The Broken Doll

2
0
Deskripsi

The Broken Doll

Seorang anak kecil yang terkungkung

Pada sepi yang terus berkunjung

Rasa hampa yang terus menggaung

Dia mungkin sudah remuk

Dalam cekcok yang terus berkecamuk

Namun, kepada pengabaian ia tunduk

Seorang anak yang terisolasi

Bersadrah pada rasa sepi

Jerit merangsek masuk ke dalam hati

Angkah mengambang, tak berfondasi

Kepada siapa ia harus berserah diri?

Kita semua adalah individu yang kesepian yang memenuhi muka bumi. Kita mencari tempat untuk melepaskan luka-luka yang ada di...

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Nenek Moyangku Seorang Pelaut
0
0
Dirgahayu ke 76 RINenek moyangku seorang pelaut. Gemar mengarung luas samudera. Menerjang ombak tiada takut. Menempuh badai sudah biasa.Sepenggal lirik lagu itu mungkin sudah tidak asing bagi kita. Bahkan sejak kecil, kita sudah dikenalkan dengan lagu tersebut. Lagu nenek moyangku seorang pelaut sendiri adalah lagu ciptaan Ibu Saridjah Niung Bintang Soedibjo atau yang biasa dikenal sebagai Ibu Soed. Dalam lagu ini, Ibu Soed memberikan pesan moral tentang perjuangan, moral, bahkan sejarah mengenai negara Indonesia yang memiliki keunggulan dibidang maritim.Mengacu pada zaman dulu, nenek moyang kita memang berasal dari daratan yang jauh dari Nusantara, hidup secara berpindah-pindah (nomaden). Mereka menjelejahi tiap-tiap jengkal muka bumi bersama-sama untuk mencari penghidupan. Hingga akhirnya pergi jauh ke sebuah daratan luas yang asing. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan mengarungi samudera. Namun, tentunya perjalanan itu tidak bisa kita bayangkan seperti halnya kita pergi menggunakan kapal seperti saat ini. Waktu itu, teknologi dan pengetahuan maritim masih terbatas. Mereka pastinya melakukan uji coba untuk mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman yang nantinya jadi bekal untuk mengarungi samudera. Sebagian dari mereka juga sebelumnya sudah hidup di dalam lingkungan berair, seperti rawa dan sungai.  Dengan keadaan tersebut, nenek moyang kita sampai di Bumi Pertiwi.Bukti - bukti kehebatan, kepintaran, dan kegigihan mereka dapat kita lihat pada peninggalan yang bisa kita temui saat ini. Misal, teknologi perahu yang ada di Nusantara. Kita sering melihat perahu-perahu nelayan di pinggir pantai. Perahu-perahu tersebut biasanya sudah menggunakan cadik sebagai penyeimbang ketika perahu menghadapi arus/ombak yang lebih kuat. Perahu bercadik sendiri merupakan kemajuan teknologi maritim karena sebelumnya masyarakat zaman dahulu hanya mengenal transportasi air berupa bambu yang diikat (semacam rakit). Penggunaan perahu bercadik juga digambarkan pada relief Candi Borobudur yang kemungkinan merupakan kapal yang digunakan Dinasti Sailendra untuk penjelajahan Oseania pada abad ke 8.Kehebatan lainnya bisa kita lihat pada armada laut Majapahit dan Sriwijaya. Tranportasi laut tersebut telah berkembang dari sekedar perahu kecil yang hanya memiliki lambung seadanya, menjadi sebuah kapal besar dengan bagian-bagian kapal yang lebih rumit. Kapal besar itu telah mengantar kedua kerajaan tersebut menuju kejayaan.Kita juga mengenal Perahu yang sangat tersohor hingga manca negara, yaitu Perahu Pinisi yang ada di dalam gambar. Perahu Pinisi sendiri merupakan kebudayaan khas Suku Bugis, Suku yang sangat ulung dalam melaut. Bagi masyarakat Suku Bugis, Perahu Pinisi adalah suatu hal yang sakral. Pembuatannya melalui berbagai proses dan ritual adat, seperti menebang lunas, pemilihan hari, dan ritual yang lainnya. Hal merupakan bentuk rasa hormat terhadap  alam sekitar dan makhluk gaib atau sesuatu yang memiliki  daya magis. pembacaan mantra juga merupakan bukti bahwa suku Bugis-Makassar percaya bahwa manusia hidup berdampingan dengan alam dan bergantung pada yang kuasa.Info lengkap mengenai Perahu Pinisi dapat ditemukan disini:https://karyakarsa.com/choirilhanan/makalah-perahu-pinisiNilai yang mungkin bisa kita ambil adalah proses dari kehidupan sederhana sebagai manusia nomaden yang mencari tempat baru diujung pesisir yang belum terjamah, membuat nenek moyang kita berusaha belajar dan berjuang membentuk teknologi dan pengetahuan yang menuju suatu peradaban. Selain itu kebersamaan antara sesama manusia dan manusia dengan alam sekitar yang juga tertera pada lirik Melaut kita beramai-ramai membuat nenek moyang kita berhasil menuju negeri gugusan pulau ini. Usaha yang dilakukan dengan giat dan kerjasama yang baik untuk evolusi peradaban yang lebih baik, sehingga menciptakan kebaruan (discovery) yang bermanfaat.Selain itu, kalimat Nenek moyangku seorang pelaut juga menandakan bahwa sejak zaman dahulu, Ibu Pertiwi adalah rumah bagi keragaman budaya. Negeri ini telah menerima multikulturalisme untuk berbagi kehidupan.Di dalam gambar juga terdapat ilustrasi kain ulos yang merupakan kain khas Suku Batak. Kain Ulos sudah ditetapkan oleh pemerintah sebagai warisan budaya tak benda pada tahun 2014. Kain yang dibuat dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) ini dipilih karena filosofinya. Kain Ulos adalah lambang kasih sayang, kehangatan, dan kesatuan. Pada prakteknya, masyarakat Suku Batak akan mengadakan upacara mangulosi, yaitu dimana orang Batak akan membagikan Ulos sebagai bentuk kasih sayang. Hal ini sesuai dengan pepatah orang Batak yang berbunyi, Ijuk pangihot ni hodong, ulos pangihot ni holong (Jika ijuk adalah pengikat pelepah pada batangnya, maka ulos adalah pengikat kasih sayang antar sesama). Nilai kasih sayang dan persatuan pada kain Ulos ini yang sebenarnya kita butuhkan sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia kala pandemi dan berbagai cobaan yang datang kepada negeri ini.Berdasarkan 2 nilai di atas, yaitu perjuangan (Lagu nenek moyangku seorang pelaut) dan persatuan (Kain Ulos), bagaimana cerminannya terhadap keadaan di dalam masyarakat?Saya sendiri merasa sepenggal lirik tersebut terasa ironis sekali. Kita memang bangsa pejuang. Tak kenal lelah. Sejak dahulu kala, nenek moyang kita mengarungi samudera, menaklukan ombak walaupun harus tenggelam kesekian kali. Garis keturunan kita adalah seorang yang tangguh. Ya kita memang pejuang, tapi apakah di rumah sendiri kita harus berjuang? Kenyataanya adalah masyrakat memang harus nelangsa di rumah sendiri. Hidup tidak pasti, seperti cuaca. Apakah kata pejuang ini harus dibanggakan? Sedangkan saudara yang lain hanya asik menonton (bahkan menikmati hasil susah payah saudara yang lain).Salah satu contohnya, masih banyak orang yang memanfaatkan subsidi pemerintah, padahal rumahnya mewah dinding beton dan memiliki mobil bagus. Mereka yang seperti itu tidak ada bedanya dengan para penjahat korporat bukan? Seharusnya kita berempati dan punya rasa malu, terutama saat kondisi seperti sekarang ini. Sebagian kita yang memiliki harta berlebih, harus membantu saudara kita yang kekurangan. YANG MAMPU MEMBANTU YANG SUSAH, BUKAN BIKIN ORANG SUSAH MAKIN SUSAH. Kalo memang kita tidak mampu atau tidak mau membantu, setidaknya jangan mengambil hak orang lain, jangan kebanyakan pamer terutama saat ini dimana masyarakat sedang kesusahan, dan jangan membuat kegaduhan karena dengan addanya pandemi ini saja semua orang sudah banyak yang menjerit.Mungkin kita juga lupa, di akhir bait dalam lirk itu tertulis, Melaut kita beramai ramai. Yah nenek moyang kita hidup berkelompok dan susah payah bersama. BUKAN nyusahin orang, nikmat sendiri. Artinya, kita hidup berdampingan. Hidup bergotong royong saling membantu dalam kebaikan. Terlebih lagi dalam kondisi seperti ini. Seharusnya SETIAP ORANG, bukan hanya pemerintah, harus sadar dan BEREMPATI. Jangan pula ada udang dibalik batu ketika yang lain sedang pilu. Jangan hepi sendiri aja di kondisi pandemi, sedangkan yang lain tertatih tatih menghadapi hal yang tidak pasti.Masih banyak hal yang perlu dibenahi. Dengan itu, kemerdekaan ini, kita mulai bersama yang lebih baik.Kita ini bangsa Pejuang.Tulisan ini adalah cara saya merayakan kemerdekaan Indonesia di tahun 2021. Tulisan ini juga sebagai bentuk apresiasi saya sebagai mahasiswa antropologi terhadap nilai budaya lokal dan sejarah Indonesia. Mohon maaf atas kekurangan/kesalahan pada tulisan saya. Saya juga mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan. Untuk perbaikan atau informasi tambahan, boleh komentar di bawah atau kontak saya. Terimakasih
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan