
— Ruang Tamu (2)—
Bagian 3
PLAK
Ardi bisa saja mendorong Raka kuat, tapi tak dilakukannya karna sial, perlakuan Raka mebuat dirinya mencapai kepuasan.
“AHHH MUNCRAT MUNCRAT” Ardi kelonjatan mengeluarkan spermanya.
“Lonte, dipukul malah suka yaa?gimana nanti kalau lubangnya dikobel?sampe pipis pasti”
Bagian 3
—-Ruang Tamu—-
“Kok diem, mulutnya cuman bisa ngedesah aja?” Raka bergerak semakin mepet.
“Atau lagi mikirin kontol raka?mau dikontolin ya lubangnya sama anak sendiri?”
Mendengar hinaan Raka, membuat ku spontan menampar
“Anak kurang ajar, aku ini papa mu, jaga omongan mu.” Dengan gerakan cepat raka menciumku,
Ardi menggeleng gusar dan mendorong badan raka.
Ciuman terlepas yang buru-buru dipangut kembali oleh pemuda itu, tetenya dimainkan membuat badan ardi lemas karna kenikmatan.
“katanya papa mau aku? Aku kasih deh”
Situasi ini bisa terjadi dikala Ardi tertangkap basah, berbuat mesum diruang tamu.
Flashback
“N━nnghhh━Rakahghh … Enakkhh bangethh━haaahh …”
Suara itu berasal dari ruang tamu gelap yang diisi oleh ardi.
Ardi mempelintir pentilnya, memikirkan raka menyusu di nenenya.
Setelah permainan ranjangnya dengan Kinara Ardi masih belum puas, ada dua hal ketidak puasan Ardi. Satu Ardi tidak sepenuhnya muncrat. Kentang sekali permainan rajang kali ini,Pikirnya. Kinara mungkin mengira ia sesange ini karena dirinya, padahal itu semua karena lubang suaminya yg gatal pengen diisi kontol anaknya yang tak sengaja ia lihat.
Ardi tetap melanjutkan permainan ranjangnya tak mau Kinara curiga, Ardi juga masih ingin membuktikan kalau dia pejantan tangguh,menyangkal rasa inginnya kekamar raka menyampaikan rasa nafsunya ingin di entod oleh anaknya sendiri.
‘Tidak tidak akan ku lakukan, aku ini pejantan tangguh’
“Persetanan” aku fokus mencari kenikmatan
Aku semakin memelintir pentil ku.
“Unghhh!Ssh.. i— yaa teruss mainin tete papa kaa.. ahh”
‘Dia tau lubangnya yang lebih minta dipuaskan tetapi ia bingung harus apa, selama ini dia yang memberi kepuasan kepada kinara, dia yang memberi kenikmatan kememek kinara. Dia selalu mendapat pelepasan setiap memek sempit kinara menggigit kontolnya,Sekarang justru lubangnya yang gatal dia kebingungan harus berbuat apa, semua trik ranjang yg dia punya hanya tau memberi kepuasan kepada wanita.’
CLEK
Lampu menyala, Seakan jantungnya sudah merosot kebawah, gairah yang tadi menggebu seketika lenyapbadanku diam kaku berfikir ketauan oleh kinara, apa yang harus kukatakan kepada kinara soal kelakuan suaminya.
“Jadi.. seorang kepala keluarga lesmana pria yang beribawa, berbadan kekar, dipuja puja wanita diluar sana, nafsu mikirin anak laki-lakinya sendiri”
Aku mendongak mendengar suara raka yang berdiri beberapa langkah didepan ku, bingung lega karena bukan kinara tapi sial orang yg dipikirkannya yang memorgi dirinya
“BUKAN!! kamu salahpaham” aku spontan berteriak menanggapinya. Jelas malu mendengar omongan raka.
Ardi mengatur nafasnya tersengal sengal kembali ke situasi yang ia hadapi sekarang, “bocah seperti mu mana mengerti soal kepuas—an“
“Kita buktiin aja” Potong Raka tiba-tiba, yang tidak dijawab sama sekali oleh papanya gusar memikirkan sesuatu.
Raka diam menunggu respon papanya, matanya sudah dipenuhi kabut nafsu, tapi tetap tak memaksa, bisa saja ia menghipnotis papanya lagi, tapi tidak, ia ingin melihat seberapa kuat papanya yang penuh wibawa ini memutuskan akhir perjalanan permainan ini,kita lihat seberapa kuat papanya mempertahankan harga diri prianya itu.
Sengaja biar petahanan papanya cepat runtuh. Walau ia tau papanya bakalan tetap setuju, mengingat hipnotis yang Raka berikan, lubang Ardi pasti semakin gatal dan tambah gatal dengan sentuhannya dan benar Lubang Ardi semakin gatal dibuatnya.
“Aahhk“ satu desahan berhasil lolos keluar dari mulut Ardi
“Aku tanya sekalai lagi, papa mau apa enggak?” Tangannya ia bawa memainkan pentil tete ardi. “Pentil papa aja udah tegang gini”
“Oke, tapi kalau kamu ga bisa muasin, tutup mulutmu jangan kasih tau mama.”
Pertahanan Ardi runtuh, nafasnya terengah engah dengan permainan tangan anaknya, ia menerima tapi dengan syarat, dia perlu pastikan kalau istrinya tak tau hal ini.
Raka tersenyum ‘kena’
•
•
•
•
Bibirnya sudah disambut hangat dengan bibir Raka. Meraup bibir bawah Papanya dan mengecap seluruhnya dalam dalam.
Sekarang wajah papanya udah merah padam. Tangan Raka nggak kalah aktif, bergerak menyapa leher tegas Papanya hingga kemudian turun perlahan, hingga berhenti tepat di tete montok papanya, pentil Ardi tegang maksimal.
Dia mainkan pentil Papanya yang tak terbungkus oleh apapun, disambut dengan muka keenakan papanya yang sekarang akan selalu jadi favoritnya.
“Kayak lonte deh papa.” Ungkap Raka dengan tawa kecil.
“Kurang ajar, aku ini papamu bukan lonte“
Tentu saja Ardi masih marah. Meski jauh di dalam dirinya merasa nikmat. Ardi masih punya harga diri tinggi yang perlu ia pegang kuat-kuat.
Ardi Lesmana, adalah Pria yang selalu bisa membuat wanita terbang keenakan. Bukan sebaliknya.
“Diem.” Raka memotong
“papa sendiri yg bilang mau nurut.” Sambungnya.
“Anㅡhh!”
Desah putus Ardi keluar dari mulutnya dikala kedua puting Kepala keluarga Lesmana dicubit keras, membuat lubang yang masih tertutup celana tidur tersebut ikut berkedut tidak karuan.
“Bukan lonte katanya, baru juga diginiin kok mulutnya udah bawel?”
“Raㅡka ahh!”
Lagi-lagi Ardi mendesah kali ini deshanan panjang dikala putingnya dimainkan asal. Lengkap dengan sebelah tangan Raka yang membelai leher tegasnya turun menuju perut berototnya..
“Enak pa, pentilnya dimainin sama anak sendiri?” Tanya Raka dengan jemari lainnya yang menari di atas perut Papanya.
Semakin turun, mengikuti jalur perut kotak kotak Ardi yang membawanya ke tempat kenikmatan Papanya.
Ardi tak mampu menjawab. Hanya napas tersenggal yang bisa ia hembuskan dikala telunjuk sang anak menusuk pelan lubangnya yang masih dilapisi kain.
“Aahhh”
Raka yang sudah memimpin permainan benar-benar tau cara untuk membuat Ardi menggila. Ardi akui teknik anaknya sangat membuatnya gila frustasi.
Padahal kontolnya sama sekali tak disentuh, namun keras sudah dengan sedikit noda terbentuk dibagian kepala.
•
•
•
Setelah melepaskan celana papanya, Raka baringkan Papanya diatas sofa,
“Aa-aaahhgh” Ardi mendesah saat tangan Raka dengan kali ini benar benar memainkan pentilnya, memilin dan mengusapnya kuat, membuat papanya frustasi setengah mati.
Pentil papanya dicubit dan ditarik “hhaah.. ahh- ja—aahhhngan di—haahaa tarikhh“ Ardi tak kuasa menahan rangsangan rangsangan yang Raka berikan kepada pentil. Tak pernah dalam hidupnya buat mainin pentilnya, yang biasa lakukan justru memainkan pentil istrinya.
“Tolol, badan gede tapi suka tetenya dimainin, diaminin sama bocah lagi.” sebelum akhirnya Raka menenen ditete Ardi yang montok hasil ngym, pentil di tete tersebut dihisap kuat.
“Nghh hhhaaahh… hmmphh iyaa teruss aahh ahhh”
Kalau boleh jujur melihat muka Raka dari bawah sini bikin Ardi semakin sange, muka anaknya yang selalu terlihat anak kecil di mata Ardi dan Kinara malah sekarang ada diatasnya apalagi omongan omongan kasar Raka.
ah, Ardi jadi teringat Kinara yang di kamar lantai atas, gimana kalau Kinara mergokin dirinya yang keenakan dicabulin sama anaknya, Ardi makin makin sange dengan pemikirannya, jadi dia gesek gesekin kontol miliknya ke celana Raka, Untuk malam ini tak apa Ardi membuang harga dirinya.
Satu hal yang pasti, Ardi tak kan pernah tau kenapa lubangnya tbtb terasa gatal minta dipuaskan, kenapa pentilnya jadi begitu sensitif,kenapa tbtb dia tak lagi nafsu dengan istrinya, Ardi takkan tau semua itu hasil hipnotis Raka anaknya, dan selamanya akan terbenam dialam bawah sadarnya. Bola mata Raka menggelap serta senyuman miring mengingat hal itu.
Celana milik Raka udah sesak dibawah sana, papanya yang nggak berhenti menggesakan kontol mereka, kontol Raka yang masih ditutupi celana bikin ngilu pengen cepet cepet Raka keluarin. Belum lagi basah karna peju yang keluar sedikit sedikit dari kontol Ardi akibat permainanya.
Tapi Raka Tidak mau cepat cepat ke menu utama masih mau main main sama Kepala keluarga Lesmana ini. Raka mau menanam di otak papanya kalau bermain dengan Raka jauh lebih nikmat dibanding dengan mamanya tadi.
Raka bangun dari posisinya “udah basah aja pa, mau banget ya dikontolin BOCAH?” Sengaja Raka menekan kata terakhir mengejek papanya.
Telapak tangannya ia bawa untuk memukul paha Ardi keras-keras. sudah tak ada sehelai kain dibadan papanya.
PLAK
“AHKHH!!”
PLAK
Ardi bisa saja mendorong Raka kuat, tapi tak dilakukannya karna sial, perlakuan Raka mebuat dirinya mencapai kepuasan.
“AHHH KELUAR KELUAR” Ardi kelonjatan mengeluarkan spermanya.
“Lonte, baru dimainin pentil sama dipukul udah keluar aja?gimana nanti kalau lubangnya dikobel-kobel?sampe pipis pasti,mau dikobel kobel kasar iya??!”
Bukannya marah dikatain anaknya Ardi justru semakin sange persetan sama harga dirinya bahkan dirinya yang sekarang kelihatan menyedihkan.
Raka menggigit lalu menghisap kuat paha dalam papanya yang daritadi dipukuli dengan pukulan kuat, memberi cupang.
“Besok pake celana pendek. Biar mama, staff kantor papa tau papa lonte anaknya sendiri”
Lubang Ardi berkedut hebat mendengar ucapan Raka.
“Tuh kan, emang lonte, dikatain malah berkedut lubangnya.”
Raka menggesek lubang papanya dengan jemari.
“Angh~ Anghhmmmhhhb!!
“Papa gak perlu ini kan."
“Aang—Aahkk jangan diremes..”
Raka meremas penis Ardi yang lagi lagi sudah tegang , berniat menghalangi orgasme Ardi.
Mata Ardi terbelalak karena tiba-tiba merasakan sensasi asing didalam lobangnya.
Satu jari dari tangan lain Raka berusaha menerobos masuk melalui belahan pantatnya.
“Rakaaㅡ ahhh ahh jangan dimasukin Nak!” Ardi berusaha bergerak menjauhkan tangan anaknya yang lebih dulu masuk didalam lubangnya.
Raka menahan papanya, dengan jari tengah yang tetap berada dilobang papanya
Raka tau seumur hidupnya, Ardi tak pernah jadi pihak penerima. Wajar jika nalurinya menolak.
“Gila, sempit banget lobang papa. Pasti enak kalo dimasukin kontol.”
“Haaㅡ Ssaakitt”
“Tahan kek, malu sama badan berotot papa, gini aja sakit” Sial, Kalau saja Ardi tak berada disituasi ini pasti ia akan sangat kesal dan murka.
Ardi mendesah ribut dikala Raka masukan lagi jari telujuknya dan bergerak dengan gerakan gunting, meregangkan lubang yang belum pernah dijamah dari belakang.
Kepala Ardi begitu pusing dengan sensasi yang belum pernah ia dapatkan selama ini dan semuanya terasa buram, pertama kalinya ia diperlakukan sebagai pihak penerima. Sensasi aneh, sakit namun entah kenapa terasa nikmat tercampur menjadi satu.
Kemana harga dirinya? Ardi benar benar berantakan di tangan anaknya sendiri.
tak lama ia keluarkan jari jarinya,
Tak ayal Ardi merasa kekosongan,tangan Raka dengan cepat melepaskan celana dirinya, tangan kirinya mengambil sperma papanya yang sudah muncrat tadi digunakannnya sebagai pelumas kekontol dirinya.Mata Ardi tak lepas dari kontol besar tersebut.
“Papa mau?”
Raka mendekat kembali lalu menggesekkan kontolnya dilubang luar papanya.
“Jawab, lonte.”
PLAK
PLAKK
“Mau! Paㅡ AHH! Pa mau!” Kewarasan Ardi malam ini benera bener udah hilang entah kemana.
Lalu untuk pertama kalinya, Raka memasuki Ardi perlahan. Kontolnya terhimpit sempit lubang papanya, Sang pria berotot.
Ardi meringis sakit, sakit yang hampir ia ungkapkan diujung lidahnya ia tahan. Sangsi.
“Rileks, Pa.”
Bisik menenangkan sambil kembali menyentuh pentil papanya agar nikmat bisa mengalahkan rasa sakit yang tengah melanda. Belum waktunya Raka bermain kasar.
mengangguk paham dan menarik napas panjang sebelum kontol tegang Raka semakin masuk ke dalam.
“Raka! annh!”
kini miliknya sudah menerobos sempurna ke dalam.Badan Ardi serasa terbelah menjadi dua. Saking sakitnya.
Raka biarkan Papanya beradaptasi dengan kontolnya.
“Aahh ngghh Ge-ahh ah rakinㅡ.”
“Gatel banget si lonte” setelaha mengucapkan kalimat tersebut tanpa berlama-lama Raka mulai menyodok kuat dan melakukan gerakan maju mundur dengan tempo yang stabil.
Ardi mendesah ribut. “Anghh mhh ahh aahhh kontol kamu kok gede banget anghh ampunhh..” Raka tertawa mendengarnya
“Gimana kalau mama tau papa lagi ngedesah tolol gara gara dikontolin anaknya??Apa perlu kita naik bangunin mama?Kasih tunjuk suami gagahnya lagi jadi lonte, iya?”
Mengucapkan itu semua membuat Raka berpikir suatu saat nanti akan mewujudkannya.
”Nghaaaㅡ” Ardi hanya mampu mendesah
“Baru juga mulai udah ga bisa jawab.”
“Sialan, lobang papa enak banget nnhh!”
Raka dengan cepat menaikkan tempo permainannya. Badan Ardi dipenuhi peluh, rambutnya sudah basah oleh keringat, tangannya ia buat kokoh agar tidak oleng dari posisi. Rasa nikmat mulai menjalar di segala pusat tubuhnya.
“ahhhㅡ pe-gang ka nghh” tetenya sungguh gatal, ia minta untuk diperhatikan juga
“Pegang? Pegang ini?”
“aarrhh... aahh” Raka bawa tangannya memelintir puting Ardi, menstimulai kontol dan lubang Ardi yang tengah berkedut menggila.
Melihat respon ribut tersebut Raka mengulangi pelintirannya dari puting kanan lalu ke kiri. Membuat Ardi mendesah patah-patah karena mendapatkan rangsangan bertubi-tubi, Kepalanya menengadah ke atas.
Seluruh tubuh Ardi dapat merasakan sensasi dari hentakan kontol Raka pada lubangnya.
Raka hentak hentakan kontolnya sambil mencari sesuatu di lubang papanya. Lalu tiba tiba.
“Aaaㅡ!” Ardi menjerit pada saat Raka mengenai sesuatu
Bingo
“Di sini, pa??” Ucapa Raka sambil menggoda Papanya menyodok keras spot tersebut dua kali.
Ardi merasa pelepasannya sudah diujung tanduk, namun ia tahan sekuat tenaga agar tidak kembali keluar lebih dulu dari anaknya.
“Di sini kan?” Goda Raka lagi
“Raㅡaka! Saialanhh ahh!” Wajah Ardi memerah entah karena marah atau nikmat
“Ahh! Ahhhㅡ Rakaa!”
“Gimanaa nnhh paa? Enak ga dikontolin bocah?“
Sodokan Raka semakin brutal, pun tangannya semakin jail di pentil papanya. Semakin brutal sodokan Raka, semakin tersiksa pula Ardi. Dia ingin ejakulasi.
“Ahhh enak, enak banget, ra ahh sss ka jago banget”
Ardi benera tidak tahan, pelepasannya sudah semakin diujung tanduk.
Melihat bola mata papanya yang memutih jari kakinya menekuk kedalam. Raka meremas kontol Ardi kencang
“Anggh— !! ahhh jangann Angh diremas hah” pelepasannya tak jadi sampai,
‘sial sial’
“Mau keluar?”
“M-mau aaah!”
““Mohon, mohon kayak lonte baru Raka kasih papa keluar” Raka ingin mendengar mulut Ardi mengeluarkan kata kata kotor dan binal.
"ngghhh—aarrhh... aahh pleaseee, lecehin terus mmhhh. Bikin papa muncrat nghhh.." Kata Ardi tak tau malu, Ardi ngedongak keenakan sambil mangap mangap julurin lidahnya. Sungguh berantakan ditangan anaknya.
Gerakan Raka makin kasar mendengar omongan papanya dan justru makin bikin Ardi kelojotan tolol dengan cairan yang sudah mulai menetes deras., apalagi pas kontolnya mentok terus numbuk prostat nya
“Bareng. Nghh nhhaㅡ”
Raka menarik hampir keseluruhan kontolnya keluar, dan menyodok semua kembali dengan kuat. Diulang berkali-kali membuat badan Ardi bergetar hebat berulang kali terantuk dengan kuat.
“Ahhh iㅡiya bareng! Ngghaaa!”
“Emang udah kayak lonte kepala keluarga Lesmana ini, emang pantes di kontolin anaknya
Tutup Raka menggenjot dengan cepat dan kasar serta merta menyambut pelepasan deras Ardi.
Tak lama kemudian, Raka juga memenuhi di dalam lubang papanya.
Napas keduanya memburu, kegiatan panas tersebut menyedot tenaga keduanya, terutama Ardi yang baru mengalami segalanya pertama kali. Sudah ambruk diatas sofa.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
