Ide ceritamu bukan cerita

3
0
Deskripsi

Ketika seseorang menemukan ide cerita, bukan berarti dia sudah punya cerita. Post ini akan membahas apa bedanya ide cerita dan cerita, dan apa yang harusnya kita punya sebelum mulai menulis--atau minta orang lain menulis cerita.

Ide cerita bukan cerita? Maksudnya?

Kamu mungkin berpikir kamu punya ide cerita yang tidak mungkin salah. Kamu bersemangat mendengarnya, teman-teman juga merasa itu ide yang bagus. Di saat ini, kamu harus sadar kalau yang kamu punya itu adalah ide cerita, bukan cerita itu sendiri. Jangan terburu-buru menulis cerita penuh atau chapter-chapternya!

Penulis yang terburu-buru memulai karyanya seperti ini punya risiko di tengah penulisan. Ide yang dia punya ternyata hanya cukup untuk beberapa adegan saja. Dia tidak punya cast of characters yang solid, atau setting yang unik, atau potensi konflik yang menarik yang bisa “menghidupi” ceritanya. Untuk membuat cerita baru, dia harus terus memulai semuanya dari nol.

Hal ini biasanya mengakibatkan apa yang sering kita sebut dengan kehabisan ide, sehingga menyebabkan 2 hal:

  • Cerita berhenti tanpa konklusi atau perpisahan yang menyenangkan
  • Arah cerita berubah menjadi lebih panjang, atau “serius”

Kecuali memang direncanakan seperti itu, dua hal ini adalah hasil yang kurang diinginkan. Semua ini disebabkan karena si penulis menganggap “ide cerita” adalah “cerita”, dan langsung memulai karyanya tanpa punya cerita.

(dan ini bukan tentang panjangnya proses merealisasikan ide tersebut--ini akan dibahas di post lain!)

Pengalaman Pribadi?

Kesulitan di atas saya alami sendiri dalam pembuatan Super Santai, debut Webtoon saya yang dikerjakan bersama ilustrator Beny Maulana.

Super Santai berangkat dari ide yang sangat menyenangkan--lima orang pemalas yang tiba-tiba harus menjadi Super Sentai--pasukan warna-warni pembela bumi. Kita langsung bersemangat--Beny mengerjakan desain karakter, saya menulis karakter itu sendiri--jagoannya, musuhnya, kejadian-kejadian yang mungkin terjadi, dan lain-lain. Kita langsung berangkat membuat komik stripnya, yang tentu saja lancar karena ide di kepala kita banyak sekali. Kita bahkan masih bisa membuat Webtoon yang terbit 2x seminggu!

Tapi, semakin ke belakang, semakin saya kesulitan membuat episode-episode berikutnya. Bukankah konflik ini sudah pernah terjadi? Kayaknya musuh model begini sudah pernah, deh. Kayaknya cerita ini nggak seru, deh. Apa lagi ya?

Pada saat break di season 1, kami kehilangan momentum dan gagal melanjutkan ke season 2.

Apa yang salah? Pertama, saya gagal menyiapkan cerita Super Santai, dan idenya hanya cukup keren untuk beberapa adegan yang kita pikirkan. Kedua, dalam menulis karakter, saya hanya menulis background story, sifat-sifat, dan motivasi dasar mereka, tanpa memikirkan potensi interaksi yang menarik antar mereka, atau antara mereka dengan setting dunianya.

Kalau saya punya kesempatan me-reboot Super Santai, saya akan berangkat dari memperbaiki dua hal itu.

Apa bedanya cerita dengan ide cerita?

Bayangkan situasi ini: Kamu ingin mengerjai teman sekantor kamu yang gullible. Kamu cerita ke dia bahwa tadi pagi, kamu foto bareng Taylor Swift.

Mata teman kamu terbelalak. Ia menggamit lenganmu sambil bertanya, “Kok bisa?”

Kenapa dia bertanya seperti itu? Dia menyadari tiga hal ini:

  • Normalnya, kamu tidak ketemu Taylor Swift, karena satu negara saja tidak
  • Pada suatu pagi, kamu foto bareng Taylor Swift
  • Oleh karena itu, pasti ada prosesnya bagaimana kamu bisa foto bareng Taylor Swift

Perhatikan bagaimana tiga hal di atas membentuk sebuah alur: Mulai dari hari normal kamu yang biasanya tidak ada Talyor Swift, kamu melakukan sesuatu, sampai akhirnya kamu bisa foto bareng Taylor Swift. Tiga hal ini adalah komponen utama dalam cerita: titik awal, titik akhir, dan proses.

Pertanyaan darinya, “Kok bisa?” adalah pertanyaan yang kita tanyakan saat ingin mendengar cerita. Cerita adalah proses bagaimana titik awal bisa sampai ke titik akhir.

Kita ambil contoh lain: My Hero Academia, karya Kohei Horikoshi. Di setting MHA, dijelaskan bahwa manusia yang memiliki kekuatan super adalah hal yang normal. Mereka banyak yang berkarir sebagai Hero. sampai ada sekolah khusus Hero. Karakter utamanya, Izuku Midoriya, dikenalkan sebagai anak yang lemah dan tidak punya kekuatan khusus. Yang ia punya hanya kebaikan hati dan keberanian yang terpendam.

Apakah ini cerita My Hero Academia? Tidak, Horikoshi menuliskan secara gamblang cerita komiknya ini di salah satu panel di bab pertamanya:

My Hero Academia (Kohei Horikoshi), Chapter 1

“Inilah cerita bagaimana aku menjadi Hero yang hebat.”

My Hero Academia dimulai dari bocah lemah, Izuku Midoriya, ingin menjadi Hero yang hebat. Saat tulisan ini dibuat, MHA belum tamat, tapi saya bisa menjamin bahwa kita akan tahu apakah Midoriya berhasil atau tidak. Dan cerita My Hero Academia adalah proses bagaimana Midoriya menjadi Hero yang hebat.

Bagaimana untuk cerita yang tidak akan tamat?

Ini pertanyaan valid. Tidak semua ingin membuat cerita yang “tamat”, dan tidak semua cerita butuh “tamat”. Doraemon, Spongebob, Upin dan Ipin tidak dirancang untuk tamat. Bahkan kebanyakan komik superhero Marvel--ambil contoh Spider-man dan Batman--tidak dirancang untuk “tamat”. Mereka adalah karakter yang harus ada terus, ceritanya harus terus ada tiap terbit. 

Apakah mereka hanya bergerak dengan ide cerita? Tidak, tapi cerita mereka bergerak dengan struktur episodik. Tiap episode Doraemon, tiap story arc dari Spider-man, itu adalah satu cerita penuh. Cerita episodik bisa berjalan terus dengan modal karakter, konflik, atau setting yang tepat. Ada kebutuhan-kebutuhan khusus dari karakter, konflik, atau setting ini sehingga mereka bisa menjadi pondasi  dari cerita yang tidak ada habisnya, dan yang paling penting, selalu menarik.

Inilah yang akan saya bahas di post berikutnya: bagaimana cara menyiapkan ide cerita menjadi cerita.

Sumber:

Interview dengan Koike, editor My Hero Academia: https://mangaplus.shueisha.co.jp/web_pages/126/

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
Ide
Selanjutnya Ide Cerita Menjadi Cerita
2
0
Kamu punya puluhan ide cemerlang bertumpuk di kepala. Semuanya tampak menarik, lagi. Terus, harus mulai dari mana? Ide apa yang harus saya kembangkan?Post ini akan menjelaskan salah satu cara untuk mengembangkan ide cerita kita jadi cerita yang menarik.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan