Panti Part 2 - Trah Suganda

9
5
Terkunci
Deskripsi

PANTI

Part 2 - Trah Suganda

Spoiler :

"            Prangg!!!

            Kaca jendela terdekat dari kami pun pecah, ini berarti Eva berada tak jauh dari kami. Namun setelah itu tidak ada tanda-tanda kemunculan Eva. Suasana hening seketika.

            …

            “Sssst..” Terdengar Teh Ela...

1 file untuk di-download

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Paket
254 konten
Akses 30 hari
1,000
Karya
1 konten
Akses seumur hidup
150
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Kategori
Panti
Selanjutnya PANTI Part Akhir - Hujan [Tamat]
8
4
PANTIPart 3 - Hujan [Tamat]Mengingatkan teman-teman untuk kisah panti ini timelinya adalah setelah imah leuweung dan sebelum gending alas mayit. jangan sampai salah  ya.. Spoiler :…“Rupanya kau juga memelihara ingon makhluk seperti kami..”Walaupun belum menampakkan wujudnya, Mang Wowon segera menyadari keberadaan sosok Eyang Widarpa yang mendekat dari derasnya hujan.“Kowe nggolek perkoro opo meneh, Bocah Asu!” (Kamu mencari perkara apa lagi, Bocah Asu!)Tubuhku bergidik mendengar suara itu. Walaupun sudah beberapa kali menyelamatkan nyawaku, Sosok Eyang Widarpa adalah sosok yang buas dan tak terkendalikan.“Nga—ngapunten eyang, situasi nipun…” (Maaf eyang, situasinya…)Duakkk!!! Duakkk!!!Seketika dalam sekejap pukulan keras Eyang Widarpa mendarat di tubuhku dan Cahyo hingga tubuh kami terpental.Arrrgh!Tubuhku dan Cahyo terbentur dinding dengan rasa sakit yang membuat kami sulit untuk berdiri.“Nan! Kok aku jadi ikut kena!” Protes Cahyo yang ikut terkena imbas keputusanku memanggil Eyang Widarpa itu.“Hahaha… Bahkan mengendalikan Ingon sendiri saja tidak mampu,” Mang Wowon meremehkan kami.Aku tidak melawan cemoohan itu. Lagipula aku tidak pernah berusaha agar Eyang Widarpa menurut kepadaku, terlebih saat aku mengetahui bahwa ia adalah leluhurku.“Kau salah! Beliau bukan ingon, walau wujudnya seperti itu dia tetap eyangku!” Teriakku.Eyang Widarpa melirikku sejenak sebelum matanya mulai memerah seperti setan buas dengan kuku-kuku yang memanjang.“Mbah Hamdan! Minggir!” Cahyo menyadari perubahan pada Eyang Widarpa dan berusaha menarik Mbah Hamdan menjauh dari Eyang Widarpa.Walau sudah berusaha secepat mungkin, Mereka berdua tersungkur di ujung lorong pantin dengan luka cakaran yang sudah mendarat di tubuh Mbah Hamdan.“Mbah!” Teriak Cahyo.…  
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan