ATIANA (02)

0
0
Deskripsi

Atia hanyalah gadis remaja biasa yang tidak sengaja memasuki sebuah gudang yang ada di belakang sekolahnya. Tapi ternyata, sebuah hal mengerikan terjadi di sana, dan Atia harus menanggung akibat karena memasuki gudang tersebut. 

Atia serasa berada di sebuah lautan dalam, karena tubuhnya terasa sangat dingin dan juga Atia seperti merasakan rambutnya bergerak-gerak seperti di dalam air. 

tapi, dimana sebenarnya dia sekarang? 

Atia tidak bisa melihat apapun selain gelap, tapi dia masih sangat yakin kalau dia tidak mati, karena nafasnya yang berbunyi sangat keras, alasannya tentu saja karena Atia merasa sangat takut hingga benar-benar ingin mati. 

kira-kira sudah berjam-jam Atia hanya berada dalam posisi seperti ini, matanya gelap dan tubuhnya menggigil, bahkan Atia rasa sekarang bibirnya sudah membiru. 

pergelangan kaki dan tangan Atia terasa seperti di ikat oleh sebuah besi tebal, mungkin sebuah borgol, atau apapun yang bisa membuat tangannya seperti mati rasa karena aliran darahnya yang benar-benar terasa tidak mengalir. 

“tolong”

bukan hanya sekali, sudah berkali-kali Atia menggumamkan kata itu, tapi tidak ada yang berubah. 

“tolong aku”

“kumohon tolong”

ada bunyi jarum jam di tempat itu, tapi Atia hanya menebak-nebak, walau tidak tau apakah itu memang bunyi jarum jam atau hal lain yang tidak pernah di lihat oleh Atia. 

bunyi dentingan itu mengisi hampir keseluruhan pikiran Atia, Atia bahkan menirukan bunyi jarum jam tersebut di dalam hati seperti menghitung sudah berapa lama dia berada di sana, tapi itu hanya khayalan Atia, karena dia sudah kehilangan hitungan sekitar dua jam yang lalu. 

apakah benar dua jam? bagaimana kalau ternyata dua hari? 

apa Atia akan mati setelah ini? 

saat sedang sibuk menirukan dentingan jarum jam, sebuah suara asing masuk, hingga akhirnya Atia bisa terbebas dari kekosongan dan hening. 

bunyi itu adalah bunyi kursi yang di seret, bunyi yang sama seperti yang di dengar oleh Atia sebelum akhirnya dia menjadi seperti sekarang. tapi yang berbeda, bunyi seretan kursi itu terasa lebih lama, seperti kursi tersebut di seret dari tempat yang jauh hingga akhirnya terdengar lebih dekat dan sangat dekat dengan Atia. 

saat mata Atia di tutup seperti sekarang, entah mengapa dia bisa mendengar dengan sangat tajam, salah satu contohnya, Atia bisa mendengar seseorang sudah menduduki kursi tersebut lalu menyalakan sebuah pematik dan membakar sebatang rokok, lalu menghisapnya dengan pelan, sangat pelan. 

lalu, orang itu menghembuskan asap rokoknya pada wajah Atia. 

Atia bisa merasakan asap rokok yang mengenai wajahnya hingga masuk pada pernafasannya, membuat tarikan nafasnya menjadi semakin dalam dan berat. 

“kau tidak begitu menarik”

suara seseorang yang bisa dipastikan oleh Atia adalah suara lelaki itu, membuat jantung Atia berdetak sangat cepat. tubuhnya terasa semakin menggigil dan rambutnya kembali digerakan oleh aliran air. 

"tolong aku, aku ingin kembali"

Atia bisa mendengar suaranya yang sangat lemah dan ketakutan, seakan-akan hanya lelaki yang ada di sekitarnya itu yang bisa menyelamatkan nyawanya.

atau memang benar seperti itu?

"kembali kemana? "

suara itu terdengar lagi, dan Atia memperhitungkan jarak dirinya dan lelaki itu tidak lebih dari satu meter. sangat dekat, dan Atia merasa tidak nyaman, karena dia tidak tau bagaimana kondisinya saat ini.

"kembali ke kelasku, atau pulang ke rumah, mungkin sekolah sudah selesai sekarang"

"bagaimana caramu kembali ke sana?"

"aku hanya perlu keluar dari sini, lalu membuka pintu merah ruangan ini, lalu berjalan ke kelas dan mengambil tasku"

Atia menjawab seadanya, karena dia hanya ingin pulang, dia tidak ingin berada di tempat itu lebih lama lagi.

"apa temanmu tidak menunggumu? "

pertanyaan itu membuat Atia berpikir sejenak, sebelum menggeleng pelan, untuk menjawab kalau dia tidak tau.

"tidak ada yang tau kau pergi ke mana, hm?"

pertanyaan dengan nada mengejek itu entah mengapa membuat jantung Atia kembali berdetak cepat, bahkan dia bisa merasakan denyut di lehernya yang terasa sangat-sangat cepat.

Atia merasa sangat pusing dan mual, bahkan saat lelaki itu melanjutkan perkataannya, tubuh Atia sudah terasa kaku dan seperti tidak lagi merasakan air yang menyentuh kulitnya, dia seperti melayang dan berada di tempat hampa.

"tidak ada yang tau kau hilang dimana, tidak akan ada yang tau saat kau di potong hingga tidak berbentuk lalu potongan tubuhmu di masukkan kedalam kotak dan di jual kepada seseorang"

itu tidak akan terjadi, tenang Atia.

"itu akan terjadi"

lelaki itu seperti dapat membaca pikiran Atia saat melihat nafas Atia mulai kembali normal dan dadanya tidak lagi terangkat seolah tidak bisa bernafas.

"tolong, jangan lakukan itu"

tidak ada jawaban dari lelaki tersebut, hingga beberapa saat kemudian Atia bisa merasakan pipinya yang di genggam dengan kasar oleh sebuah tangan yang terasa sangat keras, lalu wajahnya terasa di gerakkan ke kiri dan ke kanan, hingga akhirnya kembali di hempaskan begitu saja.

"tidak berguna menahanmu di sini, tapi kau sudah masuk ke tempatku dan itu menggangguku"

"aku minta maaf"

Atia berucap cepat, ingin lelaki itu tau bahwa dia tidak ada niatan untuk mengganggu lelaki itu.

"apa yang akan kau lakukan setelah kau ku bebaskan? "

"aku hanya akan pulang, aku tidak akan bercerita pada siapapun tentang kejadian ini"

bahu Atia terlonjak kaget saat mendengar tawa ringan yang terkesan sangat-sangat mengejek, dia ingin sekali melihat wajah lelaki itu dan mengatakan betapa bencinya dia di perlakukan seperti ini, tapi Atia bertahan, karena dia hanya ingin pulang dengan cepat.

"kau pikir aku akan percaya? perempuan adalah makhluk paling banyak omong, kau pasti bercerita pada temanmu nanti"

"tidak, aku tidak akan bercerita"

"apa kau memiliki teman? "

sebuah asap rokok kembali berhembus di wajah Atia, membuatnya terbatuk beberapa kali.

"ya, aku punya dua teman"

"siapa nama mereka"

"Olivia dan Serena"

setelah menyebutkan nama kedua temannya itu, entah mengapa Atia baru tersadar kalau seharusnya dia tidak menyebutkan nama mereka. bagaimana kalau mereka berdua menjadi korban seperti  Atia? Atia adalah orang yang menjadi penyebabnya kalau hal itu sampai terjadi.

Atia sibuk dengan pikirannya, hingga dia tidak menyadari kalau dia tidak lagi mendengar suara dari lelaki itu.

"seberapa dekat kau dengan Serena? "

Atia mengernyit saat mendengar nada bicara lelaki itu yang berubah, seolah-olah lelaki itu kenal dengan Serena, teman dekatnya sejak Junior High School, dan juga tetangganya.

"jawab"

lelaki itu mendesis marah, dan Atia bergegas menjawab karena tidak ingin mendapatkan masalah

"kami sudah berteman sejak Junior High School, aku dan Serena juga bertetangga sejak Serena pindah tiga tahun yang lalu"

Atia tidak siap saat tiba-tiba saja dengan gerakan kasar lelaki itu melakukan sesuatu di balik kepalanya, lalu Atia merasakan kain hitam yang menutup matanya perlahan menurun hingga Atia mulai membuka kelopak matanya yang sedari tadi ia tutup. 

hanya ada sinar redup saat dia membuka matanya yang sudah berjam-jam tertutup kain, sampai akhirnya kepalanya menoleh ke kanan, dan tubuhnya otomatis berusaha menjauh saat mengetahui siapa orang yang sedari tadi berada di sebelahnya.

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
Atiana
Sebelumnya ATIANA (01)
0
0
Atia hanyalah gadis remaja biasa yang tidak sengaja memasuki sebuah gudang yang ada di belakang sekolahnya. Tapi ternyata, sebuah hal mengerikan terjadi di sana, dan Atia harus menanggung akibat karena memasuki gudang tersebut.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan