
Kamu pernah dihadapkan pada kondisi bermuka topeng untuk terlihat baik-baik saja di depan orang lain?
Karena kamu beralasan ingin menyimpannya sendirian. Kamu tidak ingin mereka tahu bagaimana sesak dan kemelut badai yang kamu emban sendirian.
Aku juga pernah.
Jika sakit ini bisa menjadi perumpamaan, ini seperti halnya rantai sepeda yang tiba-tiba putus ketika sedang asik mengayuh, secangkir kopi yang baru dibuat malah dijatuhi tahi cicak, atau mengecas ponsel tapi lupa nyolokin ke listrik.
Menyakitkan.
Tentang kepura-puraan sering terjadi pada orang-orang ketika bertemu orang lain, mereka tertawa dengan sorot mata yang terang. Dan ketika mereka pulang, kembali meredup— aku pun juga tidak luput dari hal yang menyebalkan itu.
Orang lain bahkan tidak menyadari bahwa mata lawan bicaranya itu ada banyak kekalutan yang tertawan. Ada kekhawatiran yang terpenjara. Ada sepi yang tidak mau ketinggalan.
Sendirian, kesepian, terlupakan, dan ditinggalkan sudah akrab bagiku. Entah kenapa mereka betah berlama-lama bersamaku. Apa mungkin tipe manusia sepertiku merupakan makhluk yang ideal untuk dihinggapi sepi?
Aku pikir bahwa dengan pura-pura bisa menjadi obat mujarab untuk mengobati luka. Namun, luka itu hanya dibalut kebohongan belaka. Yang semakin lama semakin capek juga.
@30haribercerita
#30hbc22
#30hbc
#30haribercerita
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
