
Mendadak Jadi Istri - Chapter 19 “Masa Lalu Haechan”
Tiga pemuda yang memprakasi diri bahwa tidak akan mengikat hubungan serius hingga ajal menjemput. Renjun si pelukis terkenal, Haechan sang bintang bersinar, dan Yangyang translator handal. Ketiganya hidup di tengah kota Seoul, berusaha keras mencari uang demi dapat bertahan di kota tersebut. Namun, akankah ketiganya terus melajang dan melakoni kehidupan bebas untuk selamanya?
Note: ini work dari Wattpad dengan judul yang sama.
Masa Lalu Haechan
.
.
.
Seminggu kemudian, Johnny memintanya untuk datang ke agensi dan langsung menemui Mark di ruangannya. Di sana ada beberapa staff lain yang ikut memantau sekaligus memberikan evaluasi. Haechan mendengarkan demo yang telah disiapkan Mark dari seminggu lalu. Dua staff perempuan sedang mendiskusikan kata atau frasa yang lebih baik direvisi dengan produser lain, sedangkan Haechan tanpa sadar telah menitikkan air matanya.
“Sweetheart,” panggil Mark pelan, “are you ok?”
Haechan mengangguk, “Aku hanya terbawa suasana karena lagu ini,” jawabnya sembari menghapus air mata di sudut matanya. “Ngomong-ngomong,” katanya pada semua orang di ruangan itu, “siapa yang menyanyi di demo ini?”
“Masa penyanyi sekaliber dirimu tidak menyadarinya?” tanya salah satu staff perempuan yang menaik-turunkan alisnya.
“Mark yang menyanyikannya,” potong produser lain. “Aku heran mengapa Mark tidak ingin menjadi idol, padahal dia dapat menyanyi sekaligus ngerap dengan baik.”
Haechan terkejut. “Tunggu, kau yang menyanyi sekaligus rap di demo ini?” tanyanya pada Mark dan diangguki oleh lawan bicaranya. “Kau luar biasa!” Haechan beranjak dan menghampiri dua staff perempuan. “Noona, tolong liriknya jangan banyak diubah dan jika bisa, aku ingin Mark-sshi yang menyanyi untuk bagian rap dalam lagu ini. Apa boleh?”
“Kami akan membicarakan lebih dulu dengan tim,” pungkas staff noona berambut sebahu, “jika dari pihak tim tidak ada yang keberatan, rapat akan langsung diadakan untuk membahas konsep musik video sekaligus pada masa promosi bersamamu dan Mark-sshi.”
“Baik, Noona. Terima kasih,” bilang Haechan seraya membungkukkan badan.
Tidak terasa, single musim dingin yang dibawakan Haechan telah mengudara sejak pekan lalu. Syuting musik videonya dilakukan di dalam ruangan dan sesi fotonya diambil di sekitar sungai dekat agensi. Hasil rapat sebelumnya memutuskan bahwa video klip hanya akan menampilkan Haechan saja, tetapi saat tampil, Mark dapat menemani Haechan di atas panggung atau di acara radio. Keduanya tak keberatan, justru menyambut dengan semangat muda.
“Haechan-sshi, single terbarumu laku keras di pasaran. Beberapa kritikus musik juga menyanjung lagumu. Apa pendapatmu tentang ini?” tanya sang DJ di sebuah acara radio.
Haechan tertawa kecil, “Ini adalah lagu yang dibuat oleh Mark hyung,” ia melirik pada pemuda yang lebih tua setahun darinya. Sesuai kesepakatan yang telah dipertimbangkan, Haechan memanggil dengan sebutan Hyung, tidak dengan Babe seperti permintaan Mark sebelumnya. “Aku berdiskusi dengannya dan ia menanyakan padaku ingin menyanyikan lagu seperti apa,” sambungnya.
“Wah, Mark-sshi sangat memahami potensimu,” respon DJ. “Kalau begitu, bagaimana pendapatmu mengenai idol muda yang sangat bertalenta ini, Mark-sshi?”
“Ya, aku selalu mendengarkan idol atau penyanyi baru yang ada di agensi tempat kami bekerja. Kemudian saat aku mendengar suaranya, itu sangat indah,” Mark memandang Haechan secara terus terang. “Anda tahu ungkapan ini, ‘seorang rapper akan menemukan penyanyinya?’ Nah, aku menemukan itu pada diri Haechan.”
Sang DJ menepuk-nepuk tangannya sekaligus tertawa, “Rupanya Mark-sshi jago merayu. Baiklah, kita jeda dulu sebentar sembari mendengarkan lagu dari NCT Dream, Dive Into You!”
Alunan musik ceria telah terdengar di headphone yang terpasang di telinga Haechan. Namun, pikirannya tak melayang pada lagu ikonik tersebut. Dia justru memikirkan ucapan Mark barusan. Tentu saja dia tahu ungkapan itu. Itu adalah ungkapan para rapper yang sedikit sombong bila ingin duet dengan vokalis. Mereka akan bawel hingga menemukan warna vokal yang sesuai dengan keinginannya.
“Baik, itu tadi adalah lagu Dive Into You dari NCT Dream. Kita kembali lagi pada bintang tamu spesial kita, Haechan dan Mark,” buka sang DJ. Dia tampak membaca kalimat di layar laptopnya, sepertinya sedang menelaah pertanyaan yang akan diajukan. “Di sini banyak sekali suara penggemar yang mendukung kalian berdua, bahkan ada yang mengatakan, ‘Kalian seperti sepasang kekasih yang dipertemukan oleh sebuah lagu,’ nah, bagaimana tanggapan kalian?”
“Sebenarnya aku sangat bersyukur karena banyak penggemarku yang menerima lagu ini. Mereka menyambutnya dengan antusias, bahkan melebihi perkiraanku,” jawab Haechan karena sebelumnya dia sempat khawatir fansnya akan meninggalkannya setelah mengetahui dia menggaet seseorang dari kalangan nonidol.
“Haechan sepertinya belum mengetahuinya, tapi jauh sebelum menjadi produser, aku pernah mengikuti survival para rapper muda,” cerita Mark dan mengundang respon terkejut dari Haechan. “Sepertinya beberapa orang menyadari kemunculanku dan mereka menganggap ini kabar baik setelah sekian lama aku tidak muncul di publik.”
DJ berdecak kagum, “Aku tidak berbohong bahwa talenta muda kita memiliki bakat yang luar biasa. Baik, tanpa menunda lebih lama lagi, single musim dingin terbaru! Aku persembahkan penampilan langsung, Haechan dan Mark!”
Itu adalah salah satu kenangan manis antara Haechan dan Mark di masa awal-awal mereka saling mengenal. Lambat laun, hampir seluruh lagu yang dinyanyikan Haechan diproduseri secara eksklusif oleh Mark. Terkadang Haechan juga ikut membuatnya, menyusun lirik atau mengarasemen melodinya. Intinya, mereka berdua semakin dekat akibat intensitas mereka selama bekerja di agensi.
“Kalian sudah seperti sejoli. Kenapa tidak pacaran saja?” tanya Johnny kala ikut makan siang dengan mereka.
“Benar,” Mark menepuk tangannya, “pengaruhi dia, Hyung. Aku sudah menyatakan perasaanku berulang kali, tapi dia selalu menampiknya.”
“Seriously?”
“Yeah.”
Haechan mendesah kencang. Mark memang baik padanya, malah sangat-sangat baik. “Kalian tidak mengerti. Kehidupan idol itu berat. Aku tidak berani menjalin hubungan, apa kata fansku nanti?” tanyanya. “Lagipula, kenapa Hyung malah mendorongku untuk berpacaran? Hyung ini ‘kan dari orang agensi yang seharusnya menahan keinginanku?”
“Ah, masa bodolah dengan aturan. Idol juga manusia,” ujar Johnny. “Aku tahu kau menyukai Mark. Setelah turun perform, kau selalu memberi kabar padanya atau pada saat tour, kau akan membelikan hadiah khusus untuknya.”
“Hyung, kau ini juga bekerja untuk Dispatch, ya?” sindir Haechan. Dia akui bahwa semua yang dikatakan Johnny benar, tapi tidak perlu memperjelasnya lagi, terutama di depan Mark.
“Apa lagi? Bahkan kau sudah jarang pulang ke apartemenmu sendiri dan justru minta pulang bersama Mark dengan alasan, ‘Ada pekerjaan yang mesti aku selesaikan dengan Mark hyung,’ bullshit, Chan. Bullshit. Manajermu ini sudah tahu segalanya tentang artisnya.”
Pada akhirnya, Haechan kalah oleh keadaan. Setelah hampir setengah tahun tinggal bersama Mark, untuk pertama kalinya Haechan menyerahkan hati sekaligus tubuhnya kepada Mark. Mereka melakukan itu pasca Haechan memenangkan penghargaan sebagai solois pendatang terbaru yang digemari oleh banyak fans berkat album yang dibuat oleh Mark. Haechan tidak tahu harus berterimakasih bagaimana lagi sebab Mark yang telah membuatnya bersinar. Tawaran mengisi ost drama, kontrak dengan berbagai merek, undangan di berbagai acara, bahkan beberapa penyanyi senior mengungkapkan ingin berduet dengan Haechan.
“Aku tetap memanggilmu dengan sebutan Hyung karena aku harus menjaga sikapku di hadapan publik,” kata Haechan setelah mereka sudah dalam status taken.
“Sangat disayangkan, tapi aku mengerti, Babe,” dan Mark mencuri kecup pipi Haechan. “Pipimu sangat menggemaskan.”
Tidak ada yang tahu mengenai hubungan Haechan dan Mark, kecuali Johnny. Orang tua mereka pun tidak mengetahuinya demi kebaikan keluarga yang jauh di rumah. Demikian Mark harus bersabar bila jalan berdua dengan Haechan di luar sana. Mereka harus saling menjaga sikap agar tidak terlihat mencolok di mata fans ataupun orang-orang agensi. Namun lama-kelamaan, hubungan backstreet ini membebani Haechan. Dia tahu Mark berusaha keras agar tidak melakukan sentuhan fisik selama di muka umum, tapi Haechan merasa butuh afeksi dari Mark di manapun mereka berada.
Memasuki minggu terakhir sebelum musim dingin, Haechan menuntaskan segala aktivitas idol-nya dan berniat mengambil cuti di akhir tahun hingga awal tahun. Mark berjanji akan menjemputnya di agensi dan tepat seperti dugaan Haechan, banyak fans dan beberapa awak media yang menunggu di depan gedung agensi. Mereka ingin memastikan kabar burung yang sempat didapatkan sebelumnya.
Haechan membuang nafas. ‘Ini saatnya,’ ujarnya memberi semangat pada diri sendiri. Dia keluar dari gedung, melambaikan tangannya kepada para fans. Kemudian dia berjalan ke pinggir menuju tempat Mark menunggu. Mark menggunakan masker hitam dan sedikit bingung karena Haechan tak menutupi wajahnya seperti biasa. Jarak mereka semakin mendekat dan tanpa disangka oleh Mark, tangan Haechan menarik maskernya ke bawah, lalu mencium bibirnya.
Mark membeku. Mungkin ada sekitar 10-15 detik mereka dalam posisi itu, lalu Haechan menyudahi. Dia terlihat tertawa tengil dan dengan segera menarik tangan Mark untuk lari menuju basement parkiran mobil. Dari kejauhan, Mark dapat mendengar sorakan membanana dari fans Haechan. Sepertinya dia bakal dipanggil ke agensi besok untuk dimintai keterangan.
Di apartemen, Mark menatap ponselnya dengan pandangan ngeri. Sedari tadi ponselnya terus berbunyi sampai dia ubah ke mode senyap karena panggilan terus-menerus masuk. Sementara pelaku yang membuat keributan justru bersenandung riang sembari menyiapkan makan malam. Seperti biasanya, Haechan selalu menyajikan menu makanan Korea, padahal dia ingin sekali-kali memakan makanan western.
“Babe,” panggil Mark. “What? Kimchi jjigae again?!” pekik Mark setelah melihat kuah merah yang meletup-letup dalam kuali di atas kompor. Dia menatap wajah Haechan penuh arti. “Jika bukan karena cintaku padamu, aku pasti menelepon layanan pesan-antar makanan.”
Haechan tertawa. “Jangan begitu, Hyung. Hatiku sedang senang sekarang,” lalu melanjutkan nyanyiannya sambil menggoyangkan sedikit pinggulnya.
Melihat kekasihnya yang masih asyik dalam dunianya sendiri, Mark mencubit kecil pinggang Haechan. “Kau selalu bertingkah kekanak-kanakan,” kata Mark. “Selesai makan malam kita harus bicara, terutama perbuatanmu tadi.”
“Tidak bisa, Hyung.”
“Kenapa?”
“Aku akan mengadakan siaran langsung untuk mengumumkan hubunganku,” jawab Haechan dengan lugas.
Mark terpekur dengan ucapan Haechan. “My Babe,” Mark mengikis jarak, “apa kau tidak bahagia dengan hubungan ini?”
Haechan menangkap kesedihan dalam kalimat Mark. Dia jadi merasa bersalah karena bertindak gegabah tanpa membicarakannya lebih dulu dengan Mark. Dia mematikan api kompor, lalu memeluk Mark. “Maaf, Hyung. Aku hanya ingin hidup tanpa terus bersandiwara seperti ini,” katanya. “Benar apa kata Johnny hyung, aku hanyalah manusia. Aku tetap membutuhkan pasangan untuk menguatkan diriku dari kerasnya hidup.”
“Haechan,” tangan Mark tergerak mengelus punggung kekasihnya. Mereka berpelukan dalam waktu cukup lama hingga Mark sedikit membuat jarak untuk melihat wajah Haechan. “Aku akan menjawab telepon dari agensi dan ikut dalam siaran live-mu. Jika penggemar dan agensi tak menyetujui, kuharap kau mau pindah bersamaku ke Kanada.”
Haechan tampak menimbang ucapan Mark. “Baiklah, jika itu benar terjadi, aku akan makan kimchi jjigae setiap malam sebelum pergi ke Kanada,” katanya.
Mark mengusap wajahnya, lelah. Haechan selalu menemukan cara untuk beralasan dan Mark tidak bisa berkata tidak untuk menolak permintaannya. “Boleh, tapi tolong buatkan aku menu sampingannya juga agar aku tak bosan.” Anggukan penuh pengertian diberikan Haechan, kemudian Mark membantu Haechan menyiapkan meja sekaligus membahas topik apa saja yang perlu dibicarakan selama siaran live berlangsung.
Singkatnya, keduanya benar-benar beruntung. Sebagian besar penggemar Haechan menerima hubungan tersebut. Bukan tanpa alasan mereka dapat menerimanya dengan lapang dada, jauh sebelum tindakan nekat Haechan mencium Mark di depan publik, mereka telah menerka-nerka hingga membuat teori bahwa Haechan dan Mark sedang menjalin hubungan romantis. Begitupula dengan fans Mark. Walaupun kecil, mereka adalah penggemar setia dengan selalu up to date lagu-lagu yang diproduseri atau ditulis oleh idola mereka. Demikian mereka menyatukan dua fandom karena menjalin kasih. Jangan lupakan Johnny hyung yang membantu mereka ketika membahas ini bersama orang-orang agensi.
Apa lagi yang harus Haechan lakukan selain bersyukur atas hidupnya saat ini? Dia dan Mark menjalani ibadah bersama. Bila Haechan selesai lebih dulu, dia memerhatikan Mark yang serius berdoa dan ia merasa tenang. Ada kalanya dia memanjatkan doa sendirian saat terjaga di malam hari, hanya sebagai bentuk syukur atas apa yang ia dapatkan hingga detik ini. Memang benar, tidak semua fans memihaknya. Ada beberapa yang menentang hubungan tak normal ini, tapi Haechan hanya perlu fokus pada orang-orang yang mendukungnya sekaligus kehidupannya.
“Hyung,” panggil Haechan ketika mendapati Mark bersiap keluar pada malam hari. “Kuperhatikan kau sering keluar akhir-akhir ini. Ada apa?” tanyanya. Pasalnya sebentar lagi Haechan akan comeback setelah hiatus cukup lama.
“Oh, ya,” Mark terlihat gugup. “Aku menemui teman perempuanku karena dia sedang kesulitan. Dia teman semasa sekolahku.”
“Tidak bisakah kau menunggu pagi?”
“Tidak karena sepertinya keadaanya lebih gawat dari sebelumnya,” Mark mengambil kunci mobil.
“Bolehkah aku ikut?” Haechan masih mencegah.
“Babe,” Mark memandang Haechan, berharap kekasih prianya memahaminya untuk kali ini. “Aku pasti kembali padamu, percayalah.”
Wajah Haechan berubah masam dan bibirnya berkerut. Tanpa menunggu lama, Mark pamit pergi.
Haechan tidak mengerti kala ponselnya terus bergetar di meja nakas. Tidurnya terganggu dan dia meraba samping tempat tidur. Tidak ada Mark di sana. Dengan malas Haechan menyibakkan selimut dan tangannya meraih ponsel.
“Halo?”
“Haechan, kau sudah lihat berita?” terdengar suara Johnny hyung di sambungan.
“Belum, Hyung. Aku saja baru tidur karena semalam menunggu Mark pulang,” jawabnya pelan.
“Baik, jangan melihat berita. Aku sedang menuju ke tempatmu sekarang,” dan sambungan telepon terputus.
Haechan menatap layar ponselnya yang menghitam. Sedikit bingung dengan nada suara Johnny yang terkesan tergesa-gesa. Memangnya ada apa? Saat hendak menaruh ponselnya ke tempat semula, notifikasi media sosial Haechan berdenting. Ia melihat sejenak dan seketika nyawanya seolah baru kembali ke dalam tubuhnya.
“Breaking News! Produser Mark Kepergok Memasuki Apartemen Seorang Wanita Hamil. Mungkinkah Mark Berselingkuh dari Idol Haechan?”
Haechan tak peduli dengan segala omongan Johnny. Dia lebih fokus men-dial nomor Mark berkali-kali, meskipun hasilnya tetap sama. Dia merutuki Mark dengan kata-kata paling keji, bahkan ia menyebut Mark pendosa ulung karena telah membohonginya selama ini. Lalu apa gunanya Mark rajin beribadah hanya untuk menutupi kebohongan yang selama ini disembunyikannya? Itu percuma!
“Dengarkan aku, Haechan,” sekali lagi Johnny meminta. Ia tahu anak asuhnya sedang dalam emosi tak stabil. “Kita belum tahu informasi akuratnya, jadi tolong sabarlah.”
“Aku harus sabar selama apa, Hyung?” tanpa dikehendaki, satu air mata lolos dari mata Haechan. Dia mulai merasakan sakit atas luka yang diperoleh.
“Kita tunggu tiga hari. Bila Mark tidak mengabari, kita akan bertindak,” ujar Johnny sambil menarik Haechan dalam pelukannya. Bagi Johnny, Haechan sudah seperti adik kecilnya.
Begitulah, selama tiga hari, Mark tak kunjung memberikan kabar. Haechan sudah terlihat seperti orang hilang kewarasan. Dia tak bisa diajak bicara dengan baik, tak mau makan, dan tidak tidur saat malam menjemput. Johnny prihatin dengan keadaannya dan mengatakan bahwa Haechan tidak memungkinkan untuk comeback sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Tak lama kemudian, Haechan memutuskan kontrak eksklusif dengan agensi yang menaunginya. Tentu saja itu tidak mudah, Haechan harus membayar denda dan selebihnya dia berterimakasih sekali pada Johnny yang mau meminjamkan tabungannya. Setelahnya, Haechan kembali ke rumah orang tuanya di Jeju. Mengasingkan diri dari dunia hiburan hingga waktu yang tak terkira.
.
.
.
Bersambung
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
