Cari Ribut, yuk.

Hayo, siapa yang terpancing sama judul postingan ini? 🤭

Nggak, Karina lagi nggak ngajak berantem, lho.
Karina cuma mau ngobrolin gunanya konflik dalam ceritaaa, hehe 💁🏻‍♀️

Pernah nggak baca, nonton, atau dengerin cerita dalam bentuk apapun, terus nggak bisa berhenti? Mungkin salah satu faktor yang bikin kamu ketagihan adalah konflik yang menarik.  Konflik itu penting banget untuk membuat cerita. Kalau kamu kreator, ini harus jadi salah satu elemen penting di cerita kamu. Dengan konflik yang menarik, cerita kamu akan oke dan nggak bikin pendukung karya kamu bosen.

Gunanya Konflik di Pembuatan Cerita

Eits, tapi konflik nggak cuma bikin cerita nggak “ngebosenin”, lho. Ini dia beberapa gunanya konflik di cerita:

● Bikin plot cerita maju
Pernah bikin cerita, tapi plotnya mampet di poin tertentu? Kamu bisa coba bikin keributan antar tokoh-tokohnya! Mungkin pada titik tertentu, tokoh-tokoh kamu udah cukup dikenal. Pembaca karyamu udah tahu kebiasaannya, sifatnya, dan penampilannya. Dengan adanya konflik, kamu bisa bikin plot cerita berlanjut. Contoh: Dalam adegan pertunangan/pernikahan, tiba-tiba ada yang berubah pikiran. Acara tunangan/nikahan tadinya “ending” yang akan bikin cerita berhenti. Eh… ternyata nggak. 

● Memperlihatkan watak tokoh
Karina seneng banget kalau konflik-konflik di cerita memperlihatkan tokoh-tokohnya gimana. Misalnya, di cerita romantis, seorang protagonis perempuan menolak cinta dari 3 laki-laki. Ini pastinya jadi konflik tersendiri, dan tiap laki-laki yang ditolak cintanya bisa merespon dengan beda-beda juga, karena wataknya beda. Misalnya, laki-laki A tetap ngejar cinta karena dia orangnya penasaran, sedangkan laki-laki B patah hati karena dia orangnya minderan. Laki-laki C mungkin tipe yang rada phlegmatis, jadi dia langsung move on dan cari cewe lain.

● Menunjukkan kelebihan tokoh
Selain watak, konflik juga bisa menunjukkan kelebihan atau kekuatan tokoh-tokoh cerita kamu. Misalnya, di sebuah cerita bergenre action-thriller, 1 tim yang terdiri dari 5 orang (teknisi, psikolog, dokter, pengrajin kayu, pemburu) terdampar di sebuah pulau. Kalau 5 orang ini memiliki kelebihan yang beda-beda, 5 orang ini bisa memecahkan masalah dengan caranya masing-masing. Misalnya, si teknisi/engineer bisa mencoba memperbaiki radio rusak untuk menghubungi dunia luar. Si psikolog bisa menenangkan grup ketika konflik terjadi. Dokter bisa merawat anggota tim yang terluka. Pengrajin kayu dan pemburu bisa menambah stok kayu dan makanan untuk sehari-hari.

● Mengubah sifat, tujuan, atau afiliasi tokoh cerita
Pernah denger cerita orang yang tiba-tiba berubah sifat karena kena masalah berat? Atau kamu pernah ngalamin sendiri? Ini juga bisa kamu pakai di cerita. Konflik internal atau eksternal yang sifatnya serius dan mendalam bisa mengubah seseorang dengan sepenuhnya. Tahu tokoh Batman? Anak kecil kaya yang dimanja orang tuanya tiba-tiba berubah jadi pemberantas kejahatan di malam hari karena orang tuanya dibunuh. Contoh lainnya mungkin adalah tokoh yang berkali-kali mencoba untuk menjalin hubungan, tapi gagal. Orang ini mungkin awalnya penuh energi, semangat, dan suka berandai-andai. Setelah beberapa kali hubungannya gagal, mungkin dia bisa jadi tokoh yang pesimis 💔.

Konflik yang Bagus vs Kurang Bagus

Gimana caranya cari ribut bikin konflik yang bagus buat cerita?

Karina nggak bisa jawab, karena Karina bukan penulis yang berpengalaman. Yang bisa kasih jawaban paling bagus adalah kak @oktaviana_vivi, yang karya-karya tulisannya udah dibaca lebih dari 20 juta kali!

Kalau kamu mau tahu tentang penulisan konflik yang bagus dan yang kurang bagus, yuk gabung kelas "Memikat Pembaca Lewat Tulisan: Membangun Konflik yang Menarik" hari Sabtu ini! Setelah ikut kelas ini, kamu akan tahu lebih banyak tentang cara-cara bikin konflik cerita!

Klik link ini untuk mendukung kreatornya dan gabung kelasnya: https://karyakarsa.com/editorial/kelasmenulisoktavianavivi-pertemuan-3