SUNDA MYSTERIES (3): TEORI KONSPIRASI MENGGEMPARKAN – BENARKAH HITLER MATI DI GARUT?

7
7
Deskripsi

Mungkin kalian kucek-kucek mata begitu membaca judul di atas. Di episode yang lalu gue membahas “kebenaran” di balik dongeng Sangkuriang dan juga Sundaland yang bisa dikaitkan dengan banjir Nabi Nuh. Masa sebagai penutup trilogi sekaligus klimaks Sunda Mysteries kita bahas …. Hitler mati di Garut sih?

Emang, teori konspirasi tersebut emang terdengar abal-abal, sebab meneorikan bahwa Hitler sesungguhnya masih hidup dan kabur ke Garut, Jawa Barat, pasca-Perang Dunia II. Ngapain juga ke Garut? Kenapa...

Yuk kunjungi Tahilalat di https://www.instagram.com/p/Ch1ijmPJgjI/

Sebagian besar dari artikel ini gue adaptasi dari artikel berseri di website Tempo yang ditulis Tutty Baumeister dan Doddy Hidayat yang pernah dimuat di Majalah Tempo pada 11 Mei 2015. Artikel tersebut selanjutnya juga ditulis berdasarkan buku “Hitlers Griff nach Asien” atau “Jerman Mencapai Asia” karangan penulis Jerman Horst H. Geerken. Karena ini murni bukan dari hasil karya gue sendiri, maka gue gratiskan ya.

Berikut ini link aslinya ya, tapi postingannya berseri lho.

https://nasional.tempo.co/read/672026/kisah-hitler-wah-rupanya-ada-partai-nazi-di-indonesia-1

Artikel tersebut menguak fakta bahwa ideologi Nazi ternyata pernah subur berkembang di Indonesia sebelum Indonesia merdeka. Bahkan Nazi memiliki perwakilan di Hindia Belanda (nama lawas yang disematkan pada Indonesia oleh pemerintah kolonial sebelum merdeka) sejak 1931, dua tahun sebelum Hitler naik tahta menjadi Kanselir Jerman. Sekedar info saja, Nazi yang berasal dari kata “Nasionalsozialist” sesungguhnya merupakan kependekan saja dari nama asli partai yang mendukung Hitler itu, yakni “Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei” (NSDAP) yang bisa diterjemahkan menjadi “Partai Nasionalis-Sosialis Pekerja Jerman”. Nah, sang penulis lebih suka menggunakan nama resminya, NSDAP, ketimbang NAZI, jadi gue akan mengikutinya.

Mungkin kalian heran, lho kok Nazi buka cabang di Indonesia sih? Ngapain coba, kek kurang kerjaan aja? Well, seperti kita tahu, saat itu Belanda masih bercokol di Indonesia sebagai penjajah. Masih ingat dong ama VOC? Nah, mungkin kalian tidak tahu bahwa setengah dari jumlah pegawai VOC adalah orang non-Belanda, seperti berasal dari Polandia, Swiss, Austria, dan juga Jerman. Masuk akal sih, sebab negara-negara tersebut berdekatan dengan Belanda sehingga pastilah ada yang mengadu nasib di sana.

Perantau berdarah Jerman rupanya menempati jumlah terbanyak. Pada abad ke-18 misalnya, 2.000 tentara bayaran dikirim bangsawan Jerman Carl Eugen von Württemberg untuk mendukung tentara VOC dengan imbalan 300 ribu gulden. Geerken (sang penulis) menemukan data bahwa sebelum Perang Dunia II, ada sekitar 400 ribu orang Jerman yang tinggal di Asia Pasifik. Uniknya, populasi Jerman terbesar di perantauan rupanya berada di Hindia Belanda. 

Maka tak heran, NSDAP sampai membuka perwakilan Nazi luar negeri udah mewadahi aspirasi anggota mereka yang merantau. Artikel ini mengklaim bahwa pada 1933, jumlah anggota NSDAP di Hindia Belanda mencapai sekitar seribu orang. Kantor pusatnya terletak di Batavia (nama jadulnya Jakarta) dan cabangnya tersebar di Surabaya, Bandung, Medan, Padang, dan Makassar. NSDAP Hindia Belanda bahkan menjadi perwakilan Nazi nomor dua terbesar di kawasan Asia-Pasifik setelah Tiongkok. Waduh, bahaya juga ya?

Sosok Walther Hewel. Apa benar beliau yang menginspirasi Hitler supaya pensiun di Garut

Salah satu dari mereka adalah Walther Hewel yang digadang-gadang sebagai orang terdekat Hitler setelah kekasihnya, Eva Braun. Hewel adalah informan Hitler yang memberi tahu bahwa tanah air kita, yang saat itu dikenal dengan nama Hindia Belanda, merupakan negara yang amat kaya raya dengan sumber alam. Negeri kita memiliki hampir semua bahan baku yang dibutuhkan Hitler untuk mewujudkan ambisinya menjadikan Jerman ibu kota dunia (yang kelak akan ia namai “Germania”) apabila ia menang perang. 

Gue udah sempat bahas nih tentang kereta raksasa yang nantinya akan dibikin Hitler jika ia nanti kelak menang perang dan menguasai dunia. Nah, semua bahan baku yang ia perlukan untuk mewujudkan misi ambisius ini, seperti karet, nikel, timah, krom, kobalt, magnesium, molybdenum, aluminium bauksit, pokoknya semua deh. 

Hindia Belanda juga kaya akan bahan makanan melimpah seperti gula, sagu, jagung, cokelat, beras, merica, kentang, minyak kelapa sawit, bahkan sampai pil kina (penting banget biar lu nggak mati kena malaria), kapas, tembakau, kopi, teh, dan masih banyak lagi. Ditambah lagi nih ada banyak persediaan minyak bumi, gas alam, dan batu bara di negeri kita. Duh, udah sekaya ini kok negara kita masih berflower aja yah?

Jerman sendiri dikenal sebagai penghasil produk industri terkemuka, seperti pesawat terbang, mobil, mesin, senjata, kapal selam, dan sebagainya. Tetapi sayang, negeri mereka miskin bahan baku dan semuanya harus diimpor. Mana lagi kalau bukan dari Hindia Belanda? Bahkan Kaisar Wilhelm II dari Jerman-pun pada tahun 1914 sudah mengakui bahwa Hindia Belanda sangat potensial sebagai penyedia bahan baku kendaraan bermotor produksi Jerman. Pantesan banget nih Herr Hitler diam-diam melirik kita. Namun apa itu udah menjadi alasan tepat buat pindah ke Garut, hmmmm?

Kita kembali ke Hewel yang pada tahun 1927 memutuskan untuk hijrah ke Hindia Belanda. Ketika tiba, Hewel bekerja di perkebunan “Neglasari“milik Belanda di Garut, Jawa Barat. Sewaktu masih tinggal di Jerman, Hewel sendiri sudah dekat dengan Hitler, bahkan mereka sempat mendekam di penjara bersama-sama. Keakraban itu membuat Hitler mempercayai Hewel untuk mendulang dukungan bagi the Third Reich di Nusantara kita. Karena itu nggak heran ya perwakilan NSDAP Hindia Belanda menjadi yang kedua terbesar di kawasan Asia Pasifik. 

Saking suksesnya, mereka sempat memiliki koran berbahasa Jerman yang terbit di Batavia bernama “Deutsche Wacht” yang terbit dua minggu sekali. Koran ini didirikan pengusaha Emil Helfferich pada 1915 yang memiliki perusahaan impor berbagai bahan mentah seperti karet dan bahan tambang bernama “Strait und Sunda Syndicate” (waduh, makin erat nih kaitan Sunda Empire ama Herr Hitler!). Ia juga pemilik perkebunan teh lebih dari 4.000 hektar di Cikopo, Puncak, Jawa Barat, yang sekarang milik PT Gunung Mas.

Foto ini konon dikibarkan ketika Jepang tiba di Indonesia pada Perang Dunia II dan disambut meriah para simpatisan Nazi di Hindia Belanda

Selain NSDAP, rupanya ada partai simpatisan Nazi lain yang tumbuh subur di tanah air kita, yakni NSB yang didirikan pada 1931 oleh Anton Adriaan Mussert. Bahkan NSB memiliki yang bernama Nederlandsche SS. Sekitar 1.000-3.000 dari 5.000-10.000 tentara Nederlandsche SS itu merupakan orang asli Indonesia. Bahkan mereka memiliki gaya salut mirip dengan “Heil Hitler”. Di Batavia, jumlah anggota NSB jauh lebih besar daripada NSDAP. Namun ini malah menyulut murka sang Fuhrer, sebab ajaran NSB ini lebih “lunak” dan tidak rasis. Mereka saja tidak membenci Yahudi, ras yang jelas-jelas sudah membuat sang Hitler jyjy bukan kepayang. Tapi kegiatan politik NSB mulai membuat pemerintah Belanda was-was sehingga merekapun ditahan di Pulau Onrust karena dianggap berpotensi memberontak.

Namun ini tak menghentikan para simpatisan Nazi di Batavia berhenti memajang dan melambai-lambaikan bendera Nazi. Bahkan simbol Nazi di Hindia Belanda menjadi pemandangan biasa waktu itu. Menurut artikel ini, ketika pernikahan Ratu Juliana dan Pengeran Bernhard pada 1937, bendera Belanda konon dipancangkan bersebelahan dengan bendera Nazi di Hindia Belanda. Salah satu pendukung Nazi garis keras, Frans Schomper, tinggal di rumah yang sekarang menjadi Gedung Juang (Museum Perjuangan) di Menteng, Jakarta Pusat.

Geerken (sang penulis buku) menyebut ideologi Nazi di mulai menarik perhatian para pejuang kemerdekaan Indonesia. Bahkan Geerken mengklaim Hitler berniat menyokong perjuangan tentara Peta pimpinan Sukarno dengan mengirim bantuan militer. Nah di sini “pengakuannya” mulai simpang siur, sebab ia juga menyebut salah satu pahlawan nasional Indonesia ternyata simpatisan NAZI dan beberapa klaimnya juga terlalu kemana-mana dan nggak sesuai dengan sumber sejarah yang lebih terpercaya.

Hanya sekedar info, pada 2010 sang penulis juga menelurkan karya “A Magic Gecko: CIA’s Role Behind the Fall of Sukarno” dimana ia mengklaim teori konspirasi tentang keterlibatan badan intelejen AS itu dalam lengsernya Soekarno. 

Menilik keindahan alamnya, tak heran jika Hitlerpun pengen ke Garut

Kita kembali ke Herr Hitler dimana pada akhir Perang Dunia II, ia akhirnya bunuh diri dengan sang kekasih, Eva Braun, di bunkernya di Berlin. Kemudian, pasukan Uni Soviet yang kala itu berhasil merangsek masuk ke Berlin membakar jasadnya dan membuang abunya ke sungai Elbe di Jerman, namun masih menyimpan sisa tengkoraknya. Konon, seorang arkeolog Amerika bernama Nick Bellantoni menampik bahwa tengkorak tersebut bukan milik Adolf Hitler, melainkan seorang perempuan berumur 40 tahun. Berangkat dari pemaparan itu, sejumlah catatan CIA menyebut bahwa Adolf Hitler sesungguhnya selamat dan berhasil kabur ke Spanyol atau Argentina.

Mungkin kalian protes, lho Bang, itu aja CIA bilangnya Abang Hitler kabur ke Argentina, bukan ke Garut! Well, teori ini sesungguhnya lahir dari buku “Hitler Mati di Indonesia” karya Suryo Guritno. Singkatnya,  teori konspirasi bahwa sang Fuhrer kabur ke Indonesia berawal dari tulisan seorang doktor militer asal Bandung bernama Dr. Sosro Husodo. Beliau menuangkannya ke dalam sebuah artikel di harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983.

Dalam artikel itu, sang dokter mengaku dirinya pernah bertemu dengan Adolf Hitler di Sumbawa Besar pada tahun 1960. Kala itu sosok mantan pemimpin besar Jerman itu menyamar dengan nama Dokter Poch. Dia meyakini bahwa sosok yang ia temui adalah Adolf Hitler karena memiliki kondisi fisik yang serupa. Tapi kalo cuman sekedar mirip kayaknya kurang bisa dipercaya ya gaes. Pasalnya Charlie Chaplin aja mirip Hitler.

Well, begini. Hitler tak bisa berjalan normal karena kaki kirinya mengalami kelumpuhan dan penglihatannya terganggu. Selain itu, tangan kiri Hitler juga sering mengalami kejang setelah pertempuran di Stalingrad, Rusia. Uniknya, gejala-gejala ini juga dialami oleh sosok Dokter Poch ini. Ada pula “bukti” lain berupa paspor sang dokter misterius juga tertulis tempat kelahirannya adalah Przemyśl, Austria. Padahal, Przemyśl berada di Polandia sehingga ia menyimpulkan bahwa paspor itu palsu. Selain itu, buku itu juga mengungkapkan bahwa Hitler menikah dengan seorang wanita lokal bernama Sulaesih.

Mari kita kembali ke Walther Hewel, sahabat Hitler yang pada tahun 1936 kembali ke Jerman setelah kenyang ngadem di Bumi Parahyangan. Bisa jadi di sana, ia menceritakan tentang keindahan alam Garut serta mojang-mojang Priangan yang geulis pisan, yang pastinya membuat sang Fuhrer terpana. Tak hanya itu, jika dipikir-pikir, Garut saja dijuluki sebagai Swiss van Java. Jika Hitler benar pindah ke Indonesia, masuk akal sih dia memilih lokasi yang adem dan sejuk sebab mirip dengan iklim di Eropa.

Well, who knows? Maybe Hitler did die in Garut?

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya SUNDA MYSTERIES (BONUS): DIMANAKAH KOTA TERTUA DI INDONESIA?
10
2
Eits, pasti dipikir Sunda Mysteries-nya udah abis ya? Hehehe … masih ada edisi bonusnya kok, tenang aja.Ekspresi readers: “Mau bahas apa lagi Bang, piramid yang katanya ada di Garut? Siapa tau Hitlers sengaja ke Garut buat kontak-kontakan ama alien.” *kesel*Eits, tenang aja, artikel kali ini ilmiah kok alias sumber sejarahnya jelas. Bahkan kita akan membahas kota tertua di Indonesia yang katanya sih *spoiler* ada di Tatar Pasundan.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan