
Tiga anak kos, yang sedang gabut bermain kartu remi Seven. Bagi yang kalah, harus dihukum dengan sesendok Mie... yang rasanya tak lazim.
~
××
~
Kartu remi adalah kartu permainan yang biasa dipakai orang - orang saat senggang. Kartu remi terdiri dari 52 kartu. Ada keriting, wajik, hati, dan sekop. Setiap elemen ada kartu bernomor 2 sampai 10. Ditambah J, Q, K dan As. Jangan lupa sepasang Jokernya.
Banyak variasi permainan dari kartu remi. Seperti 41, poker atau bridge. Dalam cerpen ringan ini, diceritakan orang - orangnya bermain kartu Seven.
Cara mainnya adalah mengurutkan kartu mulai dari kartu berangka 7. Siapa yang paling banyak sisa kartunya, dialah yang kalah.
Tak seru kalau main kartu tanpa guyonan. Biasanya, pemain yang kalah diberi sanksi konyol, entah wajahnya diolesi tepung, atau disuruh push - up beberapa kali.
Cerita pendek ini didapat dari kebiasaan penulis yang kadang main kartu saat lagi nganggur. Untuk nama tokoh - tokohnya dibuat sesimpel mungkin, barangkali bisa mengurangi tingkat kebosanan saat membaca. Soalnya tema ini sudah banyak dikisahkan oleh para story teller yang dulu - dulu, jadi intinya hanya mengulang cerita mereka aja si..
Bagaimanapun, trims untuk yang sudi melirik dan membaca kisah ini..
Happy reading
~
××
~
Di sebuah kamar kos, tiga orang sedang bersantai. Yang satu panggil saja dengan si A. Ia sedang mendengar lagu Westlife di walkmannya. Lalu yang sedang tidur - tiduran sambil baca komik Doraemon, namanya B. Dan yang ketiga, seorang mahasiswa teknik yang sedang menyetrika jaket almamaternya, bernama C. Ketiga pelajar itu tinggal di kamar kos, satu kamar untuk bertiga karena keterbatasan biaya. Dan biar engga sendirian pas lagi ngapa - ngapain.
"B-ha-ha-ha!", si B tertawa cekikikan.
"Hemm.. Mulai deh, pasti baca Doraemon yang volume 29 kan?", kata si A.
"Tau aja lu.."
"Perasaan dari kemaren itu - itu mulu yang dibaca... Engga bosen apa?"
"Yah mau gimana lagi, hiburannya cuma ini.. Kita kan anak kos, apa - apa serba terbatas, jadi bosen ya bosen tapi mau gimana lagi..."
Si C yang dari tadi menyetrika, kemudian berdiri sambil mengangkat tinggi - tinggi jaket yang sudah disetrikanya.
"Nah, sekarang udah rapi dan licin.", katanya senang lalu menggantung jaket itu di sebuah hanger.
"Tumben lu nyetrika jaket. Emang ada acara ya?", kata si A.
"Ada, dong. Besok tuh rencananya gue mau ikut pelatihan diplomasi di kampus.", jawab si C sambil membereskan peralatan setrikaan.
"Pelatihan diplomasi apaan si?"
"Pelatihan diplomasi itu.. Pelatihan kayak seorang diplomat luar negeri.. Yang jadi mentornya itu mantan Duta Besar Republik Ceko. Dia diundang kesini buat ngasih pelatihan dasar, gimana caranya menjadi seorang wakil negara dalam forum internasional."
"Hooo.. Tapi bukannya elu anak teknik, kok ikut pelatihan kayak gitu?"
"Ya boleh dong. Selain nambah pengalaman, siapa tahu ada cewek - cewek cakep di pelatihan."
"Alah jadi anak kos kayak elu mah paling dicuekin ama cewek - cewek."
"Et jangan salah, gini - gini gue udah pernah nembak belasan cewek."
"Hasilnya?"
"Berakhir dengan kegagalan. Paling lama hubungan bertahan selama sebulan. Paling sebentar tiga jam setelah jadian langsung putus."
"Pacaran tiga jam terus putus, model apaan tuh?"
"Itu namanya JADI JAMPUT. Sejam Jadian, Sejam lagi Putus."
**
Mereka bertiga berkelakar sampai hampir tengah malam. Karena kehabisan bahan obrolan, mereka bingung mau ngapain lagi soalnya mata masih belum ngantuk. Pas mereka sedang geledah - geledah isi lemari, mereka tak sengaja menemukan segepok kartu remi. Masih bisa dipakai meski sudah usang.
"Eh gimana kalo kita main remi aja? Gabut nih!", kata si A.
"Boleh, boleh! Gue juga suntuk nih!", sahut si B.
"Biar seru, yang kalah dipolesin tepung ya..", kata si C.
Mereka pun mencari sisa - sisa tepung. Namun karena mereka jarang masak dengan bahan itu, mereka tidak menemukannya. Yang ada hanya kopi beberapa sachet. Dan sebungkus mie instan rasa Kari Ayam.
"Nahh, berhubung tepungnya tidak ada, kita pakai kopi aja!"
Lalu mereka pun mulai bermain. Mereka bermain kartu Seven. Cara mainnya sederhana. Setiap pemain diberi setumpuk kartu, lalu kartu berangka 7 dibuka. Setiap pemain bergiliran mengeluarkan kartunya sampai habis. Tapi harus urut dari kartu angka 7. Pemain yang paling banyak sisa kartunya, dia yang kalah.
Baik si A, si B, dan si C sama - sama pernah menang dan pernah kalah. Saat kalah, mereka dikasih hukuman meminum kopi hitam sachetan satu bungkus, yang dikasih air dingin. Tanpa dikasih gula. Gelasnya ukuran besar pula.
"Gilak, perut gue kenapa kayak dangdutan gini ya?", kata si A.
"Sama, gue juga kembung - kembung gimana gitu..", kata si B.
"Kalian si.. Main kartu kalah mulu.. Jadi sering minum kopi kan...", kata si C, yang paling sering menang main Seven.
"Ah lu curang, masak kartu gue lu intipin lewat cermin lemari!", kata si B.
"Salah sendiri, siape suruh duduk di depan cermin?", ejek si C.
"Tapi lu kan engga tahu kartu gue. Kok sering menang si?", tanya si A.
Si C pun memberitahu salah satu triknya. Caranya adalah dengan menahan. Tahanlah kartumu, sementara itu ikutlah alur permainan mereka. Saat mereka mentok, mereka harus menunggu kartu yang vital keluar agar mereka mengeluarkan kartu yang dipunya. Semakin lama kartu berpengaruh yang satu itu ditahan, pemain lain semakin menumpuk kartunya.
"Ah itu sih menghambat permainan. Engga seru!", kritik si A.
"Suka - suka gue dong, orang kartunya milik gue!", kata si C.
Mereka mau main lagi, tapi sepertinya perut mereka mulai keroncongan. Mereka juga tak mampu meminum kopi aneh itu lagi kalau kalah. Jadi mereka cari makan.
"Di lemari ada sebungkus mie tuh. Masak aja gimana?", kata si A.
"Boleh, boleh.. Air hangat di heater masih ada kan ya. Pake itu aja."
Mereka pun masak mie itu bareng - bareng. Tapi sebelum mereka menyantap mie yang sudah matang itu, mereka kedatangan tamu. Rupanya ada anak kos sebelah. Anak itu mengantar nasi goreng tiga bungkus. Katanya ia habis datang dari rapat kegiatan di kampusnya, tapi karena waktu itu sudah lewat tengah malam jadinya banyak yang pulang duluan, dan makanan untuk orang - orang yang rapat masih ada sisa.
Si A, si B, dan si C yang waktu itu perutnya keroncongan senang bukan main. Mereka berterimakasih dan langsung menyantap nasi goreng sampai habis, masing - masing anak makan satu porsi lengkap dengan telur dadar dan irisan daging ayam goreng.
Setelah kekenyangan, mereka baru ingat kalau mereka sudah kadung memasak mie kuah Kaldu Ayam.
"Yaelah, baru inget! Mie - nya gimana nih?"
Mereka bertiga melihat mie itu. Kuahnya sudah surut. Kini tinggal mie - nya saja yang berwarna kuning agak keputihan.
Karena perut mereka sudah kenyang, tapi mie - nya sudah kadung mateng, mereka pun menemukan ide: Mie itu dipakai untuk hukuman bagi yang kalah main Seven.
Akhirnya, mereka lanjut main kartu remi. Kalau tadi yang kalah harus minum kopi hitam yang rasanya hambar, kini lebih aneh lagi. Yang kalah harus makan sesendok mie rasa Kari Ayam tapi kuahnya sudah menyusut.
Bayangkan, mie kuah bumbu Kari Ayam yang biasa saja kadang terasa asin banget, lah ini engga pake kuah sama sekali, gimana rasanya?
Hanya si A, si B, dan si C yang tahu. Mereka lagi - lagi menang kalah menang kalah dalam game Seven, dan saat kalah mereka harus mencicipi mie asin tingkat dewa itu.
Tapi kalau dihitung - hitung, yang paling apes adalah si C, soalnya ia yang paling sering menelan kekalahan.
Soalnya si B sudah pindah posisi. Si B tak lagi duduk di depan cermin lagi, jadi si C tak bisa lagi mengintip kartu - kartu milik si B.
Sedangkan si A, karena sudah dikasih tahu ilmunya sama si C tadi, malah menggunakan trik itu dalam setiap putaran. Alhasil, ia dibantu dengan keberuntungan mampu menahan kartu - kartu vital yang dimilikinya, dan mengeluarkan kartu itu di saat lainnya mentok.
"Guru dipecundangi muridnya..", kata si A, sambil melirik ke arah si C yang lagi tepok jidat.
"Dan keadilan akan selalu menang. Yang curang sono aja lu!", kata si B. Sambil melet kepada si C, ia membereskan mangkok mie yang sudah kosong itu beserta tumpukan kartu remi.
Tamat
~
××
~
××
~
Unsur intrinsik dalam cerita:
1. Judul: Kartu Re-Mie. Judul diambil dari benda yang dipakai para tokoh dalam cerita. Cuma karena masih ada hubungangannya dengan mie, maka kata Remi diganti menjadi Re-Mie.
2. Tokoh: Tiga tokoh utamanya adalah anak kos bernama si A, si B, dan si C. Sengaja dibuat sederhana agar mudah diingat. Sedangkan untuk satu tokoh lainnya adalah seorang anak kos sebelah. Ia tokoh pendukung.
3. Alur cerita: Maju. Karena cerita ini hanya berjumlah 800 kata lebih sedikit, jadi akan lebih mudah mencerna cerita kalau pakai jenis ini.
4. Sudut pandang: Cerpen ini menggunakan sudut pandang orang ketiga.
5. Setting: Tempatnya di kamar kos. Waktunya lewat tengah malam. Dan suasananya lagi santai.
~
××
~
Unsur ekstrinsik dalam cerita:
1. Pesan moral (kalau mau disebut pesan moral): Teruslah belajar. Dan jangan curang.
2. Sumber inspirasi: Pengalaman penulis yang suka main kartu Hearts.
~
××
~
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
