Manten Mayit Part 1 - Pengantin Tanpa Kepala

9
5
Terkunci
Deskripsi

Manten Mayit

Part 1 - Pengantin Tanpa Kepala

Spoiler :

            Salah seorang dari warga desa Kandimaya membopong bapak itu, dan seorang lainya mencari obat-obatan untuk mengobatinya. Namun saat tengah menuju pos dan membelakangi gapura, ada sesuatu yang membuat mereka terhenti. 

            Tengkuk mereka terasa begitu dingin, angin yang tak wajar bertiup dari belakang. Merekapun menoleh...

1 file untuk di-download

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Paket
259 konten
Akses 30 hari
1,000
Karya
1 konten
Akses seumur hidup
150
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Kategori
Manten Mayit
Selanjutnya Manten Mayit Part 2 [Tamat] - Pesta Penumbalan
11
9
Manten MayitPart 2 - Pesta Penumbalan [Tamat]…            Aku menoleh ke arah Nyi Sendang Rangu yang masih duduk dengan menawan namun membuang muka dari kami.            “Kamu sih jul, ngomong nggak dipikir,” ucapku menyalahkan ucapan Cahyo yang membuat Nyi Sendang Rangu tersinggung barusan.            Tapi saat kami hendak kembali mengejar pasukan pocong itu, tiba-tiba kami terhenti. Pocong-pocong telah terbakar api hitam yang berasal dari sosok makhluk berwujud manusia berkulit hitam dengan tubuh yang berhiaskan perhiasaan kerajaan. Ia melayang-layang diatas kami memberi pelajaran kepada semua makhluk yang mencoba mengganggu jalanya pertunjukkan.            “Tidak! Kami bukan lawanmu! Mengapa kau menghabisi pengikut kami?” Ucap sang setan penari gemulai itu.            Bukanya menjawab, penari itu tiba-tiba melayang dengan tubuh yang kesakitan.             “Ja—jangan! Ampuun!” ucap penari itu.            “Jangan kira kau pantas berbicara denganku,” ucap sosok hitam itu.            Dalam hitungan detik, mata penari itu melotot hingga bola matanya keluar. Tubuhnya pecah dan memuncratkan darah ke jalan desa.            “Gila, makhluk apa itu?” Tanyaku.            “Nggak Nan, jangan suruh aku buat ngomong sama dia,” balas Cahyo yang juga bergidik ngeri melihat kejadian itu.            Akupun melihat sekitar dan mendapati seluruh warga desa masih menyaksikan pertunjukkan wayang dengan tenang.            “Romo, Hanomanne metu..” (Tuan, Hanomanya muncul)            Sesosok makhluk berwujud wanita cantik berkebaya putih dan berselendang hijau melayang menjemput makhluk hitam itu. Mendengar suara sosok wanita itu, raut majah sosok hitam itu berubah sumringah dan kembali terfokus pada atraksi Ki Daru Baya.…    
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan