Coffea Liberica var Liberica merupakan nama ilimiah dari kopi Liberika. Dinamakan demikian karena dipercaya kopi ini berasal dari Liberia walaupun ditemukan juga tumbuh di beberapa negara afrika lainnya seperti Angola, Benin, Kamerun, Africa Tengah, Kongo, Pantai Gading, Gabon, Gana, Guinea, Nigeria, Sao Tome, Sierra Leone, Sudan, Hingga Uganda.
Kopi Arabika sudah ditanam terlebih dahulu oleh Belanda, namun banyak yang terserang penyakit karat daun sehingga pemerintah Belanda membawa kopi liberika ke Indonesia pada tahun 1878 untuk menggantika tanaman kopi. Namun, sayangnya kopi liberika pun terserang hama karat daun yang akhirnya digantikan oleh kopi robusta. Sekarang, selain Indonesia kopi liberika di budidayakan di Malaysia, Filipina, Afrika Barat, Guyana, Suriname, Mauritius, India, Srilangka, Thailand, Taiwan, Vietnam, dan TImor-timur. Di Filipina, 70% kopi yang dibudidayakan adalah liberika.
Photo Source https://helenacoffee.vn/liberica-coffee-helena-coffee/
Untuk produktivitas, kopi liberika masih jauh dibandingkan kopi arabika maupun robusta sehingga kopi liberika banyak ditinggalkan. Meski buahnya besar, namun setelah diproses beratnya menyusut hingga 10% atau 10:1. Bandingkan dengan kopi arabika yang rasio berat basah dan keringnya 7:1. Hal ini membuat ongkos produksi lebih besar dibandingkan omzet yang didapatkan. Saat ini untuk mendapatkan kopi liberika cukup sulit.
Varietas kopi liberika yang dikembangkan di Indonesia tidaklah banyak, diantaranya yang paling populer adalah Ardoniana dan Duvrei. Pada tahun 2014, varietas Libtukom diperkenalkan oleh Puslit Koka yang merupakan pengembangan dari kopi liberika yang ada di daerah Tanjung Jabung Barat, Jambi. Varietas ini bisa ditanam di dataran rendah dan lahan gambut serta lebih tahan hama karat daun.
Photo Source https://helenacoffee.vn/liberica-coffee-helena-coffee/
Perbandingan mucilages dengan parchment pada kopi liberika adalah 60:40 lebih banyak dibandingkan arabika yang perbandingannya 40:60, sehingga mempengaruhi durasi pengeringan yang lebih lama. Hal ini akan berdampak pada karakter rasa fruity seperti Jackfruit. Natural proses liberika pada umumnya akan mempunyai karakter Jackfruit, fruity, sedangkan proses basahnya akan menghasilkan citrus dan floral. Karakter rubber, dan earthy yang juga sering dihasilkan merupakan dampak dari proses pasca panen dan pengeringan. Karakter lainnya adalah karakter manis yang panjang dikarenkan biji kopi liberika lebih gampang menyerap gula dibandingkan arabika.
Eksplorasi Darat Coffee Lab untuk Kopi Liberika
Ada dua lot kopi liberika yang sudah kami rilis, Guava Ice Cream dan Sirup Markisa, yang berasal sama-sama dari Lampung Barat. Keduanya memiliki nuansa fruity, funky, high sweetness, namun mempunyai acidity yang rendah. Impresinya mirip seperti minum kopi funky arabika seperti extended natural ataupun wine tapi aciditynya rendah. Menarik untuk diminum sebagai kopi harian karena tingkat kenyamannya yang tinggi. Kopi liberika ini pun cocok untuk espresso based walaupun di roasting untuk manual brewing.
Sumber
https://perfectdailygrind.com/2020/11/what-is-coffea-liberica/
https://diperpa.badungkab.go.id/artikel/18070-mengenal-tanaman-kopi-liberica
https://helenacoffee.vn/liberica-coffee-helena-coffee/
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
