Lentera 1

2
0
Deskripsi

Pukul 21.16

"Tolong aku.....aku t-ta-kut." lirih anak perempuan yang tengah di kurung dalam ruangan yang sempit dan gelap.

Cklek...

Seorang wanita paruh baya masuk dengan senyuman yang sama sekali tidak terlihat ramah atau manis. Ia membawakan sepiring nasi dan segelas air untuk diberikan kepada anak perempuan yang baru berumur 7 tahun.

Wanita itu membuka penutup mata anak kecil  yang di depannya.

"Makanlah, sayang. Kamu pasti lapar, 'kan?" Senyuman mengerikan itu masih terlihat dengan jelas.

Anak itu...

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Lentera 2
2
0
Lentera memutuskan berdiam diri di kantin sambil membaca buku sekaligus menghangatkan tubuh dengan meminum teh hangat. Ia menunggu hujan berhenti sebelum bergegas pergi dari kampus.Tera! Bilangin sama sepupu lo, jangan kecentilan sama Ghava! Perempuan dengan penampilan glamour mendorong bahu Lentera.Lentera hanya menyeka bahunya dengan tenang tanpa melihat wajah perempuan itu. Ia masih fokus membaca bukunya.Perempuan itu mengambil buku yang sedang di baca oleh Lentera, lalu ia melemparnya. Buku itu terjatuh di atas tanah yang tengah dijatuhi oleh air hujan.Ambil buku gue sekarang. kata Lentera dingin.Perempuan itu menyilangkan tangan di depan dada dengan angkuh, Ck, gak mau. Ambil aja sendiri, Jeda, Lo sama sepupu lo tuh sama aja. Sok cantik.Lahh, gue emang cantik. Baru tau lo? Lagian lo siapa sih? Gak kenal gue. kata Lentera.Gue Sania pacarnya Ghava!Gak perduli. Gak ada urusannya sama gue. Sekarang mending lo ambil buku gue. Sebelum lo gue lempar kek buku itu.Kek gini? Hah! Sania mendorong Lentera hingga tersungkur di tanah yang basah, Ambil sono sendiri! Dasar lemah! Ia pergi meninggalkan Lentera.Lentera yang sudah terkena hujan seketika mematung. Masa lalu yang kelam kembali melintas di pikirannya dengan jelas.Ra! Tera!Lentera melihat ke arah suara yang memanggilnya dengan samar. Kepalanya pusing, tubuhnya mulai lemas. Gelap.**ARGHH! LEPASIN!!Ceica tersentak, Ra, lo gak apa-apa? Lepasin apa maksudnya?Lentera memijit pelipisnya pelan, Buku gue mana, Ca?Ceica menunjukkan buku di atas nakas, Itu. Jeda, Lo ngapain duduk di situ sih? Ntar kalo sakit gimana?Gue di dorong Sania anak photografi. Buku gue juga di lempar sama dia.Kok bisa? Ada masalah apa lo sama dia?Lentera menggeleng pelan, Bukan gue, tapi sepupu gue.Lah, sakit tuh orang. Aneh banget.Hujan udah berhenti belom? tanya Lentera.Belom. Kenapa lo gak balik? Katanya mau pulang cepet.Gue nunggu hujan reda.Ceica mengernyit heran, Lo 'kan bawa mobil, Ra. Gak bakal keujanan juga.Teraaaa! Lo kenapa?! teriak Mentari panik.Pingsan. celetuk Ceica.Hah? Aduh, Ra. Altair jangan terlalu di pikirin. Ke kuras 'kan tuh energi lo jadinya. Biar gue aja yang fokus mikirin dia. Kata Mentari yang berhasil mengundang tawa.Apaan sih, Tar. Altair terus. Pegel kuping gue dengernya. Ceica memutarkan kedua bola matanya.Maklum, Tar. Dia cinta pertamanya Ceica. bisik Lentera sambil menahan tawa.Ceica mendengus kesal, Cape gue di sini. Di gibah terus, Jeda, Yaudah, gue mau balik ke studio. Lo udah gak apa-apa 'kan, Ra?Gue fine kok. Makasih, Ca.Mentari menatap serius pada Lentera setelah Ceica pergi meninggalkan mereka. Ra, yang tadi seriusan? tanyanya.Yang mana?Cinta pertama.Lentera terkekeh, CA! LO DI GIBAHIN SAMA TARI! teriaknya.Lentera! Ssst! Mentari menutup mulut Lentera pelan.Lentera terkekeh, Oke, oke. Yaudah, Gue mau balik dulu.Hati-hati yaa, jangan ngebut. Jalanan licin. kata Mentari sebelum berpisah dengan Lentera.**Lentera menarik nafasnya sebelum melangkahkan kaki menuju parkiran. Ia memberanikan diri untuk menerjang hujan bersama mobilnya. Walaupun dengan rasa tidak aman dan gelisah, Lentera berhasil sampai ke tujuan. Ia segera masuk ke dalam gedung Rumah Sakit tersebut dan menaiki lift.Lentera..Lentera terkejut setelah pintu lift terbuka melihat teman kampusnya berdiri di hadapannya. Lo...ngapain di sini? tanyanya.Gue nemenin nyokap konsultasi. Lo sendiri ngapain? tanya Altair.Lentera menggigit bibirnya, gugup. Gu-gue...ada janji sama tante gue di sini.Hmm...gue duluan ya. Lentera langsung pergi meninggalkan Altair.Lentera masuk ke dalam ruangan tantenya. Halo, Tan. Maaf aku ganggu waktu kerja tante.Di luar hujan loh, Ra. Kamu gak apa-apa, 'kan? tanya tante Ziva.Lentera mengangguk kecil. Tante...sebenarnya aku datang ke sini, karena udah seminggu aku mimpi buruk lagi.Tante Ziva menatap keponakannya itu dengan serius,  Apa lagi yang kamu rasain sekarang?Lentera menunduk, Tadi aku pingsan pas gak sengaja kehujanan. Setiap denger hujan dadaku masih nyesek, kepala pusing. Badan kek mati rasa, Tan,Aku tau aku udah bukan anak yang berumur 7 tahun lagi. Tapi, jujur aku masih takut banget. Rasanya kek gak aman buat aku,Aku sering banget paranoid sendiri saat lagi tidur di kamar denger suara petir yang ujung-ujungnya aku gak bisa tidur sampe pagi,Bahkan kadang kaget banget kalo ada yang masuk ke kamar tanpa ngetok pintu dulu,Leona sama Langit suka bingung kenapa aku bisa selebay itu kagetnya, tapi...aku belom siap cerita ke mereka tentang masa lalu yang menurutku menyedihkan sekaligus memalukan,Selama ini aku selalu bilang ke tante kalo aku baik-baik aja, karena aku pikir aku bisa ngatasin masalah ini. Tapi ternyata aku gak bisa, wadah yang ku punya gak cukup buat nampung semuanya.Lentera menangis sejadi-jadinya saat mengungkapkan isi hatinya yang hampir tidak pernah di ungkapkan ke orang lain.Tante Ziva memeluk Lentera, Gak apa-apa.  Kamu tuh udah hebat banget bisa jujur atas apa yang kamu rasakan dan udah bertahan sampai saat ini, sayang,Kamu gak boleh sedih-sedih, insecure, overthinking, itu semua bisa ngaruh banget. Harus jaga terus semangat kamu dan bahagia kamu ya,Tante tau ini semua gak mudah. Tapi yang harus kamu tau, kamu itu hebat, kuat, dan berharga. Jaga kesehatan juga ya, sayang. Tante Ziva terus memegang tangan Lentera erat sambil menatapnya tulus.Terima kasih, Tante. Aku sedikit lega bisa terbuka kek gini sambil bercerita sama seseorang selain psikiater aku dan diri aku sendiri.  ##  Seorang laki-laki berhoodie putih dengan celana sekolah abu-abu memarkirkan motor kesayangannya di depan teras rumah. Dia adalah Sea Langit Anindya atau biasa di panggil Langit.Leo, Kak Ra ada di kamar gak? tanya Langit sambil menaruh helm di tempat yang sudah di sediakan di ruang tengah.Lahh, bukannya lo ketemu di tempat latihan? 'Kan kalian latihan Taekwondo bareng.Perempuan yang tengah fokus menatap layar laptopnya sambil memakan camilan adalah Sha Leona Anindya atau biasa di panggil Leo. Ia adalah saudara kembarnya Langit. Walaupun hanya berbeda beberapa menit, Leo tetap seorang kakak.Langit mengernyit, Engga masuk tadi. Kata kak Ceica kak Ra izin, bahkan tadi kuliah pun pulang cepet.Duh, Lang. Lo 'kan ada Hp yaa, kenapa gak lo gunain sih? Leona masih terus enggan menatap saudara kembarnya itu.Langit menutup laptop Leona dengan kesal, Drakor terosss! teriaknya sambil berlari menuju kamar.YAA! KURANG SOPAN LO!Wihhh, ada apa ini? Seru banget. celetuk seorang perempuan sambil tertawa kecil.Kak Zella tumbenan. Ada apa ini? Leona tersenyum penuh makna menatap sepupunya itu.Tera ada di rumah gak?Belom pulang, Kak.Zella mengangguk kecil, Ohh gitu, Jeda, Kamu nonton drama ini juga? 'Kan isinya manusia dakjal semua, gak kesel?Kesel banget, Kak. Tapi aku orangnya penasaran. Bisa gawat kalo sampe pemainnya masuk ke mimpi 'kan. Kelar idupku.Zella tertawa melihat Leona yang kesal namun penasaran. Akhirnya ia pun ikut menikmati drama korea tersebut.Langit yang sudah berganti pakaian dan sepertinya sudah mandi menghampiri dua perempuan yang masih fokus pada satu layar.Leo, mandi. Udah jam 7 malem hey.Leona mendengus kesal, Iya, sabar. Nanti juga mandi kok.Ujung-ujungnya besok pagi lagi mandinya. Kebiasaan. Langit mengambil toples camilan yang ada di tangan Leona.Cerewet banget sih ya ampun. gumam Leona sambil mengerucutkan bibirnya.Gue bisa denger!Zella tertawa sambil memegang perutnya, Ya ampun, kalian itu kembar loh. Gak boleh lupa,Zella, tumben banget nih. seru Lentera yang baru saja masuk ke dalam rumah.Zella menoleh, Nah ini dia yang gue cari-cari.Kak Ra hari ini famous banget, banyak yang nyariin. sahut Leona santai.Lentera tersenyum, Bisa aja kamu, dek, Jeda, menatap curiga pada Zella, Btw ada apa yaa anda mencari saya?Ada yang mau gue omongin. kata Zella sambil menarik Lentera menuju kamar untuk berbicara empat mata.Lo ngapain masih di sini, Lang? Mau ikut nonton? ketus Leona.Langit menghela nafasnya sebelum pergi meninggalkan Leona di ruang tengah sendirian.**Lo baik-baik aja, 'kan? tanya Zella sambil memegang pundak Lentera.Lentera terkekeh pelan, Apaan sih, Zel.Gue serius, Ra. Gue denger lo di labrak sama Sania anak Photografi, dan lo pingsan karena lo kehujanan.Gue gak apa-apa, serius.Zella menundukkan kepalanya, Gue minta maaf, karena gue lo jadi harus berurusan sama cewe kecentilan itu. Padahal dia bukan siapa-siapanya Ghava. Dia gak terima kalo gue jadian ama Ghava.Ya ampun, santai aja kali. Gak di tonjok kok gue ama dia. Beneran deh.Gue tau, Ra. Gue tau kalo lo punya trauma, lo merasa cemas ketika hujan, gelap, sama denger suara langkah kaki. Bahkan gue tau lo mengidap PTSD. Jadi lo gak usah bersandiwara di depan gue, karena gue tau pura-pura itu cape banget.Lo.... Lentera mengedipkan matanya berulang kali, tidak percaya bahwa sepupunya bisa tahu. Kedua tanganya gemetar, ia berusaha menutup wajahnya. Lentera merasa malu ketika ada seseorang yang mengetahui kelemahannya.Zella menangkup wajah Lentera, Maaf, kalo gue bikin lo terkejut. Gue sayang sama lo. Zella memeluk Lentera lalu mengusap punggung Lentera pelan.Bodoh banget gue, selama ini gak sadar kalo sepupu gue lagi gak baik-baik aja. Gue minta maaf, Ra. Gue sering iseng sama lo dulu kecil, karena gue kira lo cuma pengen dapet perhatian doang. Zella menangis sambil memeluk Lentera.Lentera terkekeh sambil menyeka air mata Zella, Cengeng lo. Sekarang gue masih baik-baik aja kok.Gimana gak mau tumpah nih aer mata coba, orang gue masih syok banget ngedenger masa lalu lo dari Mama. Zella mengerucutkan bibirnya sambil menyeka air mata.Udah ah. Bahas yang lain aja. Hmm...sejak kapan lo pacaran sama Ghava? Lentera berusaha mengalihkan pembicaraan.Baru, belom ada sebulan.Oh gitu.Zella mengernyit, Udah? Gak ada ucapan selamat atau minta pj gitu ke gue? Cuma oh doang?Kalo soal pj kesadaran diri sendiri aja sih menurut gue. Lagian gue bukan alarm pribadi yang harus ngingetin lo, 'kan?Zella mengerucutkan bibirnya, Ishh! Jeda, Oke deh. Gimana kalo sekarang kita makan di luar? Apapun yang lo mau gue beliin.Lentera mengangguk antusias, Oke, gue ganti baju dulu bentar.Zella menghempaskan tubuhnya, Jangan lama.Lentera menatap Zella sambil melipat kedua tangannya, Tunggu di luar kamar gue.Ya ampun, Ra. Gue gak bakal napakin kaki gue kok.Zella...Zella mendengus kesal, Oke, fine! Gue keluar! Awas lo lama!**Leo, mau ikut keluar gak? tanya Zella sambil menghampiri Leona yang masih di tempatnya.Manusia goa dia mah, kak! Mana mau keluar rumah! teriak Langit ketus dari dapur.Leona melempar satu camilan ke arah dapur, Yehh manusia purba nyaut aja lo! Lo gak akan ngerti rumah senyaman apa, karena lo gak tau namanya pulang!Susah kalo ngomong sama orang beda abad! Mandi lo! Nafas lo bau jigong! Langit masih membalas Leona sambil cekikikan di dapur.Leona menghampiri Langit yang tengah memasak mie instan. Lalu mengambil piringnya saat Langit tengah membersihkan panci yang habis digunakan.Woy! Mie gue mau di bawa kemana? Langit mengejar Leona tak terima makanannya direbut begitu saja.Zella hanya bisa memijit pelipisnya sambil menahan tawa melihat tingkah si kembar.Leona memakan mienya tanpa dosa, Seharusnya pake cabe, Lang. Biar pedes.Leo, sumpah ya, lo mancing gue berkata kasar, Hah?! Balikin gak mie gue?!Gak! Bikin lagi sono!Langit semakin gemas melihat saudara kembarnya itu, Ergh! Untung gue sayang loh. Kalo engga udah gue ambil paksa tuh mie.Leona menjulurkan lidahnya menunjukkan bahwa dia yang menang malam ini.Ada yang mau ikut gak? Zella mau traktir loh. seru Lentera sambil menuruni anak tangga.Langit menyeringai, Wihh, atas dasar apa nih, kak?Selama 6 tahun jomblo, akhirnya berhasil dapet doorprize. sahut Lentera.Wahhh, bisa di kirim ke sini aja gak kak Zel makanannya? celetuk Leona sambil cengar-cengir.Zella tertawa, Boleh, pesen aja. Nanti kakak tf ya ke kamu uangnya.Siap! Leona langsung mengambil ponselnya untuk memesan makanan dan minuman.Ya ampun, mie gue sisa bumbunya doang. Langit menatap sedih ke piring yang sudah kosong.Santai, Lang. Gue ganti sama makanan lebih enak. Mau apa? Mau berapa? Bilang aja.Langit yang murung tak lama berubah antusias, Mana sini. Gue liat dulu.Cepet banget akurnya. gumam Zella.Lentera terkekeh, Tapi cepet juga berantem lagi. Jeda, Kakak sama Zella pergi dulu yaa? Langit jangan main dulu selama kakak pergi ya?Langit dan Leona hanya mengacungkan jempolnya sambil fokus memikirkan makanan apa yang bakal di pilih. bersambung…
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan