Cahyo Part 2 - Jaran Gupolo

8
8
Terkunci
Deskripsi

Cahyo

Part 2 - Jaran Gupolo

Spoiler : 

            Semakin terangnya nyala api dari korek Paklek, makhluk di tubuh Widi Pun merasa tersiksa. Setan-setan yang mengawasi di luar rumah pun merasa gelisah dan memilih untuk mundur.

            “geni kuwi ora iso nyelamatke kowe! Wengi iki bakal nemtokake sapa sing bisa urip, antarane aku utawa kawruh kowe! 

(Api itu tidak akan bisa menyelamatkanmu!...

1 file untuk di-download

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Paket
259 konten
Akses 30 hari
1,000
Karya
1 konten
Akses seumur hidup
150
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Kategori
Cahyo
Selanjutnya Desa Genderuwo Part 3 - Keranda
8
1
Desa GenderuwoPart 3 - KerandaSpoiler :…             Saat berpamitan untuk terakhir kalinya dengan Bi Sumi, Bunga sedih. Tapi saat itu Bunga juga sedang linglung. Dalam keadaan itu Bi Sumi membisikkan sesuatu yang tidak Bunga hiraukan.             “Canting bukan anak Bi Sumi, ia kakak kandungmu,” ucap Bi Sumi yang setelahnya meninggalkan rumah. Entah mengapa ucapan itu baru teringat barusan saat Bunga melihat keranda tadi.             Ingatan yang muncul itulah yang membuat wajah Bunga seketika memucat.            “Itu kuburan Canting…”             Bunga menunjuk ke arah pohon beringin yang terlihat dari jendela kamarku. Kini terjawab sudah kuburan siapa yang berada di bawah pohon itu.            Aku menelan ludah mendengar cerita Bunga, ia terlihat pucat dan seringkali melihat ke arah pintu. Namun aku berusaha membuatnya tenang dan meyakinkanya bahwa keberadaan keranda tadi pasti berbeda dengan yang ada di ingatanya itu.            Aku tidur memeluk Bunga dengan selimut yang menyatukan kami. Sepertinya aku berhasil melenyapkan rasa cemas Bunga hingga akhirnya kami berdua tertidur.            Tapi.. suara ketukan pintu menggugah kami.            …            Tok.. tok.. tok…            “Bunga? Kamu tidur sama Kinan?”             Terdengar suara Bulek mengetuk pintu kamarku. Aku melihat ke arah jam dinding dan mendapati jarum pendek mengarah di pukul satu dini hari.            Tok… tok… tok…            Bunga terbangun, ia memberi isyarat padaku dengan menggeleng untuk tidak memberitahukan keberadaan dirinya pada Bulek.            Bunga ketakutan, tubuhnya gemetar mendengar suara ibunya sendiri…
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan