01. Di buang

0
0
Deskripsi

“Gimana, suka sama makanannya?” tanya Sandra dan si kembar pun mengangguk.

“Kalo gitu dihabisin, ya? Ada yang mau es krim gak?" tanya Sandra, dan si kembar mengangguk antusias.

“Tapi es krimnya beli diluar restoran, kalian Mama tinggal sebentar di sini ya, gak apa-apa 'kan?” tanya Mamanya, dan Chrystal mengangguk.

“Tapi jangan lama-lama ya, Ma. Clara takut cuma berdua sama Chrys di sini,” ujar Clara, membuat Sandra hampir menangis.

“Gak lama kok, sayang. Kalian tunggu di sini ya,” ujar Sandra seraya mengajak Eros untuk menemaninya.

Happy Reading

 

Di hari minggu pagi, dua anak kembar dengan sifat yang berbeda, tengah bersiap karena Mamanya dan Omnya akan mengajaknya pergi jalan-jalan ke Puncak. Dimana Puncak adalah salah satu tempat yang sangat ingin mereka kunjungi.

“Anak-anak, udah selesai siap-siap belum?" tanya mamanya dari lantai dasar.

Ia adalah, Sandra. Wanita ⁠⁠⁠⁠⁠⁠⁠single parents yang cantik dan masih awet muda. Ia menikah di usianya yang masih muda, dan di tinggalkan suaminya beberapa tahun yang lalu.

“Iya, Ma. Clara udah siap kok. Ayo, Chrys kita ke bawah,” ajak Clara, dan Chrystal hanya mengangguk.

Semenjak kepergian Papanya, Chrystal menjadi anak yang pendiam dan introvert. Berbanding terbalik dengan Clara yang setiap harinya ceria walaupun ia sebenarnya juga terpukul atas kepergian sang Papa.

Setibanya di lantai dasar, mereka sudah melihat Mamanya dan kekasih Mamanya di ruang tengah. Sejujurnya, Chrystal tidak menyukai laki-laki itu, dan entah kenapa Chrystal merasa laki-laki itu bukanlah laki-laki baik.

“Wah, anak-anak Mama cantik-cantik sekali,” puji Mamanya, dan Clara tersenyum lebar mendengarnya.

“Karena udah siap semua, ayo kita berangkat. Sebelum hari semakin siang,” ajak pacar Mamanya, Eros.

“Om Eros, kita ke puncak naik apa?” tanya Clara polos, dan dengan senyuman paksa Eros menatap Clara.

“Kita akan naik mobil, Sayang. Ayo,” ajak Eros dengan menggandeng tangan Clara, sedangkan Chrystal hanya mengekorinya.

Mamanya merangkul lengan Eros mesra, dan hal itu terlihat dengan mata kepala Chrystal sendiri. Sempat terbesit sebuah pikiran buruk di kepalanya, jika kepergian Papanya ada hubungannya dengan Mama dan juga pacarnya itu. 

Sebenarnya, aku curiga. Apa jangan-jangan Papa bunuh diri gara-gara mergokin Mama selingkuh sama Om Eros? Atau jangan-jangan sebenarnya Papa dibunuh sama mereka, bukan bunuh diri?

***

Perjalanan menuju puncak memakan waktu yang cukup lama, membuat mereka kelelahan setibanya di villa yang di sewa oleh Eros dan Mamanya.

“Wah! Mama, villanya bagus banget, Ma," ujar Clara dengan semangat, dan Sandra tersenyum menanggapinya.

“Bilang apa sama Om Eros, udah diajak liburan ke puncak?” tanya Mamanya, dan Clara dengan semangat menoleh kearah Eros.

“Terima kasih Om Eros udah ajak aku sama Chrystal liburan ke puncak,” ujar Clara, dan Eros hanya mengangguk menanggapinya.

“Ya udah, kalian pasti capek 'kan sekarang istirahat ya. Di pintu udah ada nama kalian,” ujar Sandra, dan mereka pun langsung pergi ke kamar untuk istirahat.

“Sandra, kamu jangan lupa ya. Tujuan kita kesini itu apa,” peringat Eros, dan Sandra mengangguk patuh.

Sebenarnya Sandra berat harus melakukan ini pada anak-anaknya, tapi jika ia mempertahankan anak-anaknya, ia akan selamanya hidup dalam kemiskinan. Sesekali ia juga ingin menjadi egois, dan memikirkan dirinya sendiri.

***

Malam harinya, mereka tengah makan malam bersama tiba-tiba ponsel Eros berdering dan ternyata telepon dari Ibunya. Eros memberikan isyarat pada Sandra untuk mengusir anak-anaknya dari meja makan, Sandra pun mengerti seraya mengajak si kembar untuk pergi istirahat.

“Sekarang sudah malam, kalian tidur ya. Besok pagi kita akan jalan-jalan di kebun teh, mau?” tanya Mamanya dan sudah pasti Clara yang paling semangat.

“Nanti kita akan nikamti teh hijau dari daun teh asli 'kan, Ma?” tanya Clara, dan Sandra mengangguk.

Clara memang pencinta Teh, sama seperti almarhum Papanya. Berbeda dengan Chrystal, ia alergi dengan teh dan lebih menyukai kopi. Bahkan ia sampai memiliki keinginan untuk membangun pabrik kopi dan kedai kopi.

“Selamat malam anak-anak,” ujar Mamanya seraya keluar dari kamar si kembar.

“Selamat malam, Mama,” sahut si kembar, sebelum memejamkan matanya.

Di depan pintu kamar si kembar, Sandra bersandar sambil menahan tangis dan iba di hatinya. Sangat berat melakukannya tapi ia juga ingin menjadi egois untuk pertama kalinya.

Maafkan Mama, anak-anak. Maaf.. Suatu saat jika kita di pertemukan lagi, semoga kalian gak benci sama Mama.. 

***

Keesokan harinya, sesuai dengan janji Sandra pada kedua anak-anaknya, ia mengajak Clara dan Chrystal berkeliling di kebun teh, bahkan membantu para petani memanen daun teh. Clara sangat bahagia, dan Chrystal tersenyum tipis melihatnya.

“Sandra.. Anak-anak.. Sudah siang, ayo istirahat sebentar,” teriak Eros, membuat Sandra dan si kembar menoleh.

Eros memang tidak ikut memanen daun teh karena menurutnya pekerjaan itu kotor dan tidak cocok dengannya. Ia memilih berteduh di sebuah gubuk tempat para petani biasanya istirahat.

Karena hari sudah siang dan mereka merasa lapar, akhirnya mereka memutuskan pergi ke restoran untuk makan siang. Suasana makan siang berjalan lancar dan tentram, sampai akhirnya Eros mengisyaratkan Sandra untuk memulai aksinya.

Sandra pun mengerti, lalu tersenyum mengusap pipi si kembar. Ia benar-benar tidak tega meninggalkan anak-anaknya yang masih berusia 10 tahun di luar kota seperti ini.

“Gimana, suka sama makanannya?” tanya Sandra dan si kembar pun mengangguk.

“Kalo gitu dihabisin, ya? Ada yang mau es krim gak?" tanya Sandra, dan si kembar mengangguk antusias.

“Tapi es krimnya beli diluar restoran, kalian Mama tinggal sebentar di sini ya, gak apa-apa 'kan?” tanya Mamanya, dan Chrystal mengangguk.

“Tapi jangan lama-lama ya, Ma. Clara takut cuma berdua sama Chrys di sini,” ujar Clara, membuat Sandra hampir menangis.

“Gak lama kok, sayang. Kalian tunggu di sini ya,” ujar Sandra seraya mengajak Eros untuk menemaninya.

Eros dengan senang hati langsung berdiri dan berjalan bersama Sandra meninggalkan si kembar tanpa berkata apapun dan menoleh ke belakang. Seakan-akan moment ini adalah moment yang sangat-sangat ia nantikan.

Saat masuk ke dalam mobil terlihat jelas kalau Chrystal dan Clara tengah menikmati makanan mereka dengan semangat. Hal itu membuat Sandra tak kuasa menahan tangisnya.

Eros tidak memperdulikannya, dan ia melajukan mobilnya meninggalkan halaman restoran seraya balik ke kota. Dalam perjalanan, Sandra hanya murung dan rasa khawatir dalam dirinya pun bergejolak.

Sandra hanya bisa diam sambil berdoa dalam hati agar anak-anaknya dilindungi dan dipertemukan dengan orang baik yang mau dan siap mengurus mereka hingga mereka dewasa dan sukses.

Sekali lagi, maafkan Mama Chrystal.. Clara.. Maaf..

 

 

To Be Continue…

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya 02. Di Nonaktifkan
0
0
"Baiklah, sisanya akan aku urus. Terima kasih,” jawab Daddy Devand, seraya menutup teleponnya.“Dad, jadi maksudnya?” tanya Devand yang tidak mengerti.“Nomor itu sepertinya sudah sengaja dinonaktifkan, jadi Chrystal tidak bisa meneleponnya lagi,” jawab Daddy-nya, namun Devand masih bingung.“So?” tanya Devand bingung.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan