
Deskripsi
lelaki tua itu
dengan mata terkaca, menatap
hilir-mudik jalan raya yang keruh
orang-orang yang berlalu-lalang
dengan isi kepala masing-masing
sesekali balik menatapnya
ia ingin meyakini, bahwa
manusia tak pernah sendiri
namun ia menyadari
kaleng di tangannya masih kosong
dan perutnya lagi-lagi
berbunyi
di tepian jalan, dilihatnya poster-poster calon legislatif
sedang tersenyum kepadanya
seorang lelaki tua, berniat membalas sebuah senyuman
tapi tak sempat, sebab
tiba-tiba tubuhnya dibuat gemetar...
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐ฅฐ

Selanjutnya
[FIKSI MINI] Sepucuk Surat dan Hal-hal yang Harus Terjadi
0
0
Aku tak tahu sejak kapan kau mulai menyukai sastra. Saat itu kau bilang ingin membaca Seratus Tahun Kesunyian-nya Gabo, dan kita putuskan untuk saling bertukar buku di sebuah cafรฉ pada kota kita yang dingin itu. Kau ingat? Bagaimana saat itu secara tiba-tiba kau katakan bahwa segala hal yang telah tertinggal, baik disengaja maupun tidak, adalah hal-hal yang tak perlu lagi dipikirkan, apalagi diulang kembali. Aku seketika terhenyak, sekaligus takjub. Bagaimana bisa kau memperoleh jawaban dari pertanyaan yang paling ingin kusembunyikan dari dunia?Padahal aku ingat betul, saat itu sikapku wajar-wajar saja. Kita duduk berhadapan dengan jarak yang cukup, berbincang jauh dari soal hujan dan bau tanah basah yang selalu membangkitkan kenangan itu. Kita memesan menu yang berbeda, segelas kopi hitam untukku, dan kau dengan manis melahap Fruid Salad sambil sesekali mencibir tentang bagaimana cara menikmati kopi hitam di siang yang terik. Hampir tak ada yang aneh dari pertemuan kita selain corak biru pakaian kita yang mungkin kebetulan sama. Meski sebenarnya aku tak percaya sama sekali bahwa ada hal yang benar-benar kebetulan di atas dunia ini, saat itu aku memilih diam saja. Sebab aku tahu, aku bukan seperti kekasihmu yang penyair itu, yang bisa melihat hal-hal ghaib, meramal hal-hal yang bahkan belum kita alami dengan, apa namanya, intuisi? Aku juga tak berbakat menggambarkan dua bola matamu yang indah sampai berlembar-lembar halaman, seperti buku puisi karya kekasihmu yang kau kirimkan padaku fotonya beberapa hari lalu. Bicara soal bola mata, bukankah aku selalu menghindar dari tatapanmu? (Meski akhirnya sia-sia juga) Sebab ada yang menghanyutkan di sana, aku tahu itu. Keindahan yang mampu membuat lelaki tersesat dan jatuh cinta berkali-kali. Sungguh, betapa berat hidup berteman rindu, seperti hari-hari yang harus kuhadapi semenjak pertemuan kita di cafรฉ itu, dua tahun lalu. Ya, kau benar, sesuai dugaanmu, itulah penyebab mengapa kertas ini sampai di tanganmu.Wanita itu menghempaskan tubuhnya ke sofa, membiarkan surat itu tetap berada dalam dekapannya. Ia memejamkan mata, seolah sedang mencari rasa hangat yang mungkin muncul dari hal-hal yang lain.โJika waktunya telah tiba, akankah kau menemuiku sebagai laki-laki pemberani yang tak takut pada masa lalu?โ gumanya lirih.Surat itu didekapnya jauh lebih erat, kini mata wanita itu menerawang jauh, menembus langit- langit kamar, dan bahkan mungkin terbang menuju belasan tahun lalu saat keduanya masih menjadi bocah ingusan dengan seragam putih abu-abu, menembus hujan di atas motor bebek sambil menertawakan hal-hal kecil yang bagi sebagian orang tidak lucu, menamatkan tanggal merah di bukit-bukit hijau, mendengarkan desiran angin yang menggesek pucuk-pucuk cemara sambil berbincang mengenai suatu masa di mana keduanya bercanda sambil menonton si gadis kecil yang main kejar-kejaran dengan kupu-kupu di taman kecil depan beranda.Yah, namun kehidupan tak akan membiarkan keadaan seperti ini berlangsung terlalu lama. Bagaimanapun juga, ada beberapa hal di dunia ini yang memang tak bisa dicegah, harus terjadi, dan tak mungkin dirubah. Selang beberapa menit kemudian, kesunyian akhirnya dipecahkan oleh dentang lonceng jam tua di sudut ruangan yang selalu menejerit tiap enam puluh menit sekali. Ia terjaga dan segera teringat sesuatu. Dilipatnya surat itu lalu bergegas menyembunyikannya dalam laci. Kini wanita itu harus segera bersiap, sebab satu jam lagi akad pernikahannya akan dimulai. TAMAT
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan