Jadi Kreator itu GRATIS! PRAKTIS! FREE FEES!

RAIBARONG, sebuah komik yang dibuat pada 2009 dan telah berkelana di antara pembaca sejak 2011. Komik tersebut menceritakan seorang anak laki-laki dengan riasan aneh di wajahnya. Entah anak lelaki baik-baik atau bukan, tapi satu hal ia terus memburu seorang pria berambut emas dengan 3 tanda khas di bawah mata kirinya.Sejak episode 1, Raibarong tidak hanya bisa memancing rasa penasaran, tetapi juga gelak tawa. Komik ini memilik banyak pembaca setia. Jadi meski sempat hiatus masih banyak yang setia menanti kelanjutan cerita Raibarong. Karina juga termasuk yang ketagihan baca komik Raibarong dan penasaran dengan proses dibaliknya. Oleh sebab itu, hari ini kita akan berkenalan dengan pembuatnya. Ia adalah Alex Irzaqi, seorang komikus dan kakak kedua di Padepokan Ragasukma. “Tugasnya (saya) sebagai pengasuh dan pengawas kegiatan, kadang-kadang pengajar juga,” ujar Alex saat diminta memperkenalkan dirinya dalam wawancara yang dilakukan via surel.“Padepokan Ragasukma ini semacam rumah produksi yang mengkhususkan diri memproduksi komik bertema kependekaran. Kami yang dulu pernah bekerjasama dengan m&c! dan Miles membuat komik untuk film Pendekar Tongkat Emas, kalau ada yang masih ingat,” lanjut Alex menjelaskan.  Raibarong: Wayang Golek Immortal  Sumber: Instagram @karyakarsa_id“Sejak itu sebenarnya (Raibarong) sudah pernah diterbitkan di beberapa platform penerbit dan sempat ditunda untuk beberapa waktu karena alasan kesibukan lain. Komik ini tentang berbagai hal yang saya sukai, diramu jadi satu. Ada Wayang, Topeng, Tato, Cerita rakyat, dongeng, mitos dan berbagai unsur kearifan lokal dari berbagai warna suku di kepulauan nusantara,” lanjut Alex bercerita.Dalam cerita Raibarong, karakter utama cuma dibuat 2, yaitu Raibarong dan Si rambut emas. Terkait hal tersebut Alex menjelaskan demikian, “Saya ingin membuat pola cerita yang sederhana saja dan tidak terlalu sulit dikerjakan. Saya ambil pola kejar-kejaran semacam Tom & Jerry, jadi saya butuh dua karakter. Dan setelah dirancang jadilah mereka berdua. Lainnya karakter pendukung untuk meramaikan cerita saja”.Proses pembuatan Raibarong termasuk lama. Pengumpulan ide cerita ternyata sudah Alex lakukan sejak dulu, “Saya sudah banyak mengumpulkan bahan semasa sekolah dan kuliah. Dari situlah semuanya diramu. Untuk teknis pengerjaan biasanya normalnya saya bisa selesaikan 2 halaman dalam sehari. Dulu satu bulan saya bisa buat 1 episode. Jadi sekarang juga mungkin segitu haha,” ceritanya sambil berkelakar. “Komiknya kan murni hitam putih semua, tidak ada toning juga, jadi sebenarnya teknik menggambar yang saya pakai cukup sederhana. Dulu dikerjakan campuran antara tradisional dan digital. Sekarang sudah sepenuhnya digital. Untuk sampul yang berwarna itu digital painting saja biasa. Sehari bisa dibuat,” cerita Alex lebih lanjut.Seiring pembuatan komik, Alex juga turut memperhatikan reaksi pembaca. “Medsos cukup menyenangkan untuk dipakai berinteraksi dengan pembaca. Jadi saya bisa update informasi, buat semacam promosi dan dapat feedback juga dari mereka secara langsung,” jelas Alex.Beberapa reaksi pembaca melalui media sosial juga turut memberi Alex motivasi untuk terus berkarya. Alex bercerita demikian, “Yang jelas selama ini kami (Alex dan pembaca) bisa sering ngobrol dan saling memotivasi untuk berkarya. Saya mungkin jarang merespon secara langsung. Tapi biasanya akan saya diungkapkan saja di dalam karya selanjutnya. Mungkin begitu,” ungkap Alex.Sumber: Instagram @karyakarsa_idMeski mengaku banyak “PR” yang semuanya sedang ia kerjakan, tetap pada akhirnya Alex tetap akan menuntaskan Raibarong. “Saya ingin menuntaskan semua (episode Raibarong) itu dulu supaya saya bisa bebas membuat karya baru tanpa beban tanggungan masa lalu hahaha,” ujar Alex menutup wawancara pada hari itu.  Alex Irzaqi  (https://karyakarsa.com/irzaqi)Twitter  : @irzaQ