Deskripsi
"Kalian berdua hati-hati ya di rumah? Kalau ada apa-apa langsung telepon mami aja." ucap Sandrina pada Gista dan Harya yang kompak tersenyum lebar padanya. "Harya nya diurusin dengan baik ya Gis, kasih makan yang banyak biar dia gemuk. Kamu kan udah jago tuh masaknya."
"Iya mi," jawab Gista patuh sedangkan Harya melemparkan senyum mengejek padanya. "Lagian Harya bisa bikin sendiri kok, dia kan jago juga masaknya."
"Ya tapi kan beda kalau istri yang bikinin, iya nggak Har?" Arvan melirik Harya yang...
ADAPTATION
5
1
4
Selesai
Harya Al Ghazi dan Agista Sasmaya telah berteman sejak bayi. Suatu hari hati mereka sama-sama dipatahkan oleh orang yang mereka cintai dan memutuskan untuk menikah demi agar bisa saling menyembuhkan luka masing-masing. Tapi ternyata transisi dari hubungan persahabatan yang erat menjadi sepasang suami istri benar-benar tidak mudah.Harya berusaha keras untuk beradaptasi dengan keadaan itu. Lalu bagaimana dengan Gista?
Post ini tidak mengandung file untuk diunggah/baca ataupun tulisan panjang.
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Selanjutnya
ADAPTATION - 15 (Warning! 18+ Mature Scene)
1
0
Warning! 18+ mature & smut scene ahead.Skip it if you feel uncomfortable :) Harya benar-benar pria yang pantas untuk dijuluki sebagai 'man of his words'.Ketika dia berjanji bahwa tidak akan ada hubungan badan yang akan terjadi di antara dirinya dan Gista saat mandi, pria itu benar-benar menepatinya. Dan sekarang mereka berdua sudah berada di dalam bilik shower, berdiri berhadapan dengan kucuran air hangat yang membasahi tubuh mereka yang sudah polos tanpa sehelai benang pun. Gista bahkan sudah tidak bisa merasa malu dan canggung lagi sebab matanya telah terpaku sepenuhnya pada tatapan Harya yang sedalam samudra serta tubuh pria itu yang begitu kekar dan kokoh.Harya tersenyum tipis seraya menyibakkan rambutnya yang sudah basah ke belakang hingga menampakkan dahinya.Gue pikir lo bakalan nolak. ujar Harya pelan.Pengennya sih nolak, balas Gista dengan nada yang juga tak kalah pelan lalu kemudian dia memalingkan wajahnya yang mulai merona begitu dia menyadari bahwa dia dan Harya benar-benar sudah tak berbusana sama sekali. Tapi nggak tau kenapa gue nggak bisa.Kenapa nggak bisa? Harya menekan tempat berisi sabun mandi di dekatnya 3 kali lalu kemudian dia membalikkan tubuh Gista hingga gadis itu berdiri memunggunginya. Tangannya yang halus dan dingin mulai menjelajahi bagian pundaknya, membiarkan sabun cair yang wangi dan licin itu menyentuh kulitnya yang putih bersih. Karena lo cemburu?Cemburu? Gue nggak cemburu! Gista mendesis samar begitu dia merasakan jemari Harya yang licin bergerak di sekitaran dada dan tulang selangkanya. L-Lo ngajakin mandi bareng b-bukan untuk m-mandiin gue doang kan?Of course not, bisik Harya sensual sembari menurunkan usapannya ke area pinggang dan perut rata Gista. Kita bakalan saling mandiin kalau itu yang lo mau.H-Har... I think it's your turn now. Gista memejamkan matanya seraya meremas pergelangan tangan Harya yang kini sudah berada di antara kedua pahanya.Pria berkulit kecoklatan itu tertawa kecil. Okay, it's my turn now.Gista menarik nafas dalam-dalam seraya membalikkan tubuhnya. Pandangannya sedikit kabur oleh kucuran air hangat yang menerpa kepala dan wajahnya namun samar-samar dia bisa melihat seringai tipis yang tercetak di bibir Harya serta tatapannya yang begitu tajam dan misterius. Tangan Gista menekan tempat sabun dan membiarkan cairan yang wangi dan licin itu terkumpul di dalam genggamannya, lalu setelah itu dia mulai menggosok tubuh Harya mulai dari bahunya yang lebar, lalu bergeser ke dadanya yang bidang dan turun hingga ke perutnya yang penuh dengan otot.Suasana di kamar mandi itu terasa sangat panas dan juga mendebarkan, namun Harya tetap terlihat tenang. Dia bergairah tentu saja dan itu semua terlihat dari bagian bawahnya yang perlahan mulai menegang, namun ekspresinya tetap tenang malah cenderung santai. Gista sendiri berusaha sebisa mungkin untuk tidak menyentuh area sensitif Harya. Dia benar-benar merasa sangat malu dan gugup sekali sekarang.You're hard. bisik Gista sambil terus mengusapkan busa sabun di tangannya itu ke pinggang Harya.Let him be, Harya menaikkan kedua bahunya santai. Gue udah janji kalau kita nggak akan melakukan hal yang lebih dari sekedar mandi dan gue akan tepatin janji gue itu.Gista menengadahkan kepalanya untuk menatap Harya yang kembali melanjutkan kalimatnya.Kecuali kalau lo yang minta gue untuk ngelakuin hal yang lebih dari ini, then I have no reason to refuse.Seulas senyum terbit di bibir Gista sebelum akhirnya dia menghentikan usapan lembutnya tepat di perut Harya. Air yang masih terus mengucur pelan dari shower langsung membersihkan semua busa sabun yang menempel di tubuh mereka. Tidak ada rona merah di pipi serta kecanggungan yang menguar dari pipi dan tubuh Gista yang mana hal itu membuat Harya merasa sedikit takjub. Apakah ini adalah tanda bahwa istrinya itu sudah mulai terbiasa dengan keintiman yang mereka ciptakan itu?Sejujurnya ini adalah cara Harya untuk mengetahui sekaligus menguji Gista setelah wanitanya itu melihat foto dirinya yang sedang mengistirahatkan kepalanya di atas meja di ambil oleh Jessie. Tentu saja Harya langsung menghardik Jessie sesaat setelah dia menyadari bahwa fotonya diambil secara diam-diam oleh perempuan itu namun disaat yang bersamaan dia juga membiarkannya mengunggah foto itu ke instagramnya dengan dalih untuk melihat reaksi Gista. Akankah istrinya itu tetap bersikap tidak peduli seperti biasanya atau mungkin dia justru malah cemburu?Dan ternyata perempuan itu cemburu. Setidaknya itulah yang ada dalam pikiran Harya. Gista cemburu karena itu dia tidak menolak saat dirinya memintanya untuk mandi bersama. Ingat kah kalian ketika Gista pernah berkata bahwa dia akan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri jika dia sedang cemburu? Well, she's really keeping her promise.Mau pindah ke bathub? tawar Harya dengan suara seraknya yang terdengar 2 kali lipat lebih sensual daripada sebelumnya. Atau lo lebih suka kita lanjutin ini ke kasur?N-Nggak tau! Gue nggak bisa m-mikir! Gista menggelengkan kepalanya sembari memekik begitu dia merasakan tangan Harya yang meremas bokongnya. Harya!Sorry, I can't help it. Harya tertawa meledek seraya mematikan shower dan mengangkat tubuh Gista menuju bathub yang sudah terisi air. Karena gue udah janji nggak akan ada seks untuk malam ini, jadi lebih baik kita terusin mandinya aja.Setelah keduanya berada di dalam bathub, Gista langsung bersandar pada dada bidang Harya sementara sang suami sibuk menciumi tengkuknya beberapa kali.Tadi bang Marka dateng ke kantor, lapor Gista setelah mereka tenggelam dalam keheningan selama beberapa menit. Dia nganterin tiket acara peluncuran bukunya buat kita berdua dan dia pengen banget lo dateng.Bukannya selama ini gue selalu dateng ke acara peluncuran bukunya dia?Iya tau. Dia cuma takut jadwal acaranya itu bentrok sama jadwal kerja lo, makanya dia pengen mastiin kalau lo bisa dateng di tanggal itu.Kalau nggak bisa gimana?Gista menolehkan kepalanya dengan bibir mengerucut. Harya terkekeh pelan, kentara sekali ingin menggoda Gista yang memang tidak pernah mangkir mengenai hal yang berhubungan dengan Marka. Perempuan itu selalu berusaha menjadi orang yang paling pertama ada dan hadir ketika Marka sedang mengadakan acara atau apapun itu yang bisa membuatnya terlibat. Saking seringnya, terkadang Harya merasa sangat miris dengan usaha perempuan itu mengingat Marka tak pernah sekalipun melihatnya sebagai seseorang yang lebih dari sekedar teman masa kecil sekaligus adik perempuannya.Pokoknya lo harus dateng! Masa iya acara penting abang lo sendiri aja lo sampe nggak punya waktu buat hadir sih! Nggak boleh gitu tau!Ya kan gue juga punya kesibukan sendiri, Agis.Cuma ngosongin satu hari aja nggak bisa emang?!Harya menggelengkan kepalanya dengan mimik jahil, membuat Gista langsung melayangkan pukulan halus pada dada bidangnya.Lo tuh emang sesayang itu ya sama Marka? tanya Harya tiba-tiba.Gista yang mendengar pertanyaan tak terduga itu langsung bungkam seketika. Lalu tak lama setelah dia memalingkan wajahnya dengan agak salah tingkah. Harya menatapnya dalam-dalam. Menunggu jawaban seperti apa yang akan Gista berikan padanya.Gue juga sayang sama lo kok, sama bang Kaisar juga! Dari dulu kan emang selalu begitu! balas Gista gugup.Nervous amat. Kan gue cuma nanya gitu doang. Apa jangan-jangan lo emang pernah naksir sama Marka ya?IH NGGAK! SOK TAU DEH LO!Harya tertawa terbahak-bahak namun sepasang matanya justru malah terlihat sedikit lebih intens. Ini adalah pertama kalinya dia secara terang-terangan bertanya soal perasaan yang Gista miliki untuk Marka, meskipun dia sendiri sudah tahu jawabannya. Semakin Gista mengelak, maka semakin yakinlah Harya bahwa wanitanya ini belum bisa melupakan kakaknya itu.Terus lo udah move on dari Jaden belum? Harya memutuskan untuk mengalihkan pembicaraan karena dia juga merasa sedikit tidak nyaman setiap kali membahas Marka bersama Gista.Hmm... gue nggak tau sih ini udah masuk dalam kategori move on atau belum, tapi tadi siang gue ngobrol lumayan lama sama dia dan kita memutuskan untuk jadi temen lagi, Gista menggigit bibir bawahnya seraya menolehkan kepalanya sedikit untuk menatap Harya. Dia bilang, dia nyesel udah mutusin gue waktu itu dan sampe sekarang pun dia masih belum bisa move on dari gue, Har. Tapi... gue boleh kan temenan lagi sama dia? Gue janji hubungan gue sama Jaden nggak akan lebih dari itu.Kalau gue izinin lo temenan sama dia, lo bakal izinin gue temenan lagi sama Jessie?Biasanya Gista bisa dengan mudah menjawab 'iya, nggak apa-apa kok' dan tidak pernah merasa keberatan dengan hal itu karena sejak dulu pun baik Harya maupun Gista selalu akur dengan mantan pacar masing-masing. Tak sedikit juga dari mereka yang masih berteman baik dengan keduanya dan salah satu contohnya adalah Nicole. Namun kali ini Gista sama sekali tidak bisa langsung merespon. Pikirannya mendadak kosong dan bayangan sebuah foto dimana ada Harya yang sedang merebahkan kepalanya di meja dengan Jessie yang berada di sisinya tadi mendadak muncul di dalam memori otaknya.Kenapa diem, hm? tanya Harya lagi, terlihat sangat tertarik sekaligus menikmati ekspresi kosong Gista yang menurutnya sangat lucu sekaligus memuaskan. Meski samar, Harya bisa melihat ada sedikit sorot keberatan yang terpancar dari kedua mata sang istri. Jadi gue diizinin nggak nih?Bukannya lo bilang kalau lo udah nggak mau berhubungan lagi sama dia dalam bentuk apapun ya?Tiba-tiba aja gue berubah pikiran.Gista memberengut tidak senang. Jadi ini hasil dari foto itu ya?Foto apa? Harya menaikkan kedua alisnya pura-pura tidak tahu.Lo tau foto apa yang gue maksud, Harya Al Ghazi!Harya terdiam sejenak sebelum akhirnya dia mengulas sebuah senyum yang tak mampu Gista tebak apa artinya. Mereka berdua kini sudah duduk berhadapan dan Harya justru malah menuangkan sabun ke dalam bathub mereka dan mulai menggosok tubuhnya sendiri hingga menimbulkan busa yang melimpah. Gista masih menatapnya dengan sorot tajam menusuk namun hal itu sama sekali tidak digubris olehnya.Kenapa lo diem? Jadi bener lo sengaja pulang telat karena pengen berduaan sama dia? Mau nostalgia gitu ya?! tukas Gista sinis membuat Harya yang sedari tadi sibuk menggosok kulitnya sendiri menghentikan aktivitasnya dan menatap wanitanya itu lurus-lurus.Why did you raise your voice all of sudden?Gista terdiam. Dia baru menyadari bahwa nada bicaranya terlampau tinggi dan ketus saat berbicara tadi dan hal itu langsung membuatnya kehilangan kata-kata. Harya menyeringai lagi. Tatapannya begitu tajam dan juga puas seolah-olah dia seperti seorang pemburu yang telah berhasil mendapatkan buruan yang sesuai dengan keinginannya.Lo cemburu? Harya mengulang pertanyaannya lagi.Nggak! balas Gista ketus.Terus kenapa lo harus marah begitu ngeliat foto gue di insta story dia? Bukannya selama ini lo nggak pernah masalahin kalau gue akrab sama mantan-mantan gue?Sekali lagi Gista terdiam tapi tak lama setelahnya dia kembali membuka mulut.Tapi dia itu mantan yang udah nyakitin lo! Nicole dan semua mantan lo yang lain nggak pernah nyakitin lo kayak yang dia lakuin!Kalau gue memutuskan untuk maafin dia gimana?HARYA! tiba-tiba saja Gista menjerit dan tanpa ia sadari setetes air mata pun jatuh menuruni pipinya.Melihat reaksi tak terduga itu, Harya pun memutuskan untuk menyudahi pancingannya. Setidaknya dia sudah bisa melihat bahwa Gista sudah mulai memiliki rasa cemburu padanya meski dirinya tetap bersikukuh bahwa dia melakukan itu atas dasar peduli saja.Lo seriusan mau berantem sama gue sambil telanjang kayak gini? tanya Harya kalem membuat Gista yang sedang berusaha menahan gejolak amarahnya tersadar. Tangannya bergerak untuk mengusap lapisan bening yang menghiasi kedua pipi istrinya itu dengan lembut. Maaf ya?Tangis Gista langsung pecah. Namun tidak seperti kebanyakkan gadis-gadis lain yang tak ragu untuk mengumandangkan tangis mereka dengan keras, Gista justru malah berusaha menahannya mati-matian. Dia benci menangis. Namun disaat yang bersamaan dia juga sadar bahwa dia adalah gadis yang cengeng. Dia adalah anak tunggal manja yang selalu menghadapi semua masalahnya dengan tangisan. Dan Harya tahu itu.Gista benar-benar benci mengakui bahwa dia sangat kesal dan cemburu dengan postingan Jessie di insta story nya itu. Dia benci karena perempuan itu benar-benar menjalankan niatnya untuk membuat Harya kembali lagi padanya. Dan setelah 'bonding' yang terjadi antare mereka berdua beberapa hari lalu itu, tiba-tiba saja Gista menjadi sangat takut akan kehilangan Harya. Gista berusaha meyakini bahwa perasaan itu bukan cemburu apalagi cinta. Perasaan itu hanya ia bisa rasakan pada Marka saja, tapi sekarang perasaan itu bisa ia rasakan juga pada Harya dan Gista tidak ingin mengakuinya.Karena jika dia mengakuinya maka itu artinya perasaannya terhadap Marka telah berubah. Gista tidak suka itu. Dia mencintai Marka dan selamanya akan seperti itu.Harya menarik Gista dalam pelukkannya. Sejujurnya bukan hanya Gista yang merasa cemburu saat ini karena dirinya sendiri juga merasakan hal yang sama. Bukan, Harya bukan cemburu pada Jaden, tapi pada Marka. Membayangkan bagaimana wajah Gista yang selalu berseri-seri saat melihat Marka berada di hadapannya atau sedang berdekatan dengannya entah kenapa membuat Harya ingin berteriak marah. Namun sebagai seorang pria yang selalu mengedepankan akal sehatnya, Harya berusaha untuk menahannya agar hubungannya dan Gista tetap terjaga.I'm sorry for tonight. Tadi gue emang agak capek makanya sempet istirahat dulu di ruang meeting. Gue nggak tau kalau Jessie masih ada di kantor dan gue juga nggak tau kalau dia masuk ke ruang meeting terus ngambil foto gue diam-diam, jelas Harya sabar. Just so you know, I shouted at her and made her cry too.Gista menggelengkan kepalanya. I'm sorry that I raised my voice against you too. Gue nggak bermaksud kayak gitu...It's okay. At least lo nggak memendam emosi lo lagi dan berakhir dengan nangis sendirian kayak dulu.You know me too well, Har. It feels like... like I'm just a transparent human being in your eyes and you can see everything deep down inside of me very clearly.Harya hanya membalasnya dengan senyuman lalu kemudian dia mencium dahi Gista dengan sangat lembut dan penuh kasih.Go, perintahnya dengan nada datar. Gue masih mau disini sebentar lagi. Makasih udah mau nemenin gue mandi ya?Namun di luar dugaan, Gista justru malah menggelengkan kepalanya. Matanya menatap nanar pada Harya yang ternyata juga menatapnya dengan cara yang sama. Ada emosi tersembunyi didalam hati mereka masing-masing. Emosi yang sedang berusaha mereka tahan setengah mati agar tidak meledak keluar. Emosi dengan rasa yang berbeda namun memiliki daya ledak yang sama.Harya dan rasa takutnya akan terjatuh lebih dulu.Gista dan rasa tidak rela jika hatinya berpaling dari Marka.Mereka sadar namun tidak ingin mengakuinya. Rasa takut akan mengkhianati cinta yang selama ini dipendam terlalu lama yang ada pada Gista serta rasa tidak ingin jatuh cinta terlebih dahulu pada seseorang yang masih belum selesai dengan cinta lamanya yang terjadi pada Harya membuat keduanya sepakat untuk menyimpannya sendiri didalam hati masing-masing.Namun disaat yang bersamaan mereka juga tidak tidak ingin saling melepaskan satu sama lain.Dan pada akhirnya kedua sejoli itu pun melampiaskannya lagi lewat tubuh mereka yang kembali bersatu didalam hangatnya air bathub yang bercampur sabun beraroma lavender itu. Penyatuan yang belum ada rasa 'cinta' didalamnya melainkan hanya sebuah usaha agar hubungan batin mereka sebagai suami-istri bisa terus terhubung. Agar mereka bisa saling melupakan segala hal yang mengganggu keutuhan pernikahan dan rumah tangga mereka. Agar mereka tidak perlu merasa takut berdosa lagi kepada sang pencipta yang telah merestui pernikahan mereka dari singgasana nya yang paling agung.
*** Mami dan papi tiba di Indonesia pada hari sabtu pagi. Harya dan Gista yang memang sempat bertengkar kecil dan berakhir dengan pergumulan super intim di kamar mandi kemarin malam pun sudah kembali bersikap seperti biasa lagi. Keduanya memang sulit untuk bertengkar lama-lama dan alhasil mereka pun sukses menjadi objek hiburan bagi mami dan papi yang malamnya langsung mengajak mereka untuk makan malam bersama di luar.Setelah mendengar penjelasan Harya soal alasan kenapa papi dan maminya selalu sibuk, Gista pun semakin dekat dengan mereka. Tak ada lagi raut kesal yang ia tunjukkan setiap kali maminya terpaksa harus mengabaikannya untuk mengangkat telepon, tak ada lagi raut kecewa saat papi lebih fokus pada iPad nya yang sering kali ia lakukan dulu. Gista sadar bahwa dirinya sudah beranjak dewasa, sudah menikah dan sudah memiliki kehidupan rumah tangganya sendiri. Mengemis perhatian dari orang tuanya bukanlah hal yang pantas lagi untuk dilakukan oleh wanita seusianya. Terlebih lagi, sekarang sudah ada Harya yang bisa ia gunakan untuk bermanja-manja.Dan di hari minggu nya, Mami dan papi juga ikut pergi ke rumah baru putri serta menantu mereka itu yang telah selesai di renovasi dan siap untuk ditempati. Mama dan papa Harya mengatakan bahwa mereka akan menyusul datang kesana nanti sore, jadi praktis hanya 2 pasangan suami-istri berbeda generasi itu saja yang kini sudah berada di rumah baru itu.Waah bagus banget ini desainnya, dek! puji mami begitu mereka sudah memasuki area perkarangan rumah bernuansa hitam dan putih itu. Tipe rumahnya sama tapi karena kamu desain ulang lagi jadi beda sendiri gitu tampilannya!Harya juga yang nyuruh aku ngerombak ulang rumah dia, dia pengen rumahnya beda dari rumah-rumah yang lain di komplek sini. sahut Gista dengan nada sukacita.Rumah dia, rumah dia. Rumah kita. ralat Harya keki membuat mami dan papi kompak tertawa.Tapi kamu pinter juga loh Har milih rumah di daerah sini, kali ini gantian papi yang memuji. Lokasinya strategis, kemana-mana juga deket. Ke kantor kalian deket, ke mall deket, ke tempat-tempat hiburan lain juga deket.Wets iya dong pi! Kalau soal nyari tempat strategis mah aku jagonya! Harya menunjuk dirinya dengan bangga. Karena aku sama Gista suka kulineran, berarti aku harus nyari rumah yang deket sama tempat-tempat yang jual banyak makanan sekaligus pas buat nongkrong!Alhamdulillah baguslah kalau begitu! Mami sama papi jadi nggak khawatir lagi buat ngelepas Gista buat pindah ke rumah baru kalian. kata mami sambil mengusap rambut Gista dengan penuh sayang. Nggak nyangka deh, anak cantik mami satu-satunya sekarang udah nikah, udah punya suami yang harus di urus. Time flies so fast.Gista balas tersenyum seraya melirik ke arah Harya yang juga ikut tersenyum pada ibu mertuanya. Dan begitu mata mereka bertemu, keduanya langsung memalingkan wajah karena malu dan juga canggung. Nampaknya acara bonding mereka kemarin malam masih melekat dengan sangat erat di memori otak mereka masing-masing.Setelahnya Harya dan Gista memandu mami dan papi untuk melihat-lihat seisi rumah yang sudah terisi beragam furniture. Berhubung Harya dan Gista adalah tipe orang yang sangat simpel dan tidak suka memiliki banyak barang di rumah, maka isi rumah yang akan mereka tempati sekarang terasa begitu luas. Semuanya tertata dengan rapi dan sesuai dengan tempatnya masing-masing.Jadi gimana kamu sama Harya, dek? tanya mami tiba-tiba begitu Harya dan papi memutuskan untuk mengobrol di halaman belakang yang juga sudah sangat tertata rapi.Hah? Gimana apanya mi? Gista balik bertanya dengan nada kaget.Ih masa kamu nggak ngerti maksud mami sih? Udah gede juga, mami tertawa meledek yang mana langsung membuat kedua pipi Gista merona merah. Kalian aktif kan bikinnya?Mami ih apaan sih nanya-nanya kayak gitu ke aku! Gista melotot pada maminya yang semakin bersemangat untuk menggodanya. Sesekali dia melirik ke arah Harya yang juga sedang asyik mengobrol seru dengan papinya. Itu privasi tau, mi!Privasi apa sih? Justru kalau udah urusan itu kamu harus banyak tanya dek. Biar kamu bisa makin paham dan handal.Handal apaan nih maksudnya?!Handal di ranjang dong nak, pake nanya lagi.Gista memutar bola matanya malas sembari berusaha memikirkan obrolan lain yang sekiranya bisa mengalihkan topik yang cukup sensitif ini. Bukannya Gista tidak ingin terbuka pada maminya, hanya saja membicarakan aktivitas ranjang membuatnya jadi malu dan canggung sendiri.Mami request cucunya 3 ya dek, bebas mau cowok semua, atau cewek semua, atau mungkin 2 cowok 1 cewek, kalau nggak 2 cewek 1 cowok. Yang penting lebih dari satu aja.Harya nya mah enak tinggal nyumbang benih doang! Lah yang hamil, mual-mual dan ngerasain capeknya kan aku! Gista mengerucutkan bibirnya dongkol membuat sang mami lagi-lagi tertawa geli.Dulu setelah kamu lahir, mami pengen banget punya anak laki-laki. lanjut mami lagi. Sepasang matanya nampak begitu bercahaya seolah-olah dia seperti sedang mengenang masa-masa dimana Gista masih berusia dibawah 5 tahun. Lalu kemudian dia menoleh kearah sang putri. Mami pengen punya anak laki-laki minimal 2 aja, biar kamu ada yang jagain. Tapi ternyata Allah cuma ngasih 1 aja, yaitu kamu.Gista terdiam. Ini adalah pertama kalinya mami mau menceritakan hal ini padanya. Padahal setiap kali Gista meminta adik pada mami dan papinya dulu, mereka selalu mengatakan bahwa mereka tidak punya waktu untuk memberikannya. Jawaban yang cukup menyakitkan sebenarnya dan hal itu juga yang membuatnya kesal karena orang tuanya benar-benar lebih peduli pada pekerjaannya daripada keluarga sendiri sampai-sampai untuk memberikan seorang adik saja mereka tidak punya waktu.Nungguin kamu bisa ada di perut mami aja lama banget loh dek, makanya mami juga nggak berharap terlalu banyak untuk punya anak lagi. Bisa mendapatkan kamu aja udah bener-bener anugerah yang luar biasa dan mami nggak mau minta lebih lagi, Mami merapikan poni Gista dengan sorot mata menerawang jauh lalu kemudian dia melirik ke arah Harya. Makanya waktu mami ketemu sama Harya dan kedua abangnya, mami seneng banget. Mereka memperlakukan kamu kayak saudara perempuan mereka sendiri, mami jadi bisa ikut ngerasain juga punya anak laki-laki yang baik kayak mereka.Diantara mereka bertiga, mami memang paling suka sama Harya. lanjut mami lagi sambil terkekeh pelan.Kenapa Harya, mi? tanya Gista hati-hati.Karena dia lucu, humoris, dan ceplas-ceplos banget anaknya, mirip sama papi. Mami tersenyum penuh arti. Tapi yang paling penting, dia adalah orang pertama yang menunjukkan kepeduliannya sama kamu. Dia juga nggak segan-segan untuk menolong kamu, melindungi kamu dan menjaga kamu kapanpun dan dimanapun. Setiap kali mami minta tolong ke dia untuk ngawasin kamu di rumah, nggak pernah sekalipun mami mendapat kalimat penolakan dari dia. Dan kalau udah menjajikan sesuatu, Harya nggak pernah ingkar sama sekali, dek. Luar biasa banget dia tuh.Gista setuju. Kalau saja kemarin malam itu dia tidak meminta dan memaksa Harya untuk menjamah tubuhnya, bisa dipastikan pria itu tidak akan mengingkari janjinya untuk tidak menyentuhnya sama sekali.Man of his words.Rasanya julukkan itu memang sangat pantas untuk disematkan pada sosok Harya Al Ghazi.Kamu bahagia kan sama Harya, Gis? tanya mami. Kali ini nadanya terdengar lebih serius.Gista menatap mamanya lurus-lurus lalu kemudian dia tersenyum penuh arti. Kemarin-kemarin memang sempat ada sedikit ketegangan yang terjadi antara dirinya dan Harya, tapi entah kenapa hal itu justru malah membuat hubungan mereka semakin erat. Dan sejak dulu pun Gista tak pernah merasa tidak bahagia ketika Harya berada didekatnya. Pria itu adalah sumber rasa bahagianya, jadi jika ditanya apakah dirinya bahagia dengan Harya, tentu saja jawabannya adalah iya.Kapan aku nggak pernah ngerasa bahagia saat dia ada di sekitarku, mi?Mami balas tersenyum lalu kemudian dia memeluk putri cantiknya itu erat-erat.Kalau begitu mami dan papi memang nggak salah pilih calon pendamping untuk kamu, Mami mengusap-usap punggung Gista. Ribut-ribut antar suami-istri itu hal yang biasa terjadi di dalam rumah tangga, dek. Komunikasi, saling terbuka dan saling percaya adalah fondasi utama dalam sebuah pernikahan. Nggak ada pasangan yang sempurna di dunia ini. Semuanya mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing, dan tugas kalian sebagai pasangan suami-istri adalah untuk saling melengkapi kekurangan itu satu sama lain. Kamu ngerti kan?Gista terhenyak sesaat sebelum akhirnya dia menganggukkan kepalanya. Dalam hati dia benar-benar merasa sangat tidak enak hati karena telah menyembunyikan sebuah fakta bahwa laki-laki yang ia cintai adalah Marka. Gista tidak bisa membayangkan reaksi seperti apa yang akan maminya berikan padanya begitu beliau tahu siapa pria yang telah lama menghuni hatinya itu.Namun Gista justru lebih takut lagi jika Harya yang tahu. Apa yang akan terjadi pada rumah tangga mereka nanti jika rahasia terbesar dalam hidupnya itu terkuak? Belum lagi ancaman tersirat yang Jessie lancarkan padanya soal niat perempuan itu untuk merebut Harya kembali. Gista menggigit bibir bawahnya begitu matanya bertemu dengan mata Harya yang sedang berjalan ke arahnya bersama papi.Kalau begini caranya, nampaknya Gista harus terus berusaha untuk fokus pada Harya dan mulai melupakan Marka.Tapi... bagaimana caranya?
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan