2.910 MDPL Part 3 - Desa Ghaib Alas Merapi

17
19
Terkunci
Deskripsi

2.910 Mdpl (Maut di Perbatasan Langit) 

Part 3 - Desa Ghaib Alas Merapi

Spoiler :

….

            Jauh dari dalam hutan aku melihat seperti sosok laki-laki berjanggut memperhatikan kami dari kedalaman hutan. sepertinya itu adalah manusia, sama seperti kami. 

            Dia berjalan mendekat , awalnya aku berpikir mungkin orang ini bisa membantu kami pergi dari hutan ini....

1 file untuk di-download

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Paket
259 konten
Akses 30 hari
1,000
Karya
1 konten
Akses seumur hidup
150
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Kategori
2.910 Mdpl
Selanjutnya 2.910 MDPL Part 4 - Penari di Tengah Hujan
15
5
2.910 Mdpl (Maut di Perbatasan Langit)Part 4 of 5 - Penari di tengah HujanSpoiler :…             “Galang! Bangun Lang!!! Raka Bangun!”             Terdengar suara Farel sambil menggoyangkan tubuhku.             Seketika aku tersadar, sosok Tiwi yang sebelumnya berada di atasku menghilang seolah kejadian tadi hanya mimpi. Aku mengecek posisi Tiwi dan ia masih tertidur dengan posisi sama persis seperti saat tadi.            “Apaan itu lang.. ucap Farel dengan wajah yang menengadah ke sekitar tenda dimana berbagai siluet bayangan terlihat melayang di sekitar tenda kami.            Raka yang baru saja terbangun terperanjat saat mengetahui keadaan ini. Cahaya redup dari api unggun di luar membuat bayangan sosok itu terlihat semakin jelas.             Siluet sosok wanita melayang di sekitar kami , terkadang benda seperti bola api juga terlihat melintas diikuti dengan keberadaan makhluk besar dengan cakar yang panjang.            “Ini yang lu ceritain lang?” Tanya Farel.            Aku menggeleng dengan keringat dingin mengucur deras dari tengkukku.            “Bukan.. bukan seperti ini, mereka berbeda” Ucapku.            Mendengar suara kami Tiwipun terbangun, seketika juga wajahnya terlihat pucat dan mendekat ke arah kami.            “Tenang dulu Tiwi, sekarang kita nggak cuma berdua.. nggak usah takut” ucapku mencoba menenangkanya walaupun tidak tahu apakah ucapanku akan berguna untuknya.            Tak lama setelahnya rintik hujan turun membasahi sekitar tenda kami persis seperti mimpiku tadi. api unggunpun padam dengan perlahan dan menyisakan kegelapan di sekeliling kami.            “Nyalain senter Ka?” Tanya Farel.            “Jangan dulu, kita liat yang lain dulu aja…” Balas Raka.            Kami menunggu cukup lama. Tanpa ada cahaya dari luar, bayangan – bayangan tadi tidak lagi terlihat. Namun entah bagaimana aku seperti masih merasakan keberadaan mereka dari sini.            “kita cek kondisi di luar.. sambil memberi kode lampu ke tendapendaki lain” ajak Raka sambil menyiapkan senter dan bersiap keluar.            Aku bersiap mengikuti Raka dan membantunya membuka retsleting pintu tenda.            Mengerikan… tempat kami bermalam saat ini tidak lagi seperti bagian hutan yang kosong dengan pepohonan melainkan sebuah tempat yang ramai dengan keberadaan berbagai makhluk halus yang berlalu-lalang.…
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan