Selanjutnya
Alas Sewu Lelembut Part 2 - Leuweung Sasar
Alas Sewu Lelembut Part 2 - Leuweung SasarSpoiler :… Kamipun membantu Mas Linggar berjalan menuju hutan belakang. Jaraknya hanya beberapa ratus ratus meter dari penginapan. Namun sebelum cukup dalam masuk ke dalam hutan Mas Linggar sudah tidak mampu lagi mempertahankan kesadaranya. “Sopo sing arep gawe perkoro…?” (Siapa yang mau mencari perkara?) Itu adalah suara perempuan! Mas Linus berbicara dengan suara perempuan. Suaranya seperti wanita tua yang lirih dan penuh amarah. Tapi bukan itu yang kukhawatirkan. Mata Mas Linggar memerah seluruhnya hingga ke bagian putihnya. Aku tahu bahwa tubuhnya merasakan sakit dari kemunculan makhluk itu. “Ora ono sing nggawe perkoro, Kulo mung pengen tau opo tujuane penjenengan ngerasuki Linggar,” (Tidak ada yang mencari perkara, saya hanya mau tahu apa tujuanya kamu memasuki Linggar), Balas Paklek. Saat itu tiba-tiba muncul bayangan hitam dari tubuh Linggar. Bayangan yang besar dari makhluk berwujud wanita dengan rambut yang beterbangan berantakan. “Dudu urusanmu!” (Bukan urusanmu) “Kalau tidak ada yang ingin kau katakan, lebih baik tinggalkan tubuh Linggar,” Perintah paklek. “Cuh, Aku! Aku Nyai Kunti! Tidak ada satupun yang bisa memerintahku!” Teriak sosok itu. Saat itu seketika angin berhembus dengan begitu kencang. Bayangan tangan Nyai Kunti melayang mencekik paklek dan mencoba menyerang kami. Paklek sudah bersiap mengeluarkan kerisnya, tapi tiba-tiba Kliwon melompat ke hadapan paklek. “Gggraarrr!!” Bayangan Kliwon membesar dan membuat Nyai Kunti gentar. Tidak mau mengalah, kini ia mengincar Linus. Tangan dan kukunya yang tajam hendak mencengkram wajah Linus. Tapi ia berhenti… Sosok itu menatap mata Linus baik-baik. “Yang ada di hadapanmu saat ini bukan manusia sembarangan,” Itu adalah suara dari kesadaran pusaka pisau batu yang merasuki tubuh Mas Linus. Kini berganti Nyai Kunti menoleh ke arahku. Aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan. Kukencangkan ikatan sarungku dan memanggil temanku. “Wanasura!” Seketika suara auman yang menggelegar memecahkan keheningan desa. Nyai Kunti yang sebelumnya sombong kini terdiam. Ia tidak menyangka dengan siapa mereka berhadapan. Tapi ada satu hal yang tidak bisa kusangkal. Ia tidak takut… … “Khikhikhi… rupanya kalian sudah tiba,” ucap Nyai Kunti. Aku sama sekali tidak mengerti apa maksudnya. Tapi aku yakin yang ia maksud ‘kalian’ adalah Pusaka Mas Linus dan roh Wanasura dan Wanasudra. “Kami tidak ingin mencari masalah! Kembalikan saja sukma keluarga Linggar dan tinggalkan tubuh Linggar,” Perintah Paklek. “Khikhikhi.. Kau tahu tidak akan semudah itu aku meninggalkan tubuh ini kan?” Ledek Nyai Kunti. Ucapanya terdengar biasa, tapi entah mengapa aku merasakan tekanan yang besar saat ia mengatakan ucapan itu. “Tapi.. aku beritahu sesuatu, bukan aku yang mengambil sukma keluarga Sasena,” ucap Nyai Kunti. “Tapi… Linggar bercerita sukma mereka terpisah saat kau merasuki dirinya?!” teriak Mas Linus. “Bodoh, aku hanya memilih untuk menyelamatkan tubuh anak ini. Sisanya, semua sukma keluarga Sasena sudah diminta oleh Dia..” ucap Nyai Kunti. “Jadi sebenarnya Nyai Kunti ini penjaga Mas Linggar atau Musuh mereka sih?” Aku semakin bingung dengan sikap makhluk ini. Tapi mendengar pertanyaanku, sosok bayangan roh perempuan mengerikan itu melesat menerjang tepat di hadapanku. “Seorang perempuan digilir oleh tujuh pertapa keluarga Sasena! Dihamili hingga tujuh kali dan janinya ditumbalkan! Hanya anak ketujuhlah yang dibiarkan hidup di dalam perutnya!Perempuan itu dipasung dan hanya diperbolehkan makan dari bekas mulut ketujuh pertapa biadab itu. Sepanjang hidupnya ia habiskan di dalam goa dengan terus mendengar mantra terkutuk sampai perempuan itu mati bersama janinya terkubur hidup-hidup di dalam Goa,” Teriak Nyai Kunti dengan wajah penuh amarah.“Itu adalah ritual menciptakan khodam, tapi caranya sangat keji,” ucap Linus.“Sekarang menurutmu perempuan itu harus menjaga keluarga itu? atau mengutuk keluarga itu?” Tanya Nyai Kunti sembari berpaling meninggalkanku.Aku tidak bisa berkata apa-apa. Sudah sewajarnya Nyai Kunti menuntut balas. Tapi tadi ia berkata bukan ia yang menculik sukma keluarga sasena.“Mereka ada di dekat tempat ini, semua pencari ilmu sedang berlomba-lomba untuk memberikan pengorbananya untuk ‘Dia’. Mereka mengumpulkan tumbalnya di sebuah hutan yang seharusnya tidak boleh dimasuki lagi,” Ucap Nyai Kunti.“ Apa itu Leuweung Sasar? Dan Dia siapa?” gumamku.Belum sempat menjawab tiba-tiba Mas Linggar memuntahkan darah bersama hilangnya bayangan roh Nyai Kunti. Mata Mas Linggar melotot dan tubuhnya mulai kejang.…