
Deskripsi
“Nandar…. Ini Kaset Sheila on 7 kan? Albun 07 desember…?” Tanyaku sambil menunjukan gambar di kaset itu.
“I.. iya… kamu dengerin juga?” Balas Nandar yang mulai menanggapiku.
Aku tidak membalas pertanyaanya dan hanya menyanyikan salah satu lirik dari kaset itu.
…
Coba kau tunjuk satu bintang
Sebagai pedoman langkah kita
Jabat erat hasil karyaku
Hingga terbias warna syahdu
….
“ Heh! Kok malah bengong” Aku mencoba menyadarkan Nandar yang tak berhenti menatapku.
“Eh.. nggak, suara kamu bagus…” Wajah Nandar sedikit...
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Senandung Sedu Lembayung Senja
Selanjutnya
Tragedi Perang Rojopati
7
0
Tiga hari berlalu… Seluruh kekuatan besar Trah Mangkubirawa pergi menuju perbatasan , Seluruh warga desa dilarang untuk keluar rumah sejak pagi hari apalagi melewati perbatasan desa yang telah dipasang pelindung. Sesampainya di pinggir sungai, Broto yang ditugaskan ayahnya sebagai pemimpin Rombongan diperintahkan untuk mencari ayam yang ditinggalkan oleh ayahnya, Namun ayam itu tidak ia temui ditempatnya, melainkan hanya sosok Bahrun Anak tertua Ki Sedo yang menunggu di seberang sungai. “Broto apa kau mencari ini’? Terlihat Bahrun memegang ayam yang ditinggalkan oleh Raden Arya, dan ayam itu dalam keadaan hidup. Broto terlihat cukup lega , sepertinya keluarga Balanggawe kehabisan cara untuk menghadapi Keluarga Mangkubirawa dan memutuskan untuk mengurunkan niatnya. “Keputusan yang tepat Bahrun, aku tahu masih ada kebaikan di hati kalian. Mari kerumah,kalian semua kami undang dan kami jamu dirumah waras” Ucap Broto dengan senyum di wajahnya. Ia sangat senang apabila bisa menghindari pertempuran yang pasti akan mengorbankan banyak nyawa. Mendengar ajakan Broto, Bahrun terdiam … sebuah senyuman muncul dari bibirnya. Bukannya menanggapi ajakan Broto Bahrun justru memotong kaki ayam tersebut ,mengigit lehernya dan menghisap darah ayam itu hingga habis… … “HAHAHA! Hei kali Trah Mangkubirawa! Apa kalian pikir kami akan menuruti perintah dari kalian? apa kalian pikir kami takut lalu tunduk kepada kalian?” Teriak Bahrun dengan sombongnya. Pertempuran sengit terjadi di perbatasan , satu demi satu mayat bergelimpangan dari kedua belah pihak. Selama tiga hari tiga malam adu ilmu fisik maupun batin terjadi di sana. Air Sungai perbatasanpun mulai menghitam dengan dibanjiri darah korban yang didominasi oleh darah darih Trah Balanggawe. Kejadian ini disebut dengan nama Perang Rojopati.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan