Jagad Segoro Demit II Part 7 - Dosa Masa Lalu

9
10
Terkunci
Deskripsi

JAGAD SEGORO DEMIT II

Part 7 - Dosa Masa Lalu

Spoiler : 

"…  “Hati-hati, banyak yang mengawasi kita..” Peringat Bli Wadja.

 “Iya euy, Kang Jawir teh merinding..”

Ucapan Bli Wadja terbukti saat mereka memasuki lebih dalam ke desa mati itu. Saat itu secara bersamaan seluruh makhluk berwujud manusia berwajah pucat menatap satu arah ke arah mereka dengan penuh amarah. Makhluk-makhluk itu mengenakan pakaian kebaya jawa yang sudah tua dan lusuh. 

“Mereka tidak suka dengan kedatangan kita..” Tebak Bli Wadja....

1 file untuk di-download

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Paket
259 konten
Akses 30 hari
1,000
Karya
1 konten
Akses seumur hidup
150
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya Jagad Segoro Demit II Part 8 - Kisah Lintas Zaman
9
14
JAGAD SEGORO DEMIT IIPart 8 - Kisah Lintas ZamanSpoiler :             “Pasak manusia tertancap di dahi patung dewa di candi itu. Dua manusia bertahta di sana, seorang pemuda dan seorang perempuan. Ada sosok makhluk berwujud perempuan  berpakaian kebaya, berwajah pucat dan mulut yang begitu lebar di tengah-tengah mereka. Ia menimang bayi hitam di tangannya. Keadaan ini, artinya… Celah Jagad Segoro demit telah terbuka.” Mbok Sar menjelaskan apa yang terjadi di sana.“Tidak mungkin…” Mbah Jiwo menggeleng mendengarkan penjelasan itu. Saat itu juga Bli Wadja merubah wujudnya menjadi sosok Rangda yang begitu bengis. Kekuatan yang besar meluap dari tubuhnya.“Kita tidak bisa membiarkan celah itu terbuka dengan lebih lebar. Kekuatanku bisa melubangi penghalang itu jika kalian siap..” Ucap sosok Rangda Bli Wadja.“Aku bisa menidurkan mereka yang lemah, setidaknya itu bisa meringankan beban kalian,” Ucap Nyai Runtak.Mbah Jiwo mengambil pusaka butiran hitamnya dan memanggil Ki Mahesa Ombo, Nyai Jambrong pun sudah benar-benar bersiap dengan segala yang mungkin terjadi.“Jika aku harus mati, izinkan aku mati setelah mengehtikan mereka…” doa Nyai Jambrong dalam hati.Mbok Sar berdiri dan memperjelas apa yang harus mereka perbuat. “Kita tidak bisa menunggu lagi. Keris ragasukma ada di tangan mereka…”   “Itu artinya, Danan?” Mbah Jiwo menoleh ke arah Mbok Sar.“Kita tidak akan tahu sampai kita memastikannya sendiri..!”Suara raungan Rangda Bli Wadja memecah keheningan di Goa itu. Rasa cemasnya akan keadaan Danan membuatnya tak perlu berpikir lagi untuk menembus tabir di hadapan mereka itu.Gelombang api yang besar membakar ruang kosong di hadapan mereka. Seketika hawa panas memenuhi gua dan suara mengerikan pun terdengar dari arah celah itu.“Sekarang!” Perintahnya.Mereka menyerbu masuk ke batas gaib di hadapan mereka. Benar saja, berbagai makhluk sudah bermunculan di sana. Sebagian dari mereka tertidur begitu merasakan keberadaan Nyai Runtak, namun mereka sadar bahwa ada alasan mengapa makhluk-makhluk itu tidak begitu saja menyerang mereka.Di tengah kerumunan pasukan demit itu ada seseorang yang bertarung dengan makhluk-makhluk berwujud mengerikan itu.Nyai Jambrong yang melihat kejadian itu seketika terdiam. Air matanya tiba-tiba menetes tak mampu percaya dengan apa yang ia lihat.“Nyai!!” Mbah Jiwo mencoba menahan Nyai Jambrong yang seketika berlari menembus kerumunan pasukan demit itu, namun Nyai Jambrong tidak menggubris.Ia berlari sekuat tenaga menghalau semua serangan yang mencoba menyerang dirinya. Hanya satu tujuannya saat itu. Tak peduli hidup atau mati, ia harus sampai ke tempat dimana pertarungan itu terjadi.Seekor kera bermata satu melesat dengan cepat menyerang sosok pria yang masih kerepotan menghadapi sekumpulan siluman ular yang mencoba menjebaknya.Dhuagg!! Tendangan Nyai Jambrong mementalkan makhluk itu menahan cakarnya yang tajam itu menyentuh pria itu.Pria itu menoleh ke arah Nyai Jambrong, namun Nyai Jambrong masih membelakanginya tak mampu menunjukkan wajahnya yang jelas lebih tua dari pria yang bertarung itu.“Terima kasih, Nyai pendekar!” ucap pria itu sambil mematahkan kepala sosok siluman ular yang menyerangnya.Nyai Jambrong dengan sekuat tenaga menghadapi makhluk-makhluk yang mendekat ke arah mereka. Air matanya menetes dan perasaan di hatinya membuatnya sulit untuk berkata-kata.“Mengapa kau ada di sini? Makhluk-makhluk ini tidak akan ada habisnya. Kau hanya akan mati sia-sia..” Nyai Jambrong berkata dengan suara yang gemetar tanpa menatap wajah pria itu.“Harus ada yang menghentikan mereka. Alam manusia berada dalam bahaya jika mereka keluar dari tempat ini..” Air mata Nyai Jambrong menetes semakin deras. Ucapan itu menandakan bahwa sosok yang bertarung di dekatnya itu adalah sosok yang ia kenal.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan