jika bukan aku

5
0
Deskripsi

Jika bukan aku,
sama sekali tak masalah bagiku.

Kan kamu sudah dewasa, tentu kamu yang paling tahu tentang apa yang terbaik untuk dirimu. Hadirku hanya sekadar opsi yang bisa kamu pilih jika kamu suka dan percaya. Namun jika tidak, kamu boleh bahkan sangat berhak untuk tidak memilihku.

Jika bukan aku,
sama sekali tak masalah bagiku.

Aku tak ingin engkau memilihku sebab rasa kasihan melihatku. Jangan, jangan kamu lakukan itu padaku. Aku lebih memilih ditolak mentah-mentah olehmu daripada memilihku sebab...

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya tiada ruang untuk tukang selingkuh
4
2
Perselingkuhan tak ada habisnya, ia akan selalu ada dan terjadi berulang kali selama manusia tak bisa mengendalikan nafsunya.Cukup sering aku mendapati cerita dari pembaca perhal kekasih mereka yang di hatinya tak hanya ada dia saja, namun ada wanita lain yang menempati ruang serta bayang-bayang dalam kepalanya. Tak hanya cerita dari pembaca, orang-orang terdekatku pun banyak yang pernah merasakan; Ibu, tante, dan juga sepupu, mereka pernah diduakan oleh wanita lain sampai menghancurkan rumah tangga mereka; kecuali sepupuku yang memutuskan untuk memaafkan suaminya.Bicara perihal perselingkuhan selalu berhasil membuat aku kesal, namun saat menuliskan hal ini, aku berusaha untuk seobjektif mungkin agar bisa memberikan pandangan yang barangkali bisa lebih adil untuk kedua belah pihak; pelaku dan korban. Namun tetap saja, perselingkuhan—apapun alasannya, tetap tidak bisa dibenarkan dan jangan pernah memberikan ruang maaf untuk mereka yang berkhianat pada komitmen yang telah kalian bangun dari awal.Memaafkan perselingkuhan artinya kamu memberi ruang pada pelaku untuk melakukan hal yang sama. Iya, aku tahu, tidak semua akan melakukannya, akan tetapi, siapa yang bisa menjamin kejadian itu tidak terulang lagi? Toh para pelaku tak pernah mengaku saat mereka melakukan hal itu, pelaku akan meminta pengampunan ketika apa yang mereka lakukan akhirnya ketahuan, jika tidak? Tentu mereka tetap melanjutkan prilaku biadapnya tersebut.Menuliskan perihal ini bukan berarti aku manusia paling suci—yang tak tertarik pada orang lain ketika aku sedang berada dalam sebuah komitmen bersama wanita yang kupilih. Sebagai manusia biasa, pastilah kita punya ketertarikan pada orang lain, namun setelahnya itu bagaimana kita; memilih untuk larut pada perasaan itu (entah itu perasaan suka atau nafsu) dan memilih menduakan kekasih yang telah kau pilih secara sadar atau menahan diri dan mengabaikan ketertarikan itu; menganggap itu hanya sekadar angin lalu.Pilihan ada pada kita sebagai makhluk yang diberikan akal. Sama seperti membunuh, aku yakin di kepala kita pasti punya keinginan untuk membunuh orang yang kita benci, namun yang membedakan kita dengan pembunuh adalah, pembunuh melakukan hal itu sedangkan kita memilih untuk tetap menempatkan pikiran itu dalam kepala dan tidak melakukan tindakan tercela. Begitu juga dengan perselingkuhan, sudah dapat dipastikan itu tindakan yang dilakukan secara sadar.Lantas, apa yang mau kau harapkan dari seseorang yang tidak bisa mengendalikan perasaan dan nafsunya?Namun, apa yang kutuliskan di sini tidak pula menjadi patokan yang mengharuskanmu untuk tidak memberikan maaf pada kekasihmu yang telah menduakanmu. Itu semua pilihan kamu sebagai manusia yang punya akal. Berkenan memaafkan atau memilih untuk meninggalkan manusia seperti itu.Aku juga pernah mendapati seorang pembaca yang memaafkan pasangannya dengan dasar harapan kekasihnya akan berubah dan tak mengulanginya. Tahu apa yang terjadi setelahnya? Kekasihnya mengulangi hal yang sama hingga tiga kali pada orang yang berbeda. Ketahuan lalu dimaafkan, ketahuan lagi lalu di maafkan, ketahuan lagi dan lagi lalu dimaafkan lagi untuk yang kesekian kali. Ujung-ujungnya apa? Dia menjadi stress hidup dalam keadaan seperti itu.Ada pula seorang teman yang memaafkan pasangannya atas dasar menyalahkan dirinya sendiri yang penuh dengan kurang sehingga ia kembali memberikan ruang hatinya untuk tetap ditempati oleh kekasih yang menduakannya. Ini logika berpikir yang salah. Jika ada kurang dari pasangan yang ternyata tak bisa diterima, mengapa sedari awal kau menjalin hubungan dengannya? Berkomitmen dengan satu orang tandanya kau siap menerima lebih dan kurangnya. Jika kau hanya menerima lebihnya saja dan selalu mengeluhkan kekurangannya, itu salahmu untuk tetap bertahan dan memilih untuk berselingkuh dengan orang lain yang kamu pikir bisa melengkapi apa yang kau inginkan dalam hidup ini.Barangkali kamu si orang yang selalu merasa bersalah setiap ada perbuatan dari orang lain yang menyakitimu, pada bagian ini kau tidak perlu menyalahkan diri sendiri. Daripada dia menyakitimu dengan menduakanmu, bukankah akan lebih baik ia meninggalkanmu? Itupun jika kamu tak masalah ditinggalkan oleh seseorang yang selama ini kau sayang namun ternyata ada wanita lain yang bukan kamu di dalam kepalanya.Terakhir, tulisanku ini bukan menjadi patokan untuk kamu bersikap, ini hanya sekadar pandanganku yang barangkali bisa menjadi pertimbanganmu ketika hal ini terjadi dalam hidupmu.Bila kau berada dalam situasi seperti ini? Mana yang akan kau pilih?
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan