
[ONESHOOT] [M]
Athena, gadis dungu yang mampu menjerat pria tampan Jeon Jungkook. Cinta yang menerima cari pandang hati, dan mengenyahkan netra.
©Dulcemiel_
Seoul, Januari 2021
Hembusan napas gusar itu terus mengiringi pertemuan Athena dengan keluarga Jeon. Seluruh anggota keluarga yang memiliki paras tampan dan ayu. Jeon Gray Lemington, kepala keluarga yang kini tengah berbicara dengan gamblangnya mengenai maksud dan tujuan pertemuan malam ini. Jeon Bellova Lemington, wanita paruh baya itu terlihat anggun dengan balutan dress berwarna purple. Terakhir, Jeon Jungkook putra bungsu keluarga Jeon yang kini duduk berhadapan dengan Athena.
"Kami sangat berharap, Athena menerima lamaran kami." Imbuh Gray dengan suara lembut membuat Athena menundukkan kepala.
"Semua saya serahkan pada Athena, meski ini sangat tiba-tiba namun kami bahagia sekali atas lamaran keluarga Jeon. Putra anda Jungkook sangatlah tampan, dan kalian dari keluarga terpandang. Sementara kami, hanya orang pinggiran. Terima kasih banyak atas kedatangan anda tuan Gray." Pungkas Gaia, ibu kandung Athena dengan suara lirih menahan air mata.
Siapapun, akan sangat terkejut dan tidak percaya akan datangnya malam ini. Dimana keluarga Jeon memasuki kediaman Gaia, meminta Athena menjadi istri Jeon Jungkook. Lelaki dengan rupa sangat tampan, tubuhnya indah bagai dewa serta digilai banyak wanita. Sementara Athena, ia bak itik buruk rupa. Parasnya biasa saja, warna kulit sawo matang serta rambut ikal diatas bahu.
"Ibu, apa yang harus aku lakukan? Aku takut, mereka hanya akan mempermainkanku. Aku dan Jungkook memang satu kelas, namun kami tidak pernah bertegur sapa. Bagaimana jika aku hanya akan mendapat nestapa dari pernikahan ini?"
Bibir tipis Athena mendapat tepukkan kecil dari jari telunjut Gaia, "Jangan pernah berpikir buruk pada niat baik seseorang. Tuhan akan mencatatnya dan menjadikan itu dosa. Sebaiknya kau renungkan semuanya sebelum keluarga Jeon datang kemari minggu depan."
Athena mengangguk, berlalu masuk ke dalam kamar kecilnya. Menatap langat-langit disana dengan tatapan penuh tanda tanya, mengapa harus Jeon Jungkook?
Netra indah itu memejam, diiringi do'a-do'a yang ia panjatkan untuk pemilik kehidupan. Berharap mendapat sedikit penerang dari-Nya, mengenai kedatangan Jeon Jungkook pangeran di kampusnya.
Sosok hebat yang sempat ia gilai dalam pikirannya, bibir tipis itu selalu mengulas senyum tatkala menatap pahatan indah dari Tuhan. Namun ia bungkam hanya untuk sekedar menyapa, Athena sadar—ia hanya sosok yang tak dianggap dalam kampusnya. Sementara Jungkook—Dia adalah dambaan banyak manusia.
**
Pagi ini menjadi pagi yang menyebalkan untuk Athena, sebab ia harus berdiam untuk menunggu siapakah yang akan satu mobil bersamanya menuju Jeju. Kegiatan trip rutin yang diadakan oleh rombelnya, bebas memilih teman kamar dan teman satu mobil untuk menuju hotel di Jeju.
Tersisa lima mahasiswi yang belum mendapat teman trip, termasuk Athena yang tidak ingin menegakkan kepala. Kejadian tahun lalu cukup memilukan, ia terpaksa naik kendaraan umum untuk sampai ke Jeju lantaran tak ada yang ingin menjadikannya teman trip.
"Jeon Jungkook, silahkan pilih rekan tripmu." Titah ketua rombelnya.
Keempat mahasiswi cantik itu berpose dan memasang iras secantik mungkin. Tentu untuk mendapatkan atensi dari Jungkook yang justru tengah membuang muka ke arah lain.
"Cepat Jung, kita harus segera berangkat!" Sorak Mingyu dari arah selatan, netra Jungkook menatap tajam ke arah sahabatnya itu.
"Jalang." Umpatnya pelan sembari berjalan, menghampiri Athena lantas menarik pergelangan gadis itu. Bibirnya bungkam tanpa kata namun tindakkannya mendapat tatapan tak percaya dari seluruh teman rombelnya.
"Kita masuk ke dalam mobil."
Athena tak memberi jawaban, ia mengikuti langkah Jungkook masuk ke dalam mobil mewah yang tak jauh dari sana.
"Terima kasih."
Kata itu mampu menyulut sudut Jungkook, pun ia menatap Athena yang sibuk mengirim pesan kepada ibunya.
"Kau mengirim pesan?"
"I-iya, untuk ibuku. Dia pasti bahagia, aku tidak harus naik kendaraan umum lagi untuk acara ini."
Jemari Jungkook mengepal, ia lantas menyalakan mesin mobilnya berlalu meninggalkan kampusnya.
"Kau bisa tidur, perjalanan ini akan sangat jauh dan membutuhkan waktu yang cukup lama."
Athena menggeleng.
"Kenapa?"
"Tidak, aku takut membasahi mobilmu. Maks-maksudku, aku takut aku-"
"Mobil kotor bisa kucuci, jangan menahan kantuk."
Jungkook memberikan bantal leher pada Athena, pun gadis itu meraihnya lantas memakainya. Bibirnya tersenyum sembari menatap kilas ke arah Jungkook.
"Ter-"
"Jangan banyak bicara, tidur." Potongnya cepat membuat Athena mencebikkan bibir.
Tak perlu berterima kasih pada barang yang memang kubeli untukmu.
**
"Jung, kau sungguh akan satu kamar dengannya?" Erlina berharap mendapat gelengan dari kepala Jungkook.
"Tentu!" Jawabnya tegas lantas menari pergelangan tangan Athena. Tak mempedulikan banyaknya pasang mata melihat tak suka ke arah mereka.
"Kenapa aku?"
"Karena kau calon istriku."
Iris Athena melebar, jantungnya berdetak dengan sangat kencang pun sekuat tenaga ia menahan diri untuk tetap dalam genggaman Jungkook, kendati rasa seperti mau mati namun ia harus kuat.
"Kita sampai."
Jungkook membuka pintu kamar hotelnya, disusul Athena yang mengekor dibelakangnya. Pergelangan tangan gadis itu masih dalam genggaman Jungkook, entah karena nyaman sehingga Jungkook enggan melepaskan atau ia melupa bahwa ia sudah seharusnya melepaskan genggamannya.
"Kamar kita sangat jauh dari kamar mereka."
"Aku menyewa ini dengan uangku, kamar yang mereka sewa kelas rendahan." Jawaban itu terdengar sangat ketus ditelinga Athena.
"Jungkook shi." Iras Jungkook berbalik, menatap Athena yang nampak melas namun juga menggemaskan.
"Tolong lepaskan tanganku."
FUCK!
Sontak tangan Jungkook melepaskan genggamannya berlalu berdehem mengelilingi kamar. Menghembuskan napasnya teratur, sebelum kembali menghampiri Athena.
"Jika kau kebaratan untuk tidur diatas ranjang yang sama bersamaku—"
Jungkook menjeda ucapannya, irasnya menatap Athena yang kini menunggu Jungkook menyelesaikan kalimatnya.
Dia akan pindah kamar? Dia akan tidur disofa?
"Kau bisa tidur diatas sofa!" Ketusnya sembari menunjuk sofa disudut ruang, pun Athena menganggukkan kepalanya ragu. Lantas bergerak menuju sisi ruang lain untuk merapikan barang bawaannya.
Sementara Jungkook, terburu keluar dari kamar berjalan menuju kursi di dekat taman lantas duduk disana. Keadaannya semakin kacau sebab terus bersamaan dengan Athena.
"Hah bajingan!"
Jungkook menekan layar ponselnya lantas mendekatkan benda persegi itu ke arah telinga. "Hyung?"
"Kenapa Jungkookie?" Suara Yoongi terdengar menyambut telepon Jungkook dengan riang.
"Aku sedang trip dengan Athena, kami satu kamar tapi karena aku gugup aku menyuruhnya untuk tidur disofa!"
"APA? Jangan bodoh Koo! Mengapa begitu? Kau seharusnya dengan gentleman memintanya tidur denganmu. Seperti ini, aku tahu ini membuatmu tidak nyaman tetapi tolong terima bahwa kita akan tidur bersama. Begitu, pasti Athena akan menerimanya!"
FUCK!
Jawaban Yoongi justru kian membuat kepala Jungkook pening, pun dengan berat hati ia mengakhiri panggilan teleponnya dengan sang kakak. Netranya lantas menatap Athena yang tengah sibuk dengan ponselnya.
"Menelpon ibunya, atau pria lain?" Jungkook bergegas dari tempatnya, namun langkahnya terhenti tatkala Mingyu datang dengan bir ditangannya.
"Minum dulu bro, hidup jangan sepaneng." Mingyu menarik Jungkook untuk kembali duduk. Pun mereka berdua duduk berdampingan.
"Kenapa kau tidak menjaganya dengan baik?! Athena, dia pergi ke Jeju dengan kendaraan umum?! Kau kemana?! Bukankah aku menyuruhmu untuk bersamanya?!!!"
Mingyu gelagapan, ia mimilih minum bir ditangannya sembari berpikir jawaban apa yang harus ia beri pada Jungkook supaya pria tampan itu tidak memarahinya.
"Jujur saja bajingan!! Tidak perlu memikirkan banyak kebohongan! Aku tidak berniat pergi ke Kanada bersama keluargaku, kau berkata dapat menjaga Athena sebab itu aku menyetujui kemauan ayahku untuk ke Kanada, lantas mengapa tahun lalu menjadi tahun terburuk untuknya?! Bisakah otakmu itu berpikir?! Bagaimana jika Athena terluka?! Aku bersumpah akan menguburmu dengan ratusan lintah jika ia terluka!!"
Iras Jungkook nampak seperti iblis neraka jahanam, membuat tubuh Mingyu mengendur lantas menganggukkan kepalanya.
"Maafkan aku dude, aku berjanji tidak akan melakukan kesalahan lagi." Bicaranya lirih penuh harap agar Jungkook memaafkannya.
"Jalang!!" Umpatnya sebelum meninggalkan Mingyu sendirian, memasuki kamar dan mendapati Athena yang tengah menyiapkan air minum.
"Aku membuat gingseng hangat, ibuku membawakan gingseng serbuk dan disini ada teko berisi air hangat serta gelasnya, apa kau mau?"
"Aku alergi gingseng!" Jungkook lantas duduk disofa, menatap layar ponselnya yang dipenuhi pesan dari sang kakak. "Aish, hyung ini benar-benar!"
Athena memilih mengabaikan decak sebal dari mulut Jungkook, menyibukkan diri dengan gingseng hangat ditangannya. Netra indahnya inginkan menatap Jungkook namun otak cerdasnya berpikir degan baik untuk menahan diri.
Jika aku tertangkap basah menatapnya, pasti ia akan membunuhku.
Ia menggelengkan kepalanya, membuat Jungkook menghembuskan napasnya lantas beralih duduk menyamping. Atensinya sepenuhnya ia berikan pada Athena yang diam tanpa bergerakkan ataupun ucapan.
"Kenapa kau diam?"
"Ti-tidak, aku hanya berpikir harus membeli apa untuk acara nanti. Seperti biasa, pasti kita harus membeli barang couple."
"Tidak perlu membeli apapun, cukup ikuti saja acaranya. Aku sebenarnya tidak menyukai kegiatan trip rutin ini, membosankan!"
Jungkook beringsut dari duduknya, lantas berjalan menuju ranjang mengambil satu bantal dan satu guling, membawanya menuju Athena lantas memberikan itu pada gadis polos yang kini nampak bingung namun berusaha menyuguhkan senyumannya.
"Selimutnya ada di dalam almari, itu." Jungkook menunjuk almari berwarna putih. "Disana ada selimut tambahan serta handuk, kau tidak ingin mandi? Mandilah dulu, lantas ganti bajumu sebelum kita pergi untuk couple trip."
Athena mengangguk, bergegas menuju kamar mandi dengan langkah ringannya. Tubuhnya mematung, iris melebar lantas kedua telapak tangannya menutupi mulutnya. Terburu berbalik lantas berjalan lagi ke arah Jungkook yang sudah berbaring diatas ranjang.
"Jun-Jungkook shi, mengapa kamar mandinya tidak ada pintunya? Hanya ada kaca transparan dan tidak ada baknya. Apa aku harus mandi di pom bensin saja?"
FUCK!! STUPID!!
Jungkook bangkit dari posisinya, berjalan menuju kamar mandi yang memang tidak memiliki pintu. Hanya kaca transparan dan shower.
Bajingan.
"Aku tidak akan kemari, kau bisa mandi dengan tenang. Aku akan menunggu diranjang dan bermain ponsel, jangan khawatir kau bisa mandi."
Athena menarik pergelangan tangan Jungkook saat lelaki itu hendak pergi meninggalkannya, "Ada apa lagi?! Aku bukan pria mesum! Aku bukan pengintip dan satu lagi, jangan banyak protes!"
Sontak Athena melepaskan genggamannya dari pergelangan tangan Jungkook, kepalanya mengangguk berlalu Jungkook meninggalkannya. Netranya menatap ke seluruh sudut kamar mandi.
"Hah, padahal aku hanya ingin bertanya bagaimana cara mandinya. Sabunnya disebelah mana. Hiks."
**
Jeon Jungkook menatap beberapa manusia disekitarnya yang tengah melakukan hal yang membosankan, mengambil photo dengan berbagai gaya serta iras yang dibuat semanis mungkin.
"Jungkook." Suara Erlina yang datang dari arah belakang membuat Jungkook menghembuskan napas panjangnya.
"Dimana Athena? Kau meninggalkannya sendirian? Aku bisa menjadi couplemu jika Athena tidak keluar kamar."
Bicaranya selalu manis, namun tak dapat menyulut sudut Jungkook. Pria itu hanya diam tak menanggapi. Saat semua lelaki mengidamkan Erlina, justru Jeon Jungkook mengabaikannya memilih menatap Athena yang nampak kebingungan mencari keberadaannya.
"Mau kemana?"
Erlina menarik tangan Jungkook, pun pria itu menangkisnya tanpa kata. Berjalan menghampiri Athena lantas mengganggam jemari mungil itu.
"Kenapa tanganmu licin sekali?"
"Aku mandi tanpa sabun, dan memakai banyak lotion supaya wangi." Jawabnya jujur membuat Jungkook menghenikan langkahnya, menatap tajam ke arah Athena yang tengah menundukkan kepalanya.
"Kenapa? Apa kau wanita yang jorok? Mengapa tidak memakai sabun?!" Suaranya ketus membuat Athena mengendur, bibir gadis itu mencebik masih dengan kepala menunduk.
"Jawab dan lihat aku!"
Athena menatap iras Jungkook, pria itu menyuguhkan mimik yang menakutkan.
"Aku tidak tahu dimana sabunnya, tadi juga aku sedikit kesulitan untuk mandi. Aku tidak tahu bagaimana cara menyalakan showernya, dan aku hanya mandi dengan air saja—air dingin."
Kepala Jungkook menengadah ke atas dengan napas tertahan, jemari tangannya lantas memijit pelipisnya. Rasanya sangat pening melihat kelakuan bodoh dari Athena, sementara gadis itu hanya diam.
"Kau bodoh sekali!"
Jungkook memilih berdiam diantara banyaknya kegiatan yang sudah disusun oleh panitia rombelnya, acara yang dinantikan adalah berburu barang couple yang akan menjadi kenang-kenangan dari pulau Jeju.
"Apa kau akan memakainya jika aku membeli kaos kaki itu." Athena menunjuk penjual kaos kaki yang tak jauh dari tempat mereka duduk.
"Kau punya uang?"
"Ada, aku bekerja part time sebelum acara ini supaya tidak merepotkan ibuku. Ini aku ada uang, pasti cukup untuk membeli kaos kaki."
Ia bergegas melangkah untuk membeli kaos kaki, senyumannya merekah saat disambut hangat oleh penjualnya. Cukup lama gadis itu memilih kaos kaki hingga kembali dengan dua pasang kaos kaki kelinci berwarna biru muda.
"Untukmu dan untukku." Cara memberikannya saja sangat manis, nyaris membuat senyum Jungkook merekah sempurna. Namun lelaki itu berhasil menahannya, memilih memalingkan irasnya.
"Kemarikan tanganmu."
Athena mengulurkan tangannya, jemari manisnya bersentuhan dengan cincin yang Jungkook berikan. Lelaki itu juga memakai cincin yang sama dengan milik Athena, membuat gadis itu termenung dengan apa yang Jungkook lakukan. Tak ada pembicaraan setelah hal itu terjadi, pun Jungkook enggan menatap ke arah Athena.
"Jungkook ayo kembali kumpul, masih banyak kegiatan yang harus kita lakukan!"
**
Setelah kegiatan melelahkan yang mereka lakukan akhirnya Jungkook dan Athena kembali ke dalam kamar hotel. Keduanya duduk disofa dengan pikiran masing-masing, tubuh kotor dan jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Tentunya sudah saatnya tubuh beristirahat, dan mengarungi mimpi indah diatas ranjang.
"Aku dulu yang mandi." Jungkook beringsut dari tempatnya, ia meninggalkan Athena yang bernapas lega. Kepala gadis itu dipenuhi dengan banyak pertanyaan terlebih cincin yang melingkar pada jari manisnya.
"Apa ini emas asli? Jika iya, aku bisa menjualnya untuk membayar uang kuliah."
Pikiran Athena memang lebih banyak pada hal yang tidak normal, jika gadis diluaran sana akan mati terpesona akan paras tampan Jungkook, berbeda dengan Athena yang sibuk merutuki dirinya sendiri yang berpikir negatif pada Jungkook.
Jeon Jungkook, apakah dia pemuja setan? Aku akan menjadi tumbalnya?
Apakah dia akan mencuri organ dalamku lantas menjualnya?
Aku hanya Itik buruk rupa, mengapa ia menempel terus padaku? Apakah aku adalah makanan untuknya? Dia vampir?!
Jungkook, apakah dia kelainan dan hanya ingin tubuhku untuk dia mutilasi?
Apakah dia psikopat?!
Pikiran mengerikan itu terus berlarian di dalam otaknya, sering kali menggelengkan kepala guna menyadarkan dirinya serta ingat akan perkataan Gaia.
"Dosa, itu akan menjadi dosa. Kau harus mengenyahkan pikira kotormu itu."
"Kau sedang berpikir kotor?" Jungkook menangkap basah Athena, "Tidak Jungkook shi, aku akan mandi jika kau sudah selesai."
Athena terburu bergegas menuju kamar mandi, menetralkan hatinya dengan baik dan berusaha berpikir positif. Namun semua pikiran positifnya lenyap tatkala mendapati Jeon Jungkook berdiri dibelakangnya, netranya menangkap perawakan seksi itu dari arah cermin.
"J-Jungkook shi? Apa yang akan kau lakukan?"
"Sabunnya ada disini, kau hanya perlu menekan tombol ini maka sabunnya akan keluar dan ini shampoo. Kau perlu keramas, rambutmu sangat kotor."
Jungkook lantas meninggalkan Athena, kini duduk diatas ranjang dengan dada yang kembang kempis. Tangannya meraih ponsel yang tergeletak diatas nakas, kembali menghubungi nomor ponsel Yoongi.
"Ada apa Jungkookie?" Selalu sama, acap kali bibir tipis sang kakak menerima panggilan darinya menyebabkan sulutan pada sudut Jungkook.
"Aku sudah memberikan cincin itu padanya hyung, dia memakainya tanpa melepasnya."
"Apa yang kau katakan ketika memberi cincin itu?"
"Tidak ada, aku langsung memakaikannya saja."
"Kau tololnya! Bagaimana bisa begitu?! Kau harusnya mengatakan, would you marryme!"
"Aku tidak bisa berkata demi-" Jungkook memutus sambungan teleponnya tatkala Athena keluar dengan handuk dikepalanya, terlihat menggigil membuat Jungkook menghembuskan napas panjangnya.
"Kau mandi air dingin lagi?"
Athena menganggukkan kepalanya, kian membuat pening Jungkook. Gadis itu polos dan bodoh, rasa ingin melempar Athena ke jurang supaya gadis itu mati! Namun Jungkook teramat inginkan Athena, pun ia mencoba lebih sabar menghadapi sikap idiot gadis itu.
"Shower itu bisa mengeluarkan air panas, tapi karena kau terlalu bodoh dan tidak pecus mandi jadi seperti ini keadaanmu!"
"Maaf."
Jawabannya justru semakin membuat Jungkook pening, tanpa banyak berkata Jungkook menarik tubuh Athena dan mendudukkannya diatas ranjang. Tangannya mengambil pengering rambut lantas membantu Athena mengeringkan rambut ikalnya. Ini menjadi skinship yang membuat tubuh Jungkook meremang.
"Sudah kering, tidurlah disofa! Dan ini untukmu, simpan pengering rambut ini!"
"Terima kasih."
Jungkook lantas mematikan seluruh lampu di dalam kamar, ia berlalu berbaring diatas ranjang. Netranya memejam lantas terlelap dengan sendirinya. Sementara Athena, gadis bodoh itu sudah lebih dahulu tertidur dengan balutan selimut putih tebal yang menghangatkan tubuhnya. Terdengar napas teratur dari rongga hidung Athena, menandakan betapa lelapnya ia kini.
Ponsel Jungkook bergetar setelah ia tidur belum genap sepuluh menit, ia sengaja memasang alarm. Lantas beranjak dari posisinya, merapikan sisi ranjang sampingnya berlalu menuju sofa dan menarik selimut Athena. Menggendong tubuh mungil itu menuju ranjang, lantas menidurkannya disana. Jemarinya mengusap surai hitam legam itu, bibirnya maju menyentuh bibir tipis Athena.
"Tidur dengan nyenyak, Baby Athena."
**
Tidur Jungkook berubah tidak nyenyak setelah merasakan Athena memeluknya. Tubuhnya yang sedari tadi biasa saja kini diserang hawa panas yang terus memaksanya untuk berbalik dan memeluk tubuh mungil itu. Namun kesadarannya masih lebih dominan saat ini.
Kau harus berpikir dengan baik Jeon Jungkook, dia gadis polos dan jangan kau nodai!
Kepalanya mengangguk pelan sembari terus memejamkan mata, namun sialnya dekapan Athena dari belakang semakin erat. Bahkan payudaranya menempel pada punggung Jungkook tanpa jarak sedikitpun.
Fuck.
TING
[From my beloved Yoongi hyung : Jika kau berhasil tidur dengannya, jangan lewatkan kesempatan. Setidaknya berciuman atau hal hangat lainnya, yang terpenting tidak melewati batas, misalnya seks. Namun jika kau tidak bisa menahannya kau bisa seks dengan Athena, lagipula minggu depan kalian akan menikah, tidak apa dengan hadirnya little angel di dalam perut Athena. Itu menjadi hadiah pernikahan untuk kalian. Kekeke!]
Netra Jungkook memejam beberapa waktu setelah membaca pesan sialan dari Yoongi, pun tubuhnya berbalik dan menemukan Athena yang masih terlelap dalam tidurnya. Fokusnya pada bibir ranum tipis itu, bibir yang sedikit terbuka membuatnya benar-benar ingin merasakannya.
Pun Jungkook memajukan bibirnya menyentuh bibir Athena, menempel beberapa waktu tanpa gerakkan. Deru napasnya menerpa permukaaan wajah Athena, membuat gadis polos itu mengerjapkan netranya. Bulu mata lentik itu bergerak naik turun mengenai kulit Jungkook, membuat lelaki itu mengetahui bahwa gadisnya sudah terjaga.
Perlahan tangan Jungkook menarik pinggang Athena, membawanya dalam dekapan hangatnya pelukkan. Bibir yang semula menempel kini bergerak menghisap lembut, bibir kenyal Athena masuk ke dalam belahan mulut Jungkook. Hisapan manis itu membuat tubuh Athena kaku tanpa melakukan apapun.
Jeon Jungkook memejamkan netranya seraya meremas pinggang Athena, sementara bibirnya masih sibuk memberi hisapan pada bibir bawah Athena. Bak lollipop, Jungkook menikmati hisapannya dengan tangan yang bergerak menuju cuping telinga Athena. Mengusap belakang telinga Athena yang membuat tubuh gadis itu reflek terserang rasa gelisah.
"Eumhh."
Suara itu keluar saat Jungkook mencoba memasukkan lidahnya ke dalam mulut Athena, namun gadis itu memilih memundurkan wajahnya. Remang iras tampan Jungkook dapat ia lihat, bahkan Athena pikir Jungkook begitu tampan dalam posisi saat ini.
"Jungkook shi."
"Hmm?" Suara rendahnya membuat jantung Athena berdebar, sangat kencang hingga membuatnya sulit untuk bernapas.
"Kenapa? Dadamu sesak?"
Athena mengangguk, pun Jungkook panik lantas bangkit dari posisinya. Ia menyalakan lampu dan mengambilkan air putih untuk Athena.
"Minum dulu. Ada apa? Apa kau punya penyakit napas?"
Athena menggeleng, membuat Jungkook menghembuskan napas lega. "Lalu kenapa dadamu sesak?"
"Aku tidak tahu, tapi disini sangat sesak dan berdebar kencang." Ia menunjuk dadanya, membuat Jungkook tersenyum manis. Mengangguk lantas kembali menarik Athena ke atas ranjang untuk berbaring saling berhadapan dan berpelukkan.
"Jungkook shi?"
"Ssst, diamlah."
Bibir Jungkook menempel pada kening Athena, rasanya sangat nyaman posisi seperti itu untuk Jungkook. Tangannya merengkuh tubuh mungil Athena, mengusap punggung gadis itu dengan gerakkan naik turun membuat Athena merasakan hal aneh kembali menyerang tubuhnya.
Tangan Jungkook berpindah menangkup wajah Athena, membuat gadis itu terpaksa menatapnya. Tatapan melas yang justru membuat Jungkook berpikir ganas. Bibir kelinci itu meraup bibir atas Athena, menghisapnya kuat—sangat kuat. Menimbulkan lenguhan athena mengudara dengan sendirinya.
"Eumhhh."
Bibir Jungkook berpindah menghisap bibir bawah Athena, hisapan yang lebih panas dari sebelumnya. Sementara jemari tangan Jungkook kian membuat pening kepala Athena sebab terus memberi usapan pada belakang telinganya.
Perlahan Jungkook melepaskan hisapannya, memberi kecupan singkat berlalu menjauhkan kepalanya. Menatap manik mata sayu Athena yang membuatnya mengulum senyum.
"Indah, sangat indah." Gumannya lirih, diiringi usapan manis pada iras Athena.
"Sudah malam, ayo kita tidur. Esok kita harus kembali ke Seoul."
**
Jarum jam pada dinding kamar menunjukkan pukul enam pagi, masih terlalu dini untuk menyingkap kelopak mata. Namun Jeon Jungkook justru memaksa kedua netranya terbuka sebab dapat menikmati indah Athena dihadapannya.
"Sudah bangun?"
Athena menganggukkan kepala, maksud dalam hati ingin sedikit menjauh dari dekapan Jungkook namun baru saja ia bergerak Jungkook sudah menarik pinggangnya membuatnya menempel pada tubuh seksi itu.
"Apa kau ingat apa yang sudah kita lakukan semalam?"
Netra indah itu mengerling, mengangguk lantas menutup rapat kelopak matanya. Hal menggemaskan yang membuat Jungkook menempelkan bibirnya pada pipi kanan Athena.
"Kau harus menerima lamaranku, sebab kau akan segera mengandung."
Athena melepaskan dekapan Jungkook dari tubuhnya.
"Mengandung?"
Jungkook mengangguk, anggukkan tanpa keraguan.
"Kita sudah berciuman, dan itu menyebabkan kehamilan."
Iris Athena melebar, sangat lebar. Gadis itu kalang kabut lantas bergerak gelisah diatas ranjang. Menggemaskan menyulut sudut Jungkook.
"Jungkook shi, bisakah kau berkata pada mamamu bahwa aku bersedia menikah denganmu. Ibuku bisa membunuhku jika aku hamil tanpa suami."
Sangat polos, suara bergetar ketakutan namun justru kian menggemaskan. Maafkan Jungkook yang memperdaya kepolosan Athena, Tuhan.
Tangan kekar itu bergerak menuju nakas lantas mengambil ponselnya, mencari nama sang mama dikontaknya. Lantas memberikan ponsel itu pada Athena, menaruhnya pada telinga gadis polos itu.
"Hallo sayang, bagaimana trip dengan Athena? Apakah berjalan menyenangkan?"
"Selamat pagi Nyonya Bella, ini saya Athena. Trip kami menyenangkan dan Jungkook menjaga saya dengan baik. Maaf Nyonya, sa-saya bersedia menerima lamaran Jungkook dan bersedia menikah ming-eumpphh."
Jungkook mencium bibir Athena sembari mematikan sambungan teleponnya, kini fokusnya beralih pada bibir tipis yang terus ia candu.
"Ayo kita mandi bersama, aku akan mengajarimu bagaimana cara mandi menggunakan shower."
"MORNING JEON JUNGKOOK, AYO KITA SARAPAN!!"
Fuck, Kim Mingyu!!!
**
Seoul, 08:00 am
Hembusan napas lelah itu keluar secara teratur dari rongga hidung Athena, menatap lembaran kertas tagihan uang semester kuliahnya. Cukup banyak hingga membuat kepalanya pening namun tidak mungkin ia meminta uang pada ibunya.
Pun ia berjalan menuju perpustakaan, mencari buku bacaan yang kiranya dapat menenangkannya. Ia pikir setelah hari menyenangkan dan menegangkannya bersama Jungkook saat di Jeju hidupnya akan berubah lebih baik. Kenyataannya, masih sama—kesulitan secara finansial.
Apa gunanya memiliki calon suami yang kaya?
Aku masih sama saja, sengsara.
Sesalnya dalam hati membuat irasnya tertekuk sempurna.
"Kau ada masalah apa, Baby?" Hoseok, penjaga perpustakaan ramah yang selalu menamani harinya tatkala dunia tengah tak bersahabat.
"Wah, cincinmu baru? Pasti sangat mahal, nampak sekilas saja itu emas murni."
"Benarkah? Padahal ini hanya cincin couple yang dijual pasaran. Tapi apa ini laku dijual?"
"Coba saja, ke toko emas."
Athena menganggukkan kepalanya, ia lantas berjalan menuju toko emas yang tak jauh dari kampusnya. Cukup ramai dipenuhi dengan ibu-ibu sosialita yang tengah memanjakan uang mereka.
"Saya ingin menjual ini."
"Kami harus memeriksa dulu kemurnian emasnya, mohon tunggu sebentar ya."
Athena menunggu dengan tangan yang sibuk bermain rubik, kebiasaannya yang tidak pernah hilang tatkala berteman dengan kebosanan. Ia bukan gadis yang memiliki banyak skill, hanya bermain rubik serta membaca buku menjadi nilai plus menurutnya.
"Athena." Merasa namanya dipanggil, gadis itu lantas mendekat ke arah pegawai muda yang tadi menyuruhnya menunggu.
Bibirnya mengulas senyum mendapat banyak uang dari cincin yang bahkan ia kira hanya cincin mainan. Ternyata melebihi harga yang sempat ia pikirkan, pun ia kembali ke dalam kampusnya dengan bahagia. Menuju bagian administrasi guna membayaran tagihan uang semesternya.
Akhirnya, semua tanggungan pembayaran dapat ia lunasi dihari itu juga. Sempat memutar otak bagaimana cari mendapat uang akhirnya ia tidak perlu berpusing ria.
"Kau dari mana saja?!!"
Suara tajam Jungkook membuat tubuhnya mengendur, pun ia memutar tubuhnya dan menemukan Jungkook dengan tatapan mengerikan itu tengah berjalan ke arahnya.
"Aku mencarimu, ke rumahmu dan ibumu berkata kau ke kampus. Aku mengelilingi tempat ini, bahkan ke perpustakaan tapi tidak menemukanmu. Apa yang kau lakukan?!"
"J-Jungkook shi, ak-aku-"
"Kemana cincinmu?!"
Netra Jungkook tak berkedip menatap jari manis Athena yang kosong, cincin pemberiannya entah dilarikan kemana kian membuat pikiran Jungkook tak karuan.
"Kau membuangnya? Kau melepaskannya? Kau meninggalkannya dirumah?"
"Tidak, aku tidak melakukan semua itu."
Jungkook bernapas lega setelah mendengar jawaban dari Athena. Pun ia bermaksud menggandeng tangan Athena dan membawanya pergi untuk makan bersama.
"Aku menjualnya."
Jungkook berharap ia salah dalam mendengarkan kalimat yang baru saja Athena lontarkan. Namun sialnya, iras sayu itu tak menunjukkan sedikitpun kebohongan.
"Apa aku mainan untukmu?! Apa kau tidak menghargaiku?! Kau harus tahu betapa berharga cincin itu untukku!! Dimana kau menjualnya?!"
Ucapan Jungkook yang nyaris seperti berteriak membuat Athena gemetar, tubuhnya terasa lemas namun ia harus tetap kuat. Kepalanya menunduk beberapa waktu sebelum akhirnya memberi tahu Jungkook dimana ia menjual cincin itu. Kini ia kembali ke toko itu dengan iras pucat, sementara Jungkook terus mengomel pada pegawai yang berkilah tak menerima cincin dari Athena.
"Aku akan membayarnya lima kali lipat!"
**
Hening mencekam suasana saat ini setelah Athena menjual cincin yang Jungkook berikan. Keduanya kini berada di dalam apartemen Jungkook, lelaki itu sengaja membawa Athena ke sana untuk memberi hukuman pada gadis nakal dan bodoh itu.
"Maafkan aku Jungkook shi."
"Kau tidak pernah tahu, perjuanganku mendapatkan cincin itu!"
"Maaf, aku pikir cincin itu kau beli ketika kita di Jeju."
Jungkook memalingkan wajahnya, jawaban Athena benar-benar memusingkannya. Pun ia berjalan menuju kamar, mengambil mantel hangatnya berlalu mengenakannya. Tak lupa memberikan mantel untuk Athena dan memakaikannya pada tubuh mungil itu.
"Kita pergi ke rumah orang tuaku!"
Athena hanya berdiam diri selama ia berada di dalam ruang mewah kediaman keluarga Jeon, rumah itu bahkan jauh lebih mewah dari apartemen Jungkook. Mereka benar-benar keluarga yang sangat kaya raya.
"Athena, terima kasih sudah berkenan untuk berkunjung kemari sayang. Hari lalu, ketika kau menelpon mama dengan ponsel Jungkook belum sempat mama menjawabnya kau sudah terlebih dulu mematikan sambungan teleponnya. Mama sangat bahagia sekali kau bersedia menerima lamaran dari keluarga kami, dan menerima Jungkook menjadi suamimu." Tutur Bellova sangat lembut, irasnya ayu dan hatinya pun berbanding lurus. Sungguh sempurna keluarga Jeon dimata Athena.
"Terima kasih Athena, semoga kau dapat menerima segala kekurangan Jungkook. Papa harap, kau dapat bahagia bersama Jungkook."
Apa ini? Mengapa semua seperti mimpi?
Keluarga Jeon menerimaku dengan baik, seluruh kekuranganku?
Aku miskin, aku buruk rupa, aku bodoh dan idiot.
"Saya memiliki banyak kekurangan, saya tidak cantik dan berasal dari keluarga rendahan, ibu saya wanita miskin dan ayah saya sudah lama meninggal. Kami tidak pantas bersanding dengan keluarga Jeon." Kalimat itu terucap begitu saja dari bibir tipis Athena.
"Manusia memiliki kekurangan, tapi lebih banyak kelebihan. Papa percaya, bahwa kau adalah terbaik untuk Jungkook. Putraku, memilihmu itu artinya kau baik untuknya pun sebaliknya. Jangan merasa rendah dihadapan manusia Athena, kami sama sepertimu hanya saja Tuhan menitipkan kami lebih banyak dibanding denganmu, tetapi kita tetap sama hanya daging yang diberi nyawa. Jangan berpikir rendah terhadap dirimu sendiri, kau harus bangga pada dirimu sendiri, sebab hanya dirimu yang mampu menarik Jungkook sangat dalam. Dia mencintaimu, sangat-sangat cinta. Jadi, kau juga harus mencintai dirimu sendiri."
"Semua sama, manusia, daging bernyawa hanya saja paras dan harta yang membuat cara pandang manusia berbeda. Namun, tak elok merendahkan diri sendiri dan menyombongkan diri. Kami sama sepertimu, kami hanya manusia biasa Athena. Kau terbaik dengan dirimu sendiri, kau cantik dengan dirimu sendiri, dan kau indah dengan dirimu sendiri."
Aku, harus mencintai diriku sendiri.
**
Jeon Jungkook resmi menyandang status menjadi suami Baby Athena, pernikahan keduanya berjalan lancar penuh suka cita digelar dengan sangat sederhana. Mereka kini tinggal di apartemen mewah Jungkook, sementara Gaia ia pindah bersama putra bungsunya ke Daegu untuk membuka usaha disana.
"Aku pasti akan merindukan ibu dan adik kecilku."
"Kita akan berkunjung ke Daegu, jangan khawatir." Jawab Jungkook seraya merangkul tubuh Athena dari bekalang, gadis itu masih mengenakan gaun pernikahan mereka yang berwarna putih.
"Ayo kita mandi, melanjutkan kegiatan kita di Jeju yang waktu tertunda karena Mingyu."
"Jungkookie!!"
Setelah tidak adanya Mingyu menganggunya, kini justru Min Yoongi yang datang ke apartemennya.
Fuck, kau harus mengganti password apartemenmu Jung. Kakakmu itu benar-benar tidak tahu waktu.
Rutuk Jungkook dalam hati dengan emosi.
"Hyung." Jungkook membuka pintu kamarnya dengan suara lesu, nampak sekali lelaki Jeon itu tak menyukai kedatangan Yoongi.
"Hell my baby, whats wrong with your face my little one?" Yoongi mengusap dagu Jungkook, lantas masuk ke dalam kamar tanpa permisi menemukan Athena yang nampak gugup masih berbalut gaun indah itu.
"Cantik sekali, adik ipar. Well, mari kita berbincang diruang tamu." Yoongi bergerak menuju ruang tamu, disusul Jungkook mengekor dibelakangnya bersama Athena.
Kini mereka bertiga duduk bersama, Yoongi nampak menggulir layar ponselnya sementara Jungkook masih berusaha menahan kesalnya.
"Kenapa kesal seperti itu? Apa kau berniat melakukan hal panas dengan Athena?"
"Melakukan apa? Belum mulai saja hyung sudah menggangu."
Yoongi mengudarakan tawanya, adik kecilnya sudah dewasa sekarang. Pun ia beringsut dari tempatnya munuju dapur, sempat melepaskan mantel hangatnya menyisa pakaian kaos tipis yang memperlihatkan tattoonya.
"Dia hyungmu? Dia bertattoo? Wahh, keren sekali." Pujian yang Athena lontarkan membuat Jungkook kian kesal.
"Aku juga punya tatto!!"
"Dimana?"
"Dipunggungku, kau bisa melihatnya nanti saat kita mandi bersama!"
Wajah Athena kembali merona, ia membayangkan akan mandi berdua bersama Jungkook—suaminya.
Aku tidak boleh berpikir kotor, itu akan menjadi dosa.
"Jeon Jungkook." Yoongi kembali dengan secangkir kopi, sang pemilik nama menatap sendu ke arah Yoongi.
"Kau sudah menjadi seorang suami, apapun yang Athena lakukan dan butuhkan adalah tanggung jawabmu. Kendati kau masih sangat muda, tapi kau harus memimpin rumah tanggamu dengan baik, berikan terbaikmu dengan cinta dan perjuanganmu. Jangan biarkan Athena menangis karena terluka, harus air mata bahagia yang mengalir dari mata indahnya. Jika kau melukainya, kau gagal dalam rumah tanggamu."
Jungkook menganggukkan kepala, ia lantas bergerak mendekati Yoongi. Memeluk tubuh sang kakak dengan dekapan hangat, air matanya mengalir membasahi leher Yoongi. Sementara Athena hanya diam menatap dua bersaudara itu, mereka pasti sangat dekat—Jeon Jungkook anak manis kendati dia terlihat dingin dan kasar.
"Athena, Jungkook milikmu. Kau berhak mengakuinya pada dunia dan siapapun yang inginkannya. Jangan takut pada wanita yang menyukai Jungkook, sebab dia lelakimu. Kau dapat cemburu bila Jungkook berdekatan dengan wanita lain atau melakukan hal menyesakkan dadamu, amarahmu bisa kau luapkan pada Jungkook jika ia tidak bisa menjaga perasaanmu. Kau istirnya, jangan berpikir buruk pada dirimu dan jangan dengarkan apa kata orang. Yang terpenting, Jeon Jungkook milikmu."
**
Dalam hidup Athena, ia merasa hanya dicintai oleh kedua orang tua dan adiknya. Tak berpikir ada manusia yang bersedia menerima kekurangannya.
Fisik menjadi tolak ukur untuk manusia untuk saat ini, sementara ia dengan segala kesederhaannya menjadi pinggiran disekitarnya. Namun Jungkook, pangeran itu hadir meninggikannya dengan segala hal hebat yang ia miliki.
"Sudah selesai melamunnya? Mari mandi bersama, aku akan mengajarimu dengan baik cara mandi dibawah guyuran shower."
Athena tak memberi respon, ia hanya menurut tatkala Jungkook menariknya dengan lembut menuju kamar mandi. Melucuti pakaian yang ia kenakan menyisa dalaman.
"Kau indah sekali."
Bibir kelinci itu mengecup lembut kening Athena, bergerak turun menuju bibir ranum yang menjadi tujuannya. Kembali merasakan candunya dengan nyata. Jemarinya mengusap punggung Athena sebelum melepaskan kaitan bra serta celana dalam itu.
"Aku malu."
"Tidak boleh malu, aku suamimu."
Athene tetap berusaha menutupi tubuh polosnya, kini Jungkook sibuk melepaskan pakaian yang ia kenakan. Tentunya, iras polos Athena berpaling. Ia tidak ingin melihat Jungkook telanjang, rasanya seperti terbakar namun harus tetap tenang. Mengatur napas sebaik mungkin, kendati dada itu terlihat sangat jelas kembang kempis menyulut sudut Jungkook.
"Ini putar kesini, maka airnya akan menjadi panas kau bisa mengatur suhunya."
Athena mengangguk.
"Aku akan membantumu mandi."
Membantu mandi dengan mengusap seluruh tubuh Athena menggunakan sabun, berlama-lama pada d*da kenyal itu. Jemarinya bergerak memutar pada kedua d*da Athena yang kini sudah mengeras. Jungkook melakukannya dengan sangat tampan, bibir bawah yang ia gigit membuat Athena ingin menyentuhnya.
Aku pasti sudah gila.
Athena mendekatkan bibirnya pada bibir Jungkook, mengecup kilas lantas kembali pada posisinya. Hal manis itu mencipta senyuman pada bibir kelinci Jungkook.
"Mengapa terus mengusap d*daku?"
"Kau ingin aku mengusap bagian lainnya juga?" Jawab Jungkook dengan iras luar biasa menggoda, bahkan kini bibir tipis itu menciumi cuping telinga Athena.
"Ti-tidak, maksudku aku bisa mengusapnya sendiri."
Gelengan kepala Jungkook memperburuk pikiran Athena. Namun gadis itu hanya diam dan menuruti semua yang Jungkook lakukan. Lelaki itu kini menyentuh seluruh tubuhnya, tangannya bergerak sesukanya pada bagian-bagian sensitif tubuh Athena.
"Ahhn." Suara itu keluar dengan sendirinya dari bibir Athena saat lidah Jungkook menjilat nipple kecoklatan itu.
"Sebaiknya kita mandi dengan cepat, aku ingin membawamu ke surga."
Surga?
Mati bersama?
Apa dia akan menjadikanku tumbal?
Bibir kelinci itu sibuk dengan hisapan manisnya pada bibir Athena, sesekali menggigit kecil juga mencoba memasukkan lidahnya ke dalam mulut gadisnya. Sementara empu polos itu hanya terdiam menerima perlakuan Jungkook sebab tak tahu apa yang harus ia lakukan.
Kecupan kupu-kupu kini Athena rasakan kala bibir Jungkook menyapa tubuh atasnya.
"Jungkook shi."
Jungkook terbang tinggi, bibir tipis itu memanggil namanya manakala kesadaran perlahan mengudara. Athena kini tengah terbaring tak berdaya merasakan sentuhan Jungkook. Laku lelaki itu membuatnya hilang akal dan seluruh pikirannya hanya nama Jungkook.
"Eunghh Jungkook shi."
"Panggil aku Jungkook sayang, bukan Jungkook shi—aku suamimu, Baby-ku."
Bibir kelinci nakal itu kembali mengganas, mengecup, menghisap seluruh tubuh Athena. Meninggalkan ruam kemerahan yang tak akan hilang dalam hitungan jam.
"Akh, Jungkook shi."
Jemari Athena mengepal merasakan milik Jungkook menyentuhnya, ia terkejut namun tak dapat memberi reaksi selain memejamkan netra indahnya. Sementara Jungkook, berusaha sebaik mungkin untuk tidak menyakiti Athena.
"Hmm Jungkook shi."
"I love you, Athena."
**
Pagi ini menjadi pagi kedua dan pembuka untuk Jungkook bersama Athena, setelah ini ia akan terus melihat iras ayu itu acap kali netranya terbangun dari tidur panjangnya. Sosok sederhana itu masih terlelap dalam alam mimpinya, mencipta senyuman disudut Jungkook.
"Manis sekali sih." Guman lirih lelaki Jeon itu sembari mendekatkan wajahnya, menciumi bibir tipis Athena.
Senyum manis Jungkook mengembang dengan sempurna kala netra indah Athena tersingkap, sudut gadis polos itu turut terangkat mendapati suaminya sudah lebih dahulu bangun.
"Sudah bangun? Aku terlambat bangun lagi ya?"
"Tidak apa, kau pasti lelah karena seharian kemarin kita terus menerus bercinta. Apa milikmu masih sakit?"
Athena memerah, ia enggan menjawab pertanyaan sensitif itu. Memilih menenggelamkan irasnya pada dada Jungkook, laku menggemaskan yang Jungkook dapat pagi ini. Dalam hatinya berharap masih banyak lagi hal manis yang harusnya Athena lakukan.
"Malu?"
Athena mengangguk, pun Jungkook mengeratkan pelukkannya pada istri lugunya itu.
"Athena, kemarin saat kita mandi bersama apakah kau sudah melihat tattooku?"
"Belum, apakah kau benar-benar memiliki tattoo?"
Jungkook mengangguk, melepaskan pelukkannya lantas beranjak dari posisinya. Duduk bersila berlalu memutar tubuhnya.
"Lihat dipunggungku, ada sebuah tattoo kecil."
Athena, I love you
2012, 09.
"Tattoo ini kau buat sembilan tahun lalu? Sudah sangat lama sekali, apakah Athena yang kau tulis disini adalah Dewi Athena?"
Jungkook memejam, ia pikir setelah istrinya melihat tattoo itu akan terjadi haru ria. Justru yanga ada malah bodoh ria, dungu sekali kesayangannya itu.
"Aku sudah mencintaimu dari sembilan tahun lalu, disaat aku kita baru saja lulus sekolah dasar. Seorang anak kecil yang datang menolong saat tubuhku lelah karena kejaran anjing liar, ia datang dengan makanan ditangannya. Memelukku erat, mengusap rambutku sembari membisikkan kalimat, semua akan baik-baik saja—aku akan mengusir anjingnya, jangan khawatir ya. Setelah berkata demikian, ia meninggalkanku. Kupikir ia akan melempari anjing itu dengan batu, namun ia justru memberikan makanan yang ia bawa pada anjing itu. Setelah makan jangan mengganggunya lagi ya, dia takut padamu. Aku mengikutinya, mengikuti gadis kecil itu yang pulang ke rumahnya. Ibunya menagih makanan yang beli dengan sisa uang yang mereka miliki, dan senyumannya mengembang. Maafkan aku ibu, tadi ada anjing kelaparan."
Air mata Jungkook tak dapat ia tahan setelah mampu mengutarakan untaian kata yang sudah lama sekali ingin ia sampaikan.
"Dia adalah dirimu, Athena."
Jemari Jungkook mengusap berlian indah yang membasahi pipi Athena, memberinya kecupan manis tepat pada bibir tipis itu.
"Samar aku mendengar ibumu memanggil nama Athena, setelah itu aku meminta Yoongi hyung untuk menulis nama itu pada punggungku."
"Aku mencintaimu Athena, sebelum dewasa hingga tua menyapa. Kau selalu ada dalam hatiku, aku selalu mengikutimu, aku membelikan banyak barang untukmu namun aku tidak pernah berani untuk memberikannya padamu. Kau seperti benar menjadi kekasih hayalanku, aku menulis surat untukmu setiap waktu, namun aku menjadi pengecut. Aku lelaki bodoh yang tidak dengan segera meminangmu, aku justru menunggu—hanya menunggu hingga orang tuaku mendengar aku menyebut namaku ketika tidurku."
"Kau harus segera menikah dengannya, kau bahkan memanggil namanya, pasti kau sangat mencintainya, bukan begitu Jeon Jungkooknya mama?"
Kalimat Bellova masih terdengar segar dalam runggu Jungkook, kalimat itu pula yang membawanya pada malam dimana kedua orang tuanya melamar Athena.
Pembuka cinta yang telah lama ia pendam, sebuah rasa yang tidak pernah melibatkan fisik dan kekayaan. Menerima cara pandang hati dan mengenyahkan netra.
"Aku mencintaimu, Athena."
Athena memajukan bibirnya, mencium Jungkook cukup lama. Menjauhkan irasnya sembari tersenyum manis.
"Terima kasih sudah menerimaku apa adanya diriku, semoga Tuhan memberi kebahagiaan untuk kita. Aku mencintaimu, Jeon Jungkook-ku."
END
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
