[JUNGRI] ONE STEP CLOSER (Bab 26)

8
2
Deskripsi

[ Happy Reading ]

 

.

.

.

 

 

Sial!

Seharusnya aku tidak perlu menunduk kikuk seperti ini. Jungkook bilang aku tidak perlu takut apapun lagi karena derajat nyonya Jeon yang tersohor sudah menjadi milikku. Tapi tatapan semua orang tertuju padaku dan aku tidak pernah terbiasa dengan tatapan seperti itu.

“Angkat wajah mu yang cantik itu, istriku.” bisik Jungkook tanpa melirik sedikitpun ke arah ku.

“Jangan biarkan orang-orang rendahan ini menginjak-injak harga diri mu.” bersamaan dengan kata-kata yang terlontar dari mulutnya, Jungkook semakin mengeratkan genggaman tangan kami. Aku rasa dia sedang memberikan kekuatan untukku agar tampil berani.

Aku menuruti kata-kata nya dan mulai mengangkat wajahku. Aku harus terbiasa memasang ekspresi se-datar mungkin agar semua orang tahu kalau tatapan sinis mereka tidak akan mengganggu ku.

“Jeon Jungkook, bahkan kau tidak mengirimkan undangan acara penting seperti ini langsung ke kediaman ku. Apa kau sudah tidak menganggap Miran sebagai mantan istri sekaligus ibu kandung anakmu?”

"Tidak seperti itu, nyonya Lee Dalmi. Akhir-akhir ini bisnis keluarga Jeon berkembang sangat pesat. Sebagai pemimpin perusahaan aku tidak bisa meluangkan waktu untuk berkunjung ke kediaman anda. Maafkan aku kalau sikap lancang ku melukai perasaan anda.” ujar Jeon Jungkook.

Aku melirik sedikit ke arah nya untuk melihat ekspresi wajah nya. Tapi tidak ada yang berubah, dia tetap memasang ekspresi datar tanpa terselip emosi yang tak mudah di tebak. Aku sendiri tidak tahu apa yang sedang di rasakan oleh suamiku.

Sepertinya hubungan Jungkook dan keluarga mendiang Miran tidak terjalin baik.

“Begitukah? Bahkan hanya untuk mampir 5 menit saja sudah terasa berat bagimu. Atau jangan-jangan istri baru mu melarang mu berhubungan dengan keluarga mendiang mantan istrimu?”

“Ya, ku rasa juga begitu, ibu. Sejak dulu Jeon Jungkook memang tidak suka dengan keluarga kita. Bahkan Miran selalu mengeluh karena dia mendapat suami yang tidak memahami perasaan nya. Bagaimana bisa adikku yang lemah lembut itu memiliki nasib malang seperti itu.”

Aku benci dengan semua kata-kata yang keluar dari mulut ibu dan anak di depan ku ini. Bukannya apa, tapi perkataan mereka hanya akan menimbulkan prasangka buruk untuk suamiku dan keluarga kami.

“Kau juga tidak pernah mengajak Joowon untuk mengunjungiku. Padahal aku masih tetap menjadi neneknya, meskipun dia sepertinya tidak sudi menganggapku sebagai nenek.”

“Sama sekali tidak begitu, nenek. Aku sudah masuk sekolah dan waktu ku tidak seluang dulu. Maafkan aku karena sudah lama tidak mengunjungimu.”

 “Kau? Masuk sekolah? Bagaimana bisa? Bukankah Jeon Jungkook berusaha memenjarakan anaknya dari dunia luar sampai tidak memperbolehkan anaknya bermain atau bersekolah seperti anak-anak normal.”

Aku baru saja akan menyuarakan pendapatku sebelum Jeon Jungkook memotongnya dan menyuruh orang-orang di depan kami pergi ke ruangan yang lebih tertutup. Sepertinya pembicaraan ini tidak akan selesai sampai disini. Aku khawatir karena sepertinya suamiku sedang berusaha menahan amarah di balik wajah datar nya yang kaku.

Kami berjalan ke arah ruangan VIP di hotel. Acara sementara di ambil alih oleh kakak ipar dan mertua ku. Bahkan Jungkook juga menyuruh Joowon untuk kembali ke kamar lebih dulu. Mungkin pria itu tidak ingin menempatkan anaknya di satu ruangan bersama mantan mertua dan kakak ipar yang sudah menimbulkan sedikit kegaduhan di acara yang cukup penting ini.

Aku hendak melangkahkan kaki ku masuk ke dalam ruangan, namun Jungkook mencegah pergerakanku dan dia menahan pergelangan tanganku. Aku menatap bingung ke arahnya yang sedang menatapku dengan kedua mata pekatnya yang menyalang tajam.

“Ada apa?” tanyaku.

“Kembalilah ke kamar lebih dulu. Atau kau boleh menemani Joowon di kamarnya.”

“Kenapa begitu? Bukankah aku juga harus ikut serta menemanimu menyambut mereka?”

“Tidak. Keadaannya mungkin tidak akan menjadi baik selama pembicaraan nanti. Banyak hal yang tidak akan kau mengerti, jadi lebih baik kau kembali ke kamar saja.”

“Apa ada sesuatu yang tidak boleh ku ketahui?” tanyaku dengan tatapan menyelidik.

Jeon Jungkook masih menatapku dengan tajam dan dingin, seolah tidak gentar saat melihat tatapan menyelidikku.

“Bukan seperti itu. Kau hanya akan diam saja selagi kami berbicara. Keluarga Miran terkenal dengan sifat keras kepala nya. Mungkin didalam nanti kami akan sedikit berdebat panjang dan sebaiknya kau tidak melihatnya. Aku mungkin akan mengeluarkan sisi liar ku yang tidak ingin kau lihat.”

“Apa kau akan bertengkar dengan mereka?”

Jeon Jungkook memejamkan matanya sejenak sambil menghembuskan nafas beratnya. Dia menatapku dengan tatapan yang lebih lembut dari sebelumnya walaupun tetap tidak menghilangkan ketajaman dari sorot matanya.

“Ada banyak hal yang harus aku bicarakan dengan mereka, Yerim. Keluargaku dan mereka tidak memiliki hubungan yang baik, atau bahkan bisa di katakan mereka mencoba menjadi rival kami. Kau tau, bisnis akan mengubah sifat asli manusia, dan aku tidak ingin kau melihatku saat menghadapi mereka.”

Aku terdiam untuk beberapa saat sambil menatap raut wajahnya yang menunjukkan keyakinan agar aku percaya dengan kata-katanya. Tapi sikapnya yang misterius ini malah semakin menambah rasa penasaran ku.

“Apa tidak lebih baik kalau aku ikut denganmu? Kalau kau sendiri yang menghadapi mereka, pasti mereka akan berpikir kalau aku bukan istri dan nyonya rumah yang baik karena tidak menyambut tamu penting seperti mereka.”

Nampaknya Jeon Jungkook mulai kehabisan kesabaran karena aku masih terus membujuknya untuk ikut kedalam. Pria itu menarik tanganku membuat tubuhku limbung dan menempel ke tubuhnya.

“Dengarkan aku kali ini saja. Kau memang sudah ku anggap sebagai istri dan nyonya rumah keluarga Jeon, tapi kau masih belum siap untuk menghadapi orang-orang seperti keluarga Miran.” ucap Jeon Jungkook tepat di samping telingaku.

“Mereka berbahaya untukmu, Yerim. Dan aku tidak ingin kau berhubungan sedikitpun dengan mereka.” bisik Jungkook membuatku langsung terdiam.

Pria itu menjauhkan tubuh kami. Dia menarik wajahku lalu mencium bibirku. Aku hanya diam dan tak berkutik saat dia melumat dan sedikit menjilat bibir bawahku.

“Kembalilah ke kamar dan tunggu aku disana.”

Sampai Jeon Jungkook menghilang di balik pintu ruangan VIP, aku masih terdiam sampai ada seorang pelayan yang menegurku karena aku hanya diam terpaku di depan pintu.

“Apa perlu saya antar ke kamar nyonya?” ucapnya.

Aku menggeleng dan melontarkan seulas senyum ramah. “Tidak perlu. Aku akan ke kamarku sendiri.” aku langsung bergegas menjauhi ruangan VIP dan membirkan suamiku yang berurusan dengan keluarga Miran di dalam.

 

 

 

 

Jungkook POV

 

Aku menyesap teh hangat yang di sediakan oleh pelayan dengan pelan. Tatapan menusuk dari dua orang di depanku membuat tenggorokan ku sakit. Apa perlu mereka menatapku seolah aku ini iblis yang akan mencabut nyawa mereka.

“Baiklah. Kalian boleh berbicara, jadi berhenti menatapku seperti itu. Aku tidak akan membuat kalian sama seperti apa yang dialami Miran.” ucapku dengan suara tegas.

Aku bisa melihat perubahan mimik wajah mereka yang berubah pucat. Aku tahu apa yang sedang mereka rasakan saat ini. Tapi aku akan menikmatinya. Wajah ketakutan mereka membuatku terhibur.

“Kau pria gila. Apa yang sudah kau lakukan pada adikku benar-benar sangat kejam, Jeon Jungkook. Padahal dia sangat mencintaimu sampai akhir hayatnya.” ucap kakak laki-laki Miran –Lee Minjae.

“Yang menyerahkan wanita itu kepadaku adalah kalian. Itu semua adalah ambisi kotor kalian yang ingin menguasai milik Jeon dengan memanfaatkan wanita se-polos Miran.”

Lee Minjae dengan penguasaan emosi yang buruk hampir melayangkan tinjuan nya kepadaku, tapi belum sempat melakukannya ibunya sudah menahannya.

“Aku tidak akan pernah melupakan apa saja yang sudah kau perbuat kepada putriku. Tapi kami tidak sedang mempermasalahkan itu. Apakah kau tidak bisa melihat situasinya, Jeon Jungkook?”

“Situasi apa yang kau maksud, nyonya Lee?”

“Wanita yang menjadi istrimu itu bukan wanita yang seharusnya menjadi nyonya Jeon menggantikan Miran, kan? Dia hanya wanita dari kalangan rendah yang sama sekali tidak pantas untuk menggantikan posisi mendiang putriku.”

Aku malas memperdebatkan ini. Tapi aku juga sudah menduga kalau mereka akan mempermasalahkan tentang status Yerim saat ini.

“Dari mana asalnya dan statusnya bagaimana itu bukan urusanmu, nyonya. Aku yang berhak menentukan siapa yang akan menjadi istriku.”

BRAKK!

Nyonya Lee menggebrak meja dengan cukup keras membuat teh yang ada di cangkir tumpah.

“Kau sudah melanggar perjanjian yang sudah dibuat oleh leluhur mu dan leluhur ku, Jeon Jungkook. Katakan apa alasanmu menusuk kami dari belakang? Bukankah kau bilang tidak akan menemukan pengganti Miran.”

Aku menatap mereka dengan tatapan muak. “Coba kau pikir sekali lagi, nyonya. Aku adalah Jeon Jungkook si penguasa bisnis keluarga Jeon. Aku kehilangan sosok istri yang mati karena penyakit bawaan. Dan aku tidak bisa membiarkan posisi nyonya rumah Jeon kosong selamanya. Kau tahu kan kalau itu hanya akan mengguncang nama baik keluarga Jeon? Bukankah aku tidak memiliki pilihan lain selain mencari pengganti Miran? Katakan kalau apa yang aku lakukan ini salah.”

Nyonya Lee mengepalkan kedua tangan nya dan sepertinya dia tidak bisa membantah ucapanku barusan.

“Masih banyak wanita lain dari kerabat dekat kami yang bisa menggantikan posisi Miran. Dan kami pastikan wanita itu sangat tepat untuk menjadi istrimu dan nyonya rumah keluarga Jeon. Tidak seperti wanita rendahan itu.”

“Aku jatuh cinta padanya. Aku menikahinya karena memang aku membutuhkannya sebagai istriku. Bukan hanya karena butuh seorang pendamping biasa.”

Hahh.. aku terpaksa harus mengatakan omong kosong ini untuk membungkam mulut kotor mereka. Aku tidak pernah percaya kalau kata-kata seperti itu bisa keluar dari mulutku.

Kedua mata nyonya Lee dan Lee Minjae terbelalak begitu mendengarku mengatakan itu. Aku yakin mereka juga tidak percaya kalau kata-kata manis penuh cinta itu akan meluncur keluar dari mulutku.

“Kau pasti sedang mengakatakan omong kosong, kan? Mustahil orang sepertimu mengerti apa arti cinta.”

“Apa kalian tidak pernah merasakan apa arti cinta? Karena itulah kalian terkejut saat mendengarku mengatakan seperti itu.”

Nyonya Lee terlihat tidak mempercayai ucapanku, dan aku pun tidak peduli kalau dia memang tidak bisa mempercayaiku. Itu bukan lagi urusanku.

“Kau benar-benar orang yang licik, Jeon Jungkook. Kau bahkan belum menebus rasa sakit hati kami karena kehilangan Miran. Lalu tiba-tiba kau memperkenalkan wanita lain sebagai istrimu. Apa kau gila? Kau sudah berubah menjadi pria yang tidak berpikir panjang.”

“Dan lebih gila nya lagi kau memberikan kalung yang seharusnya tetap menjadi milik Miran kepada wanita itu. Kalung peninggalan yang harusnya menjadi milik putriku seorang.”

“Kau salah kalau bertakan seperti itu, nyonya Dalmi. Yerim sudah resmi menjadi istriku dan dia berhak memakai kalung itu.”

“Hanya Miran yang pantas mendapatkan itu, Jeon Jungkook. Dia adalah wanita yang melahirkan penerusmu.”

 Sial. Aku sudah menduga kalau mereka akan mengungkit tentang hal itu. Tapi tidak bisakah mereka berpikir kalau itu hanya masa lalu. 

“Aku tidak akan menghindari kenyataan itu. Tapi saat ini Miran sudah tiada dan anakku membutuhkan sosok ibu pengganti. Maaf karena jarang membawa Joowon mengunjungimu, tapi kenyataan sudah tidak lagi berpihak pada kalian. Sebaiknya kalian tidak mengusik istriku hanya karena tidak terima posisi Miran tergantikan.”

“Aku harus kembali karena istriku sedang menungguku.”

Aku beranjak dari duduk dan hendak keluar dari ruangan menyesakkan ini. Tapi kata-kata nyonya Dalmi barusan membuat langkah ku terhenti. Aku menoleh ke belakang dan menatap perempuan tua itu dengan tatapan tajam menyalang.

“Aku akan memakai hak ku sebagai keluarga mendiang istrimu dengan menjadi guru yang akan membimbing istri baru mu, Jeon Jungkook.”

“Maaf, tapi istriku tidak memerlukannya.”

“Kau salah kalau berkata begitu. Apakah kau tidak lihat bagaimana sikap istrimu di depan banyak orang penting yang hadir di acara ini? Wanita itu sama sekali belum pantas hadir di muka umum sebagai nyonya dari keluarga Jeon yang terhormat.”

“Benar apa kata ibu. Wanita itu bahkan tidak bisa di katakan sebagai pengganti Miran. Dia sangat jauh kalau harus di sandingkan dengan adikku.” sahut Lee Minjae dengan senyum miring yang kelihatan menjijikan di mataku.

“Aku tidak berniat menyandingkan istriku dengan Miran. Dan aku tidak pernah berpikir kalau istriku butuh pendidikan dari mu, nyonya Lee Dalmi.”

“Dia hanya akan mempermalukan nama baik Jeon kalau kau tidak memberinya pendidikan sikap sebagai nyonya rumah.”

“Istriku sudah –” kata-kata ku terhenti saat aku mendengar suara ibuku menyela.

“Istrimu butuh pembimbing agar dia bisa bersikap sebagai nyonya rumah yang pantas, Jeon Jungkook.”

Aku tidak mengerti kenapa ibuku menyetujui tawaran Lee Dalmi. Bukankah beliau selalu menghindari apapun yang berurusan dengan Lee Dalmi.

“Ibu, istriku tidak butuh pendidikan apapun. Dia akan belajar dan terbiasa dengan sendirinya.”

Ibu berjalan mendekatiku. Tatapan nya yang tegas terlihat menakutkan, dan aku belum terbiasa sama sekali dengan sikap ibuku ini.

“Nyonya Lee Dalmi dan tuan Lee Minjae, bisakah kalian berdua keluar dari ruangan ini. Ada yang mau aku bicarakan dengan putraku.”

“Baiklah, kami akan keluar sekarang. Tolong pikirkan lagi tawaran ku barusan. Dan anggaplah ini sebagai permintaan maaf karena kami sudah merusak acara ini.”

 Nyonya Lee Dalmi dan Lee Minjae keluar dari ruangan VIP yang mereka tempati, menyisakan Jungkook dan sang ibu yang masih bungkam dan tak mengatakan sepatah kata apapun.

“Jungkook–”

“Sebenarnya apa yang ibu pikirkan? Bukankah ibu yang menyuruh Yerim untuk menjadi istriku? Lalu kenapa ibu menerima tawaran gila dari mereka? Itu sama saja menjerumuskan Yerim ke lubang hitam.”

“Apakah menurutmu yang ibu lakukan ini karena ibu ingin istrimu sengsara?”

“Berhubungan langsung dengan Lee Dalmi hanya akan merusak hidup Yerim, bu.”

Ibu berjalan melewatiku dan beliau duduk di sofa yang sudah di sediakan di ruangan ini. Tatapan ibu terlihat datar dan aku masih tidak mengerti alasannya menerima tawaran Lee Dalmi tadi.

“Duduklah dan mari kita bicarakan masalah ini dengan kepala dingin.”

Aku tidak punya pilihan lain selain menuruti apa kata-kata ibuku. 

“Sejujurnya istrimu memang masih belum pantas menjadi nyonya rumah yang mengatur semua administrasi rumah tangga. Dia butuh guru untuk membimbingnya. Ibu sudah berharap lebih padamu, tapi sepertinya kau tidak bisa melakukan peran mu sebagai suami yang harus membimbing istrinya.”

“Aku sedang mencobanya, bu.”

Ibu menatap serius ke arahku. “Tidak Jungkook. Kau tidak pernah melakukannya. Selama ini kau hanya membiarkan Yerim mengurusnya sendiri sampai dia meminta bantuan Yeonjun. Kau seharusnya tidak lepas tanggung jawab kepadanya. Jangan buat Yerim melakukan kesalahan yang berujung merugikan kita. Kau jelas sudah tahu kalau istrimu mencoba mengorek masa lalu tentang Miran kepada Yeonjun, kan? Karena itulah ibu tidak lagi mempercayai Yeonjun untuk dekat-dekat dengan istrimu.” ujar ibu.

“Yerim dari keluarga biasa saja. Dia hidup normal seperti gadis biasa yang tidak memahami tentang bisnis seumur hidupnya. Sedikit saja dia melakukan kesalahan, maka kau juga yang akan mendapatkan kerugian nya. Kau tahu kan kalau istrimu bukan wanita bodoh?”

“Aku sudah mengetahuinya, bu. Tapi apakah kita harus membiarkan Lee Dalmi mendekati Yerim? Bukankah itu hanya akan membuat ketenangan Yerim terganggu?”

“Memang sedikit beresiko membiarkan Lee Dalmi mendekati keluarga kita lagi. Tapi apa boleh buat kalau itu satu-satunya cara agar kita tahu sudah sejauh mana mereka bertindak.”

“Ibu tidak berniat menjadikan Yerim sebagai umpan, kan?”

Ibu bungkam. Dan tatapan matanya menatapku penuh arti. Aku tidak mau mengartikan apa maksud tatapan ibu, tapi sepertinya aku tidak bisa mengelak kalau ibu memiliki rencana lain.

“Jungkook, kalau kau peduli dengan istrimu kau harus menjaga dia dengan seluruh kekuatan mu. Lee Dalmi bukan orang sembarangan. Dia pasti akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang dia mau.”

“Jadi apakah ibu yakin akan membiarkan Lee Dalmi mendekati Yerim?”

“Keadaan yang membuat kita terpaksa menerimanya kembali. Mereka tidak akan berhenti mencari celah untuk menghancurkan kita. Dan istrimu memang harus mendapat pendidikan agar posisinya semakin kuat. Dia harus menjadi nyonya Jeon yang tegas agar nasib nya tidak berakhir seperti mendiang istrimu dulu.”

Ibu bangkit dari duduknya dan hendak keluar dari ruangan ini. Aku masih terdiam dengan pikiran semrawut. Sialnya aku sama sekali tidak menyetujui saran ibu, tapi ibu adalah ibu. Dia masih akan tetap memiliki kuasa meskipun posisi nya sudah tergantikan oleh Yerim.

“Dan jangan lupakan tentang keturunan. Meskipun kalian sudah memiliki Joowon, tapi anak yang di kandung Yerim akan membuat posisi istrimu semakin kokoh. Ibu tidak akan ikut campur lagi setelah ini. Berusahalah untuk menyelesaikan semuanya dengan benar, Jeon Jungkook.”

Setelah mengatakan itu ibu langsung keluar. Meninggalkan aku seorang diri disini dengan berbagai macam pikiran yang membuatku lelah. 

Ah sial!

Di saat seperti ini aku hanya butuh alkohol. Tapi Yerim tidak akan menerimaku kalau tubuhku bau alkohol.

 

 

 

 

 

 

To be Continued..

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya [JUNGRI] ONE STEP CLOSER (Bab 26-B)
6
0
⚠️🔞⚠️Mature Content!!!
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan