku nyusul,” kataku mencoba mencari alasan.

“Ya udah, jangan lama-lama, ya,” pintanya seraya mencoba mencium bibirku.

“Nanti aja cium-ciumnya, ya.” Aku menjauhkan wajahku dari wajahnya. “Aku tadi habsi makan babat. Mau gosok gigi dulu,” kilahku.

Diran mengembuskan napas berat. “Ya udah, deh. Aku siapkan bak mandinya buat kita berendam, ya,” ucapnya akhirnya.

Aku mengangguk dengan senyum yang aku buat semanis mungkin.

Sepeninggal Diran ke kamar mandi, aku segera meraih ponselku yang sudah dipenuhi ucapan selamat pada pesan WhatsApp. Namun, salah satu pesan dari teman baikku lebih menarik perhatianku.

Reen : Gee, lo coba cek juga ponselnya Diran. Ada kemungkinan suami berengsek lo itu nyimpan kontaknya si Jonna pakai nama lain.

Aku mengeraskan rahang menahan sesak. Masih teringat jelas, seminggu lalu Reen mengirimiku foto Dilan yang tengah merangkul Jonna memasuki hotel dan keluar hotel pagi harinya. Kebetulan itu terjadi saat Reen tengah bermalam dengan kekasihnya di hotel yang sama dengan Diran.

Sungguh berengsek Diran. Bisa-bisanya dia berselingkuh dengan teman baikku sendiri. Atau … mungkin Jonna yang berengsek. Bisa-bisanya teman baikku itu berubah menjadi perempuan murahan perebut laki-laki orang.

Tidak. Apa pun itu, mereka tetaplah berengsek. 2 manusia hina itu pasti akan aku hancurkan dengan caraku sendiri.

Usai membersihkan make up dan melepas gaun pengantinku, aku memakai komono mandi dan berjalan ke kamar mandi. Aku juga akan memulai permainan untuk mempermainkan mereka. Seperti mereka mempermainkanku tanpa perasaan.

“Hai, Sayang,” sapaku seraya melonggarkan tali komono untuk memperlihatkan belahan dadaku.

“Oh, shit,” lirihnya dengan tatapan terpana menatap belahan dadaku. “Sini, Sayang. Jangan buat aku nunggu lama. Aku udah nggak tahan,” pintanya mengulurkan tangan, memintaku masuk ke dalam bak mandi.

Aku duduk di pinggiran bak mandi dengan begitu sensual memperlihatkan paha polos menggodaku. “Gimana ya, Sayang. Aku kayaknya nggak bisa malam pertama, deh.”

“Kenapa, Sayang?” tanyanya kecewa.

“Aku ….” Aku membelai lembut wajah dan dada bidangnya menggoda,” lagi datang bulan.”

“Oh, shit!” umpatnya penuh sesal. “Aku udah nahan-nahan dari tadi sampai kesakitan,” keluhnya.

Aku tersenyum penuh kemenangan melihatnya mengerang kesakitan di dalam bak mandi. Ini masih bukan apa-apa permainannya, Diran.


 


 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Bab 2. Kan nggak adil kalau aku masih perawan kamu nggak perjaka
1
0
Yuhu, kembali lagi sama update terbaru Mbak Gee sama Mas Diran.Udah ada yang gedek nggak nih sama Diran? Tahan, ya. Sabarnya kudu pakai es teh manis emang kalo baca cerita iniHihihihi
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan