
Kurusetra
Part 3 - Prasasti Batas Zaman
Spoiler :
Seorang anak perempuan berjalan tertatih ke arah kami dari kumpulan pohon-pohon tandus.
“Nan! Anak kecil!” Teriak Cahyo yang bergegas ingin menghampiri anak kecil itu, Namun aku menarik tubuhnya dan menahannya.
“Jangan, Jul!” Tahanku.
...
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Kurusetra
Selanjutnya
Daryana Putra Sambara Tanding Sukmo Part 7 - Pusaka Rowodemit
7
1
DARYANA PUTRA SAMBARA “Tanding Sukmo”Part 7 - Pusaka RowodemitSpoiler : Saat aku tengah dilanda kepanikan, tiba-tiba tanah di sekitarku terangkat dan melemparkanku ke udara. Semua setan-setan yang mengepungku pun porak-poranda. “Sudah kubilang, tinggalkan hutan ini!” Buggghhh!!! Sebuah pukulan menghantam wajahku hingga terpental. Aku tersungkur di tanah, namun aku mengenal pukulan itu. Dia adalah pria yang bertarung denganku di hutan kera tadi. “Tidak bisa! Aku belum mendapatkan apapun dari perjalanan ini!” Tolakku. Aku kembali berdiri, namun setan-setan itu sudah bersiap lagi mengelilingi kami. “Kau lagi!” Ucap setan penari bertopeng itu. Mengetahui keberadaan pria itu, semua setan di hutan ini benar-benar tidak ingin berkompromi. Mereka tak ragu-ragu menyerang kami. “Lihat itu semua! Apa yang kamu perjuangkan hingga menyerahkan nyawamu pada mereka!” Ucap Pria itu. “Sepadan. Nyawaku sepadan untuk dipertaruhkan, selama aku bisa mendapatkan penawar kutukan untuk Rajaku, Raja Indrajaya!” Buggh! Bruakkk!!! Dengan beberapa gerakan setan-setan alas yang menyerang lebih dulu terpental dengan serangan pria itu. Ia seperti sudah biasa dengan situasi ini. “Apa yang terjadi dengan Raja Indrajaya?” Aku menghadapi serangan makhluk-makhluk yang menyusul menyerang kami dengan pedangku sementara pria itu semakin disibukkan dengan setan-setan yang mendekat. “Raja terkena kutukan Rowo tenung. Rohnya terjebak di alam lain dan ia harus bertarung dengan setan-setan di sana tanpa henti. Setiap luka yang ia dapat di alam itu benar-benar muncul di tubuhnya. Jika aku tidak cepat, aku tidak tahu sampai kapan ia bisa bertahan!” Seekor kera melompat ke tangan pria itu dan pergi lagi, namun dengan tangan itu ia menghantam bumi dan seketika tanah di sekitarnya retak dan menelan setan di hadapannya. “Apa kau serius dengan perkataanmu?” “Apa setelah melihat semua ini kau masih mengira aku bercanda?” Pria itu mengepalkan tangannya. Wajahnya yang sebelumnya penuh ancaman kini lebih terlihat cemas. “Lalu apa hubunganya kutukan itu dengan hutan ini?” Serangan demi serangan menghampiri kami bertubi-tubi, namun entah bagaimana dengan keberadaan pria itu aku bisa mengimbangi serangan setan-setan sebanyak ini dengan saling menjaga punggung masing-masing.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan