Sauna

0
0
Terkunci
Deskripsi

Pikiran Seungkwan sedang kalut akhir-akhir ini, para anggota pun sudah mengetahuinya dan dirinya pun sudah pernah mengobrol dengan Joshua agar setidaknya ia merasa lega karena bisa meluapkan apa yang dirasa. Namun itu belum sepenuhnya hilang dari pikirannya, Seungkwan membuka matanya, sedikit frustasi karena malam ini ia tidak bisa tidur padahal matanya sudah mengantuk. Melihat ke arah sampingnya, Jun dan Dino yang sudah terlelap meninggalkan dirinya sendirian. 

Ia membuka ponselnya dan melihat jam...

Post ini tidak mengandung file untuk diunggah/baca ataupun tulisan panjang.

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Karya
1 konten
Akses seumur hidup
20
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya After a Tiring Day
1
0
Gue balik dulu ya Ucap Jeonghan setelah selesai dengan pemotretan yang ketiga hari ini. Cukup lelah dengan pekerjaannya namun inilah yang ia inginkan.Jeonghan hidup merantau demi menggapai mimpinya sebagai seorang terkenal, entah apapun pekerjaannya ia hanya ingin menjadi seseorang yang dikenal banyak orang dan menjadi pusat perhatian.Dan disinilah ia sekarang, menjadi seorang model, mendapatkan banyak tawaran iklan dan bahkan ia mendapatkan tawaran bermain film. Tetapi, Jeonghan tahu bahwa ia tidak lihai dalam berakting maka dari itu ia tidak pernah mengambil tawarannya. Setidaknya, ia sudah cukup dikenal hanya dengan menjadi seorang model.Jeonghan memasuki rumahnya tepat pada pukul jam sepuluh malam dengan lunglai, energi sosialnya terkuras habis. Tubuhnya langsung ia rebahkan di atas sofa tanpa melepas sepatu dan bajunya.Ia membuka ponselnya yang penuh dengan notifikasi, sedikit risih karena notifikasi yang tidak ada henti-hentinya bermunculan namun ia juga senang melihat respons warganet dengan update-annya di semua media sosial.Jika ditanya, memangnya Jeonghan tidak mempunyai admin untuk mengelola semua platform? Punya kok, sudah pasti, tapi Jeonghan juga terkadang ikut update sendiri untuk memberi kabar kepada penggemarnya.Setelah berkutat dengan ponselnya, ia pun terpaksa pergi ke kamarnya untuk bersih-bersih walaupun dirinya masih lemas.Termenung di dalam bathub mengingat kembali bagaimana dulu ia berjuang untuk mendapatkan posisi sekarang. Tentu tidak mudah dan syukurnya Jeonghan selalu bersabar dan yakin bahwa ia bisa melewati masa sulit itu.Sebenarnya Jeonghan tidak ingin mengingat kembali kenangan yang sudah lalu namun rasanya tidak bisa, kenangan itu sudah menempel di kepalanya.Tidak buruk juga, Jeonghan menganggap itu sebagai bentuk untuk selalu menyadarkannya agar tetap menjadi seorang yang humble dan tidak memandang rendah orang yang tidak setara dengannya saat berada di posisi sekarang.Tiba-tiba suara aneh memasuki telinganya dan asalnya dari luar yang berarti di dalam kamarnya. Jeonghan tinggal seorang diri di rumah ini tentu ia panik. Bukan panik karena hal mistis tetapi panik akan orang jahat.Buru-buru ia membersihkan tubuhnya dan keluar kamar mandi menggunakan bathrobe-nya dengan mengendap-endap takut sosok itu tidak mengetahui bahwa ada ia di rumah ini.Jeonghan bernafas lega, ternyata peliharaannya yang menggeratak meja riasnya. Ia hampir lupa bahwa dirinya mempunyai peliharaan seekor kucing yang bernama Mowi.Ututu mowi kenapa berantakin meja aku loh, laper iyaa? Ayok kita maem Jeonghan membawanya keluar kamar menuju ruangan yang sengaja ia buat untuk kamar Mowi.Selama mempunyai Mowi, Jeonghan menyewa asisten untuk menjaga Mowi dikala dirinya sedang sibuk bekerja seharian walaupun asistennya hanya bekerja hingga jam enam sore tetapi setidaknya selama setengah hari itu ada yang menjaga Mowi untuk memberi makan, mengajak main dan memandikannya.Sepertinya asistennya lupa untuk menutup pintu kamar Mowi hingga Mowi bisa berkeliaran masuk ke kamarnya dan berantakin meja riasnya.Setelah memberi makan untuk Mowi, Jeonghan pergi ke dapur untuk melihat apa yang bisa ia makan karena ia lupa membeli makanan saat arah pulang, malas memesan online juga karena pintu rumahnya sudah dikunci, sepertinya.Menggoreng nugget dan sosis yang ternyata masih utuh bertengger di dalam freezer dan juga menyiapkan nasi yang sudah dimasak oleh asistennya sebelum pulang.Kebiasaan Jeonghan adalah melamun, kali ini ia tidak memikirkan apa-apa, hanya bengong saja dengan pikiran kosong hingga tak sadar ada tangan yang diam-diam memeluk pinggangnya.Tubuhnya berjengit saat lehernya dicium oleh entah siapa dan hampir memukul pelaku itu dengan spatula kayu yang ia buat goreng nugget, yang ternyata adalah temannya, teman tidur? Teman ngobrol? Atau teman main? Ah ia tidak tahu yang jelas temannya ini adalah yang selalu ada untuknya selama ini.Fakta baru lagi, Jeonghan tidak sendirian banget selama ini. Seperti yang dibilang sebelumnya, temannya yang biasa ia sebut dengan Seungcheol atau Cheol ini yang selalu menemaninya, dari dirinya masih di bawah hingga ada di titik ini. Dan juga teman tidur nya. Tanpa dijelaskan pun sepertinya kalian mengerti maksudnya apa.Apaan sih ngagetin banget! Kenapa gak bilang kalo mau kesini? Kapan juga kesininya kan pintunya udah dikunciYakin banget udah dikunci? Terus gue gimana masuknya kalo udah dikunci? Nembus gitu? Tanya Seungcheol dengan niat meledek.Jeonghan mendengus mendengarnya Jadi lu yang tadi ke kamar dan melanjutkan kegiatan sebelumnya mengabaikan Seungcheol.Seungcheol memeluk Jeonghan kembali dan mengistirahatkan dagunya di atas bahu teman mungilnya.Laper ujar Seungcheol.Gue juga laper makanya goreng iniSeungcheol menggelengkan kepalanya membuat Jeonghan kegelian karena dagunya.Bukan makan ituJeonghan menyingkirkan kepala Seungcheol di bahunya karena ia sudah selesai menggoreng.Udah lah diem, gue laperSeungcheol cemberut dan mengikuti kemana saja Jeonghan menyiapkan makanannya.Kini mereka sudah di meja makan, menyantap makanan itu dengan lahap walaupun hanya dengan makanan seadanya.Gue tuh udah chat lu daritadi tau tapi kayaknya lu gak buka hp ya apa males aja bales chat gue? Seungcheol memulai percakapan.Gue buka hp pas udah di rumah sih tapi gak liat chat lu tuh, ngibul kali luEmang lu liat apaan pas buka hp?TwitterPantesanTerus lu kesini niatnya mau ngapain?Kangen luJeonghan memutar bola matanya, malas. Tadi pre-record nya gimana? Lancar?Tentu saja ia mengalihkan pembicaraan. Dan untungnya Seungcheol terbawa alur karena ia mulai menceritakan gimana pre-recordnya yang didatangi banyak penggemar dan ia memberi makanan juga barang untuk para penggemarnya karena sudah mau menemani dirinya hari ini.Inilah yang Jeonghan suka dari Seungcheol. Sangat loyal, tidak perhitungan, satu kali ditolong maka ia balas dengan berkali kali lipat seperti pertama kali mereka bertemu.Tetapi Jeonghan tidak ingin terlalu berlarut-larut dengan pikirannya dan kenangannya yang lalu. Mereka sudah sama-sama jaya sekarang, tidak perlu ada yang diulang kembali, kisah ataupun kenangannya.Setelah sesi makan malamnya yang dibarengin dengan mengobrol dan bercerita keseharian mereka, Jeonghan membawa piring-piring kotornya ke wastafel dan langsung mencucinya. Tetapi lagi-lagi Seungcheol mengusiknya dengan memeluk dari belakang. Jeonghan paham tapi apa tidak bisa sabar sedikit karena mereka baru saja selesai makan yang bahkan makanannya belum turun.Selesai sudah ia mencuci piringnya, mengeringkan tangannya dan menaruh piring-piring itu di tempatnya kembali dengan Seungcheol yang masih menempel di belakangnya seperti koala.Udah mandi ya?Liatnya gimana? Gue kan masih pake bathrobe, jelas udah mandiWangi sabunnya Seungcheol terus mencium leher Jeonghan hingga sang empunya menggigit bibir bawahnya untuk menahan suara yang mungkin saja semakin membuat Seungcheol melakukan aksinya.Namun tanpa ia keluarkan pun, Seungcheol tetap melakukannya karena kini pria itu mulai membuka pengikat mantelnya dan memainkan putingnya yang sudah mengeras di sana.Jeonghan berjengit kecil karena Seungcheol menggigit leher dan mencubit putingnya secara bersamaan. Saat ini mereka masih berada di meja makan dan baru saja selesai makan tapi kini giliran Jeonghan yang dimakan.Dibaliknya tubuh Jeonghan dan kini mereka berhadapan, tanpa aba-aba Seungcheol langsung menyambar bibirnya, mencumbunya sedikit kasar dan penuh nafsu, Jeonghan susah untuk mengimbanginya karena ciuman Seungcheol yang terkesan buru-buru. Ia pun melepaskan ciumannya.Bisa pelan-pelan gak sih? Sakit tauBukannya merasa bersalah, Seungcheol malah tertawa lalu mencium pipi Jeonghan.Kan dibilang kangen  Ya tapi pelan-pelan aja, aku gak bakal kemana manaSeungcheol mencium pipinya kembali dengan gemas karena Jeonghan mulai memakai panggilan aku-kamu walaupun hanya pada waktu tertentu seperti sekarang ini.Lanjut ya? Janji pelan-pelan tanpa menjawab, Jeonghan hanya memajukan wajahnya ke arah lelaki itu dan menautkan bibirnya disana.Saling memagut satu sama lain dengan tempo yang lembut dan penuh kehangatan, seolah dunia di sekitar menghilang dan lupa akan bahwa mereka masih berada di dapur namun itu tidak menjadi halangan untuk mereka tetap terus melanjutkan kegiatannya yang penuh hasrat.Sentuhan ciuman, sentuhan lembut di pipi, jari-jari yang saling mencari, membuat Jeonghan semakin terbawa suasana dan meminta lebih. Tangannya ia bawa untuk menggenggam area sensitif Seungcheol yang sudah menegang di bawah sana, seakan memanggil dirinya untuk ia jamah.Saling melepas pagutannya karena kekurangan oksigen, nafas mereka terengah-engah, tubuh terasa hangat dan nafsu yang mulai memuncak. Seungcheol mendekatkan wajahnya pada batang leher Jeonghan, membubuhkan beberapa ciuman disana hingga kulit halusnya berbecak merah sambil mendorong Jeonghan hingga mentok ke meja makan.Menurut Seungcheol, menghirup aroma tubuh Jeonghan membuat dirinya semakin bergairah. Aroma sabun yang segar berpadu dengan wangi alami kulit Jeonghan menciptakan sensasi yang menenangkan. Kini tangannya tidak tinggal diam, ia membawanya pada pantat Jeonghan yang menganggur. Ia remas-remas bongkahan itu dan memukul mukulnya sedikit kencang membuat Jeonghan semakin menggigit bibirnya menahan desahan.Dibalikannya tubuh Jeonghan dan mendorongnya pelan agar berbaring di atas meja dengan kaki yang masih menapak di lantai.Seungcheol jongkok tepat di depan lubang pantat Jeonghan sedangkan sang empunya pasrah, membiarkan lelaki itu melakukan apapun di tubuhnya termasuk lubangnya yang sudah dimasuki oleh lidah Seungcheol. Jeonghan mendesah keras dan memejamkan matanya menikmati lidah Seungcheol yang bermain-main di belakang sana.Ahh— nghh terus disitu racau Jeonghan merasakan titik nikmatnya ditekan tekan oleh lidah Seungcheol.Tidak puas hanya dengan memainkan lubangnya, Seungcheol juga mengocok penisnya.Jeonghan semakin gila dimanjakan dari depan dan belakang, racauan dan desahan terus keluar dari mulutnya, ia memejamkan matanya saat merasa dirinya akan keluar.M-mau keluar ucap Jeonghan rintih.Mendengar itu, Seungcheol melepaskan semua sentuhannya di tubuh Jeonghan dan membuat ia kebingungan mengapa Seungcheol menghentikannya ketika dirinya akan sampai.Namun ternyata Seungcheol sedang melepas jeans nya dan mengocok penisnya yang sudah tegang dan basah lalu bersiap untuk memasuki lubangnya dengan miliknya.Perlahan tapi pasti, penis besar Seungcheol menyapa lubangnya dengan dorongan yang sedikit kuat.Masih sempit ujarnya ketika merasa lubang Jeonghan yang masih saja susah dimasuki padahal mereka termasuk sering melakukannya.Seungcheol langsung menghentakkan pinggulnya kuat hingga penisnya mentok di dalam lubang temannya.Cheol! Jeonghan menjerit. Sakit saat lubangnya dimasuki sesuatu masih ada, apalagi dengan penis Seungcheol yang besar dan penuh membuatnya serasa terbelah menjadi dua.Pria itu mengecup punggung dan belakang kepalanya bertubi tubi guna menghilangkan sedikit rasa sakitnya, lalu mulai menggerakkan pinggulnya. Mencengkram pinggang Jeonghan dan mendorong penisnya keluar masuk lubang si manis.Jeonghan terus mengerang dan mengerang saat temannya terus menggenjot penisnya yang besar ke dalam dirinya dari belakang.Cara ia mendorong penisnya dengan bebas ke lubangnya, jelas Seungcheol dalam misi untuk mendominasi pantatnya dan mengklaim sebagai miliknya.Ahh.. umm ummErangan itu terus keluar dari mulutnya. Suara-suara itu membuat Seungcheol lebih terangsang mengetahui Jeonghan selalu menikmati setiap sentuhan yang ia berikan.Lebih cepet cheolDengan senang hati Seungcheol mengabulkannya. Ditariknya rambut Jeonghan hingga membuat empunya menenggakan wajahnya.Dorongan keras dan pasti terus ia berikan pada lubang Jeonghan, bunyi kecipak antara kulit dan kulit menggema di seluruh ruangan.Jeonghan ikut menggerakkan pinggulnya saat merasakan dirinya akan sampai, hingga membuat goyangan mereka berantakan. Mereka terus mendorong ke depan dan belakang, kemaluan Seungcheol terkubur dalam-dalam dan membengkak, tak lama kemudian meledak di dalam analnya.Cairan demi cairan mengalir deras hingga bercucuran mengotori lantai dapur itu, Seungcheol bersandar di atas punggung Jeonghan dan mengecupinya berulang kali.makasih ucapnya terengah-engah berkat dari goyangan hebat tersebut.Seungcheol melepaskan miliknya dari sana, membersihkan cairan mereka dan sedangkan Jeonghan masih berbaring di atas meja tersebut, terlalu lelah untuk membangkitkan tubuhnya dan sakit untuk hanya sekedar bangun.Diem aja disitu, nanti gue gendong ke kamarJeonghan hanya pasrah didalam gendongannya, tak banyak bicara dan menutup matanya sampai dibaringkan ke kasurnya.Besok ada pemotretan gak? Jeonghan hanya menggeleng.Seungcheol sedang membersihkan tubuhnya, sesekali mengecupi seluruh wajah dan tubuhnya, bahkan ia masih sempat untuk mengisap buah dadanya dan membuat Jeonghan meringis kecil karena digigit kecil.Setelah itu mereka tertidur, mengistirahatkan tubuhnya masing-masing setelah hari yang yang melelahkan dan diakhiri dengan mengisi energi lewat kegiatan tersebut.Namun, beberapa jam setelahnya mereka melakukannya kembali karena Seungcheol yang terbangun dan mengajaknya untuk berbuat di tengah malam itu hingga berkali-kali dan berbagai gaya. Kebetulan besok mereka berdua day off, katanya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan