Seperti lirik di dalam lagu Naif - Benci Untuk Mencinta

Aku tak tahu apa yang terjadi
Antara aku dan kau
Yang 'ku tahu pasti
'Ku benci 'tuk mencintaimu
Aku merasa lagu ini mewakili banget perasaanku saat ini. Terkesan lebay tetapi ini alasanku tidak bisa tidur kali ini. Padahal waktu sudah menunjukan pukul 2 pagi. Hal ini sangat menganggu pikiranku. Ditambah es kopi yang ku minum tadi malam membuatku semakin tidak bisa tidur. Seketika aku berfikiran untuk...
Seperti lirik di dalam lagu Naif - Benci Untuk Mencinta

Aku tak tahu apa yang terjadi
Antara aku dan kau
Yang 'ku tahu pasti
'Ku benci 'tuk mencintaimu
Aku merasa lagu ini mewakili banget perasaanku saat ini. Terkesan lebay tetapi ini alasanku tidak bisa tidur kali ini. Padahal waktu sudah menunjukan pukul 2 pagi. Hal ini sangat menganggu pikiranku. Ditambah es kopi yang ku minum tadi malam membuatku semakin tidak bisa tidur. Seketika aku berfikiran untuk menulis sebuah tulisan, yang bisa membuatku sedikit lebih tenang untuk bisa tidur.
Kembali lagi ke topik dimana aku merasa lagu Naif yang berjudul Benci Untuk Mencinta, ini sangat mewakili perasaanku saat ini. Aku merasa telah kehilangan separuh jiwaku. Aku tak bisa tahu ada apa dengan perasaan dan pikiranku saat ini. Aku tak mengerti tentang perasaan diriku dan untuk pertama kalinya, aku seperti tidak mengenali diri sendiri.
Semua orang punya pendapat masing-masing mengenai arti dari lagu ini. Menurutku, benci untuk mencinta merupakan suatu rasa benci untuk mencintai seseorang dan sebenarnya dia mempertanyakan mengapa dia harus mencintai orang tersebut. Dia tahu dia tidak boleh untuk mencintai orang tersebut, tetapi hatinya berkata lain dan terjadilah rasa benci terhadap perasaan cinta kepada seseorang yang ia cintai.
Akhir-akhir ini aku mempertanyakan mengapa aku bisa seperti ini. Seharusnya aku tidak boleh seperti ini. Karena ku tau aku tak seharusnya mencintai dia tetapi hatiku berkata lain. Memang hati ini sangat sulit dikontrol, aku terjatuh ke lubang yang tak seharusnya aku singgahi. Seharusnya aku bisa menghindari ini. Seharusnya aku bisa menahan semua ini. Inilah yang membuat ku benci untuk mencinta. Aku benci untuk mencintainya.
Ini semua berawal dari pertemenan yang terlalu dekat, sampai-sampai ku tak boleh mencintainya. Mengapa harus seperti itu ?. Karena jika ada salah satu diantara keduanya yang memiliki rasa yang lebih, ada kemungkinan bisa meruntuhkan kedekatan antara keduanya. Sudah banyak yang sudah mengalaminya. Semuanya tidak akan sama seperti dahulu, bakalan ada rasa kecanggungan yang sangat amat canggung jikalau bertemu. Aku tak mau semua itu hancur karena rasa cinta ini. Oleh daripada itu aku tidak boleh mencintainya.
Tulisanku semakin tidak jelas seperti tidak ada arahnya. Aku saja merasa sulit untuk membacanya. Tapi percayalah ini benar-benar dari lubuk hati dan pikiranku, yang sedang mengalir sekarang dalam tulisan ini. Serius ini sakit. Bukannya ku menyalahkan atas kedekatan dan keakraban antara aku dan dia tetapi ini adalah salahku. Aku salah untuk mencintainya. Aku menyesal. Tapi setelah ku berfikir lagi, apakah aku salah untuk mencintainya?.
Aku memang harus jujur atas perasaanku terhadapnya. Kalau bisa seharusnya di depan mukanya langsung aku ingin jujur. Tetapi apadaya, aku tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan itu semua. Ditambah lagi dia bercerita bahwa dia pernah mempunyai pengalaman tentang hal ini sebelumnya. Ia mempunyai teman yang sangat dekat tetapi dia hanya menganggap temannya ini hanya sekedar teman. Sementara temannya ini mempunyai perasaan lebih dan dia tidak suka terhadap hal itu. Memang dia tidak membicarakan secara eksplisit atau lugas dalam pernyataan tersebut tetapi aku tahu dia sebenarnya bertujuan ke arah itu. Bertambah parah karena aku tahu dia sebenarnya sudah ada yang punya. Aku yang sekarang menganggap diriku ini adalah orang yang gila. Aku benar-benar seharusnya tidak mencintai dia.
Hal tersebut membuat mental keberanianku semakin turun untuk mengungkapkan semuanya. Bukannya aku takut untuk ditolak, aku hanya takut hal yang lebih daripada itu. Yaitu kecanggungan antara aku dan dia. Ditambah lagi dia bisa saja tidak menganggapku sebagai karibnya lagi. Itu yang aku takutkan selama ini. Aku takut. Takut sekali. Kalau bisa dijelaskan perasaan ku ini perasaan takut akan kehilangannya.
Seperti Ditto di film Teman Tapi Menikah. Aku berasa menjadi seorang Adipati Dolken yang memerankan Ditto di film tersebut. Ditto yang kesulitan untuk mengungkapkan perasaan ke Ayu yang merupakan sahabat karibnya. Jujur, aku ingin sekali diriku bisa mendapatkan hasil yang sama seperti Ditto. Tetapi aku harus sadar diri, aku tak mungkin mendapatkan hasil yang sepert dia. Aku terlalu menghayal dan berharap kepada sesuatu yang tidak mungkin. Tetapi apakah harapan itu ada ?
Setelah menulis tulisan ini. Aku rasa aku memang harus mengungkapkannya dan juga harus menerima resikonya. Apapun resikonya harus kuhadapi waluapun itu hal yang jelek sekalipun. Aku saat ini mulai berdoa, agar setidaknya hubunganku dan dia baik-baik saja meskipun tidak akan lagi sama. Terlebih lagi hubungan terhadap kedua orang tuanya yang sudah sangat akrab denganku. Aku merasa seperti sudah mengecewakan beliau, karena kedekatanku dan dia sudah ada maksud yang lain. Sudah terhitung mengecewakan karena beliau percaya terhadap ku akan anaknya. Tetapi ini memang harus aku lakukan. Aku melakukannya untuk kebaikan diriku dan dirinya, meskipun ini bukan yang terbaik buatnya. Ini lah pilihan yang akan aku ambil karena ku tidak mau membohongi perasaanku lagi dan nantinya menghancurkan diriku sendiri.
Rasa ini sangatlah ku benci. Aku ingin melepasnya. Tuhan bantu aku agar semuanya baik-baik saja.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰