You And I Ch 3.| Jeongjae 1.2

3
0
Terkunci
Deskripsi

Sandinya; jae

Spiler.

1 file untuk di-download

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Karya
1 konten
Akses seumur hidup
55
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya My privat Teacher 21+ Ch 1.
4
0
Pertama-tama sebelum kalian mau baca ini cerita, aku peringatin ya di dalamnya nanti bakal ada video atau foto yang begitu. Di harapkan bagi yang gak suka, tolong jangan di beli. Aku udah kasih peringatan di awal, ini beneran loh gak bohong terlalu ++. Disclaimer: Don't like Don't Read, semua milik orang tua masing masing saya di sini hanya meminjam nama.Jadi bagi yang tidak suka mohon menjauh, ide cerita ini begitu aneh dan sesuka hati author. Dan hal ini murni Imajinasi ya. Kita bebas berimajinasikan jadi bagi kalian sudah di peringatkan jangan salahkan authornya ya.Summary : Cuma cerita sederhana tentang cowok brengsek kaya Rafandra yang gak sengaja mabuk, terus di jebak biar mau jadi tutor belajar Atreya. Adek dari Agha sahabatnya, si cantik dan manis dengan sejuta pesona serta wajah polos tetapi nakal yang mampu membuat Rafandra menggila. *******                **prolog.**  *******Semalem karena mabuk, Rafandra dengan santai menerima permintaan Agha tentang menjadi tutor bagi sang adik yang kabarnya sangat nakal. Agha terlihat ikut stres memikirkan bagaimana cara membuat sang adik mau belajar lagi, karena jika terus seperti ini bisa bisa adiknya itu tidak lulus sekolah.Ya lo mikir, lah, setan. Gue itu anak gak bener, lebih parah dari lo. Yakalik! Gue jadi tutor dadakan, otak lo di kemanain anjing. Umpat Rafandra marah-marah sambil menelpon dan bersiap pergi ke rumah Agha.Tapi lo peringkat pertama semester kemarin dari Fakultas Manajemen Bisnis, pokoknya gue gak mau tau ya lo udah tanda tangan suratnya. Kalo lo ingkar, mobil sama apartemen lo, bakal secara otomatis berpindah kepemilikan atas nama gue. Gerutu Agha tidak mau kalah sama sekali.ANJING, BABI, BANGSAT, BAJINGAN. Teriak Rafandra marah sebelum memutus sambungan telefon, dia bahkan memukul stir mobilnya kesal.Tetapi mau bagaimana lagi, pada akhirnya Rafandra hanya bisa menghela nafas dan berusaha menenangkan diri. Dia tidak bisa terus menerus bersikap marah, akan ada saatnya dia membalas kelakuan brengsek Agha. Sekarang akan lebih baik jika dia bisa menjalankan tugas hari pertamanya lebih dulu, setidaknya dia masih sempat berdoa pada tuhan agar adik Agha tidak senakal cerita kakaknya itu.Bisa stres Rafandra jika apa yang di ceritakan Agha itu benar adanya, memang sih melihat wajah Agha yang seperti anime hidup serta Arsa primadona anak seni begitu cantik. Maka jelas adik bungsu mereka tidak akan berwajah jelek sama sekali, minimal lumayan sedap di pandang lah ya.Meski begitu sepak terjang si bungsu Danapati itu telah sangat terkenal di lingkungan circle mereka, bahkan Arsa yang selalu memasang wajah datar bisa berubah menjadi begitu frustasi menghadapi si bungsu.Apalagi Rafandra, yang notabene, lebih gampang marah?Semoga aja, gue gak perlu nge hajar, tuh, anak entar. Gumam Rafandra pada dirinya sendiri, sambil mencoba mengingat jika anak itu memiliki dua orang kakak yang lumayan possessive serta sangat menyeramkan.Hanya butuh waktu sekitar 20 menit saja dengan mengendarai mobil, untuk bisa sampai di kompleks perumahan mewah tempat keluarga Danapati berada. Sebenarnya bisa jauh lebih cepat, jika Rafandra masih tinggal di rumah keluarga Pramadana.Karena rumah utama dia hanya berbeda 5 menit, dan berada di lingkungan kompleks yang sama. Makanya dia bisa berteman dengan Agha, serta tau Arsa anak seni adik tingkat beda fakultas itu. Selain karena adiknya Ratan juga memang mengejar Arsa tentunya.Merapikan penampilannya yang sedikit berantakan, serta kacamata di bagian wajah agar terlihat lebih seperti anak baik-baik, Rafandra segera mulai memencet bel rumah berusaha bersikap baik meskipun dalam hati sudah sangat mengomel. Dia yang jarang memakai kacamata bahkan sampai rela melakukannya demi memberikan kesan terbaik, agar kedua orang tua Agha percaya.Jika Rafandra itu merupakan guru les yang sangat kompeten, lupakan sebentar tingkah brengseknya. Karena yang paling penting sekarang itu hanya sebuah nilai, semoga saja adik kedua Danapati itu tidak begitu bodoh agar Rafandra tidak cepat naik darah.Selamat siang saya Rafandra Pramadana tu— tor baru. Ucapan Rafandra sempat terhenti begitu melihat seorang remaja cantik, dengan kaos kebesaran berwarna lilac tanpa bawahan apapun.Kaki jenjang yang terlihat sangat mulus, serta wajah polos dari remaja itu membuat Rafandra terpesona, kemudian membeku tidak bisa berkata apapun.   Reya siapa yang dateng? EH.. Lo Fan masuk dulu, yuk. Ucap Agha baru muncul menyusul sang adik keluar, akan tetapi baru saja dia akan berbicara pada Rafandra matanya membulat melihat penampilan tidak pantas dari sang adik. Reya celananya di pake dulu, kakak kan udah bilang jangan suka berkeliaran di rumah tanpa celana kaya gini.Kakak bawel ihhh, kaya cewek.ucap Atreya kesal sembari menghentak-hentakkan kakinya sebelum pergi.Ckk.. punya adek bungsu, kerjaannya bikin gue naik darah mulu. Decak Agha sebal sebelum beralih pada Rafandra yang terlihat begitu fokus menatap sang adik, hal itu jadi membuat Agha ikut terfokus berusaha memperhatikan apa yang membuat minat Rafandra meningkat.Tak...Aduhhh apaan, sih, lo? Ringis Rafandra sembari memegang kepalanya yang lumayan sakit akibat pukulan Agha, dia bisa melihat tampang garang dari sahabatnya yang mulai tidak bersahabat sama sekali.Ngapain lo fokus ngeliatin paha, sama celana dalem adek gue?” Tanya Agha sinis sedangkan Rafandra hanya tersenyum miring.Lumayan, kan, buat bahan coli. Jawab Rafandra santai membuat Agha mendengus, tau jika sahabatnya itu memang memiliki mulut blak blakan.Jangan macem-macem, adek gue bisa bela diri. Ucap Agha memperingati agar Rafandra tidak secara asal bertindak sembarangan.Kurus begitu? Tanya Rafandra sambil menaikkan salah satu alisnya bertanya.Judo, Kendo, Karate, Taekwondo, Thaiboxing. Tuh anak udah masuk tahap pro player, makanya gue bisa ngundang lo jadi tutor belajar dia.Jawab Agha kalem sembari mengalungkan lengannya pada pundak Rafandra.Anjing lo, kalo gue di geprek sama dia, gimana? Sialan. Umpat Rafandra menatap kesal ke arah sahabatnya yang hanya tertawa.Ya gak papa, baru pertama, kan, lo di tolak sama bocah. Biasanya pada ngejar ngejar. Ucap Agha terbahak, mengabaikan sepenuhnya tatapan sinis yang dia lihat untuk membawa Rafandra menuju lantai atas tepatnya kamar Atreya.Tok..Tok..Tok...Masuk. Ucapan keras dari dalam membuat Agha langsung masuk bersama Rafandra, dia bisa melihat sang adik yang telah memakai celana pendek sepaha. Setidaknya dia telah memakai celana dari pada tidak sama sekali, jadi otak Rafandra tidak akan terlalu berpikir kotor.Fan udah ya, gue mau jalan dulu sama cewek gue. Setelah itu dia baru mengalihkan perhatian pada Atreya yang terlihat memasang wajah datar. Dek! Ini tutor kamu yang baru ya, jangan di apa apain kakak susah payah ngundang dia kesini."Hmm... iya, iya udah buruan kakak keluar dari kamar adek gihhh. Usir Atreya mulai cemberut membuat Agha buru-buru pergi ke luar sebelum si bungsu mengamuk.Klik..Eh, kok di kunci? Tanya Rafandra bingung saat Atreya malah mengunci pintu setelah berhasil mengeluarkan Agha.Biar gak ada yang masuk, sembarangan lagi kak. Jawab Atreya kalem tetapi berbeda dengan tingkahnya yang saat ini mulai membuka kembali celananya, sampai membuat Rafandra jadi gelagapan sendiri. Dan secara cepat berusaha menahan tangan Atreya yang bermaksud menurunkan celana pendeknya.D—dek pake celana aja ya.ucap Rafandra gugup sendiri, padahal dia ini termasuk paling berpengalaman tetapi entah kenapa menghadapi tingkah Atreya yang seperti ini justru membuatnya malah gugup.Gak mauu, entar panas, aku gak suka. Tolak Atreya yang kembali melepas celana pendeknya, kemudian melempar begitu saja ke atas ranjang. Baru setelah itu dia duduk di depan meja belajarnya, di sana telah ada satu kursi lagi yang memang di siapkan untuk tutor Atreya jika mengajar. *******
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan