[Spesial Chapter II] Perang Tanah Danyang - Di Balik Kematian

12
3
Terkunci
Deskripsi

PERANG TANAH DANYANG

Spesial Chapter II - Di Balik Kematian

total halaman : 89 halaman

 

Spoiler :

…“Pergi, Jangga! Mereka sudah datang! Cepat pergi!” Jayanti berteriak, suaranya bergetar di antara keputusasaan dan ketakutan.

Jangga berdiri mematung, tubuhnya kaku seperti batu. Keringat dingin mengalir deras di pelipisnya. Ia pernah mendengar kisah tentang ketiga makhluk itu. makhluk yang dianggap dewa oleh desa. Konon, mereka memberikan kesejahteraan kepada desa dengan bayaran yang mahal. Namun kini,...

1 file untuk di-download

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Paket
254 konten
Akses 30 hari
1,000
Karya
1 konten
Akses seumur hidup
150
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya JALUR MATI ALAS MERAPI Part 1 - Sukma yang Tertinggal
10
1
JALUR MATI ALAS MERAPI Part 1 - Sukma yang Tertinggal spoiler :  Awan panas menyembur deras dari kubah lava Merapi, menghapus warna hijau lereng dengan abu kelabu. Orang-orang berlarian panik, teriakan mereka bersaing dengan gemuruh tak henti-henti. Tanah di bawahku berguncang, membuat langkahku terhuyung. Suara-suara kacau memenuhi udara, tetapi tubuhku terus bergerak, entah bagaimana aku menjauh dari bencana yang mendekat.“Pak?! Cepat!!” Suara seseorang perempuan menyentakku.Di sela-sela kepulan debu dan kerumunan yang panik, samar-samar aku melihat seorang pria berhenti berlari. Ia berdiri diam, semakin menjauh dariku yang terus melangkah mundur.“Tidak… larilah! Selamatkan dia! Wulan... dia diminta oleh Merapi…” suara pria itu terdengar parau, namun tegas. Aku terpaku.Panas mulai membakar kulitku, seperti napas neraka yang mendekat. Dalam hitungan detik, aku melihatnya, awan panas itu melahap pria tadi, tanpa ampun. Ia lenyap dalam abu, tanpa perlawanan.Gempa kian menggila. Langit menghitam, menutup cahaya terakhir dari dunia. Rasa takut mencengkeramku erat, seperti cakar raksasa yang tak ingin melepaskan. Kakiku gemetar, napasku berat. Apakah ini akhirnya?Sebelum semua itu menelan diriku, tiba-tiba semuanya memudar.Kriiing!!!Aku terbangun.Suara dering telpon membangunkanku dari mimpi itu. Dadaku naik turun, keringat membasahi tubuhku. Mimpi itu..begitu nyata.“Galang?! Bangun!!”Teriakan Tiwi memecah pagi yang masih terlalu nyaman untuk kulepaskan. Nada kesalnya jelas terdengar, mungkin karena ini panggilan yang kesekian kalinya.“Iya, udah bangun ini… Jangan galak-galak,” jawabku malas sambil mengucek mata.“Katanya minta dibangunin, tapi ditelpon puluhan kali malah didiemin!” gerutunya, meski nada suaranya mulai melunak.“Hehe… maaf, maaf. Aku siap-siap dulu ya! Udah sama yang lain?” tanyaku, mencoba mencairkan suasana.“Udah. Farel sama Raka lagi pesen batagor. Kan cuma kamu yang jadwal kuliahnya siang..”“Ya udah, tunggu bentar ya, manis. Sepuluh menit lagi nyampe.” Aku buru-buru bangkit, mencuci muka, dan mempersiapkan diri secepat kilat.Oh iya! Kalau kalian lupa tentang gua, kenalin lagi.. ini gue, Galang Saputra. Mahasiswa semester akhir yang punya obsesi besar sama salah satu gunung terindah di Pulau Jawa: Merapi.Memang bukan guntung tertinggi, tercuram, terindah atau apapun gelar yang diberikan oleh para pendaki. Namun entah mengapa aku merasa memiliki ikatan dengan gunung itu…
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan