Intro - Nasi Goreng Cerita?

5
0
Deskripsi

Siapa saya, dan apa itu nasi goreng cerita? Apakah Nasi Goreng Cerita itu panduan untuk bikin cerita?

Selamat datang di Nasi Goreng Cerita!

Saya Dewe. Penulis komik, serial TV, dan story consultant. Sepanjang karir, saya sering menemani para penulis, mulai dari pemula sampai yang berpengalaman, dalam menorehkan karya mereka. Saya menemani mereka mulai dari mencari ide, pembagian babak, sampai dialog terakhir yang mereka tulis. Berkat mereka, saya terus belajar hal baru tentang pembuatan cerita yang selalu mengejutkan saya.

Beberapa tahun terakhir, sambil saya menulis cerita dan menemani teman-teman saya membuat cerita, saya banyak mengonsumsi pelajaran teknik-teknik bercerita, baik dalam format video, buku, sampai kelas.

Meskipun semua sumber itu berharga, saya merasa kebanyakan sumber itu berada di ekstrem kanan atau kiri. Ada yang sangat teoretis dan akademis dalam membedah apa itu cerita, ada juga yang langsung terjun ke struktur cerita seolah kita menjawab ulangan. Kelas atau tips menulis pun masih lebih banyak yang berkutat di kepenulisan film ataupun novel, sementara medium kita sudah bertambah banyak--dari komik, komik strip, game dan lain-lain, yang belum memiliki standar baku seperti film.

Saya merasa banyak dari kita yang ada di “tengah” ekstrem ini. Misal, belum tentu seorang yang baru belajar menulis ingin membuat cerita seperti film Casablanca--bagaimana kalau dia cuma mau buat fanfic panas? Saya rasa, saya punya ilmu dan pengalaman unik yang bisa dibagikan di sini--tidak terlalu membahas dasar teori, tapi juga tidak membuat penulis merasa mereka ditugaskan mengisi tabel struktur.

Seri ini berisi panduan dan dorongan untuk kamu yang ingin mulai menulis cerita, tengah menulis cerita, atau sedang mentok membuat cerita. Nasi Goreng Cerita akan menjawab segala pertanyaan yang muncul saat kamu menulis cerita, mulai dari mencari ide, cara memulai cerita, bagaimana menyusun sinopsis, kapan kamu mulai menulis karakter, dan lain-lain. Proyek ini akan berisi tulisan campur-campur: panduan praktis, dasar teori, sampai opini. Seperti nasi goreng: semua bisa masuk!

Anggaplah tulisan saya sebagai suplemen dari teknik pembuatan cerita yang sudah kamu pelajari. Kalau boleh menyebut merk, tulisan di sini akan mirip dengan channel kreator video game Masahiro Sakurai--yang lebih bersifat refleksi dan saran-saran umum ketimbang buku panduan. Oleh karena itu, Nasi Goreng Cerita bisa dinikmati bukan hanya oleh penulis, tapi siapapun yang tertarik dalam bidang penceritaan.

Nasi Goreng Cerita akan terbit setiap minggu selama minimal 6 bulan. Walaupun sebagian dari tulisan ini adalah konten berbayar, kamu akan bisa menikmatinya dengan cara berikut:

  • Gratis - 2 tulisan pertama (tidak termasuk post ini) dan 2 tulisan terakhir akan selalu gratis.
  • Nasi Goreng Satuan Rp10.000/post - Kamu bayar Rp10.000 untuk membeli akses ke satu tulisan selamanya. Cocok kalau kamu tertarik dengan topik-topik tertentu saja.
  • Paket bulanan Rp30.000/bulan - Kamu bayar Rp30.000 untuk akses membaca semua tulisan selama satu bulan. Cocok kalau kamu ingin baca semua post dalam waktu singkat.
  • Paket Lifetime Rp120.000 - Kamu bayar Rp120.000 untuk membuka semua akses tulisan, baik yang sudah terbit maupun belum, selamanya. Karena ini lumayan mahal, pastikan kamu pilih ini karena memang ada niat mendukung seri ini secara finansial!
Roadmap Nasi Goreng Cerita

Saya harap, selain belajar tentang teknik pembuatan cerita, kita bisa belajar mengapresiasi mereka yang bekerja di balik cerita-cerita yang kita nikmati—baik itu penulis, ilustrator, musisi, performer, dan lain-lain.

Terakhir, kenapa Nasi Goreng Cerita? Gampangnya, nasi goreng adalah makanan favorit saya—dan sepertinya juga makanan favorit artis luar negeri yang datang ke Indonesia. Semua orang bisa membuat nasi goreng, tapi tetap saja ada yang saya sebut nasi goreng favorit saya. Kenapa saya bisa suka nasi goreng di satu tempat, tapi tidak suka nasi goreng di tempat lain? Apa yang membedakan nasi goreng “enak” dengan tidak, padahal yang namanya nasi goreng ya nasi yang digoreng*? Bagi saya, ini paralel dengan pembuatan cerita—bahannya itu-itu aja, tapi teknik pengolahannya lah yang membedakan.

Catatan tambahan soal Nasi Goreng Cerita:

  • Kenapa saya menyebut “pembuat cerita”, dan bukan penulis? Menurut saya, tulisan hanyalah salah satu medium bercerita. Kamu bisa punya cerita yang ingin disampaikan lewat musik, storyboard, komik, instalasi, dan lain-lain. Oleh karena itu, Nasi Goreng Cerita tidak dikhususkan bagi para penulis saja.
  • Kalau kamu mau membuat cerita, jangan jadikan tulisan-tulisan saya sebagai satu-satunya sumber! Di luar sana ada sumber teknik menulis yang tidak terbatas, dan tidak ada yang salah dari mereka.
  • Nasi Goreng Cerita tidak akan membahas secara detail cara membuat plot, karakter, world, dan lain-lain. Saya akan pertimbangkan menulis tentang itu setelah 6 bulan proyek ini berjalan.
  • Contoh-contoh yang saya ambil dalam seri ini sebisa mungkin akan saya ambil dari film, novel, dan komik yang populer atau mainstream. Cerita-cerita pop dan mainstream seringkali “disalahkan" para ahli cerita karena sifatnya yang dangkal dan tidak menantang intelektual pembacanya, tapi saya tidak setuju dengan itu. Selain karena banyak yang bisa kita pelajari dari cerita-cerita yang mendominasi pop culture, banyak dari kita yang terinspirasi untuk berkarya karena terpapar pop culture tersebut. Saya rasa, bukan tempat saya untuk menginvalidasi inspirasi mereka hanya karena persepsi kedangkalan atau popularitas karya yang mereka nikmati.

Silakan gunakan kolom komentar untuk bertanya, dan mungkin saya akan menambahkan pertanyaan kamu dalam artikel ini.

Sampai ketemu di tulisan berikutnya!

Nikki Dibya Wardhana

*technically, ditumis. Tapi tolong lepaskan saya dari bahasan ini.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
Announcement
Selanjutnya Ide, dari mana datangnya?
3
0
Kita sering memuji cerita dengan ide yang bagus. Kalau ada cerita yang sangat unik, kita bertanya ke penulisnya: dari mana idenya datang. Kita bahkan sering mengkritik sebuah cerita panjang bahwa mereka “kehabisan ide”.Tapi, sebenarnya ide itu apa? Apakah dia datang sendiri, atau bisa kita “paksa” untuk datang? Kalau ada ide cerita yang bagus, adakah ide cerita yang buruk?Tulisan ini adalah refleksi dari pengalaman saya selama beberapa tahun bekerja di tim yang kerjanya “menghasilkan ide”.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan