[JUNGRI] ONE STEP CLOSER (Bab 24)

17
10
Deskripsi

Setelah perdebatan kami beberapa hari yang lalu, hubungan ku dan suamiku sudah kembali baik seperti sedia kala. Aku juga mulai merasa kalau suamiku bersikap lebih gentle dan sedikit terbuka. Meskipun aku tahu kalau semua itu bukan karena dia ingin berubah lebih baik, tapi karena dia tidak mau aku pergi meninggalkannya.

Setiap pagi Jiyeon selalu datang ke kamar ku dan menyiapkan teh herbal yang selalu dia sajikan untukku. Teh herbal yang memiliki khasiat luar biasa. Entah kenapa aku selalu merasa tenang setiap kali meminum teh buatan nya dan ketagihan ingin meminumnya terus-menerus.

Aku sudah membujuk suamiku untuk meminumnya juga, tapi karena sikap waspada yang dimiliki Jungkook membuat pria itu tidak bisa meminum atau memakan apapun sembarangan. Karena itu lah dia selalu merekrut orang yang bisa dia percayai dalam membantunya mengurus kebutuhan hidup.

Awalnya aku berpikir kalau saja Jungkook terlalu pemilih karena dia memiliki semacam penyakit kronis atau alergi terhadap makanan tertentu. Tapi setelah aku mendengar cerita bahwa Jungkook sempat dua kali hampir meregang nyawa karena ada salah satu musuh bisnis yang mencoba menyingkirkan eksistensi nya.

Lalu aku kembali berpikir betapa menyeramkan nya hidup dengan banyak tuntutan dan gangguan seperti itu. Mungkin karena itu lah Jungkook menyimpan kewaspadaan yang berlebih saat bertemu denganku pertama kali.

“Nyonya, apa anda ingin menemui tuan Yeonjun hari ini?” tanya Jiyeon saat aku menaruh cangkir teh yang sudah ku habiskan isi nya.

“Rencana nya begitu. Aku masih harus banyak belajar dengannya.”

“Tapi bagaimana kalau tuan Jungkook tahu anda masih sering menemui tuan Yeonjun?”

“Tidak masalah. Aku sudah memberinya pengertian. Lagipula tidak seharusnya dia mencurigai istri dan bawahan nya. sendiri”

“Seharusnya memang begitu. Saya sangat yakin nyonya bukan orang yang berani macam-macam.” 

Aku tersenyum melihat tingkah Jiyeon yang selalu bersemangat. Ada energi positif setiap aku berada di dekatnya. 

“Jiyeon, kau juga harus banyak belajar dari Yeonjun. Meskipun dia pria pendiam dan bermulut tajam, tapi aku tahu kalau dia orang baik sekaligus pengajar yang kompeten. Kau bisa mengandalkan Yeonjun kalau memang membutuhkan nya.”

Wajah Jiyeon yang tadi nya bersemu merah langsung meredup dan di gantikan oleh ekspresi sendu. “Saya tidak pantas mendapatkanya, nyonya. Tuan Yeonjun sangat hebat dan dia juga orang yang terpelajar. Dia pasti kesulitan mengajari saya yang bodoh ini.”

“Tidak perlu merendah. Setiap orang pantas untuk berkembang menjadi lebih baik. Nanti aku akan tanyakan Yeonjun kalau kau memang ingin banyak belajar dari nya.”

Mendengar kata-kata ku barusan senyum di wajah cantik Jiyeon kembali merekah. Aku pun tak bisa menahan senyum saat melihat keluguan gadis itu.

“Benarkah nyonya? Apa saya boleh belajar beberapa hal dengan tuan Yeonjun?”

“Tentu saja. Mungkin Yeonjun akan protes karena dia benci pekerjaan nya bertambah banyak, tapi aku akan membujuknya.”

“Terimakasih nyonya. Saya benar-benar berhutang budi pada anda. Saya berjanji akan melayani anda sampai kapanpun.”

Aku mengajak Jiyeon untuk bertemu dengan Yeonjun. Pria itu kemungkinan akan menolak kedatangan ku karena mendapat ancaman dari Jungkook. Tapi tidak ada orang lain selain dia yang bisa ku mintai tolong.

Rasa penasaran ku tentang latar belakang Miran membuatku semakin kepikiran. Dan juga tentang para wanita yang pernah menjadi teman tidur suamiku.

Aku khawatir kalau ketakutan ku tentang anak diluar nikah suamiku mungkin akan menjadi boomerang suatu saat nanti. Aku tidak ingin hal itu berdampak negatif terhadap kehidupan ku dan juga kehidupan Joowon. Karena kedepannya hak suksesor dari semua bisnis dan harta kekayaan Jeon akan jatuh ke tangan Joowon.

Menikah dengan Jeon Jungkook saja sudah membuat kehidupan ku berubah sepenuhnya, dan aku tidak ingin kehadiran orang lain akan memperparah semuanya. Setidaknya aku akan mengokohkan status ku sebagai nyonya rumah di kediaman ini.

“Ada apa anda kemari? Bukankah anda sudah tahu kalau tuan Jungkook melarang saya untuk dekat-dekat dengan istrinya.” suara Yeonjun terdengar kurang bersahabat begitu kehadiran ku dan Jiyeon muncul di hadapannya.

“Suamiku hanya mengancam mu untuk tidak dekat-dekat denganku. Tapi aku berhak untuk menemui siapapun yang aku butuhkan. Bukankah kau ini sudah menjadi orang kepercayaan ku? Jadi kau tidak perlu khawatir dengan sikap buruk suamiku nanti.”

Raut wajah Yeonjun langsung berubah setelah mendengarku berkata seperti itu.

“Maaf, memangnya sejak kapan saya bilang ingin menjadi orang anda? Saya bekerja disini sebagai bawahan yang di tunjuk langsung oleh tuan Jungkook.”

“Kau memang bekerja langsung di bawah kuasa suamiku, tapi aku adalah istrinya. Itu berarti aku juga berhak memberimu perintah. Lagi pula tidak tidak ada salah nya kalau kau mau menjadi orangku.”

Yeonjun nampak menghela nafas berat. Mungkin dia sudah jengah berdebat denganku. 

“Saya tidak akan menolak kedatangan anda, tapi tolong jangan terlalu sering menemui saya. Ada banyak sekali mata-mata yang akan langsung mengadu pada tuan Jungkook. Tentu anda tidak ingin saya di usir dari sini dengan tuduhan bermain belakang dengan nyonya saya sendiri, kan?”

Aku tersenyum merespon nya. “Begitu juga tidak apa-apa. Yang penting kau tidak akan menolak maksud baikku.”

“Maksud baik darimana? Bukankah anda hanya ingin membuat hidup saya terancam.” gumam Yeonjun yang masih bisa aku dengar dengan cukup jelas.

“Barusan kau berkata apa?” tanyaku memancing nya.

“Tidak ada, nyonya. Saya hanya sedang menghapal paragraf penting dari buku yang belum lama ini saya baca.”

“Kau orang yang memiliki intelektual tinggi. Karena itu lah ada banyak orang yang ingin belajar denganmu.”

“Terimakasih pujian nya, nyonya. Jadi bisakah anda katakan apa tujuan anda datang ke ruangan saya? Apa anda ingin di ajari cara mengelola kebutuhan rumah tangga lagi?” tanya nya.

“Tidak, bukan itu. Aku sudah cukup paham dan tidak mengalami kesulitan lagi dalam mengelola keuangan rumah tangga. Ada hal yang jauh lebih penting dari itu. Dan kau harus membantuku.”

“Kali ini bukan tentang keluhan anda terhadap sikap kepala pelayan, kan?”

“Itu salah satu nya. Dan nanti aku juga akan membicarakan tentang kasus penggelapan dana yang melibatkan kepala pelayan dan juga juru masak. Tapi sekarang ada hal lain yang ingin aku tanyakan dan kau harus menjawabnya dengan benar.”

“Mendengar nyonya berkata seperti itu malah membuat saya tidak ingin menjawabnya.”

Aku menggerutu sebal karena sikap Yeonjun yang selalu menyebalkan. Kalau dia bukan orang yang berguna, mungkin aku sudah meminta suamiku untuk mengusirnya dari rumah. 

“Kau tidak boleh jahat dengan majikan mu sendiri, Yeonjun.”

“Lalu apa yang ingin anda tanyakan? Saya harap itu jenis pertanyaan yang tidak membebani saya.”

“Aku ingin tahu lebih banyak tentang mendiang nyonya rumah ini. Maksudku tentang siapa dan bagaimana nyonya Miran saat beliau masih hidup dulu.”

Ekspresi wajah Yeonjun langsung berubah seketika. Dia berusaha menyembunyikan kepanikan nya dengan menyibukkan diri dengan membuka buku yang ada di depan nya. Aku tidak bodoh kalau dia sedang mencoba mengalihkan pembicaraan.

“Yeonjun, aku tahu kalau kau mendengarku. Apa kau tidak akan menjawabnya?”

“Apa yang harus saya jawab, nyonya? Bukankah saya sudah katakan kalau tidak ada hal besar yang saya ketahui tentang mendiang nyonya Miran. Dia meninggal saat saya sedang tidak ada di rumah ini.”

“Setidaknya kau tahu sedikit sesuatu tentang nya. Orang-orang di rumah ini pasti sering membicarakan tentang nyonya Miran.”

“Sebenarnya kenapa anda sangat terobsesi dengan mendiang mantan istri suami anda? Istri lain pasti akan berusaha tidak peduli dengan masa lalu suaminya, apalagi itu tentang mantan istri.”

“Aku hanya ingin memastikan sesuatu. Aku begitu penasaran dengan wanita yang pernah menyandang sebagai nyonya besar di rumah ini.”

“Jabatan saya terlalu rendah untuk bergosip tentang mendiang nyonya yang pernah saya layani.”

“Astaga Yeonjun. Aku tidak ada maksud jahat. Tidak bisakah kau mempercayaiku?”

“Nyonya Miran adalah sosok wanita cantik yang memiliki hati yang baik. Dia selalu memperlakukan orang-orang di sekitarnya dengan sangat tulus. Bahkan saat ada pelayan yang diam-diam menyebarkan gosip buruk tentang nya pun tidak dia tanggapi dengan serius dan malah memaafkan pelayan itu. Dia juga wanita yang memiliki kecerdasan sangat unggul. Bisa dikatakan kalau beliau adalah sosok wanita yang hampir sempurna dan sangat di butuhkan untuk menjadi nyonya besar di rumah ini. Beliau berasal dari keluarga besar yang memiliki dampak cukup besar dan menjadi salah satu keluarga dengan bisnis yang cukup hebat kedua setelah keluarga Jeon.”

“Beliau meninggal setahun setelah melahirkan tuan muda Joowon. Dokter yang menangani nya waktu itu memberi diagnosis kalau nyonya selama ini menyimpan penyakitnya tanpa ada seorang pun yang tahu. Tapi ada gosip aneh yang mengatakan kalau beliau sengaja diberi racun berdosis ringan setiap hari sampai racun itu menumpuk di tubuhnya dan pada akhirnya beliau meninggal dengan penyakit komplikasi akibat racun tersebut. Tapi sebenarnya kesehatan nyonya Miran memang agak lemah, apalagi setelah beliau melahirkan tuan muda Joowon.”

Aku tentu langsung terkejut begitu mendengar kalimat terakhir dari ucapan Yeonjun barusan. 

“Racun? Apa kau yakin dengan itu, Yeonjun?”

“Tentu saja tidak. Saya hanya mendengarnya simpang siur dari mulut para pelayan. Sampai saat ini tidak ada yang tahu pasti penyakit apa yang diderita oleh nyonya Miran karena dokter tidak pernah memberitahunya selain kepada tuan Jungkook."

“Hanya Jungkook saja yang mengetahuinya? Apakah keluarga nyonya Miran juga tidak di beri tahu?”

Yeonjun sudah membuka mulutnya dan akan segera mengatakan jawaban dari pertanyaanku, tapi suara asing berhasil menginterupsi nya. Pria itu lantas langsung menutup mulut dan bangkit dari duduk nya dengan ekspresi panik.

“Saya memberi salam kepada nyonya besar keluarga Jeon. Selamat sore, nyonya besar.” Ujar Yeonjun menyapa.

Aku menoleh ke belakang dan melihat ibu mertua ku berjalan dengan anggun nya mendekati kami. Lantas aku pun ikut berdiri dan memberi salam hormat kepadanya.

“Apa yang dilakukan menantuku di ruang kerja bawahan nya?” tanya beliau dengan nada ramah namun terdengar tegas.

“Aku sedang belajar tentang cara mengelola keperluan rumah tangga dengan Yeonjun, bu.”

“Ya, aku sudah mendengarnya dari Jungkook. Katanya kau mulai tertarik dengan urusan rumah tangga di rumah ini.”

“Begitulah, bu. Karena aku sudah menjadi nyonya rumah ini maka alangkah baiknya kalau aku mulai mengerjakan apa yang sudah jadi pekerjaanku.”

“Keputusan yang bagus, Yerim. Tapi apakah kau tidak sibuk di aula hotel? Besok malam akan ada perayaan ulang tahun berdirinya bisnis keluarga Jeon.”

“Aku baru di kabari suamiku beberapa jam yang lalu. Rencana nya aku akan pergi kesana setelah urusanku dengan Yeonjun selesai.”

“Lebih baik kau bersiap dan berangkat kesana bersamaku. Ajak Joowon juga karena aku sangat merindukan cucu kesayangan ku itu.”

“Baik bu. Aku akan bersiap-siap dulu.”

Aku beranjak pamit menjauhi ruangan Yeonjun. Namun sebelum aku benar-benar keluar dari ruangan itu aku sempat mendengar ibu mertua ku berbicara sesuatu dengan Yeonjun.

“Tolong jaga sikap dan tutup mulutmu kalau kau tidak ingin terjadi sesuatu yang kau sendiri sudah bisa menebaknya.”

Sial. Aku tidak begitu jelas mendengarnya dan sepertinya itu pembicaraan yang penting karena aku bisa melihat raut wajah Yeonjun yang langsung pucat pasi.

Pasti ada sesuatu yang tidak aku ketahui. Atau mungkin saja memang ada sesuatu yang sengaja di sembunyikan dariku.

 JUNGKOOK POV

“Jungkook..”

Aku yang sedang sibuk memantau persiapan untuk acara besok sore pun menoleh ke belakang saat mendengar suara ibuku. Tapi tak ku sangka kalau ada istriku yang datang bersama ibu. 

“Kenapa Yerim ikut kemari bersama ibu?” tanyaku.

“Memangnya kenapa kalau ibu mengajak menantu kesini? Apa kau keberatan ibu mengajak keluar istrimu?”

Aku menggeleng. Entah kenapa sikap ibu agak menyebalkan hari ini. Sepertinya suasana hati ibu sedang tidak baik.

“Tidak, bukan begitu maksudku. Aku hanya bertanya karena biasanya Yerim jarang mau di ajak pergi keluar.”

“Apakah benar seperti itu, menantu? Apa kau keberatan ibu mengajakmu pergi keluar?” tanya ibu.

“Tentu saja tidak, ibu. Suamiku memang suka berkata tanpa alasan jelas. Aku tidak pernah berkata seperti itu kepadanya.”

“Lihat, istrimu terlalu jujur dan berhati murni. Jadi jangan biarkan kejelekan mu menular padanya. Sebaiknya kau bersikap baik padanya agar istrimu tidak kabur karena sikap suaminya sangat buruk.”

Aku mendengus begitu mendengar ucapan ibu. Karena malas menanggapinya, sebaiknya aku kembali fokus memantau pekerjaan anak buah ku.

Aku bisa mendengar kalau ibu menyuruh Yerim pergi melihat-lihat sisi gedung yang akan dijadikan tempat pesta besok sore. Dan ibu berjalan mendekatiku dan berdiri tepat di samping kiri ku.

“Apa kau yang mengizinkan Yerim berada di dekat Yeonjun?” tanya ibu. Kali ini aku bisa mendengar kalau intonasi suara ibu terdengar dingin dan tak se-ramah sebelumnya.

“Tidak.” jawabku.

“Lalu apa kau tahu kalau istrimu kelihatan dekat dengan Yeonjun dan mereka sepertinya kelihatan akrab.”

“Aku sudah tahu. Yerim memang sering mengunjungi Yeonjun karena dia ingin belajar tentang pengelolaan rumah tangga kepadanya. Aku sudah memperingati Yeonjun agar jaga jarak dari istriku, tapi sepertinya ancaman ku hanya di anggap sepele olehnya. Sepulang dari sini nanti aku akan langsung mengusirnya dari kediaman Jeon.”

Ibu menatap ke arah ku dan sorot mata nya sangat serius. 

“Jeon Jungkook, seharusnya kau lebih bersikap teliti lagi.”

“Aku tidak pernah lengah, bu. Yeonjun adalah bawahan ku yang cukup setia dan dia sangat menghormati keluarga Jeon. Kecil kemungkinan kalau dia berani menaruh hati kepada istriku.”

“Payah! Bukan itu yang ibu maksud. Yeonjun memang sudah bertahun-tahun mengabdi dengan keluarga kita. Tapi dia juga bisa menjadi bahaya untukmu.”

“Maksud ibu apa? Aku sama sekali tidak mengerti arah pembicaraan –”

“Istrimu sepertinya penasaran dengan latar belakang mendiang istrimu dan dia sedang mencoba mencari tahu dari Yeonjun.”

Aku menghela napas. Tidak ku sangka ternyata Yerim masih bersikeras mencari tahu tentang Miran.

“Aku juga tidak tahu sejak kapan Yerim mulai penasaran dengan latar belakang Miran. Dia pernah bertanya kepadaku tapi tidak aku tanggapi dengan benar.”

“Jungkook, ibu sangat mempercayai Yerim karena dia berbeda dengan wanita yang pernah kau kenalkan. Kali ini ibu tidak ingin kehilangan menantu untuk yang kedua kali. Jagalah dia dan jangan sampai dia mengetahui tentang apa yang selama ini kau sembunyikan.”

Aku menatap ibu dengan sorot mata serius. “Kenapa ibu mempercayainya? Kalau dibandingkan dengan Miran, Yerim masih kalah jauh. Dia memang wanita yang pintar dan baik, tapi status sosial dan latar belakang nya sama sekali tidak mendukung untuk menjadi pasanganku.”

“Keluarga Yerim bukan dari keluarga pebisnis. Mereka hidup normal tanpa mengenal persaingan apapun. Tidak seperti keluarga Jeon dan keluarganya Miran yang harus terus bersaing bahkan sampai membuat perjanjian pernikahan agar hubungan antar keluarga tetap baik.”

“Karena itulah seharusnya ibu tidak memaksa aku menikahinya. Yerim adalah anak dari keluarga yang biasa saja. Hidupnya pasti tidak akan banyak tekanan sebelum menikah denganku dan menjadi bagian dari keluarga Jeon.”

“Lalu kau mau melepasnya begitu saja? Sepertinya ada perubahan cukup besar selama Yerim hadir di antara kalian.”

Aku langsung memalingkan wajah setelah mengerti apa maksud yang dikatakan oleh ibu.

“Yerim sudah terlanjur menjadi istriku. Tidak ada gunanya melepaskan dia sekarang karena aku tidak akan menikah untuk yang ketiga kalinya.”

“Ya, keputusan mu sudah sangat bagus. Jangan lepaskan wanita itu apapun kenyataan nya nanti. Kalau kau sampai kehilangannya, mungkin selamanya hidup mu akan di penuhi penyesalan.” ucap ibu.

“Segera bereskan tentang ke-khawatiran istrimu dan jangan buat dia membahas tentang Miran lagi. Tidak akan ada bagusnya kalau dia sampai mengetahui rahasia dibalik meninggalnya Miran. Cukup kau dan orang tua mu saja yang tahu bagaimana situasi buruk itu bisa terjadi dulu.”

“Lalu mulai pikirkan tentang keturunan. Kalian pasti tidak menikah hanya untuk status saja kan? Joowon sudah berubah menjadi anak yang lebih hangat dari sebelumnya, jadi sepertinya dia sudah cocok memiliki adik. Dan anak perempuan akan sangat cocok untuknya. Bekerja keras lebih giat agar bisa memberikan cucu perempuan untuk orang tua mu, Jungkook.”

“Saran ibu yang terakhir terdengar menyebalkan.” sahut ku. 

“Dasar anak bodoh. Tanpa memiliki keturunan dengan Yerim bagaimana bisa kau mengikatnya seumur hidup. Hanya itu cara agar dia tidak pergi meninggalkan suami dengan sikap buruk seperti mu.”

“Akan aku pikirkan dulu. Dan aku juga harus membicarakannya dengan Yerim.”

“Aturlah sesuka hatimu.”

“Besok keluarganya Miran akan hadir. Pastikan untuk tetap menjaga Yerim di sisimu. Kau pasti sudah tahu bagaimana kelakuan buruk keluarga itu kan?”

“Ya bu. Aku sudah mengatasinya dan tidak akan aku biarkan keluarga mereka mengusik istriku.”

“Baiklah, kalau begitu ibu pamit pulang. Cepat kau susul istrimu kalau kau tidak mau dia dijadikan bahan cuci mata para bawahan mu yang sedang bekerja.” begitu selesai bicara ibu langsung pergi.

Dan aku langsung bergegas menyusul Yerim sebelum aku mencolok mata-mata yang lancang berani menatap istriku.

To be Continued..

Hei yang masih ngikutin cerita ini boleh kasih komen nya dong hehehe..

Kira-kira ada yang tau gak apa yang di sembunyikan sama keluarga Jeon tentang Miran?

Yang berkenan bisa kasih tip juga biar aku semakin semangat ngetik nya

Thank’s all ~~

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya [JAEROSÈ] YOUNG PARENTS (Bab 42)
7
0
(🔞) Contains explicit adult scenes. Please use your discretion in reading.  Tubuh Rosie sontak bergetar menahan sensasi geli saat kulit leher nya di jilati oleh lidah basah Jeffrey. Cowok itu juga menorehkan beberapa tanda kepemilikan di kulit leher istrinya. Tidak peduli kalau setelah ini Rosie akan memarahi nya.Kamu wangi banget, sayang. bisik Jeffrey dengan suara serak basah nya yang membuat bulu kuduk Rosie meremang.Cewek itu memeluk leher suaminya dan meremas rambut tebal nya untuk melampiaskan rasa geli yang menjalar di kulit leher nya. Suara desahan lirih mulai keluar dari mulutnya dan itu semakin membuat suaminya bergairah.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan