Your Love On The Mountain

0
0
Deskripsi

ketika Cinta itu bersemi di atas puncak gunung, diatas hamparan edelweis, senyummu mengembang meluluhkan hati yang dingin dan membeku.

"Aku merasakan getaran aneh, dalam jantungku.." gumam Sally, " senyum itu tak bisa aku hapuskan dari ingatan. tapi kenapa egoku tak bisa jujur."

A true story from author.


By Dewienovie

Bab.1

Anak pindahan

***

"Wiih..Serem! Ayo cepetan. " Teriak Selvy. Ia berlari kearah gerbang sekolah yang sudah ditunggui oleh guru PKS kesiswaan. " Cepetan!...

Bab.1 Anak pindahan

Anak pindahan

***

"Wiih..Serem! Ayo cepetan. " Teriak Selvy. Ia berlari kearah gerbang sekolah yang sudah ditunggui oleh guru PKS kesiswaan. " Cepetan! Sell ..., jalannya. udah telat nih kita!!" Teriaknya lagi.
 

Selvi menghentikan Langkahnya seketika dan berbalik memangku tangan miliknya dengan mulut cemberut membentuk kerucut bagai tutut.
 

"Ah lelet. Banget!" Ucapnya kesal. Gregetan plus khawatit telat.

  Selly Malah  senyum pipit kearahnya. Ia berfikir kalau sepupunya itu adalah orang yang bawel dan cerewet mirip mak ijah, penjual nasi uduk dan gorengan yang teriak teriak menjajakan dagangannya kerumah - rumah, dan kalau dagangannya tidak laku ia akan ngomel sendiri.
 

" Eeh..., Masuk cepetan! " Teriak Pak Ridwan. Yang sudah nangkring di gerbang dengan penggaris miliknya.
 

 Selvy melebarkan senyuman.
 

" Pagi, pak.." Sapa Selvy.  Melihat mimic wajah Pak Ridwan yang sudah nunjuk- nunjuk.

Selly hanya ikut mengangguk saja. Mereka berjalan menuju arah kelas mereka. ia mencium udara yang amat bersih dan melegakan, udara di kota bogor masih terasa bersih dan asri. Ia mulai senyum mengingat hari ini adalah hari pertama ia akan kembali sekolah. setelah ia pindah kebogor dan vacum sekolah untuk beberapa minggu.

Suasana sekolah memang sangat berbeda, kalau dijakarta jam segini gerbang mereka sudah pasti ditutup. dan siswa disuruh balik lagi kerumah, Lalu orang tua mereka langsung ditelepon karena hari ini , anak mereka datang terlambat.

Tapi melihat pemandangan di kota Bogor ini seolah sekolah menyambutnya, dengan guru yang berjejer di gerbang seolah menyalami hari senin yang membosankan.
 

Guru-guru killer sudah berjejer didepan pintu gerbang sekolah dengan seragam mereka. Memangku tangan, melihat dengan tatapan mata amat tajam. Membawa sebilah penggaris ditangan mereka. Untuk menghukum para murid yang datang terlambat dan nama nya akan dicatat dibuku hitam yang akan abadi selama sekolah di SMU Siliwangi .

Grengggg..Greng.

Suara motor besar melewati pintu gerbang. Cowo itu menstandartkan motornya supaya seimbang, perlahan. Matanya tajam. Ia membuka helmnya dan menebar senyum. Wajahnya oriental rambutnya sedikit gondrong.

Selly meliriknya ketika masih berjalan menuju kelas.

" Itu namanya, Yoga." Bisik Selvy ketelinga Selly.

"Oh." Ucap Selly datar. " Hmmpt. Masih Ada anak belagu kayak gitu disekolah elo, vy." Tuturnya halus.

"Ng, Pokoknya elo jangan macem- macem sama dia, bokapnya yang punya ini sekolahan." Ucapnya memperingatkan.
 

Mereka segera mempercepat langkah kakinya menuju kelas, menaiki tangga satu demi satu.

Mata murid kelas III IPA semuanya melirik dan menatap aneh, melihat gadis berusia 16 tahun berambut sebahu. Berjalan tanpa memberikan salam hangat kepada murid lama, murid baru itu terlihat sombong. Dan terasa tidak ramah menyapa, padahal hanya sekedar untuk basa basi sebagai murid pindahan.

Mereka menatap Selly, berbisik. Melirik dengan tatapan mata yang picik.

" Jangan liat, kadang emang anak di sekolah ini ngak welcome sama kita, tapi itu tertantung lo sih."

Selly mengangguk, sebelum ia melihat daun pintu kelasnya kini, ia menarik nafasnya dalam. rasa deg degan pasti ada, karena Ini hari pertamanya masuk ke kelas asing, bukan sekolahnya yang dulu dan selalu menyambutnya dengan hangat.
 

" Tenang, Gue pasti jagain elo, Sell." rangkul Selvy.
 

"Tadi, tauk gak vy? cowo tadi..., apa dia punya sodara di jakarta? apa dia punya kembaran? " Tanya Selly penasaran.

" Kenapa, Lo suka dia? Udah lupain ajah." jawab Selvy.

" Bukan, itu..." Selly menghentikan ucapannya, lalu menatap mata Selvy dalam-dalam, " Cowo itu, Mirip Dhio." Jelas Selly.

Selvy menatapnya dalam.

" Masa, Mungkin kebetulan. Yuk ah masuk. bentar lagi mau upacara." ajak Selvy menarik Selly masuk kekelas secepatnya.
 

 Mereka menaruh tas mereka dibangku. Selvy cecengiran karena hari ini Selly mau banyak bicara, biasanya ia selalu pendiam.Dan menutup diri.
 

" Ck." Decak Selly. Ia kembali memikirkan sesuatu yang masih ia tahan dengan mengigit kuku jarinya.

" Eh, Temen – temen. Kenalin. Ini sepupu gue namanya Selly Septiani." Teriak Selvy. Ia bicara setengah teriak didepan kelas.

 Mereka terlihat Acuh dan sedang  sibuk memeriksa pakaian mereka dan saling membetulkan badge yang mereka tempel hanya dengan double tape. " Sell, Sapa mereka." Sikut Selvy.

Selly hanya mengangguk saja. Lalu mengangkat tangannya memberi salam ringan. Didepan kelas.

" Hai." Sapa Selly. Ia terlihat tidak berniat memberikan salam perkenalan hingga seluruh kelas, juga hanya menarik bibirnya sedikit dan berusaha senyum terpaksa.

Seperti Biasa reaksi murid lama kalau ada murid pindahan, hanya ikut senyum tanpa menyalaminya apalagi kalau anak baru itu cantik, bagi siswi, kalau anak pindahan cantik itu marabahaya. Dan otomatis perhatian para siswa akan tertarik saling mendekati murid baru. Dan bagi Selly, menjadi murid pindahan itu membuatnya malas melakukan apapun, Pasalnya apa yang ia lakukan akan jadi dampak Caper lah, Inilah, Itulah, Maka dari itu ia malas untuk ramah tamah atau tebar pesona pertama. Semuanya akan sia-sia saja, dan ujungnya akan dilabrak karena terlalu berlebihan. Padahal ramah bukanlah Caper atau mau mengikat para siswanya supaya mendekat.

Jadi untuk Kali ini ia lebih baik bersikap dingin saja. karena ujung - ujungnya dijahilin dan diperlakukan buruk. Oleh Murid lama.

" Hei, Jangan macem- macem sama sepupu gue ya? Doi udah punya sabuk hitam. Jadi jangan bikin jahilan lagi kayak anak smp. Gak lucu! Awas ya kalau kalian ngusilin sepupu gue!" Ancam kembali Selvy.

Mereka hanya mangguk saja dan tidak terlalu memperdulikan apa yang dikatakan oleh Selvy.

Tetttt..tettt..tetttt

Bunyi bel upacara sudah dimulai, semua bersiap merapihkan baju dan atribut lainnya.

" Eh, baju gue udah Rapi belum!!" Teriak Rama. Dilanjut Tony. Berucap sama. " Terus Baju Gue rapi gak?" mereka saling berkacak diri.
 

Selvy mengacungi jempol kearahnya. Mereka sudah rapi. Dan siap upacara, padahal kalau bukan hari senin baju mereka otomatis dikeluarkan tanpa memakai atribut seperti sabuk, nama, dasi, ataupun badge lainnya.

" Sepupu lo cantik, Selvy. Boleh deh ntar gue daftar ya..." Ledek Rama.

" Eaaaaa" Teriak semua yang ada dikelas. nyorakin Si Rama centil.

Semua murid sudah berkumpul dilapangan untuk melangsungkan rutinan mingguan yaitu upacara pagi disenin dan upacara sore hari di hari sabtu untuk penurunan bendera.

Selly menatap jauh kearah pintu gerbang, ia berusaha masih memfokuskan pandanganya pada kepala sekolah yang sedang berceramah mengenai tata tertib di sekolah.

" Tuh cowo yang tadi turun dimotor, mereka gak ikut upacara?." Tanyanya dalam hati. Melihat gerombolan Yoga santai jalan dikoridor dan masuk kekelas memasuki kelas menuju III IPA 3. Santai.

" Selvy, Kita satu kelas dengan Yoga." Tanya Selly tiba – tiba. Matanya penuh rasa tidak percaya. Dan menatap nanar kearah selvy.

Selvy hanya mengangguk, dan kembali menunduk.

" Ssstt..!" Desis Selvy. " Iya..." Tambahnya.

Selvy mengisyaratkan untuk selly menutup mulut nya dan berisik. Karena sorot mata kepala sekolah, tertuju pada barisan kedua dari kelas III IPA 3 dari belakang. Selly memang murid pindahan yang tak mengetahui asal usul sekolah Siliwangi yang terkenal popular dikalangan sekolah lain, terkenal oleh Prayoga berandalan antar sekolah dan menindas para murid disekolahnya.

Bel sudah berbunyi, upacara pun telah selesai. Semua murid dilapangan upacara sudah bubar kearah kelas masing masing, dengan kepanasan, dan kehausan, ceramah yang membosankan mengenai tata tertib, yang selalu diulang ulang, padahal pelanggar setia tata tertib yaitu gerombolan Yoga. Dan seputar festival ulang tahun sekolah yang akan diadakan 3 bulan lagi .

"Hari ini. Ibu mau perkenalkan murid baru, pindahan dari Jakarta. Nama nya Selly." Mata Bu Suci wali kelas tajam memandang bangku Selvy dan Selly, lalu senyum kearah Selly supaya mau menunjukan dirinya memperkenalkan diri didepan.

" Selly ayo berdiri. perkenalkan dirimu di kelas ini." 'Wali kelas III IPA 3 bu Suci, Selly berdiri dan memperkenalkan dirinya didepan, ia hanya menyebutkan namanya dan alamat tinggal, meski yang lain ricuh bertanya mengenai status selly? memiliki pacar atau belum. Ukuran CD nya berapa, udah dapet pokemon berapa? dan udah di sun Yoga berapa kali? udah tau belum cowo paling ganteng itu si doni anak band. Dan Yoga.

Selly hanya diam ketika mendengar lontaran demi lontaran, ia tidak menanggapinya kecuali ia memandang dingin wajah Prayoga.

Yoga merasa kikuk dan kaku, Pasalnya ia tidak pernah dipandang dingin seperti itu oleh perempuan atau gadis – gadis si sekolahnya. Ia menyiratkan tatapan selly lain dari yang lain. Ada tatapan kosong bercampur kedalam wajahnya.

Yoga Berdiri, ia merasa risih ditatap Selly.

" Eh, Anak baru. Bisa ngak mata elo, gak lirik wajah handsome gue! Risih tau!!"

Selly menunduk sebentar dan kembali menatapnya tajam. Ia mendengus sedikit kesal dan mengalihkan kembali ke wajah Selvy yang sudah memberinya aba – aba agar tidak membuat keributan dengan dirinya.

Selvy masih menyilangkan kedua lengannya. Selly masih diam selain ia kembali kebangku dan duduk kembali meski bu Suci belum beres bertanya. Bu Suci hanya menggeleng kepala dan mengangkat kedua alisnya.

Tiba – Tiba Memo dari balakang bangku arah komplotan Yoga, Di estapet ke bangku Selly hingga sampai ditangan Selvy dan ditunjukan kearah Selly.

Selly si anak baru,

Ketua gue si yoga mau ngajak lo,kencan pulang sekolah!!Awas ajah kalo lo gak mau,lo bisa habis sama ketua gue.

By.Tino ACC prayoga.hahahahahah

Selly melirik kearah pojokan gerombolan Yoga, Yoga tengah asik mendengarkan musik dari handphone nya, tanpa memerhatikan bu Suci yang sibuk nerangin pelajaran biologi nya. Selly diam dan tetap focus pada bu suci, Ini adalah hari pertama buat selly, dan tidak mungkin bagi dirinya untuk membuang waktunya dalam setahun hanya karena meladeni omong kosong Prayoga dan gerombolan nya.

Waktu yang cukup singkat bagi Selly untuk mengejar mata pelajaran yang sempat tertinggal karena pindahan, sudah duduk dikelas III itu, bukan lagi waktunya untuk bersantai. Cita-cita nya masuk ke universitas kedokteran itu yang membuat dirinya tak pernah membuka hati untuk siapa pun.

Tak ada waktu untuk berpacaran atau mencari lelaki yang ia sukai, ia hanya menyukai taekwondo untuk menghilang kan rasa jenuh yang melanda dan kekesalan nya. Juga ia suka sekali hinggap di café duduk manis dengan laptopnya, menuliskan sesuatau yang tak pernah diketahui oleh siapapun. Bel pelajaran pertama sudah berbunyi,lanjut dengan bel istirahat.

___________

" Istirahat ,yuk_?''ajak Herlin pada Selvy yang sudah nangkring kilat bagai hantu di samping selly.

Selly diam lalu bangkit mengiyakan dengan kedua matanya. Mereka berjalan menuju kantin sekolah dan melewati arah lab, disana sudah ramai semua murid kelas I, II,dan III. Tak ada bangku yang kosong, semua stand kantin baso, siomay, nasgor dan mie rebus semua nya penuh. Selly mengedarkan pandangannya kesekeliling.

Ia berusaha senyum padahal murid lama melihat dirinya penuh rasa tidak suka dan aneh.

" Penuh. Kita balik lagi ajah." Ucap Selvy. " Mereka baru pada makan, belom ngobrolnya. Beli yang lain ajah buat dimakan dikelas." Tambahnya.

Selly hanya mengangguk.

Mereka baru pada makan, menunggu mereka selesai pun akan lama memakan waktu, dan menghabiskan waktu istirahat. Itu membuat Herlin merengek.

"Yah, penuh. Gimana dong, sell?" Rengeknya. Pandangan matanya masih memutar seisi kantin melihat bangku yang mungkin akan segera kosong. Dengan tak sabar mendengar dendang perutnya yang semakin melengking.

"Jajan lain ajah, gue beli minum doank, nanti makan dirumah!" ucap Selly santai.

Selly berdiri dan menghampiri kantin dengan membeli air mineral dan roti. Ia berdiri mengantri. Herlin dan Selvy masih ikutan antri distand mie ayam. Meski bangku nya masih penuh. Berharap yang makan mie ayam gak banyak ngobrol dan kelaperan biar cepet bisa dapat duduk.

"Hei ..., anak baru? Kata bos gue, lo mau makan apa? ntar dia traktir?" ucap Tito. Cowo itu menghampiri Selly yang masih diam mengantri untuk membayar Roti dan air mineralnya.

" Mau makan apa?" Tanya anak buah prayoga yang sedikit kerempeng dengan topi yang terbalik dan rokok dimulut nya. Selly terbatuk batuk, ketika asap rokok tercium ke dalam hidung nya. Selly menutup hidung nya dengan tissue.

Uhuk..Uhuk..

Tenggorokannya.

" Apa disekolah ini dibebaskan untuk merokok!" Ucap Selly datar.

TiTo hanya nyengir kembali mengepulkan asap ke wajah Selly. Ia berusaha mengacuhkan perkataan anak buah yoga.

Selly Menatap Yoga duduk dibangku kantin dipojokan. Mata mereka berdua saling bertatapan. Selly kembali menatap dengan tatapan Miliknya.

" Tito Apa –apaan sih!!" Bentak Selvy.

Selly meliriknya. Ia melangkahkan kakinya santai menghampiri Selvy yang kii diganggu oleh Tito. Dan tak tahan melihat tingkah nya kali ini, mengganggu selvy dengan menumpahkan jus orange ke seragam putihnya, namun selvy hanya diam menahan tangis. Wajah Selvy merah dan hampir menangis.

"Apa coba maksud nyaa, menumpahkan jus melirik kemuka gue, ngancem apa maksud nya??" Tanya selly dalam hati, berusaha bungkam menutup mulutnya rapat. Menyumpahi anak itu setengah mati supaya ia kecebur di got terus gak ada yang nolong.

Selly geram, ia meremas botol air mineral nya. jalan penuh kekesalan menghampiri selvy. Ia kembali menatap Yoga yang duduk diam memandangi anak baru yang berani menatapnya terang-terangan, melempar tatapan penuh kebencian kearah lelaki yang ditakuti di sekolah.

Selly menyeringai Wajah Yoga kali ini. Ia menaikan bibir kecutnya kearahnya.

Prayoga bangkit. Dagunya naik dan berdiri tepat di hadapan selly. "Maksud lo, apa?" Tanya yoga kesal. Dengan kedua tangan nya masuk kedalam saku celana nya, menatap Selly yang masih menatap nya penuh dan berusaha menahan amarah nya.

"Eh_lo kira ini film meteor garden apa? Semena mena di sekolah hanya karena anak dari pemilik sekolah!!. Tanya kembali Selly singkat.

Yoga cengengesan, menahan tawa nya di sertai gerombolan nya yang ikut nimbrung dibelakang yoga. Mereka semua memasang tampang memuakan bagi Selly. Dan ikut terang terangan ketawa ketiwi kepada mereka.

Selly kembali membalik. Mengibaskan rambut yang sebahu.

Ia membuka tutup air mineral lalu meneguk nya didepan Yoga. Ia masih diam dengan wajah plong karena dehidrasi nya sudah teratasi. Air mineral yang lewat di kerongkongan nya membuat dirinya nyaman.

"Air nya segar, tapi kenapa mendadak gue jadi mual. ya ....". Sembur nya kedepan wajah yoga yang masih dingin, menatap anak baru yang berani berceloteh di depan nya.

"GUE,SUKA CEWEK KAYAK ,LO!!!!" Ledek Yoga santai.

" HUUUUU..."

Tiba-tiba Yoga nembak selly didepan gerombolan nya, dan membuat gempar seisi kantin, selama ia sekolah di SMU milik ayah nya ia tak pernah nembak cewek, biasanya juga cewek yang nembak dia terus jadian seminggu lalu putus tanpa sebab.

Sesudahnya dibully sama gerombolan nya habis-habisan, lalu keluar dari sekolah karena enggak tahan dengan kelakuan Yoga.

Seluruh isi kantin bersorak riuh, mereka bersorak sorai

TERIMA ..., TERIMA ..., TERIMAA.

TERIMA ..., TERIMA ..., TERIMA.

PROKK ..., PROKK ..., PROK ....

Dengan senada meja dan kursi yang dipukul pukul, Selly hanya nyengir lalu memberikan botol sisa air mineral pada Yoga.

"Coba. lo minum!!! RASA NYA PASTI SANGAT MEMUAKAN !!!!, SAMA HAL NYA LIAT WAJAH ELO!!!!" Selly membalik, meninggalkan Yoga yang diam tertohok dan mendengus kesal. Selama ia tinggal disekolah milik Papa nya gak ada yang berani menolak perintah. Apalagi menolak cinta yoga. Banyak perempuan yang mau jadi pacarnya. Yoga itu cukup keren, putih , tinggi, kaya lagi.

Sell ..., sell ...,selly ..., hei anak baru. lo gak boleh gituh sama si yoga, AWAS LO BISA HABIS LO!!! Ancam si keriting yang menghalangi jalan Selly dan mengancamnya. Tito Menghentikan langkah Selly,memegangi lengan Selly Erat agar bisa menahan Selly dan meminta maaf pada Yoga.

"LEPASIN! GUE. KALO LO GAK MAU JATOH!!!" Ancam selly. Dengan mata tajam miliknya.

" Udah, Sell, Yuk..ah, kita masuk kekelas." Ajak Selvy dan Herlin yang udah pada ketakutan.

Selvy meringis ketakutan, menarik-narik Selly supaya tak terpancing mereka, membiarkan mereka berlaku sesuka hatinya. "Udah, Selly. Ga pa-pa kok gue!! bener kok?" Selvy meringis membujuk Selly yang masih menatap tajam, membalik kearah Yoga.

Yoga mengangkat kedua alisnya. Dan mengendikan bahunya.

"INI ANAK BUAH LO..., YOGAAA!!!" Teriak Selly senyum. Menantang Yoga menatap pertunjukan.

Selly memutarkan lengan anak buah Yoga dengan satu tangan. Berhasil ia kunci lalu dijatuhkan. Jatuh tepat pada mata kaki Selly yang memakai sepatu kets compass warna pinky.

Mata yoga melotot kearah selly, ia kaget si Tito jatuh tersungkur gitu ajah oleh Selly. Melihat sikeriting yang mirip budi anduk itu meringis kesakitan.

" Aw..Adu, Aduh. Sakit..Sakit!! weeyyy..!!!" Teriaknya cengeng.

Selly Melihatkan tatapan kemenangan kearah Yoga. Ia tersenyum lebar dan penuh kecut kerah Yoga. Melihatkan Ia bukan cewek lemah yang dibuat sesuka hatinya.

Yoga masih diam mematung disudut kantin, masih melihat dengan tatapan dingin kearah selly. Anak buah nya Rudi, Andi, Jerry , menghampiri Tito yang jatuh dan membangunkan nya. Gerombolan yang lain ikut geram namun masih melihat isyarat yoga yang menahan nya.

"DASAR LO, anak baru pindahan berani lo MACEM-MACEM SAMA KITA!!" teraik Tito.

" Masih Berani, lawan satu satu!" Ancam Selly. " Gue gak takut kalian!!"

" Dasar nenek sihir!!" Ringis Tito. Melihat Selly balik kanan dan santai. Herlin dan Selvy ikutan meringis mereka menarik lengan selly cepat supaya tak ada lagi kerusuhan dan akan kena hukuman guru PKS.

"Gila_lo sell, gue bilang gak papa kok! ntar juga gue tutup sama jaket kok!!! Mati deh gue ma Herlin, kalo mpe ada ancaman dari gerombolan Yoga, awas ajah lo!!?" Ancam Selvy.

" Iya, Sell. Gimana nih, kita.." Ucap Herlin Gemetaran. Ia mengigit kukunya seketika. " tapi itu hebat, Sell.." Puji Herlin. Melihat Selly dengan mudahnya mengambrukan Tito hanya dengan satu lengan.

"Iya..., Sell. Yoga pasti lapor sama guru PKS. Mampus deh, elo! dapet catatan hitam pastinya!" Tambah Herlin.

Selly hanya menaikan kedua alisnya, dan duduk di bangku memakan roti dan diteguk lagi air mineral nya. Ia tidak menaggapi lagi Ucapan orang terhadapnya. Seolah ia menutup telinga dan dirinya dari luar dan serius mengerjakan pelajaran matematikanya.

Bel jam pelajaran mulai lagi. Sebagian murid sudah masuk, tapi gerombolan yoga belum kembali lagi masuk kelas. Membuat sebagian murid menatap tajam kearah Selly. Memicingkan mata, namun tak membuat selly bergeming. Dan membuat Selly Merasa bersalah pada Tito. Ia tetap kalem dan tidak peduli apa yang mereka bisikan dibelakang dan gosipkan.

Ia sudah terbiasa menjadi murid pindahan yang berganti – ganti sekolah karena ia sulit beradaptasi disekolah barunya.

_________


 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya MY BIG BOS And INDOMIE#CeritaDanRasaIndomie
2
4
Rasaku padanya memang seperti Indomi Telor kornet, ( INTERNET ) mengantarkan sinyal tercepat yang kutangkap lewat wajah dan hatinya. Tiap kali turun Hujan tak disangka aku selalu bertemu dengannya ditempat sederhana. Indomie dan dirinya selalu membawakan kenangan indah, Walau akhirnya aku tau dia adalah CEO ku. Ia tak pernah menunjukan bahwa ia memiliki segalanya, justru dari hal sederhana dariku ia belajar bagaimana menghargai hidupnya. 
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan