Cahyo Part 1 - Turonggo Mayit

13
6
Terkunci
Deskripsi

Jagad Segoro Demit

CAHYO

Part 1 - Turonggo Mayit

Sudah beberapa hari semenjak kematian kedua orang tua dan warga desaku di tangan kelompok Ludruk Topeng Ireng. Kini aku tinggal bersama Paklek dan Bulek di Klaten, kota yang sangat jauh dari desa tempatku tinggal.

Sulit untuk meredam kekosongan rasa setiap mengingat kematian kedua orang tuaku, namun Paklek mengajakku untuk pergi ke sebuah rumah. Sebuah rumah dengan arsitektur belanda yang dihuni oleh seorang ibu dan anak yang tidak bisa melihat.

Ada kejadian...

1 file untuk di-download

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Paket
254 konten
Akses 30 hari
1,000
Karya
1 konten
Akses seumur hidup
150
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Kategori
Cahyo
Selanjutnya Cahyo Part 2 - Jaran Gupolo
8
8
CahyoPart 2 - Jaran GupoloSpoiler : …            Semakin terangnya nyala api dari korek Paklek, makhluk di tubuh Widi Pun merasa tersiksa. Setan-setan yang mengawasi di luar rumah pun merasa gelisah dan memilih untuk mundur.            “geni kuwi ora iso nyelamatke kowe! Wengi iki bakal nemtokake sapa sing bisa urip, antarane aku utawa kawruh kowe! (Api itu tidak akan bisa menyelamatkanmu! Malam ini akan jadi penentuan siapa yang akan bertahan! Antara aku atau ilmumu!)Setelah mengucapkan kalimat itu Widipun terjatuh lemas. Aku menyaksikan roh di dalam Widi tidak pergi, dan sebaliknya ada asap hitam yang merasuk ke dalam tubuhnya. Aku mencoba menyalakan lampu namun tidak ada yang bisa menyala. Sebaliknya hujan mulai turun membasahi tanah dan mematikan api yang ada di halaman.Blarrr!!!Petir menyambar dan cahayanya menunjukkan kepada kami tentang keberadaan pocong yang mengawasi kami di halaman. “Jangan gentar, mereka tidak akan berani masuk,” ucap Paklek.Entah mengapa Paklek bisa seyakin itu, ia seperti sudah mempersiapkan sesuatu yang membuat makhluk seperti pocong di luar rumah tidak mampu mendekat ke dalam rumah.“Bu Sunar, bawa kemari air hangat yang saya minta tadi bersama baskom dan kain untuk membasuh..Panjul, ambil tampah bambu dan bawa tas Paklek kesini,” Paklek memerintahkan kami dengan tegas.Akupun mengikuti arahan Bu Sunar untuk mencari tampah di dapur dan mengambil tas Paklek.Blarrr!!! Sekali lagi Petir menyambar dan sosok pocong yang ada di luar benar-benar menempelkan wajahnya di kaca jendela tempatku mengambil tas Paklek.Aku hampir terjatuh, namun dari situ aku sadar bahwa ucapan Paklek benar. Makhluk itu tidak akan sembarangan masuk ke tempat ini.Paklek menggendong Widi dan membaringkannya di ranjang. Aku baru sadar bahwa terjadi sesuatu yang mengerikan padanya.Tiba-tiba borok muncul di sekujur tubuh Widi. Luka bernanah terbuka mulai dari pipi, leher, hingga ke tubuhnya. Bau busuk pun mulai muncul dari luka-luka itu.“Paklek.. sakit,” ucap Widi yang sepertinya tersiksa dengan keadaan ini.“Astaga, Widi….” Bu Sunar menangis sembari mengantar baskom berisi air hangat yang diminta Paklek.…
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan